Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Urgensi Pancasila
2.1.1 Konsep Pendidikan Pancasila
Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan,
program kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat multidimensional. Sifat
multidimensional ini menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai:
pendidikan nilai dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan kebangsaan,
pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak asasi
manusia, serta pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila tidak


boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak
boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi
Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan secara terminologi untuk pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang


mempunyai misi sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran akan norma
dan konstitusi UUD Negara Republik IndonesiaI Tahun 1945, pengembangan komitmen
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan penghayatan terhadap
filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
dimaksudkan sebagai upaya membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal
Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di sekolah adalah upaya mengembangkan kualitas warga negara
secara utuh dalam berbagai aspek sebagai berikut.
1. Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta
didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam kehidupan
demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya dengan
pemahaman dan kesadaran itu.
2. Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan
kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam
komunikasi sosial-kultural sesuai dengan hak dan kewajibannya.
3. Kemampuan berpartisipasi sebagai warga negara (civic skill and participation), yakni
kemauan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik sebagai warga negara dalam
mengambil prakarsa dan/atau turut serta dalam pemecahan masalah sosial-kultur
kewarganegaraan di lingkungannya.
4. Penalaran kewarganegaraan (civic knowledge), yakni kemampuan peserta didik
sebagai warga negara untuk berpikir secara kritis dan bertanggungjawab tentang ide,
instrumentasi, dan praksis demokrasi konstitusional Indonesia.
5. Partisipasi kewarganegaraan secara bertanggung jawab (civic participation and civic
responsibility), yakni kesadaran dan kesiapan peserta didik sebagai warga negara
untuk berpartisipasi aktif dan penuh tanggung jawab dalam berkehidupan demokrasi
konstitusional. (Dokumen Standar Kkompetensi Guru Kelas mata pelajaran PKn
Depdiknas, 2004)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat persekolahan bertujuan untuk


mempersiapkan para peserta didik menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart
dan good citizen) berdasarka nilai-nilai Pancasila. Warga negara yang dimaksud adalah
warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), sikap dan nilai (attitudes and
values), keterampilan (skills) yang dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air sebagai wujud implementasi dan aktualisasi nilai-nilai
Pancasila.

Tujuan akhir dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah terwujudnya


warga negara yang cerdas dan baik, yakni warga negara yang bercirikan tumbuh-
kembangnya kepekaan, ketanggapan, kritisasi, dan kreativitas sosial dalam konteks
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara tertib, damai, dan kreatif,
sebagai cerminan dan pengejawantahan nilai, norma dan moral Pancasila. Para
peserta didik dikondisikan untuk selalu bersikap kritis dan berperilaku kreatif sebagai
anggota keluarga, warga sekolah, anggota masyarakat, warga negara, dan umat
manusia di lingkungannya secara cerdas dan baik.

Proses pembelajaran diorganisasikan dalam bentuk belajar sambil berbuat (learning by


doing), belajar memecahkan masalah sosial (social problem solving learning), belajar
melalui perlibatan sosial (socio-participatory learning), dan belajar melalui interaksi
sosial-kultural sesuai dengan konteks kehidupan masyarakat.

2.1.2.Urgensi Pendidikan pancasila


Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah, ideologi, dan
alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar
negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Mengapa begitu besar
pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara Indonesia? Kondisi ini dapat
terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan bangsa Indonesia
seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat, kebiasaan
budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan.
Begitu banyak permasalahan yang sedang bangsa kita hadapi, mulai dari yang
sepeles amapi ke persoalan yang vital. Salah satunya adalah masalah pendidikan
dan substansi dalam pendidikan tersebut. Sudah jelas bagi kita bahwa pendidikan
yang murah masih sulit didapatkan bagi masyarakat yang dalam taraf kesejahteraan
yang masih “sulit”. Yang kedua adalah materi pendidikan yang belum memenuhi
kebutuhan dunia global. Selain belum sesuai dengan kebutuhan globalisasi juga
belum siap menghadapi globalisasi. Pada dasarnya materi atau kurikulum yang
masih sering berubah-ubah di tiap jenjang pendidikan menyebabkan tidak stabilnya
sistem pendidikan

Permasalahannya kurikulum belum sempat dilaksanakan secara menyeluruh di


seluruh Indonesia namun sudah dirubah ke kurikulum yang baru. Belum lagi isi
materi yang diajarkan berbeda-beda tiap daerah. Sehinga memunculkan ketidak
merataan pendidikan bukan hanya dari segi akses namun juga dari segi
pemerataan kurikulum. Ada satu lagi yang cukup menjadi perhatian saat ini adalah
materi pendidikan kewarganegaraan khususnya Pancasila, muncul sebuah
fenomena yang umum yaitu Pancasila yanga hanya menjadi materi hafalan saja di
kalangan para pelajar

Belum lama ini Dirjen Dikti mengeluarkan Keputusan No. 356/Dikti/ Kep/1995
tentang Kurikulum Inti Mata Kuliah Umum Pendidikan Pancasila pada Perguruan
Tinggi di Indonesia. Terhadap Keputusan Dirjen Dikti itu, beberapa perguruan tinggi
mempertanyakan kedudukan Matakuliah Filsafat Pancasila yang tidak lagi bersifat
wajib bagi setiap program studi. Ada perguruan tinggi dengan cepat menyatakan
bahwa mata kuliah tersebut tidak perlu dicantumkan dalamkurikulum, karena tidak
ada ketentuan yang mewajibkannya. Namun ternyata ada juga beberapa perguruan
tinggi yang masih menyelenggarakan perkuliahan Filsafat Pancasila

Hal yang cukup memprihatinkan bahwa di kalangan mahasiswa pengetahuan


tentang Pancasila sedemikian terbatas mulai dari segi akses tentang pendidikan
Pancasila namun juga pemahaman secara mendalam tentang nilai-nilai pancasila
yang sesuai dengan kapsitas seorang mahasiswa. Dari sini muncul persoalan lagi
dimana nila-nilai dan esensi dari Pancasila telah dipolitisr untuk kepentingan pihak
tertentu dengan memanfaatkan sifat idealis mahasiswa yang ditunjang dengan
terbatasnya pengetahuan mereka tentang nilai-nilai Pancasila. Inilah yang
menyebabkan banyak aksi protes yang menggunakan Pancasila sebagai landasan
atau sebagai alasan. Sehingga peran mahasiswa yang seharusnya bisa
menjadi problem solver malah menambah permasalahan dengan aksi atau aktivitas
yang berbau politik dan kepentingan dari pihak tertentu. Dari uraian diatas bisa
diambil sebuah permasalahan yang berkaitan dengan urgensi pendidikan pancasila
di perguruan tinggi yaitu seberapa jauh pentingnya pendidikan Pancasila bagi
mahasiswa dilaksanakan di perguruan tinggi
Pancasila berarti memahami makna Pancasila dan posisinya. Artinya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan tersendiri. Sudah jelas bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun
disamping itu Pancasila mempunyai fungsi sebagai pandangan hidup bangsa.
Artinya bahwa pandangan hidup sebuah bangsa lahir dari kristalisasi nilai-nilai yang
dimiliki bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad
untuk mewujudkannya. Pandangan hidup merupakan masalah yang sangat asasi
karena di dalamnya merupakan perwujudan dari watak dan cita-cita moral yang
sudah sejak lama tumbuh dan berkembangg dalam kehidupan bangsa(Indonesia).
Sehingga dikatakan bahwa Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia
karena merupakan bentuk konkrit dari nilai-nilai yang sudah turun-temurun dari
nenek moyang dan kepribadian bangsa Indonesia. Selain itu Pancasila sebagai
dasar Negara disahkan dalam pembukaan UUD 1945 yang berrati kedudukan
pancasila yuridis-konstitusional yaitu bahwa Pancasila sebagai aturan dan norma
tertinggi yang harus dan memaksa semua yang ada dalam wilayah kekuasaan
hukum negara RI mematuhinya, mengembangkan dan melestarikannya. Dengan
demikian kedudukan Pancasila sebagai dasar negara juga mempunyai makna
bahwa Pancasila sebagai aturan tertinggi dimana semua aturan wajib dan harus
sesuai dengan Pancasila termasuk perturan perundang-undangan

2.2Tujuan Pembelajaran Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, agar
memiliki motivasi bahwa Pendidikan Pancasila berkaitan erat dengan peran dan
kedudukan serta kepentingan warganegara sebagai individu, anggota keluarga,
anggota masyarakat dan sebagai warga negara Indonesia yang terdidik, serta bertekad
dan bersedia untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta
mengembangkan potensi individu mereka sehingga memiliki wawasan, sikap, dan
keterampilan kewarganegaraan yang memadai dan memungkinkan untuk berpartisipasi
secara cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Tujuan utama Pendidikan Pancasila adalah untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, memiliki sikap dan perilaku cinta tanah
air yang bersendikan kebudayaan dan filsafat bangsa Pancasila. Pancasila sebagai
filsafat bangsa dan negara Indonesia, mengandung makna bahwa dalam setiap aspek
kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai
Ke-Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Secara konstitusional rakyat Indonesia, melalui MPR telah menyatakan bahwa :
Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan
untuk “meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berkualitas dan mandiri, mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa“. Disamping itu Pendidikan Pancasila
juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif. Terampil, berdisiplin, beretos
kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada hakikatnya


merupakan sumber hukum dasar dalam negara Indonesia. Sebagai suatu sumber
hukum dasar secara objektif Pancasila merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran,
cita-cita hukum, serta cita-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan, serta
watak bangsa Indonesia, yang pada tanggal 18 Agustus 1945 telah dipadatkan dan
diabstraksikan oleh para pendiri negara ini menjadi lima sila yang ditetapkan secara
yuridis formal menjadi dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Unsur-unsur yang merupakan materi pendidikan Pancasila diangkat dari


pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakann kausa materialis (asal bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebut
kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga Pancasila
berkedudukan sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Keanekaragaman suku,bangsa adat istiadat, dan agama yang berada pada


ribuan pulau yang berbeda sumber kekayaan alamnya, memungkinkan untuk terjadi
keanekaragaman kehendak dalam Negara karena tumbuhnya sikap premordalisme
sempit, yang akhirnya memungkinkan dapat terjadi konflik yang negatif, oleh karena itu
dalam pendidikan dibutuhkan alat perekat bangsa dengan adanya kesamaan cara
pandang tentang visi dan misi negara melalui wawasan nusantara sekaligus akan
menjadi kemampuan menangkal ancaman pada berbagai kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Kompentensi kehadiran Pendidikan Pancasila adalah dimana masyarakat dan


pendidikan suatu negara berupaya untuk menjamin kelangsungan hidup serta
kehidupan generasi penerusnya dan bermakna. Generasi penerus tersebut diharapkan
akan mampu mengantisipasi hari depan bangsa yang senantiasa berubah dan selalu
terkait dengan konteks dinamika budaya, bangsa, Negara, dan hubungan internasional.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupayamemberikan semangat
perjuangan kepada genegarasi muda bangsaIndonesia dalam mengisi kemerdekaan
dan menghadapi globalisasi yang penuh tantangan. Generasi muda sebagai warga
negara Indonesia dan sebagai penerus cita-cita bangsa perlu memiliki wawasan dan
kesadaran bernegara, bersikap dan berperilaku positif, cinta tanah air serta
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan peribadi dan
golongan dalam rangka bela negara demi utuh dan tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa


dan bernegara. Pendidikan Pancasila adalah bentuk pengemblengan individu-individu
agar mendukung dan memperkokoh komunitas politik sepanjang komunitas politik itu
adalah hasil kesepakatan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting menunjang
tujuan bernegara Indonesia. Pendidikan Pancasila dan Kewarga-negaraan secara
sistematik adalah untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia.

