Anda di halaman 1dari 5

Teori dasar mikrobiologi 2

2.1 Pengertian

Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri
dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk
melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semu aalat yang ada
dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril,hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi (Dwijoseputro, 1998).

Inokulasi adalah menanam inokula secara aseptis ke dalam media steril baik pada media padat
maupun media cair. Inokula merupakan bahan yang mengandung mikroba atau biakan mikroba
baik dalam keadaan cair maupun padat.Biakan murni diperlukan untuk keperluan diagnostik,
karakterisasi mikroorganisme, industri farmasi atau kegiatan lain yang berkaitan dengan
mikroorganisme. Nutrisi dan lingkungan yang menunjang pertumbuhan mikroorganisme serta
suatu teknik kerja aseptis yang dapat mencegah adanya kontaminan dalam biakan diperlukan unutk
mendapatkan kultur yang murni. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan
pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan
dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang
kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat (Dwijoseputro, 1998).

2.2 Teknik aseptis

Sebelum benar-benar dilakukan proses kultur mikroorganisme, pertama kali kita harus
mempertimbangkan bagaimana agar tidak terjadi kontaminasi. Mikroorganisme ada dimana-mana.
Karena ukurannya yang sangat kecil, mereka mudah lepas dalam udara dan permukaan. Maka dari
itu, kita harus mensterilisasikan medium kultur secepatnya setelah preparasi untuk pemindahan
mikroorganisme siap dikontaminasikan, ini biasanya terbunuh. Bagaimanapun, itu sama
pentingnya untuk tindakan pencegahan sampai penanganan berikutnya mediun kultur harus tetap
steril. Demikian materi yang lain yang akan kontak juga harus tetap terjaga kesterilannya
(Cappuccino, 1983).

Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi hingga kultur manipulasi dan media
kultur steril disebut teknik aseptik. Keunggulan itu dibutuhkan keberhasilan dalam laboratorium
mikrobiologi, dan salah satu cara belajar dengan pendamping mikrobilogi. Kontaminasi udara
paling sering menjadi masalah karena udara selalu kontak dengan partikel debu dan umumnya
banyak komunitas mikroorganisme didalamnya. Ketika wadah dibuka maka segera ditangani agar
tidak terkontaminasi dengan udara sekitar. Transfer aseptik pada kultur dari salah satu medium ke
medium yang lain harus lihai dengan loop inokulasi atau jarum harus disterilkan oleh pembakaran
pada nyala api. Dalam pertumbuhan kultur dibutuhkan tempat yang mudah dipindahkan ke
permukaan agar datar, dimana pertumbuhan suatu koloni berasal dari pertumbuhan dan
pembelahan sel tunggal (Cappuccino, 1983).

Teknis aseptis sangat diperlukan pada saat memindahkan biakan dari suatu tempat ketempat
lainnya. Penggunaan teknik aseptis mencegah terjadinya kontaminasi dengan biakan yangmungkin
bersifat patogen. Teknik kerja aseptis, teknik dekontaminasi, serta penyelesaian pekerjaan secara
cepat dan efisien perlu dipahami untuk menunjang pekerjaan yang berkaitandengan
mikroorganisme. Semua pekerjaan pada praktikum ini dilakukan dengan memperhatikan prosedur
aseptik. Prinsip utama menginokulasi mikroba pada media padat adalah menumbuhkan mikroba
tersebut dan mengamati karakteristik morfologinya. Inokulasi pada media padat dapat dilakukan
dengan teknik agar miring, teknik agar tegak, dan teknik plat agar (Dwijoseputro, 1998).

2.3 Teknik Inokulasi

Ada beberapa metode yang digunakan untuk inokulasi biakan murnimikroorganisme yaitu
(Winarni,1997):

2.3.1 Metode gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna
akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Ada beberapa teknik dalam
metode goresan, yakni goresan T, goresan kuadran, goresan radian, dan goresan sinambung.

2.3.2 Metode tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petri dish dan
dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam
medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat
menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Padabeberapa pinggan akan muncul
koloni koloni yang terpisah-pisah.

2.3.3 Metode tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukanpengenceran


adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanyaditemukan satu sel di
dalam tabung.

2.3.4 Metode tusuk

Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarumose yang
didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

2.4 Bentuk-Bentuk Media Inokulasi

Berikut merupakan bentuk-bentuk media inokulasi (Waluyo.2005):

2.3.1 Plat Agar

Media yang berbentuk plat agar pada cawan petri menggunakan metode gores untuk
membiakkan bakterinya. Bentuk ini berfungsi untuk peremajaan mikroorganisme, menghitung
jumlah koloni, dan melihat bentuk morfologi dari mikroorganisme

2.3.2 Agar Miring

Agar miring pada tabung reaksi menggunakan metode gores. Penanaman bakteri pada agar
miring berfungsi untuk peremajaan dan pengamatan reaksi biokimia

2.3.3 Agar Tegak

Agar tegak pada tabung reaksi menggunakan metode tusuk (jarum ose lurus). Pada agar tegak
dapat mengamati berdasarkan kondisi oksigen yang dibutuhkan oleh biakan

2.3.4 Media Cair

Pada bentuk cair menggunakan metode tuang. Penanaman biakan pada media cair berfungsi
untuk peremajaan, pengenceran biakan mikroba, dan menentukan kadar oksigen
2.5 Inokulasi Jamur dan Bakteri

Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri adalah (Rohimat, 2002):

1. Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti
benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu
media.
2. Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang
berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak

2.6 Tipe Bakteri Biakan


Salah satu batkteri biakan ialah (Volk.1993):
1. Escherichia coli
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili
Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang
fermentatif. E.coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu
membantu sistem pencernaanmanusia dan melindunginya dari bakteri patogen.
Akan tetapi pada strain baru dari E.colimerupakan patogen berbahaya yang
menyebabkan penyakit diare dan sindrom diarelanjutan serta hemolitik uremic
(hus).
2. Staphylococcus aereus
Pada pewarnaan gram diketahui berwarna ungu sehingga termasuk bakteri gram
positif. Bakteri ini berbentuk basil, koloninya tersusun berjajar seperti rantai
memanjang. Jenis ini memiliki endospora yang terletak pada sentral.
Staphylacoccus aereus adalah gram positif yang berbentuk coccus atau lingkaran
seperti sterik dengan diameter sel mencapai 1 µm, dan koloninya seperti buah
anggur. Perananya adalah dapat menghasilkan racun sebagai penyebab sindrom
trauma yang diderita oleh pria, wanita dan anak-anak. Sindrom racun trauma
tersebut berupa kejang, pingsan, turunannya tekanan darah. Bakteri ini bersifat
aerob fakultatif. Bakteri ini biasanya terdapat pada saluran pernapasan atas dan
kulit. Staphylococcus aereus juga menghasilkan katalase yaitu yang menkonversi
H2O2 menjadi H2O dan O2, dan koagulase, enzim yang menyebabkan fibrin
berkoagulasi dan menggumpal. Habitat bakteri ini pada manusia didaerah, kulit,
hidung, mulut dan usus besar.

dapus

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Malang.


Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. MM Press: Malang
Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual. Adison-
Wesley Publishing company: California
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
:Surabaya
Rohimat, I. 2002.Teknik Inokulasi Mycorrhizae arbuscular pada Bibit Jambu Mente. Buletin
Teknik Pertanian Vol.7 Nomor 2
Volk , W. A & Wheeler. M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai