Anda di halaman 1dari 16

1.

PENGERTIAN
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau
seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri (Mochtar R, 1998).

2. KLASIFIKASI
Inversio uteri dibagi atas (Mochtar R, 1998):
a. Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar
dari ruang rongga rahim.
b. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
c. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar vagina.
Inversio uteri terbagi, menjadi 2 :
a. Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium
uteri atau serviks uteri.
b. Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.

3. ETIOLOGI
Penyebab inversio uteri dapat secara spontan atau karena tindakan. Faktor
yang memudahkan terjadinya adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya
(Mansjoer Arif et.al., 1999).
Yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia uteri, kelemahan
alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis yang longgar),
dan tekanan intra abdominal yang tinggi (misalnya mengejan dan batuk).
Inversio uteri karena tindakan dapat disebabkan karena perasat Crede yang
berlebihan, tarikan tali pusat, dan pada manual plasenta yang dipaksakan, apalagi
bila ada perlekatan plasenta pada dinding rahim (Mochtar R, 1998).
4. GEJALA KLINIS
Gejala-gejala inversio uteri pada permulaan tidak selalu jelas yang dijumpai
pada kala III persalinan atau post partum. Akan tetapi, apabila kelainan itu sejak
awalnya timbul dengan cepat, seringkali rasa nyeri yang hebat dan dapat
menimbulkan syok. Rasa nyeri yang hebat tersebut disebabkan karena fundus
uteri menarik adneksa serta ligamentum infundibulopelvikum dan ligamentum
rotundum kanan dan kiri ke dalam terowongan inversio sehingga terjadi tarikan
yang kuat pada peritoneum parietal (Wiknjosastro, H, 1997).
Perdarahan yang banyak juga dapat terjadi, akibat dari plasenta yang masih
melekat pada uterus, hal ini dapat juga berakibat syok Pemeriksaan luar pada
palpasi abdomen, fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada
fundus seperti kawah. Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor yang merah
di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang terbalik (Sastrawinata, R.S, 1984).
Pada pemeriksaan dalam, bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis
uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam; bila sudah komplit, di atas simfisis
teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak; atau kavum uteri sudah tidak
ada (terbalik) (Mochtar R, 1998).
Tanda dan gejala inversio uteri :
a. Syok karena kesakitan
b. Perdarahan banyak bergumpal
c. Di vulva tampak endometrium terbalik dengan plasenta atau tampa
plasenta
d. Bila baru terjadi prognosis cukup baik

5. KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis tidak sukar dibuat jika mengetahui kemungkinan terjadinya
inversio uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak
ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai,
pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak di atas serviks uteri
atau dalam vagina, sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat (Mochtar R,
1998).
6. DIAGNOSA BANDING
a. Mioma uteri submukosum
Mioma uteri submukosum yang lahir dalam vagina, tapi fundus uteri
ditemukan dalam bentuk dan pada tempat biasa, konsistensi mioma lebih
keras daripada korpus uteri setelah persalinan.
b. Syok post partum oleh karena penyebab yang lain.
7. PENATALAKSANAAN
Dalam memimpin persalinan harus dijaga kemungkinan terjadinya inversio
uteri. Tarikan pada tali pusat sebelum plasenta benar-benar lepas sebaiknya tidak
dilakukan apabila dicoba melakukan perasat Crede harus diindahkan sepenuhnya
syarat-syaratnya. Pendorongan rahim juga tidak dibenarkan.
Apabila terjadi inversio uteri dengan gejala-gejala syok, yang pertama
dilakukan adalah memperbaiki keadaan umumnya, dengan memberikan oksigen,
infus intravena cairan elektrolit dan transfusi darah. Segera sesudah itu dilakukan
reposisi dengan anestesi umum. Caranya yaitu dengan memasukkan satu tangan
seluruhnya ke dalam vagina sedangkan jari-jari tangan dimasukkan ke dalam
kavum uteri melalui serviks uteri, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan
tetapi terus menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati
serviks dan inversio ditiadakan. Kemudian dilakukan tamponade vagina . Apabila
reposisi pervaginam gagal, selanjutnya dapat dilakukan tindakan pembedahan
(Taber B, 1994).
Secara garis besar tindakan yang dilakukan sebagai berikut :
a. Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus
b. Memberikan tolitik, MgSO4 untuk melemaskan uterus yang terbalik
sebelum dilakukan reposisi manual ke dalam vaginan dan terus melewati
serviks sampai tangan memasukan uterus keposisi semula. Hal ini dapat
dilakukan sewaktu plasenta sudah terlepas atau belum
c. Didalam uterus plasenta dilepaskan secara manual, jika plasenta berhasil
dikeluarkan dari rahim berikan uteronika lewat infus atau im dengan
mempertahan agar konfigurasi uterus tetap normal.
d. Pemebrian antibiotik dan tranfusi darah sesuai kebutuhan
e. Intervensi bedah jika tidak bisa dilakukan repososisi secara manual.
Sarwono, 2010)