Generasi penerus melalui Pendidikan Pancasila diharapkanakan mampu


mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta memiliki
wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap
dan perilaku yang cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi
tetap utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Tujuan
utama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air, wawasan
nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri warga negara Republik Indonesia.
Selain itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos
kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Pengembangan nilai, sikap, dan kepribadian diperlukan pembekalan kepada
peserta didik di Indonesia yang diantaranya dilakukan melalui Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar, dan Ilmu Alamiah Dasar
(sebagai aplikasi nilai dalam kehidupan) yang disebut kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian (MKPK) dalam komponen kurikulum perguruan tinggi.
Hak dan kewajiban warga negara, terutama kesadaran bela negaraakan terwujud
dalam sikap dan perilakunya bila ia dapat merasakan bahwa konsepsi demokrasi dan
hak asasi manusia sungguh–sungguh merupakan sesuatu yang paling sesuai dengan
kehidupannya sehari–hari.
Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental yang
cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini disertai dengan
perilaku yang :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai–nilai
falsafah bangsa
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sadar akanhak dan kewajiban sebagai warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.

Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan


mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah–masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan
dengan cita–cita dan tujuan nasional seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD
1945 “.
Dalam perjuangan non fisik, harus tetap memegang teguh nilai–nilai ini disemua
aspek kehidupan, khususnya untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, korupsi, kolusi, dan nepotisme; menguasai IPTEK, meningkatkan
kualitas sumber daya manusia agar memiliki daya saing; memelihara serta menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa; dan berpikir obyektif rasional serta mandiri.

C. Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi


Tujuan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
berupaya menanamkan sikap kepada mahasiswa sebagai calon intelektual dan
penerus cita-cita bangsa agar;
1. Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai
perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup
bangsa dan negara
2. Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat Indonesia
sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi nasional
3. Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban,
tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan
berkarakter
4. Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta
kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara adil
dan tidak diskriminatif
5. Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis dengan
berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila
6. Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan nasional
Indonesia serta mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman
demi kemajuan bangsa

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20 Tahun 2003: " Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Tujuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan di perguruan tinggi (Menurut SKep Dirjen Dikti No.
38/DIKTI/Kep./2002. Agar mahasiswa:
1. Memiliki motivasi menguasai materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam peranan dan kedudukan serta
kepentingannya, sebagai individu, anggota keluarga/masyarakat dan warganegara
yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan kaidah-kaidah nilai berbangsa dan
bernegara untuk menciptakan masyarakat madani.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi harus terus ditingkatkan guna menjawab
tantangan masa depan, sehingga keluaran peserta didik memiliki semangat juang yang tinggi dan
kesadaran bela negara sesuai bidang profesi masing-masing demi tetap tegak dan utuhnya NKRI
dan mampu menerapkan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Perguruan Tinggi perlu mendapatkan Pendidikan Pancasila karena Perguruan Tinggi
sebagai institusi ilmiah bertugas secara terus menerus mengembangkan ilmu pengetahuan dan
Perguruan Tinggi sebagai instrumen nasional bertugas sebagai pencetak kader-kader pemimpin
bangsa.
Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi diberikan pemahaman filosofi secara ilmiah
meliputi pokok-pokok bahasan Pancasila Dari uraian diatas, juga dapat di kemukakan bahwa
pendidikan Pancasila dan kewarganegaran mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukan tujuan dalam kehidupan
manusia.
b. Sebagai bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitas dirinya.
c. Dapat memberikan kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
d. Untuk memahami, menghayati serta melakukan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan
nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila.

Saran
Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak kesulitan yang dialami penulis maka pada
kesempatan ini penulis meminta kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
menyempurnakan makalah ini dan untuk menulis makalah selanjutnya .

Anda mungkin juga menyukai