Teori Gagal
Teori Gagal
4 Hakikat Puisi
Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang paling tua. Karya-karya sastra dunia
yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga besar seperti
Oedispus, Antigone, Homlet, Macbeth, Mahabarata, Ramayana, Bhara Yudha, dan sebagainya
Saat ini puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun
ternyata puisi juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Artinya, ide dan gagasan
penyair antara lain bersumber dari berbagai peristiwa yang menyangkut persoalan hidup
masyarakat yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Berbagai peristiwa tersebut kemudian
diimajinasikan dan dikresikan pengang menjadi sebuah puisi dengan menggunakan bahasa
sebagai mediumnnya, sehingga menjadi menarik dan indah untuk dibaca atau dinikmati.
Sebuah puisi tentunya tidak sekadar untuk dibaca atau dinikmati saja, namun perlu
dipahami dan dikaji untuk mengetahui pesan dan makna yang ingin disampaikan penyair.
Pemerolehan makna dalam puisi tentunya hanya dapat dipahami melalui bahasa.Bahasa puisi
adalah bahasa yang khas, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam bentuk prosa seperti;
Tradisi berpuisi sudah berupa tradisi kuno dalam masyarakat. Puisi yang paling tua
adalah mantra. Dalam masyarakat desa di Jawa, terdapat tradisi mendengarkan tembang-tembang
Jawa pada saat acara jagong bayi atau pesta-pesta. Yang didengarkan oleh hadirin bukan hanya
lagunya, namun terlebih dari isi puisi yang biasanya mengandung cerita atau nasihat.
Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif.
Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebakan terjadinya
pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Bahasa dalam puisi
adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh
penyair. Oleh karena bahasanya harus bahasa pilihan, maka gagasan yang dicetuskan harus
dipilih dan diseleksi yang terbaik pula. Ada yang memberikan batasan puisi sebagai bentuk
imajinatif dan emosional. Jika dihubungkan dengan makna yang harus dikemukakan oleh
penyair, maka puisi hendaknya mengungkapkan kritik tentang kehidupan. Kritik itu merupakan
reaksi penyair terhadap dunia. Ekspresi imajinasi penyair itu bernilai sastra jika penyair mampu
mengungkapkannya dalam bentuk bahasa yang cermat dan tepat. Hal ini berarti bahwa pilihan
kata-kata, ungkapan bunyi, dan irama harus benar-benar mendapat perhatian penyair (Tarigan,
1984:7). Dalam puisi harus terjehmakan perasaan dan cita rasa penyair. Artinya, pengalaman
Setiap penulis pasti memiliki maksud dan tujuan ketika membuat puisi. Tentunya maksud
dan tujuan setiap penulis juga berbeda-beda. Umumnya penulis membuat puisi untuk
mengungkapkan isi hatinya, dan hal-hal yang berkecamuk dalam dirinya yang tidak dapat ia
sampaikan secara lisan. Namun ada juga penulis yang membuat puisi sekadar untuk kesenangan
semata. Maksud dan tujuan tersebut seringkali tersirat (tersembunyi) dibalik lambang-lambang
dan bahasa kiasan yang digunakan penyair. Karena puisi itu karya seni untuk menyampaikan
gagasan, maka tujuan puisi adalah dulce, (indah, manis) dan utile ( berguna, bermanfaat). Dulce
berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa ajaran, gagasan, atau pikiran. Karya
seni itu, termasuk puisi, berupaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan pada keduis teknologi
dan menyadarkan kembali manusia pada kedudukannya sebagai subjek dalam kehidupan ini.
Puisi berusaha mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan
kembali manusi apada kedudukannya sebagai subjek dalam kehikdupan ini. Puisi berusaha
Puisi memiliki manfaat spiritual yang sifatnya tidak langsung bagi kehidupan fisikal yang
praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi ini berhubungan dengan kehidupan kebatinan dan
kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan
kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi mempengaruhi aktivitas kehidupan fisik
manusia. Puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan terhadap rasa kemanusiaan.
1. Kenali dan pahami temanya agar kamu dapat menentukan perasaan yang terkandung di
dalam puisi yang bersangkutan (riang, sedih, haru, marah, dan sebagainya).
2. Kenali dan pahami perasaan yang ingin dibangun (riang, sedih, haru, marah, dan
sebagainya).
