Anda di halaman 1dari 25

PANDUAN

PENGORGANISASIAN
FARMASI

Kolongan Atas, Kec. Sonder, Kab. Minahasa, SULUT 95691.


Telp. (0431) 356673, 08114331905.
e-mail : rsgmimsiloamsonder@gmail.com

1
DAFTAR ISI

Cover ………………………………………………………………………………… 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………….. 2
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………………... 3
BAB II Gambaran Umum Rumah Sakit ………………………………………..… 4
BAB III VISI, MISI, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Rs………………………………. 6
Bab IV Struktur Organisasi Instalasi Farmasi Rumah Sakit……………………. 9
BAB V Uraian Jabatan ………………………………………………………….…. 10
BAB VI Tata Hubungan Kerja …………………………………………………….. 15
BAB VII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil……………………….….…. 16
BAB VIII Pelaksanaan Kegiatan Kefarmasian…………………………….….…. 17
BAB IX Pelaksanaan Kegiatan ………………………………………….……..…. 20
BAB X Pertemuan/ Rapat ………………..……………………………………….. 23
BAB XI Pelaporan….……………………………………………………………….. 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan satu tatanan institusi kesehatan yang di dalamnya terjadi interaksi
antar petugas, penderita, dan keluarganya serta lingkungan rumah sakit yang cukup
kompleks dan akan memberikan andil terhadap citra rumah sakit di masyarakat.
Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dan system
pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat. Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu pelayanan farmasi, mengharuskan
adanya perubahan pelayanan dan paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru
(patient oriented) dengan filosofi ‘Pharmaceutical Care’ (pelayanan kefarmasian). Praktek
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang terpadu dengan tujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang
berhubungan dengan kesehatan.
RS GMIM Siloam Sonder yang dalam visi, misi dan motto motto yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat. Oleh karena itu instalasi farmasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program pelayanan kesehatan yang ada di
RS GMIM Siloam Sonder. Salah satu program pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan
di dalam sistem pelayanan pasien yang ada di RS GMIM Siloam Sonder adalah pemberian
edukasi atau pendidikan kepada pasien dan keluarga. Pendidikan pasien dan keluarga
dilaksanakan guna membantu pasien untuk berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang
diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhan kefarmasian
yang diterimanya.
B. TUJUAN
Pelayanan kefarmasian bertujuan:
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan farmasi di rumah sakit;
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan farmasi di rumah sakit;
3. Untuk menerapkan konsep pelayanan kefarmasian;
4. Untuk memperluas fungsi dan peran Apoteker farmasi rumah sakit;
5. Untuk melindungi masyarakat dan pelayanan yang tidak profesional.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan
mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
gawat darurat dan tindakan medis. Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder merupakan satuan kerja
Kementrian Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan mempunyai tugas
menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan
berkesinambungan, menyelenggarakan upaya peningkatan kesehatan lainnya, dan
melaksanakan rujukan.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut di atas, Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder
mempunyai fungsi Pelayanan Medis, Pelayanan asuhan keperawatan, Penunjang medis dan
non medis, Pengelolaan sumber daya manusia, Pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam
bidang profesi kedokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan, Pendidikan dan pelatihan di
bidang kesehatan lainnya, Penelitian dan Pengembangan, Pelayanan rujukan, Administrasi
umum dan keuangan.
Struktur organisasi Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 248/Menkes/PER/III/2008 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit
GMIM Siloam Sonder diatur dan ditetapkan sebagai berikut Direktur Utama, Direktur Medik dan
Keperawatan, Direktur SDM dan Pendidikan, dan Direktur Keuangan dan Administrasi Umum,
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Dimana Direktur Medik dan Keperawatan membawahi Bidang Pelayanan Medik, Bidang
Pelayanan Keperawatan, Bidang Pelayanan Penunjang; Direktur Sumber Daya Manusia dan
Pendidikan membawahi Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Pendidikan dan Penelitian;
dan Direktur Keuangan dan Administrasi Umum membawahi Bagian Program dan Anggaran,
Perbendaharaan dan Akuntansi dan Bagian Administrasi Umum.
Unit-Unit Non Struktural terdiri atas Komite yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Utama terdiri atas Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Etik dan Hukum,
Komite Farmasi dan Terapi, Kepala Satuan Pengawasan Intern, dan Komite Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien, Dewan Pengawas; Instalasi, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Para Direktur. Instalasi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur

