SENIN, 9 MEI 2011
kosmo Lingkaran Setan Gizi Indonesia
survei
ermain video game
B satu jam saja tanpa
bergerak dalam sehari
berisiko membuat remaja
pria makan lebih banyak
sepanjang hari. Hal ini di-
simpulkan dari penelitian
kecil tentang pola bermain
video game terhadap 22
remaja pria sehat.
Para peneliti mencatat
anak-anak ini menimbun
163 kalori tiap kali mereka
bermain video game.
Peneliti menduga mereka
terkena dampak stres men-
tal selama permainan yang
menegangkan yang oleh
otak diterjemahkan sebagai
keinginan makan sebagai
imbalannya.
Penelitian oleh Children’s
Hospital of Eastern Ontario
Research Institute di
Ottawa, Kanada, ini diter-
bitkan dalam American
Journal of Clinical Nutrition,
2011.
● REUTERS | UTAMI
Workshop Sehari
METODE DAN TEKNIK PENYUSUNAN
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Memberikan pedoman dalam pembuatan SOP yang efektif dalam rangka
meningkatkan kerja dan wawasan perusahaan
Hotel Lumire, Jakarta
Kamis, 19 Mei 2011
09.00 - 17.00 WIB
PEMBICARA:
Eko Supriyatno SE, MM, Mtb
Informasi pendaftaran :
TEMPO Komunitas
Telp.: 021-5360409 (Ext. 222)
Fax. : 021-5349569 | Hp: 0817185288
E-mail : prasetyo@mail.tempo.co.id
emerintah Provinsi Nusa
P
Tenggara Timur, Nusa
Tenggara Barat, Kaliman-
tan Barat, dan Papua Ba-
rat harus bekerja ekstra-
keras. Sebab, berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar 2010, kondisi gizi
anak-anak di daerah tersebut
merupakan yang terparah di Indo-
nesia.“Gizi makro yang paling ku-
rang di Indonesia adalah protein-
nya. Sedangkan gizi mikro yang
masih kurang adalah vitamin A,”
kata Kepala Riset Persatuan Ahli
Gizi Indonesia Sandjaja.
Gizi makro yang dimaksudkan
dokter Sandjaja adalah protein, kar-
bohidrat, dan lemak. Sedangkan gizi
mikronya vitamin dan mineral.“Ma-
salah mal gizi mikro di Indonesia ter-
utama vitamin A, yodium, anemia,”
ujar peneliti riset National Nutrition
Assessment of Children Age 6
Month-12 Years Old in Indonesia,
yang dibiayai Frisian Flag Indonesia.
Menilik hasil riset terhadap anak
Indonesia berusia 0-4 tahun, 18,4
persen dari mereka mengalami ke-
kurangan gizi. Sebanyak 9,8 persen
anak kekurangan yodium, 37 per-
sen mengalami tumbuh pendek,
dan 13 persen anak Indonesia ter-
golong kurus.
Hal itu memang bikin miris, wa-
laupun kita tidak sendirian, karena
persoalan gizi menjadi masalah ke-
sehatan yang khas pada masyara-
kat Asia Tenggara. Padahal status
gizi merupakan indikator penca-
paian millennium development
goals, yaitu menurunkan angka
anak balita kurang gizi dan kon-
sumsi energi minimal.
Kekurangan gizi bagai lingkaran
setan yang sulit diputus. Sebab, gizi
buruk berakibat pada kualitas kese-
hatan yang mempengaruhi produk-
tivitas seseorang. Nah, produktivitas
inilah yang menentukan penghasil-
annya saat bekerja. Jika produktivi-
tas rendah, penghasilannya pun ren-
dah, yang berujung pada penurunan
daya beli makanan bergizi.“Pengha-
Investasi :
Rp. 1.500.000,-
per peserta
(materi, CD,
sertifikat, lunch)
silan orang kurang gizi hanya dua
pertiga dari orang yang cukup gizi.
Selain itu, kurang gizi mempengaru-
hi IQ dan tinggi badan seseorang,”
kata dokter Sandjaja.
Berdasarkan angka kecukupan
gizi rata-rata yang dianjurkan ke-
pada tiap orang per hari untuk
anak usia enam tahun, kebutuhan
energi dan proteinnya berturut-tu-
rut sebesar 1.550 kilo kalori dan 39
gram. Ketika anak memasuki umur
7-9 tahun, kebutuhan energi dan
proteinnya meningkat menjadi
1.800 kkal dan 45 gram. Ketika usia
10 tahun, kebutuhan energi dan
proteinnya meningkat lagi menjadi
2.050 kkal dan 50 gram.
Berdasarkan data ahli gizi dari
Universitas Indonesia, Saptawati
Bardosono, 94,5 persen dari 220
anak yang diteliti di lima sekolah
dasar di wilayah DKI Jakarta meng-
konsumsi kalori di bawah 1.800
kkal. Dan angka prevalensi kurus
secara nasional pada anak usia se-
MARKETING RESEARCH
dan MARKET INTELLIGENCE
Menentukan, Mengukur, Menganalisis serta
Implementasi ke dalam Action Plan
INFORMASI PENDAFTARAN : TEMPO Komunitas
Telp : 021-536 0409 ext.235, Fax : 021-5349569
Hp : 08159797365 (Sutiyono), Email : sutiyono@tempo.co.id
Gizi buruk menimpa
anak-anak Indonesia
sehingga membuat
mereka tidak produktif.
Hasil riset menunjukkan
bahwa anak-anak
kekurangan
protein dan vitamin A.
kolah (6-14 tahun) laki-laki sebesar
13,3 persen, sedangkan anak perem-
puan 10,9 persen. Angka ini menun-
jukkan adanya permasalahan gizi
kronis pada anak usia sekolah.
Permasalahan gizi tak berhenti
sampai gizi kurang, tapi juga gizi
salah. Sebab, kini sebagian anak se-
kolah pun menderita gizi lebih, de-
ngan pola makan yang salah. Gizi
kurang maupun gizi lebih sama-sa-
ma merupakan gizi salah. Apabila
gizi salah dibiarkan tanpa pena-
nganan sistematis dan terencana,
C5
NICKMATULHUDA (TEMPO)
akan berdampak bagi kesehatan,
kebugaran, dan kecerdasannya.
Dampak jangka panjangnya, me-
nurut Ketua Yayasan Gerakan Ma-
syarakat Sadar Gizi Tirta Prawita
Sari, gizi yang salah akan menu-
runkan prestasi belajar anak di se-
kolah. Pada akhirnya akan meng-
hambat pembentukan karakter
bangsa. “Pemerintah harus mema-
sukkan pendidikan gizi ke dalam
kurikulum pendidikan nasional,
terutama untuk tingkat sekolah da-
sar setara dengan pendidikan jas-
mani dan kesehatan,”katanya.
Di samping pendidikan gizi dalam
kurikulum, menurut Tirta, ada prog-
ram makan siang di sekolah (school
lunch). Sebagai praktek pembelajar-
an langsung, makanan harus bersih,
sehat, dan aman dari barang-barang
tercemar, yang biasanya dijual pen-
jaja makanan di sekitar sekolah.
Anak sehat, dengan gizi seimbang,
tentunya menjadi investasi bangsa
ke depan. ● RENNY FITRIA SARI
IKLAN
Workshop Dua Hari
Event Date: Kamis - Jumat,
19 - 20 Mei 2011
09.00 - 17.00
Venue:
Hotel Lumire, Jakarta
TRAINER
DR. Freddy Rangkuti
(Pakar Strategi Bisnis dan Marketing Indonesia)
Investasi:
Rp 3.300.000,- / Peserta
Peserta wajib membawa laptop