3. Kenali dan pahami nada yang dibangun penulis (menggurui, menasihati, mengejek,
kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri kita sendiri. Menurut
Soetrisno (2008:558) istilah “kemampuan” berasal dari kata dasar “mampu” yang berarti
kemampuan yang dimiliki seseorang karena pembawaan dan kemampuan yang diperoleh
dari belajar. Sesuai dengan Arifin (1998:107) yang mengatakan bahwa kemampuan-
kemampuan pada manusia itu ada yang bersifat dasar dan ada yang diperoleh melalui
belajar.
kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan
untuk mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya antara satu sama lain dan fungsi
bahwa menganalisis adalah menyelidiki dengan menguraikan bentuk yang utuh kedalam
a. Puisi epik, yaitu yang mengandung cerita kepahlawanan yang berhubungan dengan
b. Puisi naratif, yaitu puisi yang mengisahkan peristiwa dan didalamnya terdapat unsure
c. Puisi lirik, yaitu puisi berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam
d. Puisi dramatik, yaitu puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang baik
lewat lakon, dialog maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah
tertentu.
e. Puisi didaktik, yaitu puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya
f. Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan,
g. Puisi roman, yaitu puisi yang berisi cerita percintaan terhadap sang kekasih.
h. Puisi eligi, yaitu puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.
i. Puisi ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap
kepahlawanan.
j. Puisi hymne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta
Unsur pada puisi dapat diklasifikasikan menjadi dua unsure yang secara umum puisi
1. Diksi
Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang berisi kata-kata, tetapi dapat
mengungkapkan banyak hal maka kata-kata dalam puisi harus dipilih secermat
mungkin. Dengan demikian, pemilihan kata dalam puisi erat kaitannya dengan
2. Pengimajian/imaji
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Hal ini akan
apa yang digambarkan oleh penulis dalam puisinya. Imaji diklasifikasikan menjadi
tiga bagian, yaitu auditif (imaji suara), visual (imaji penglihatan) dan taktil (imaji raba
atau sentuh).
3. Kata konkret
Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra, memungkinkan
Unsur-unsur tersebut dapat diteliti satu persatu, unsur-unsur yang terdapat pada struktur fisik
puisi merupakan kesatuan yang utuh. Unsur struktur fisik puisi antaralain adalah,
Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam
puisi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (KBBI
Sering kali pilihan kata-kata yang tepat dan cermat yang dilakukan penyair dalam
mengukuhkan pengalamannya dalam puis, membuat kata-kata tersebut terkesan tidak hanya
merekat dan menempel, tetapi dinamis dan bergerakserta memberikan kesan yang hidup ketika
membaca puisi. Kata-katanya yang indah serta estetis bias membangkitkan imajinasi. Pembaca
akan mengalami kekaguman dan keterpesonaan setelah selesai membaca. Pembaca akan merasa
ada sesuatu pesan makna yang disampaikan puisi tersebut. Kata-kata tersebut akan membekas
Kenyataan ini menandakan bahwa diksi adalah aspek penting yang selanjutnya akan
menimbulkan efek-efek pada struktur fisik puisi lainnya misalkan bunyi dan irama imajinasi dan
permajasan (Kurniawan, 2013: 94). Oleh karena itu, untuk memahami dan menikmati puisi
pembaca atau penikmat tidak boleh mengabaikan diksi ini, terlebih lagi mengabaikan
perwujudan yang penting seperti kosakata, bahwa kiasan, bangunan citra dan sarana retorika.
Dalam puisi penempatan kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan suasana
puitik yang akan membawa pembaca kepada penikmatan dan pemahaman yang menyeluruh dan
total. Beberapa penyair senang menggunakan kata-kata sederhana bahkan ada yang
menggunakan kata-kata yang kurang lazim, bahasa prokem, slang dan lainlain. Misalnya, dalam
puisi sering ditemukan diksi seperti; winka, sihka, ping pong, ngintip, biarin, asemka, dan lain-
lain. Dalam puisi protes, kritik sosial, dan puisi demostrasi banyak diungkapkan kata-kata yang
berisi pembelaan secara keras terhadap kelompoknya dan kecaman keras terhadap pihak yang
dikritik