4
Medik dan Keperawatan adalah Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat
Khusus, Instalasi Rawat Intensif, Bedah Sentral, Instalasi Jantung, Instalasi Farmasi, Rehabilitasi
Medik, Instalasi Radio Diagnostik, Instalasi Patologi Anatomi, Instalasi Patologi Klinik, Instalasi
Forensik, Instalasi Radiotherapi, Instalasi Hiperbarik, Instalasi Mikrobiologi, Instalasi Kedokteran
Komplementer dan Alternatif, Instalasi Hemodialisa dan Endoskopi. Instalasi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan
adalahInstalasi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat RS Instalasi Pendidikan, Pelatihan dan
Perpustakaan, Instalasi Penelitian dan Pengembangan, Instalasi K3, Pelayanan Gizi dan Dapur
Rumah Sakit. Instalasi yang berada di bawah dan bertanggung kepada Direktur Keuangan dan
Administrasi Umum adalah Administrasi Pasien, Instalasi Verifikasi Asuransi Kesehatan, Instalasi
Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Instalasi Gizi, Instalasi Rekam Medik,
Instalasi Binatu, Instalasi Sterilisasi Sentral, Instalasi Pemulasaran Jenazah, Pelayanan
Pemulasaran Jenazah.
Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder yang merupakan salah satu Rumah Sakit Pendidikan di
Indonesia, dalam memberikan pelayanannya mempunyai visi, misi, dan motto yang bertujuan
untuk meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat.

5
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS

A. Visi Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder


Visi merupakan suatu keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan yang
didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, cita dan
citra yang ingin di wujudkan, serta memperhitungkan faktor strategis dan potensi seluruh
komponen stakeholders, maka dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan untuk periode tahun
2015 – 2019 dicanangkan visi Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder sebagai berikut :

“MENJADI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DAN PELAYANAN RUJUKAN NASIONAL


YANG UNGGUL DI INDONESIA TIMUR TAHUN 2019”

B. Misi Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder


Misi merupakan rumusan mengenai upaya – upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Adapun misi Rumah Sakit Siloam Gmim Sonder adalah sebagai berikut :
1. HIGH QUALITY OF MEDICAL, NURSING, AND SUPPORT CARE
(Memberikan Pelayanan Medik, Keperawatan & Penunjang yang Berkualitas)
2. HIGH QUALITY OF EDUCATION, TRAINING AND RESEARCH
(Meningkatkan pendidikan, pelatihan dan penelitian )
3. HIGH ACCOUNTABILITY OF FINANCE
(Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan)
4. HIGH QUALITY OF EMPLOYEE PROSPERITY
(Meningkatkan kesejahteraan karyawan)
5. HIGH QUALITY OF FACILITIES
(Mengembangkan sarana dan prasana rumah sakit)
C. Tata Nilai Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder
1. Team Work
Kebersamaan disadari bahwa semua kegiatan dapat dilaksanakan dan diselesaikan
oleh sekelompok orang maka perlu suatu kerjasama tim (team work). Melalui
kebersamaan dalam kegiatan pelayanan mengutamakan pelanggan sesuai motto
Rumah Sakit ”Kepuasan pelanggan diatas segala-galanya”. Kebersamaan juga berarti
megutamakan kepentingan organisasi / Institusi / Lembaga daripada kepentingan
pribadi atau kelompok.

