Percobaan 4 Pewarnaan Gram
Percobaan 4 Pewarnaan Gram
PERCOBAAN 4
PEWARNAAN GRAM
Disusun Oleh:
Zahra Zerlina (10060317043)
Ghina Zulia R (10060317044)
Bella Khofila (10060317045)
Gina Aulia (10060317046)
Silvi Adella (10060317047)
Shift/Kelompok : B/1
Tanggal Praktikum : 04 Desember 2018
Tanggal Laporan : 11 Desember 2018
Asisten : Fitri Reginia., S.Farm.
Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai
dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding
sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori-pori
dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap
menahan warna biru. Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu
dekolorisasi terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu
dekolorisasi terlalu pendek (Aryulina, 2004).
Perbedaan relatif sifat bakteri gram positif dan gram negatif
(Dwidjoseputro.2005):
Sifat Bakteri garam (+) Bakteri gram negatif(-)
Komposisi dinding sel Kandungan lipid rendah (1- Kandungan lipid tinggi
4%)
Ketahanan terhadap Lebih sensitif Lebih tahan
penisilin
Penghambatan oleh Lebih dihambat Kurang dihambat
pewarna basa (VK)
Kebutuhan nutrisi Kebanyakan spesies relatif Relatif sederhana
kompleks
Ketahanaa terhadap Lebih tahan Kurang tahan
perlakuan fisik
Dalam taksonomi mikroba alat yang paling ampuh digunakan yaitu pewarnaan
Gram (Gram Stain), yang dapat digunakan untuk memisahkan anggota- anggota
dominan bakteria ke dalam dua kelompok berdasarkan perbedaan dinding selnya.
Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih sederhana,dengan jumlah
peptidoglikan yang relatif banyak. Dinding sel bakteri gram-negatif memiliki
peptidoglikan yang lebih sedikit dan secara struktural lebih kompleks. Membran bagian
luar pada dinding sel gram-negatif mengandung lipopolisakarida, yaitu karbohidrat
yang terikat dengan lipid. Diantara bakteri patogen,yang menyebabkan
penyakit,spesies gram-negatif umumnya lebih berbahaya dibandingkan dengan spesies
gram-positif. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif
sering bersifat toksik (racun), dan membran bagian luar membantu melindungi bakteri
gram-negatfi patogen melawawn sistem pertahanan inangnya. Lebih jauh, bakteri
gram negatif umumnya lebih resisten terhadap antibiotik dibandingkan dengan gram-
positif karena membran bagian luar itu mengahalangi masuknya obat-obatan (
Campbell, 2003 ).
Menurut Pelczar and Chan (2007) secara morfologi sel bakteri memnyai bagian-
bagian sebagai berikut:
1. Kapsul: lapisan tebal dari lendir yang membungkus sel. Fungsi kapsul adalah
melindungi sel dari kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan sebagai sarana
pengikat antar sel satu dengan yang lainnya. Kapsul berhubungan dengan sifat
patogenitas dimana bakteri yang berkapsul biasanya bersifat patogen akan hilang/
berkurang. Hal ini terjadi karena kapsul melindungi bakteri dari dari sistem imun
tubuh, sehingga ketika bakteri masuk ke tubuh hospes, sistem imun tubuh tidak
mampu lelawan bakteri.
2. Dinding sel: bagian sel yang membungkus isi sel, terletak antara kapsul dan
membran sitoplasma dengan struktur sangat kaku. Tebal sel 10-35mm. Fungsi
dindiing sel adalah pelindung sel dari tekanan osmosis, memberi bentuk pada sel,
dan berperann dalam reproduksi.
3. Membran sel/sitoplasma : lapisan tipis yang bersifat permiabel, fungsinya untuk
mengatur zat-zat masuk dan keluar sel.
4. Pili : benang-benag halus yang keluar dari dinding sel (seperti filamen tetapi bukan
flagela).Jumlah pili lebih banyak, lebih pendek, dan lebih kecil dari flagela.
5. Flagela : alat gerak dari bakteri terdiri dari rambut tipis yang mencuat menembus
dinding sel dan bermula dari dasar tubuh, merupakan suatu struktur granular yang
tepat dibawah membran sel dalam sitoplasma. Flagela terdiri dari tiga bagian yaitu
tubuh dasar, struktur seperti kait dan sehellai filamen panjang di luar dinding sel.
Panjang flagel: beberapa kali panjang sel, namun diameternya lebih kecil daripada
diameter sel.
6. Kromoson : merupakan pembawa sifat yang diturunkan pada sel anakan.
7. Krommosom : bakteri tidak terbentuk membran (DNA telanjang), biasanya terdiri
dari satu sel DNA yang sirkuler
8. Plasmit : bahan genetk tambahan yang bersifat otonom.
9. Ribosom : tempat sintesis protein.
Selanjutnya, diteteskan alkohol 96% di atas kaca objek tetes demi tetes sampai
bilasan terakhir tetap jernih dan dibilas dengan aquades. Etanol 96% merupakan solven
organik yang berfungsi untuk membilas (mencuci) atau melunturkan kelebihan zat
warna pada sel bakteri (mikroorganisme). Tercuci tidaknya warna dasar tergantung
pada komposisi dinding sel, bila komponen dinding sel kuat mengikat warna, maka
warna tidak akan tercuci sedangkan bila komponen dinding sel tidak kuat menelan
warna dasar, maka warna akan tercuci. Pemberian alkohol pada pengecatan ini dapat
mengakibatkan terjadinya dua kemungkinan yaitu mikroorganisme(bakteri) akan tetap
berwarna ungu atau bakteri menjadi tidak berwarna. Pemberian alkohol 96% juga
menyebabkan terekstraksi lipid sehingga memperbesar permeabilitas dinding sel
(Subandi.2012).