7.PROGNOSIS
Prognosis inversio uteri dipengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat
keadaan ini diketahui dan diobat maka makin buruk prognosanya (Sastrawinata,
R.S, 1984).

Sumber :

1. Wiknjosastro, H., Inversio Uteri, Ilmu Kebidanan, hal 22-24 dan hal 660-662,
Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UI, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono, Prawirohardjo, 1997.
2. Sastrawinata, R.S., Inversio Uteri, Obstetri Patologi, hal 238-242, Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNDIP, Bandung, 1984.
3. Mansjoer Arif et.al., Perdarahan Pasca Persalinan, Ilmu Kebidanan dan
Kandungan, Kapita Selekta, Edisi 3, Jilid I, hal 313, Medik Aesculapius, Jakarta,
1999.
4. Taber B, Inversio Uteri, Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi,
hal 444-447, EGC, Jakarta, 1994.
5. Mochtar R, Inversio Uteri, Sinopsis Obstetri, Jilid I, Eds. 2, hal 304 – 306,
EGC, Jakarta, 1998
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
DENGAN INVERSIO UTERI
PEKANBARU

Tanggal pengkajian : 5 Januari 2016, pukul 23.00 wib


Tempat pengkajian : RS XX
Nama Pengkaji :

A. DATA SUBYEKTIF (S)


1. Biodata
Nama : Ny.D Nama : Tn. T
Umur : 45 tahun Umur : 43 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Keli III Alamat : Jl. Keli III

Keluhan utama / Alasan kunjungan


Ibu hamil datang ke bidan dengan keluhan ibu mengatakan nyeri pada
pinggang yang menjalar hingga perut bagian bawah, dan ibu mengatakan
perutnya terasa tegang dan mules dalam 10 menit 2 kali lamanya ± 25
detik sejak pukul 18.00 WIB
2. Riwayat Menstruasi
HPHT : 20-3-2016
Siklus : 28 hari (Teratur)
TP : 27-12-2016

3. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke :1
Usia saat kawin :21 tahun
Lama Perkawinan : 24 tahun
4. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tanggal UK Tempat Jenis Penolo Nifas Anak Keadaan
Tahun Partus Persalinan ng JK/BB Anak
Partus Sekarang
1. 17/4/2001 aterm BPM normal bidan normal LK/3500 sehat

2. 23/12/2006 aterm BPM normal bidan normal PR/3200 sehat

3 17/5/2008 aterm BPM normal bidan normal LK/3500 sehat

4 23/1/2010 aterm BPM normal bidan normal PR/3200 sehat

5. 11/4/2013 aterm BPM normal bidan normal LK/3500 sehat

5. Riwayat kehamilan Sekarang G6P5A0H5


Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK 8 minggu di BPM
Dince Safrina. Oleh : Bidan
Pemeriksaan saat ini yang ke :7
Masalah yang pernah dialami :
- Hamil Muda : Mual Muntah
- Hamil Tua :
Imunisasi TT : TT 5
Pengobatan atau anjuran yang diperoleh selama kehamilan ini
- Vit c
- Fe
- Calc
6. Riwayat penyakit / operasi yang lalu
Tidak ada
7. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
Tidak ada keluhan
8. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluhan
9. Metode KB yang pernah digunakan dan lamanya :
Suntik kb 3 bulan selama 2 tahun
10. Pola makan / minum / eliminasi / istirahat / psikososial
Makan : 3 x sehari
Minum : 6-8 gelas sehari
Jenis makanan / minuman
Nasi, ikan/ayam/telur/daging, tahu/tempe/kacang, sayur, buah, dan
susu
BAB : 1 x sehari
BAK : 6-7 x sehari
Pola Istirahat : 6-8 jam sehari
Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini baik
Sosial Support : Suami dan keluarga

B. DATA OBYEKTIF (O)


1. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Kompos Mentis
Sikap tubuh : Lordosis
TTV
TD : 120/80 mmHg P : 18 x/mnt
N : 78 x/mnt S : 36,7ºC
BB Sebelum hamil : 50 kg BB sekarang : 63 kg
TB : 151 cm LILA : 27 cm
Rambut : bersih dan tidak rontok
Wajah : terdapat cloasma gravidarum dan tidak ada odema
Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
Hidung : tidak ada keluhan
Telinga : tidak ada keluhan
Mulut : tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Payudara : Puting susu : menonjol
Areola mammae : hiperpigmentsi
Pengeluran ASI : (+)
Ekstermitas : tidak ada varises dan tidak ada odema
Reflex patella : +/+
2. Pemeriksaan Abdomen
a. Inpeksi
- Bekas operasi : tidak ada
- Striae : Albicans
- Linea : Pusca
b. Palpasi
- TFU : 3 jari dibawah px (33 cm)
- Bagian Atas : teraba lunak, bundar dan tidak melenting adalah
bokong
- Bagian Samping : kiri : teraba keras memanjang adalah punggung
Kanan : teraba tonjolan kecil adalah ekstremitas
janin
- Bagian Bawah : Teraba bulat, keras, adalah kepala
Bagian terbawah sudah masuk PAP (3/5)
- His : 3x/10’/30’’
c. Auskulturasi
- DJJ : 132 x/menit
d. Taksiran berat janin : 3255 gr
3. Pemeriksaan Ano-Genitalia
a. Inspeksi
Vulva : tidak odema
Perineum : tidak ada luka parut
Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
Anus : tidak haemorroid
b. Periksa dalam
Portio : konsistensi : lunak
Arah sumbu : searah jalan lahir

Pembukaan : 4 cm
Selaput ketuban : utuh
Presentasi : kepala
Penurunan : H II

Pemeriksaan penunjang : tidak di lakukan

C. KESIMPULAN / DIAGNOSIS / MASALAH


Diagnosis : G6P5A0H5, gravid aterm, inpartu kala I fase aktif, keadaan
umum ibu baik. Janin hidup, tunggal, intrauterine, letak memanjang,
presentasi kepala, keadaan janin baik.
Masalah : Nyeri yang kuat yang ibu rasakan sehingga ibu merasa
cemas.
Kebutuhan : Kebutuhan akan rasa aman dan nyaman (membantu
mengurangi kecemasan ibu akibat nyeri yang ibu rasakan), nutrisi,
kebutuhan privasi, kebutuhan dukungan emosional, sosial, dan spritual

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yaitu keadaan umum ibu dalam
batas normal, keadaan janin baik, saat ini pembukaan 4 cm, di
perkirakan ibu akan melahirkan kurang lebih 3-5 jam lagi.
Menganjurkan ibu berdoa dan tetap bersabar dalam menjalani proses
persalinannya.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi, dengan cara
menarik nafas panjang, tahan napas sebentar kemudian dilepaskan
dengan cara meniup sewaktu ada his.
Ibu mampu melakukan teknik relaksasi.
3. Memberikan pijatan ringan pada punggung ibu
Ibu mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan pijatan ringan
tersebut.
4. Menawarkan untuk memilih pendamping pada saat proses persalinan
dan menginformasikan kepada suami dan keluarga agar memberi ibu
semangat atau dukungan emosional pada ibu.
Ibu didampingi oleh suami dan orang tua.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi jika masih mampu,
dan memilih posisi yang nyaman dan aman.
Ibu melakukan mobilisasi dengan didampingi oleh suami.
6. Membantu ibu memenuhi asupan nutrisi dan hidrasi ibu serta
eliminasi ibu.
Ibu masih mampu untuk BAK kekamar mandi dengan didampingi
suami.
7. Menyiapkan alat-alat, obat-obatan yang diperlukan,dan perlengkapan
yang diperlukan ibu dan bayi
8. Merencanakan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian
9. Memantau kemajuan persalinan pada lembar partograf
CATATAN PERKEMBANGAN

HARI/TANGGAL URAIAN
PUKUL
Senin, 6 Januari S : Ibu mengatakan nyerinya semakin kuat
pukul 04.00 WIB
O : Kesadaran umum ibu baik
Tekanan darah 120/80 mmHg
Frekuensi respirasi 18 x/menit
Frekuensi nadi 80 x/menit
Suhu 36,7ºC
Perimaan : 1/5
His : 4x/10’/50’’
DJJ : 142 x/menit
VT : Portio lunak
Pembukaan 8 cm
Ketuban (+)
Presentasi kepala
Penurunan H III

A : G3P2A0H2, gravid aterm, inpartu kala I


fase aktif, keadaan umum ibu baik. Janin hidup, tunggal,
intrauterine, letak memanjang, presentasi kepala, keadaan
janin baik.

P :
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yaitu keadaan
umum ibu dalam batas normal, keadaan janin baik,
saat ini pembukaan 8 cm, di perkirakan ibu akan
melahirkan kurang lebih 1-2 jam lagi. Menganjurkan
ibu berdoa dan tetap bersabar dalam menjalani proses
persalinannya.
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi jika
masih mampu, dan memilih posisi yang nyaman dan
aman. Ibu memilih untuk berbaring miring kiri.
3. Menganjurkan kembali pada ibu untuk melakukan
teknik relaksasi, dengan cara menarik nafas panjang,
tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan
cara meniup sewaktu ada his.
4. Memberikan pijatan ringan pada punggung ibu. Ibu
mengatakan merasa nyaman setelah dilakukan pijatan
ringan tersebut.
5. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar,
ibu dapat mengejan jika pembukaan sudah lengkap.
6. Memantau kemajuan persalinan pada lembar
partograf

Senin, 6 Januari S : Ibu mengatakan sakitnya semakin kuat


pukul 05.10 WIB dan merasa seperti ingin BAB

O : Kesadaran umum ibu baik


Tanda dan gejala kala II
Vulva membuka
Perineum menonjol
Tekanan pada anus
Dorongan meneran
Perlimaan : 0/5
His : 4x/10’/50’’
DJJ : 144 x/menit
VT : Portio tidak teraba
Pembukaan 10 cm
Ketuban (-)
Presentasi kepala
Penurunan H IV
Posisi UUK depan

A : Inpartu kala II

P :
1. Menginformasikan ibu tentang hasil pemeriksaan
bahwa pembukaannya sudah lengkap dan ibu boleh
meneran
2. Melibatkan keluarga dalam membantu ibu untuk
memilih posisi yang nyaman
3. Menganjurkan ibu meneran disaat his dan
beristirahat diluar his.
4. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu
pada saat meneran
5. Memenuhi kebutuhan eliminasi dan hidrasi ibu
6. Ketika kepala tampak didepan vulva dengan
diameter 5-6 cm tangan kanan menahan perineum,
tangan kiri menahan belakang kepala agar defleksi
tidak terlalu cepat
7. Setelah kepala lahir, dengan lembut menyeka muka,
mulut, dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih
8. Periksa lilitan tali pusat, melonggarkan lillitan tali
pusat.
9. Biarkan kepala bayi melakukan putaran paksi luar
dan
10. Bantu kelahiran bahu dengan posisi tangan
biparietal, bawa kebawah untuk melahirkan bahu
depan bawa keaatas untuk melahirkan bahu belakang
11. Sambut kelahiran bayi dengan sanggah susur
12. Letakkan bayi diatas perut ibu, nilai bayi
13. Segera menyelimuti bayi dengan handuk/bedong.

Senin, 23 Maret S : Ibu mengatakan senang atas kelahiran


2015 bayinya dan ibu menanyakan jenis
pukul 05.30 WIB kelamin anaknya

O : Keadaan umum ibu baik


TD 130/80 mmHg
Bayi Ny. D lahir spontan, menangis kuat,
warna kulit kemerahan, pergerakan aktif
dan jenis kelamin laki-laki
Kontraksi : Baik
TFU : Setinggi pusat
Kandung Kemih : tidak penuh
Perdarahan : ± 100 cc
Plasenta belum lahir

A : Inpartu kala III

P :
1. Menginformasikan hasil permeriksaan kepada ibu
bahwa kondisi umum ibu baik dan bayi ibu lahir
spontan dan berjenis kelamin laki-laki.
2. Memeriksa bayi kedua
3. Menginformasikan dan menyuntikan oksitosin pada
ibu
4. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3
cm dari pusat bayi. Melakukan uturan pada tali pusat
mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem
kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).
5. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi
bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara
kedua klem tersebut.
6. Mengeringkan bayi, menganti handuk yang basah
dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang
bersih dan kering, menutupi bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
7. Memberikan bayi kepada ibunya untuk dilakukan
IMD segera setelah pemotongan tali pusat dan
berlangsung 60 menit
8. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
9. Plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua
tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan
dengan hati-hati memutar searah plasenta hingga
selaput ketuban terpilin, dengan lembut perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
10. Segera lakukan masase pada fundus uteri

Senin, 23 Maret S : Ibu mengatakan terasa nyeri yang sangat kuat


2015
pukul 05.37 WIB O : Kesadaran umum : Baik
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 87 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 37 °c
Kontraksi : baik
TFU : tidak teraba
anogenitalia : tampak uterus di
inroitus vagina
perdarahan kurang lebih 350 cc

A : P6A 0H6 ibu kala IV dengan inversio


uterus

P :
1. Memasang infus NaCL 20 tpm/menit
2. Segera hubungi bagian anestesi, Kolaborasi dengan
dokter obgyn
3. Lakukukan reposisi uterus dengan dengan tehnik
johson

4. Memeriksa kelengkapan plsenta


5. Memeriksa laserasi, terdapat laserasi derajat 2
Melakukan penjahitan laserasi pada perineum
6. Memeriksa kembali kontraksi uterus ibu
7. Menjaga bayi tetap hangat
8. Memeriksa tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi
uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15
menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1
jam kedua. Suhu deperiksa setiap satu jam.
9. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi
Mengevaluasi kehilangan darah
10. Membereskan alat-alat dan di dekontaminasikan
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit, lalu di
cuci dan di bilas.
11. Membersihkan ibu dengan air disinfeksi tingkat
tinggi
12. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu
memberikan ASI. Membantu memenuhi asupan
nutrisi dan hidrasi ibu serta eliminasi ibu
13. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk
melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan
membilas dengan air bersih
Mencuci tangan dengan air sabun dan air mengalir
14. Memindahkan ibu keruang perawatan setelah 2 jam
post partum
15. Melengkapi dokumetasi

Anda mungkin juga menyukai