6
2. Inovatif
Kompleksnya permasalahan yang dihadapi rumah sakit saat ini, diikuti tuntutan
masyarakat pengguna jasa rumah sakit yang semakin tinggi guna mendapatkan
pelayanan yang terbaik, maka dalam mengatasi hal tersebut management dan seluruh
komponen rumah sakit harus mampu memahami dan merespon dengan memberikan
ide-ide yang kreatif dan konstruktif melalui penampilan yang proaktif, dalam merespon
permasalahan internal dan eksternal secara cepat dan tepat melalui pertimbangan-
pertimbangan yang cermat dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
3. Transparan dan akuntabel
Dalam menghadapi masyarakat yang lebih cerdas dan tanggap serta dalam era
demokrasi, maka rumah sakit dituntut untuk lebih transparan dan akuntabel dalam
menyajikan informasi yang jelas mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan baik
pelayanan, keuangan serta informasi lainnya.
4. Integritas yang tinggi
Dalam upaya rumah sakit memberikan pelayanan prima kepada pasien, serta dapat
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka seluruh jajaran manajemen serta
staf harus memiliki komitmen yang tinggi , dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang harus diemban serta harus memiliki hati yang tulus, kejujuran, kepribadian
yang baik dan bermoral tinggi.
5. Bertindak cepat dan tepat
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pelayanan terhadap masyarakat
diharapkan seluruh karyawan Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder melaksanakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan secar cepat dan tepat.
D. Tujuan Rumah Sakit GMIM Siloam Sonder
Tujuan Umum :
Terselenggaranya pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang paripurna, merata,
bermutu, dan berkeadilan.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan mutu pelayanan medik, keperawatan, dan penunjang.
2. Memberdayakan SDM berdasarkan kompetensi yang berkualitas dan profesional,
meningkatkan produktivitas kinerja yang bermutu dan tepat sasaran, meningkatkan
kualitas pendidikan dan pelatihan bagi tenaga medis, keperawatan dan non medis,
melakukan penelitian ilmiah maupun operasional dan pemanfaatan hasil penelitian.

7
3. Meningkatkan mutu fasilitas peralatan melalui belanja modal dan kerja sama
operasional, melakukan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, transparan dan
akuntabel, melakukan penyusunan program anggaran, evaluasi dan pelaporan yang
berbasis data, melakukan pengeloaan administrasi yang tertib dan benar.

8
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
GMIM SILOAM SONDER
BAB V
URAIAN JABATAN
A. KEPALA INSTALASI

I. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB:


1. Bertanggung jawab terhadap segala aspek hukum dan peraturan-peraturan
farmasi baik terhadap pengawasan, distribusi maupun administrasi perbekalan
Farmasi.
2. Menentukan kebijakan dalam rangka pengelolaan perbekalan farmasi yang
berada di lingkungan instalasi farmasi RSU GMIM Siloam Sonder.
3. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian di RSU GMIM Siloam Sonder. Sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Meningkatkan kemampuan SDM di Instalasi Farmasi dalam melaksanakan
pekerjaan kefarmasian dan kegiatan penunjangnya.
5. Mengusulkan penagadaan fasilitas yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan
pekerjaan kefarmasian
6. Menjamin mutu pekerjaan kefarmasian yang terselenggara di RSU GMIM Siloam
Sonder.
7. Menugaskan staf dalam pelaksaan program kerja Instalasi farmasi Rumah
Sakit sesuai dengan Tupoksi masing-masing.
8. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan pelaksanaan program
kerja Instalasi Farmasi RSU GMIM Siloam Sonder.
9. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan RSU GMIM Siloam
Sonder terkait pelaksanaan program kerja Instalasi Farmasi RSU GMIM Siloam
Sonder
II. URAIAN TUGAS :
1. Menyiapkan rencana kegiatan Menyajikan rancangan kegiatan strategis RS di
bidang farmasi
2. Menyiapkan bahan rancangan awal program pelayanan dan pengembangan
pelayanan instalasi farmasi
3. Menyiapkan bahan rancangan awal rencana bisnis anggaran RS Instalasi farmasi
4. Menyiapkan bahan rancangan awal kebijakan, pedoman, SOP pelayanan farmasi
5. Menyetujui dan memeriksa usulan kebutuhan tenaga di instalasi farmasi
6. Menyetujui dan memeriksa usulan pengadaan dan pemeliharaan alat, sarana, dan
prasarana di instalasi Farmasi
7. Menyetujui dan memeriksa usulan kebutuhan diklat untuk staff di instalasi farmasi
8. Menyusun rancangan awal SPM di bidang pelayanan Farmasi.
9. Menyetujui dan memeriksa usulan rencana pengadaan perbekalan Farmasi
10. Menyetujui dan memeriksa laporan pelaksanaan kegiatan pelayanan instalasi
Farmasi
11. Menyetujui dan memeriksa laporan persediaan, penerimaan, dan penggunaan
perbekalan Farmasi.
12. Menyetujui dan memeriksa laporan pemakaian obat antiinfeksi di RSU GMIM
Siloam Sonder
13. Melakukan kegiatan pengendalian dan evaluasi mutu pelayanan Farmasi
14. Melakukan kegiatan koordinasi pelaksanaan kegiatan Farmasi
15. Menyetujui dan memeriksa rekomendasi SKP di lingkungan Instalasi Farmasi

10
16. Memimpin rapat rutin Apoteker di instalasi Farmasi
17. Mengikuti rapat pleno di RSU GMIM Siloam Sonder.
18. Mengikuti rapat koordinasi Direktorat medic dan Keperawatan
19. Membuat Laporan Kinerja Staff yang menjadi tanggung jawabnya
20. Melaksanakan tugas kedinasan lain
21. Mengikuti pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar rumah sakit
22. Seminar/lokakarya atau simposium dll, sebagai Peserta
23. Keanggotaan dalam organisasi profesi Apoteker Tingkat Prov/Kab/Kota sebagai
pengurus aktif.

B. KOORDINATOR PELAYANAN FARMASI


I. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG :
1. mengkoordinasikan semua kegiataan pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi
sesuai dengan peraturan yang berlaku
2. menjamin mutu dan pelayanan kefarmasian
3. mengambil keputusan terhadap masalah yang terkait pelayanan kefarmasian
4. mengkoordinasi agar laporan-laporan pelayanan dan penggunaan obat dari
setiap depo pelayanan terselesaiakan tepat waktu.
II. URAIAN TUGAS :
1. membuat rancangan regulasi dan SPO yang terkait dengan pelayanan
kefarmasian
2. memonitor kegiatan mutu pelayanan
3. menyiapkan data indikator mutu
4. mengolah (teramasuk membuat analisa dan usulan solusi) data indikator mutu
termasuk kritik dan saran
5. mengkoordinasi pembuatan laporan pelayanan dan penggunaan obat dengan
kepala Instalasi
6. membantu kepala Instalasi menyelesaikan komplain tentang mutu pelayanan
bersama-sama dengan koordinator yang lain
7. melaksanakan kegiatan PKRS (Promosi kesehatan rumah sakit) dan kegiatan
ilmiah bekerja sama dengan instalasi/bagian terkait
8. membuat laporan PKRS ke kepala instalasi untuk diteruskan ke bagian Humas
9. menyiapkan bahan rencana tindak lanjut hasil evaluasi peningkatan mutu
pelayanan instalasi
10. melakukan evaluasi peningkatan mutu pelayanan depo-depo farmasi
11. menyiapkan bahan rencana tindak lanjut hasil evaluasi peningkatan mutu
pelayanan instalasi
12. mengikuti rapat rutin apoteker di instalasi farmasi
13. Mengikuti rapat koordinasi Direktorat Medik dan keperawatan
14. Membuat Laporan Kinerja Staff yang menjadi tanggung jawabnya
15. Melaksanakan tugas kedinasan lain
16. Mengikuti pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar rumah sakit
17. Melaporkan kejadian keselamatan pasien kepada koordinator pelayanan dan
farmasi klinik
18. Menyiapkan bahan dan memberikan pembekalan / orientasi pegawai baru dan
peserta didik tentang pelayanan kefarmasian rumah sakit.

