Anda di halaman 1dari 7

TINJAUAN PUSTAKA

Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang


mempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus
lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat membentuk kompleks dengan protein.
Menurut teori warna, struktur tanin dengan ikatan rangkap dua yang terkonjugasi
pada polifenol sebagai kromofor (pengemban warna) dan adanya gugus (OH)
sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna coklat. Tanin
merupakan senyawa yang dapat larut dalam air, gliserol, alkohol, dan
hidroalkohol, tetapi tidaklarut dalam petroleum eter, benzene dan eter.
Senyawa tanin termasuk kedalam senyawa poli fenol yang artinya senyawa
yang memiliki bagian berupa fenolik. Senyawa tanin dibagi menjadi dua yaitu
tanin yang terhidrolisis dan tanin yang terkondensasi.
1. Tanin Terhidrolisis (hydrolysable tannins)
Tanin ini biasanya berikatan dengan karbohidrat dengan membentuk
jembatan oksigen, maka dari itu tanin ini dapat dihidrolisis dengan menggunakan
asam sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh jenis tanin ini adalah gallotanin
yang merupakan senyawa gabungan dari karbohidrat dengan asam galat. Selain
membentuk gallotanin, dua asam galat akan membentuk tanin terhidrolisis yang
bisa disebut Ellagitanins.Berat molekul galitanin 1000-1500,sedangkan Berat
molekul Ellaggitanin 1000-3000. Ellagitanin sederhana disebut juga ester asam
hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galic
jika dilarutkan dalam air. Asam elagat merupakan hasil sekunder yang terbentuk
pada hidrolisis beberapa tanin yang sesungguhnya merupakan ester asam
heksaoksidifenat.
2. Tanin terkondensasi (condensed tannins)
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer
flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh karena adanya gugus fenol, maka
tannin akan dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi
sangat reaktif terhadap formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi
Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada
seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin
terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan. Nama lain
dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C8dengan C4. Salah satu contohnya
adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang tersusun dari
epiccatechin dan catechin.
METODOLOGI PENELITIAN

3.9 Penentuan Kadar Tanin Total

 Metode MMI

3,0 g serbuk brotowali dipanaskan


dengan 50 mL air pada tangas air
selama 30 menit sambil diaduk

Didiamkan dan dituangkan melalui


segumpal kapas kedalam labu
takar 100mL

Dibilas ampas tersebut dengan air


mendidih, didinginkan. Lalu
ditambahkan air hingga batas

Dipipet 50,0 mL ekstrak dan


ditambahkan asam indigo sulfonat
LP 5,0 mL, tambahkan air

Dititrasi dengan Kalium


Permanganat 0,1N
 Pembakuan Larutan Baku Sekunder Kalium Permanganat

Dipipet 10,0 mL larutan baku


primer Asam Oksalat kedalam
labu erlenmeyer

Ditambahkan 10 mL asam sulfat


2N

Dititrasi dengan Kalium


Permanganat 0,1N sebanyak 3
tetes, hangatkan

Dilanjutkan titrasi hingga timbul


warna merah jambu yang tetap

Dihitung normalitas larutan


Kalium Permanganat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

 Penentuan Kadar Tanin Total


4.1 Hasil Percobaan
PENENTUAN KADAR TANIN SECARA VOLUMETRI
a) Pembakuan Kalium Permanganat
Volume Kalium Permanganat :
- 10,0
- 10,4
𝑁 𝑎𝑠.𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑥 𝑉 𝑎𝑠.𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡
N Kalium Permanganat = 𝑉 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑢𝑚 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛𝑎𝑡
0,1 𝑁 𝑥 10 𝑚𝐿
= = 0,0980 N
10,2

b) Penetapan Kadar Tanin


0,0980
0,0980 Kalium Permanganat = x 0,004157
0,1
= 0,00407 g

0,85 mL = 0,85 mL x 0,00407 g = 0,00345 g


0,75 mL = 0,75 mL x 0,00407 g = 0,00305 g

Maka didapatkan,
% Kadar :
0,00345 𝑔
- x 100% = 0,115 %
3,0 𝑔
0,00305 𝑔
- x 100% = 0,101 %
3,0 𝑔

- Rata-rata % Kadar = 0,108 %


4.2 Pembahasan
Pada Percobaan kali ini dilakukan penentuan kadar tannin, Tanin
merupakan substrat kompleks yang berada pada beberapa tanaman. Tanin
memiliki campuran polifenol yang sulit untuk dipisahkan karena substrat ini sulit
untuk mengkristal, mudah teroksidasi dan berpolimerisasi dalam larutan yang
mempunyai kelarutan sangat rendah dalam pelarut. Pada konsentrasi rendah, tanin
dapat melindungi protein terhadap degradasi oleh mikroba, sedangkan dalam
jumlah besar dapat mengikat protein dan karbohidrat sehingga mengakibatkan
penurunan kecernaan terhadap ternak.

Pada praktikum ini, digunakan sampel yaitu brotowali, yang digunakan


adalah bagian dari batang brotowali, serbuk brotowali dilarutkn dalam air 50 mL
dan dipanaskan diatas penangas air selama 30 menit. Setelah itu lalu didiamkan
agar suhu normal kembali lalu dituangkan melalui segumpal kapas, hal ini
bertujuan sebagai proses penyaringan dari serbuk brotowali tersebut. Lalu, hasil
dari ekstraksi atau disebut sebagai ekstrak tersebut ditambahkan dengan asam
indigo sulfonat, hal ini bertujuan untuk

Berdasarkan hasil perhitungan penetapan kadar tanin didapatkan bahwa %


kadar 1 : 0,115 dan % kadar 2 : 0,101, rata-rata kadar yang diperoleh adalah
0,108% hal ini mmenunjukkan bahwa pada serbuk batang brotowali mengandung
tanin dan memiliki 0,108%.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa :


1. Pada penentuan kadar tannin total didapatkan % Kadar Tanin
pada sampel brotowali adalah 0,108%
2. Normalitas Kalium Permanganat yang didapatkan adalah
0,0980 N
DAFTAR PUSTAKA

Harborne, J.B, dkk. 1994. Metode Fitokimia : Penuntun Cara


Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai