Anda di halaman 1dari 2

MODIFIED INDONESIA

Perhitungan water saturation (s w ) menggunakan persamaan indonesia


Parameter-parameter fisis suatu batuan merupakan aspek penting dalam dunia
eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi. Paramter-parameter tersebut
menjadi indikator untuk menentukan keberadaan minyak dan gas dalam
batuan, parameter tersebut di antaranya : porositas, densitas dan water
saturation (S w ). Untuk menghitung parameter fisis tersebut dibutuhkan
sebuah metode, salah satunya ialah metode well-log. Metode ini merekam
parameter-parameter fisis batuan setiap ke dalaman pada sumur. Dari
parameter tersebut, kita dapat mengetahui kondisi suatu sumur hidrokarbon.
Water saturation (Sw) merupakan salah satu parameter yang sangat penting
dalam mengestimasi keberadaan minyak dan gas yang terdapat dalam batuan.
Water saturation (Sw) tidak dapat diukur langsung, tapi nilainya dapat didekati
dengan menggunakan persamaan-persamaan matematis yang telah dirumuskan
oleh para ahli petrophysics. Persamaan tersebut di antaranya persamaan
Archie, persamaan Indonesia, dan persamaan rasio resistivitas. Variabel-
varibel yang digunakan dalam perhitungan water saturation (Sw) adalah
parameter fisis batuan lainnya yang didapat dari data log dan data core.
Persamaan Indonesia pada mulanya digunakan untuk memodelkan
formasi-formasi di Indonesia yang volume serpihnya besar dan air formasi
terdiri dari air tawar. Persamaan Indonesia merupakan persamaan dengan
pendekatan porositas efektif. Porositas efektif merupakan porositas total yang
telah telah dikoreksi terhadap kandungan serpih dalam formasi. Persamaan ini
merupakan persamaan empiris yang diturunkan berdasarakan persamaan
Archie untuk formasi bersih di mana S w = water saturation (%) R t =
resistivitas formasi (ohm.m) V sh = volume shale (%) R sh = resistivitas shale
(ohm.m) ,R w = resistivitas air formasi (ohm.m) a = faktor formasi m = faktor
sementasi n = eksponen saturasi φ = porositas (%) Volume shale diperoleh dari
pembacaan log GR dan resistivitas serpih yang diperoleh dari log resistivitas
pada zona sshale pada sumur yang sama. Persamaan Indonesia sangat
dipengaruhi oleh volume serpih dan resistivitas serpih. Semakin besarnya
volume shale dalam formasi, resistivitas akan semakin mengecil. Sebaliknya,
untuk mendapatkan volume shale yang kecil maka harus diperoleh kondisi
dengan resistivitas shale yang cukup besar. Akan tetapi shale pada persamaan
ini ada pada garis non linier sehingga efektif untuk mereduksi pengaruh
kandungan shale yang tinggi dalam formasi. Persamaan Indonesia efektif
untuk menentukan saturasi air formasi dengan kandungan shale lebih besar
dari 40 %.

Anda mungkin juga menyukai