11
C. APOTEKER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
I. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG :
1. Melaksanakan pekerjaan kefarmasian sesuai pendidikan dan kompetensi yang
diatur perundang-undangan
2. Mengkoordinir perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi depo untuk
pelayanan kefarmasian depo
3. Mengkoordinir penyelenggarakan pelayanan kefarmasian di depo yang menjadi
tanggung Jawabnya
4. Memastikan entri data setiap penggunaan perbekalan farmasi depo
5. Mengawasi pekerjaan Supervisor Depo yang menjadi tanggung jawabnya.
II. URAIAN TUGAS :
1. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian
2. Menelaah atau mengkaji data-data dan membuat rencana kegiatan dalam rangka
penyiapan rencana kegiatan kefarmasian
3. Menyajikan rencana kegiatan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian
4. Memonitoring ketersediaan obat dan alat kesehatan di depo farmasi
5. Memantau penyimpanan perbekalan farmasi, termasuk obat-obat khusus seperti
narkotika, psikotropika, HAM, LASA, dan B3
6. Mengkoordinir rekapitulasi rincian pemakaian obat dan biayanya di masing-
masing depo farmasi
7. Mengkoordinir penyusunan laporan kegiatan dan evaluasi pengelolaan dan
pelayanan perbekalan farmasi di masing-masing depo
8. Monitoring obat kadaluarsa dan mendekati kadaluarsa di masing-masing depo
kemudian dilaporkan ke gudang farmasi
9. Mengkoordinir pembuatan laporan penggunaan narkotika
10. Mengkoordinir pembuatan laporan persediaan obat
11. Mengkoordinir pembuatan dokumentasi dan melaporkan obat-obat non
formularium kepada Koordinator pelayanan farmasi
12. Mengkoordinir pembuatan laporan sasaran mutu depo farmasi
13. Mengkoordinir pembuatan laporan jumlah resep
14. Mengkoordinir pembuatan laporan penulisan resep sesuai formularium
15. Melaporkan kepada kepala instalasi bila ada kerusakan sarana dan fasilitas depo
16. Mengikuti rapat rutin di instalasi farmasi
17. Mengikuti rapat koordinasi Direktorat Medik dan keperawatan
18. Membuat Laporan Kinerja Staff yang menjadi tanggung jawabnya
19. Melaksanakan tugas kedinasan lain
20. Mengikuti pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar rumah sakit
21. Melakukan evaluasi kelengkapan penulisan resep dokter
22. Melaporkan kejadian keselamatan pasien kepada koordiantor pelayanan
23. farmasi
24. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja kepada Koordinator pelayanan farmasi.

12
D. APOTEKER KONSULTASI DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
I. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG :
1. Melaksanakan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan pendidikan dan kompetensi
yang diatur perundang-undangan
2. Memantau efek obat terhadap pasien
3. Member edukasi dan informasi terkait obat kepada pasien/keluarga pasien dan
tenaga kesehatan lain
4. Memperoleh informasi kefarmasian terbaru dan terpercaya
5. Supervise penyimpanan perbekalan farmasi di ruang perawatan yang menjadi
tanggung jawabnya.
II. URAIAN TUGAS :
1. Membuat kerangka acuan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian.
2. Mengkaji data dan membuat rencana kegiatan dalam rangka penyiapan rencana
kegiatan kefarmasian.
3. Menyajikan rencana kegiatan dalam rangka penyiapan rencana kegiatan
kefarmasian.
4. Visit ke ruang rawat.
5. Konseling obat dan pendokumentasiannya.
6. Pelayanan informasi obat (PIO)
7. Mengkaji resep dalam rangka dispensing.
8. Konsultasi dengan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya dalam rangka
konfirmasi.
9. Mendokumenatasikan dalam rangka pemantauan penggunaan obat.
10. Pelayanan paliatif.
11. Mengumpulkan dan menganalisa data dalam rangka evaluasi dan penggunaan
obat
12. Mendukumentasikan hasil evaluasi penggunaan obat.
13. Menelusuri catatan medik dalam rangka pemantauan penggunaan obat.
14. Mengidentifikasi skala prioritas dan menyusun indikator / kriteria dalam rangka
evaluasi penggunaan obat.
15. Merekomendasikan rencana intervenasi dalam rangka evaluasi penggunaan
obat.
16. Menganalisis, menyimpulkan, dan merekomendasikan upaya intervensidalam
rangka pemantauan penggunaan obat.
17. Melaporkan kejadian efek samping obat.
18. Supervisi emergency kit
19. Mengikuti rapat rutin di instalasi farmasi.
20. Melaksanakan tugas kedinasan lain, misalnya memenuhi rapat insidentil,
koordinasi di dalam instalasi maupun dengan instalasi lain, kejadian luar biasa,
dll.
21. Mengikuti pendidikan dan pelatihan baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
22. Melaporkan kejadian keselamatan pasien kepada koordinator pelayanan, mutu
layanan, dan farmasi klinik.
23. Melaporkan kejadian kecelakaan kerja kepada bagian administrasi ketenagaan.

13
E. ADMINISTRASI UMUM
I. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG :
1. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang administrasi
2. Menyimpan arsip dan dokumen instalasi farmasi dengan baik dan mudah
ditelusur
3. Mengurus dokumen Instalasi dan staff instalasi farmasi ke bagian terkait.
II. URAIAN TUGAS :
1. Membuat permintaan, laporan permintaan dan pemakaian barang ke bagian
rumah tangga
2. Permintaan dana ke bagian perbendaharaan untuk pembelian perbekalan farmasi
yang tidak tersedia dan operasional Instalasi Farmasi
3. Mengurus cuti dan izin tidak masuk kerja karyawan instalasi farmasi
4. Mengumpulkan SKP bagi karyawan yang telah dinilai oleh atasan langsung dan
IKI dari karyawan instalasi farmasi
5. Merekap data uang makan per bulan untuk di kirim ke bagian SDM
6. Mengumpulkan laporan narkotik psikotropik instalasi farmasi
7. Membuat surat pengantar untuk laporan-laporan yang akan dikirimkan ke bagian
lain
8. Memberi nomor surat dan menyimpan arsip surat masuk dan surat keluar
9. Menyampaikan surat yang masuk ke Instalasi Farmasi ke bagian atau personil
terkait
10. Menerima dan mengecek kelengkapan dokumen, surat, naskah banko dan bahan
lainnya dari atasan langsung
11. Menyusun laporan sesuai dengan pelaksanaan kegiatan sebagai
pertanggungjawaban kepada pimpinan
12. Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diperintahkan oleh pimpinan
13. Melaporkan kejadian keselamatan pasien dan kejadian kecelakaan kerja kepada
kepala instalasi.

F. ADMINISTRASI VERIFIKASI DAN KLAIM


I. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG :
1. Mengentry resep untuk di klaim
2. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang administrasi.
II. URAIAN TUGAS :
1. Melakukan proses entry resep ke dalam SIRS untuk klaim.
2. Memeriksa hasil entry resep.
3. Memantau rekapitulasi hasil entry resep harian.
4. Melengkapi kekurangan berkas resep tiap bulan.
5. Memverifikasi dan menganalisa hasil verifikasi oleh verifikator asuransi.
6. Mencocokan kesesuaian resep alat kesehatan yang sudah disetujui pengendali
BPJS dan/atau Komite Medis dengan billing, memintakan harga, merekap, dan
mengekspedisi untuk kemudian dikirim ke keuangan.
7. Melaporkan kejadian keselamatan pasien dan kejadian kecelakaan kerja kepada
Kepala Instalasi.
8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan.

14
BAB VI
TATA HUBUNGAN KERJA

Pelaksanaan program kefarmasian bekerja sama dengan unit-unit dan bagian yang
ada di rumah sakit, dimana seluruh unit dan bagian tersebut telah memiliki garis koordinasi
sebagai bentuk tata hubungan kerja antar Instalasi Farmasi RS GMIM Siloam Sonder dalam
kegiatan Kefarmasian yang akan dilakukan di setiap unit dan bagian kerja yang terkait. Instalasi
Farmasi RS GMIM Siloam Sonder dalam pelaksanaannya juga berkoordinasi dengan para
tenaga medis dalam hal ini dokter spesialis maupun dokter umum, tenaga paramedis (perawat
dan bidan), dan tenaga kesehatan lainnya yang ada di lingkungan RS GMIM Siloam Sonder.

Kerakteristik tata hubungan antara unit dan bagian lain dalam pelaksanaan kegiatan
kefarmasian yang dilaksanakan sesuai program Instalasi Farmasi RS GMIM Siloam Sonder
sebagai berikut:

Tata Hubungan Vertikal Ke atas:


1. Melaksanakan kebijakan atasan langsung (Direktur Medik dan Keperawatan)
2. Melaporkan kegiatan tugas Instalasi Farmasi
Tata Hubungan Horisontal:
 Koordinasi dengan Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat
Khusus dalam hal pemenuhan kebutuhan perbekalan farmasi.

15
BAB VII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Personalia Pelayanan Instalasi Farmasi RSU GMIM Siloam Sonder adalah sumber
daya manusia atau tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu Apoteker
dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK) atau asisten apoteker yang termasuk dalam struktur
organisasi Instalasi
dengan persyaratan:
- Terdaftar di Departeman Kesehatan;
- Terdaftar di Asosiasi Profesi;
- Mempunyal STRA untuk profesi apoteker;
- Mempunyai STRTTK untuk tenaga teknis kefarmasian;
Sumber daya utama yang diperlukan untuk IFRS adalah tenaga (sumber daya manusia/SDM),
sarana/peralatan, termasuk media komunikasi dan pendanaan.

16
BAB VIII
PELAKSANAAN KEGIATAN KEFARMASIAN

A Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dan
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penghapusan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
Tujuan:
a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien;
b. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan;
c. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi;
d. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna;
pengendalian mutu pelayanan.

1. Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadirumah
sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan
dengan memprioritaskan obat esensial, standardisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standard obat.
2. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-
dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain: Konsumsi disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
Pedoman Perencanaan:Formularium Rumah Sakit,
1. Data catatan medik;
2. Anggaran yang tersedia;
3. Penetapan prioritas;
4. Metode konsumsi;
5. Sisa persediaan;
6. Data pemakaian periode yang lalu;
7. Rencana pengembangan.

17
3. Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui:
a. Pembelian:
1. Secara tender (oleh Unit Layanan Pengadaan);
2. Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan.
b. Sumbangan/droping/hibah.
4. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi
atau sumbangan.
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi:
a. Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa;
b. Barang harus bersumber dan distributor utama;
c. Bahan berbahaya dan beracun harus mempunyai Material Safety Document
Sheets (MSDS);
d. Alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin;
e. Expire date minimal 1(satu) tahun, kecuali bagi obat yang memiliki batas
kadaluarsa yang pendek
5. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan dalam penyimpanan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan:
a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya;
b. Dibedakan menurut suhu dan kestabilannya;
c. Mudah tidaknya meledak/terbakar;
d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya
e. Penyimpanan di dalam rak menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan
memperhatikan tanggal kadaluarsa (FEFO)
f. Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan (kartu stok)
5.1 Penyimpanan Nutrisi Enteral
Nutrisi enteral adalah sejenis makanan cair yang diberikan pada pasien melalui
oral pipa (sonde) untuk memenuhi kebutuhan/suplemen tubuh. Penyimpanan
bahan baku (bubuk) nutrisi enteral dipisahkan dari bahan makanan lain, ditempat
yang kering pada suhu kamar (15°C-25°C). Penyimpanan untuk cairan siap
pakai dalam lemari pendingin (2°C-8°C) dan dihabiskan dalam waktu 24 jam

18
5.2 Penyimpanan Bahan Radioaktif dan Investigasi
Tidak ada
5.3 Penyimpanan Obat Sampel
Tidak ada
6. Pendistribusian
Merupakan kegiatan penyaluran perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis. Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk
dijangkau oleh pasien dengan mempertimbangkan:
adalah sumber daya manusia atau tenaga kefarmasian yang melakukan pekerjaan
kefarmasian yaitu Apoteker dan Tenaga Tekhnis Kefarmasian (TTK) atau asisten
apoteker yang termasuk dalam struktur organisasi Instalasi
dengan persyaratan:
- Terdaftar di Departeman Kesehatan;
- Terdaftar di Asosiasi Profesi;
- Mempunyal STRA untuk profesi apoteker;
- Mempunyai STRTTK untuk tenaga teknis kefarmasian;
- Mempunyai SK penempatan
Sumber daya utama yang diperlukan untuk IFRS adalah tenaga (sumber daya manusia/SDM),
sarana/peralatan, termasuk media komunikasi dan pendanaan.

19
BAB IX
PELAKSANAAN KEGIATAN KEFARMASIAN

A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi


Pengelolaan Perbekalan Farmasi merupakan suatu siklus kegiatan, dimulai dan
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penghapusan, penyimpanan,
pendistribusian, pengendalian, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
B. Tujuan:
1. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efesien;
2. Menerapkan farmako ekonomi dalam pelayanan;
3. Meningkatkan kompetensi/kemampuan tenaga farmasi;
4. Mewujudkan Sistem Informasi Manajemen berdaya guna dan tepat guna;
pengendalian mutu pelayanan.
7. Pemilihan
Merupakan proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang
terjadirumah sakit, identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria
pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial, standardisasi sampai menjaga dan
memperbaharui standard obat.
8. Perencanaan
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan
farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari kekosongan
obat dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggung jawabkan dan dasar-
dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain: Konsumsi disesuaikan dengan
anggaran yang tersedia.
Pedoman Perencanaan:Formularium Rumah Sakit,
8. Data catatan medik;
9. Anggaran yang tersedia;
10. Penetapan prioritas;
11. Metode konsumsi;
12. Sisa persediaan;
13. Data pemakaian periode yang lalu;
14. Rencana pengembangan.

20
9. Pengadaan
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan
dan disetujui, melalui:
a. Pembelian:
1. Secara tender (oleh Unit Layanan Pengadaan);
2. Secara langsung dari pabrik/distributor/pedagang besar farmasi/rekanan.
b. Sumbangan/droping/hibah.
10. Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah diadakan
sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender, konsinyasi
atau sumbangan.
Pedoman dalam penerimaan perbekalan farmasi:
a. Pabrik harus mempunyai Sertifikat Analisa;
b. Barang harus bersumber dan distributor utama;
c. Bahan berbahaya dan beracun harus mempunyai Material Safety Document
Sheets (MSDS);
d. Alat kesehatan/kedokteran harus mempunyai certificate of origin;
e. Expire date minimal 1(satu) tahun, kecuali bagi obat yang memiliki batas
kadaluarsa yang pendek
11. Penyimpanan
Merupakan kegiatan pengaturan dalam penyimpanan perbekalan farmasi
menurut persyaratan yang ditetapkan:
a. Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya;
b. Dibedakan menurut suhu dan kestabilannya;
c. Mudah tidaknya meledak/terbakar;
d. Tahan/tidaknya terhadap cahaya
e. Penyimpanan di dalam rak menggunakan sistem First In First Out (FIFO) dan
memperhatikan tanggal kadaluarsa (FEFO)
f. Disertai dengan sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan (kartu stok)
11.1 Penyimpanan Nutrisi Enteral
Tidak ada
11.2 Penyimpanan Bahan Radioaktif dan Investigasi
Tidak ada
11.3 Penyimpanan Obat Sampel
Tidak ada

21
12. Pendistribusian
Merupakan kegiatan penyaluran perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan
individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat jalan serta untuk
menunjang pelayanan medis.
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau oleh pasien dengan
mempertimbangkan:

22
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan/rapat dilaksanakan:
- Setiap sebelum kegiatan proram kefarmasian dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar
supaya pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat berjalan lancar seperti yang diharapkan.
- Setiap selesai pelaksanaan kegiatan program kefarmasian. Hal ini dimaksudkan agar
segera dibahas kendala yang ditemui di lapangan untuk dicari solusi penyelesaiannya.
- Setiap bulan untuk pertemuan evaluasi dan monitoring kegiatan IFRS sebagai evaluasi
pelaksanaan Program IFRS pada kegiatan yang telah berjalan
- Setiap saat sesuai kebutuhan.

23
BAB XI
PELAPORAN

Pelaporan yang dilaksanakan di Instalasi Instalasi farmasi RSU GMIM Siloam Sonder,
adalah :
a. Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat berdasarkan hasil rekapan seluruh kegiatan IFRS selama satu
bulan berjalan.
b. Laporan Tahunan
Laporan tahunan dibuat untuk melaporkan seluruh kegiatan IFRS dalam satu tahun
berjalan.

Keseluruhan laporan yang telah dibuat bertujuan sebagai bahan monitoring dan evaluasi
kegiatan yang dilaksanakan oleh IFRS. Hasil laporan yang telah dibuat akan dilaporkan oleh
Kepala Instalasi kepada atasan langsung.

Sonder, 5 Juli 2019

RS GMIM Siloam Sonder

Direktur,

dr. Arthur Mozes Lawalata, M.Kes

24
25

Anda mungkin juga menyukai