Kemudian, diteteskan zat warna fucshin selama 30 detik berfungsi untuk mewarnai
kembali sel-sel yang telah kehilangan pewarna utama setelah perlakuan dengan alkohol
lalu di bilas aquades. Setiap akhir pemberian reagen atau pewarna, selalu dilakukan
pembilasan terhadap kaca objek dengan menggunakan aquades ini bertujuan untuk
mengurangi kelebihan setiap zat warna yang sedang diberikan. Selanjutnya olesan di
tetesi emersi oil sebanyak satu tetes. Minyak emersi adalah minyak yang di pakai untuk
olesan pada mikroskop, yang fungsinya untuk memperjelas objek, dan melindungi
mikroskop. Minyak emersi memiliki indeks refraksi yang tinggi dibandingkan dengan
air, sehingga objek yang kita amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa
minyak emersi (Karmana.2008)
Pada praktikum kali ini bakteri yang digunakan ialah Bacilus subtillis,
pseudomonas aeruginosa, dan Escherichia coli. Pada bakteri Bacilus subtillis yang
teramati adalah warna bakteri berwarna ungu, berbentuk tabung tidak beraturan dan
susunan bakteri berkoloni dan ada yang terpisah dari koloni. Menurut literatur B.
subtilis memiliki karakteristik gram positif, oleh karena itu tampak berwarna ungu
kebiruan setelah diperlakukan dengan pewarnaan Gram. Dari hasil pengamatan, B.
subtilis tampak memiliki bentuk batang panjang, dapat soliter ataupun membentuk
koloni bergandengan yang memanjang (Jawetz, et. al,1995). Bakteri B. Subtilis
dikatakan bakteri gram positif karena ketika hasil pengamatan didapatkan berwarna
ungu, hal ini bisa terjadi karena Bakteri gram positif adalah jenis bakteri dengan
dinding peptidoglikan yang tebal, sementara bakteri gram negatif adalah jenis bakteri
dengan dinding peptidoglikan yang tipis (seperlima dari bakteri gram positif).
Perbedaan ketebalan dinding ini mengakibatkan perbedaan kemampuan afinitas
dengan pewarna gram. Dinding peptidoglikan memiliki afinitas yang kuat dengan cat
gram, sehingga bakteri dengan dinding peptidoglikan tebal akan mengikat cat gram
dengan kuat, sehingga disebut bakteri gram positif.
Pada bakteri Escherichia coli hasil yang didapat yaitu warna yang teramati
ungu, bentuk tabung atau kapsul tipis lebih tipis dari bakteri pseudomonas aeruginosa,
dan susunan bakteri terpisah pisah tidak berkoloni. Menurut literatur E. coli memiliki
karakteristik gram negatif, sehingga tampak berwarna merah. Dari hasil pengamatan,
E. coli tampak memiliki bentuk bervariasi dari bulat hingga batang pendek. Bakteri ini
ada yang soliter, namun ada juga yang tampak berkumpul atau berpasangan. Oleh
karena itu terdapat kesalahan yaitu seharusnya warna bakteri memiliki pewarnaan gram
negative dimana warna yang teramati seharusnya pink atau merah. Warna pink atau
merah bias terbentuk karena pada , dinding peptidoglikan tipis pada bakteri gram
negatif tidak memiliki afinitas yang tinggi dengan cat gram, sehingga disebut bakteri
gram negatif. Hasil pewarnaan gram adalah bakteri gram positif akan berwarna ungu
gelap, sementara bakteri gram negatif akan berwarna dadu atau merah (Purves dan
Sadava, 2003). Kesalahan ini dapat terjadi karena pada saat pembilasan dengan alkohol
yang berfungsi sebagai penghilang warna tidak dilakukan secara tuntas atau dengan
kata lain zat warna dari Kristal violet belum terbilas dengan bersih pada preparat
sehingga ketika diamati pada mikroskop hasil yang didapat yaitu seharusnya berwarna
merah atau pink bukan ungu.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
5.1 Bakteri gram positif berwarna ungu kebiruan setelah diperlakukan dengan
pewarnaan gram, sementara bakteri gram negatif tampak berwarna merah setelah
diperlakukan dengan pewarnaan gram.
5.2 Bakteri gram positif adalah jenis bakteri dengan dinding peptidoglikan yang tebal
sementara bakteri gram negatif adalah jenis bakteri dengan dinding
peptidoglikan yang tipis (seperlima dari bakteri gram positif).
Daftar Pustaka
Aryulina, Diah.(2004). Biologi Umum. Jakarta : Erlangga
Campbell, Nell.(2003). Bilogi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Dwidjoseputro, D.(2005). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Penerbit Djambatan
Harley dan Presscot.(2002). Laboratory Exercise in Microbiology. McGraw-Hill
Publisher:USA.
Jawetz, E., J.L. Melnick., E.A. Adelberg., G.F. Brooks., J.S. Butel., dan L.N. Ornston.
(1995). Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20 (Alih bahasa : Nugroho &
R.F.Maulany). Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Karmana. (2008). Biologi. PT. Grafindo Media Pratama: Jakarta.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S.(2007). Elements of Microbiology. Mc Graw Hill
Book:USA
Purves, Bill dan Sadava, David.(2003). Life The Science of Biology 7th Edition. Sinauer
Associates Inc: New York
Razali, U.(1987). Mikrobiologi Dasar. FMIPA UNPAD: Bandung.
Subandi.(2012). MikroBiologi. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.