Anda di halaman 1dari 8

2.1.

4 Hakikat Puisi

Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra yang paling tua. Karya-karya sastra dunia

yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Karya-karya pujangga besar seperti

Oedispus, Antigone, Homlet, Macbeth, Mahabarata, Ramayana, Bhara Yudha, dan sebagainya

ditulis dalam bentuk puisi.

Saat ini puisi tidak hanya dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun

ternyata puisi juga sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Artinya, ide dan gagasan

penyair antara lain bersumber dari berbagai peristiwa yang menyangkut persoalan hidup

masyarakat yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Berbagai peristiwa tersebut kemudian

diimajinasikan dan dikresikan pengang menjadi sebuah puisi dengan menggunakan bahasa

sebagai mediumnnya, sehingga menjadi menarik dan indah untuk dibaca atau dinikmati.

Sebuah puisi tentunya tidak sekadar untuk dibaca atau dinikmati saja, namun perlu

dipahami dan dikaji untuk mengetahui pesan dan makna yang ingin disampaikan penyair.

Pemerolehan makna dalam puisi tentunya hanya dapat dipahami melalui bahasa.Bahasa puisi

adalah bahasa yang khas, berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam bentuk prosa seperti;

novel atau cerpen.

Tradisi berpuisi sudah berupa tradisi kuno dalam masyarakat. Puisi yang paling tua

adalah mantra. Dalam masyarakat desa di Jawa, terdapat tradisi mendengarkan tembang-tembang

Jawa pada saat acara jagong bayi atau pesta-pesta. Yang didengarkan oleh hadirin bukan hanya

lagunya, namun terlebih dari isi puisi yang biasanya mengandung cerita atau nasihat.

Dibandingkan dengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif.

Bahasanya lebih memiliki banyak kemungkinan makna. Hal ini disebakan terjadinya

pengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan bahasa di dalam puisi. Bahasa dalam puisi
adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi penentuannya secara ketat oleh

penyair. Oleh karena bahasanya harus bahasa pilihan, maka gagasan yang dicetuskan harus

dipilih dan diseleksi yang terbaik pula. Ada yang memberikan batasan puisi sebagai bentuk

pengacuan bahasa yang ritmis, yangmengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat

imajinatif dan emosional. Jika dihubungkan dengan makna yang harus dikemukakan oleh

penyair, maka puisi hendaknya mengungkapkan kritik tentang kehidupan. Kritik itu merupakan

reaksi penyair terhadap dunia. Ekspresi imajinasi penyair itu bernilai sastra jika penyair mampu

mengungkapkannya dalam bentuk bahasa yang cermat dan tepat. Hal ini berarti bahwa pilihan

kata-kata, ungkapan bunyi, dan irama harus benar-benar mendapat perhatian penyair (Tarigan,

1984:7). Dalam puisi harus terjehmakan perasaan dan cita rasa penyair. Artinya, pengalaman

yang diungkapkan penyair di samping.

2.1.4.1 Tujuan Puisi

Setiap penulis pasti memiliki maksud dan tujuan ketika membuat puisi. Tentunya maksud

dan tujuan setiap penulis juga berbeda-beda. Umumnya penulis membuat puisi untuk

mengungkapkan isi hatinya, dan hal-hal yang berkecamuk dalam dirinya yang tidak dapat ia

sampaikan secara lisan. Namun ada juga penulis yang membuat puisi sekadar untuk kesenangan

semata. Maksud dan tujuan tersebut seringkali tersirat (tersembunyi) dibalik lambang-lambang

dan bahasa kiasan yang digunakan penyair. Karena puisi itu karya seni untuk menyampaikan

gagasan, maka tujuan puisi adalah dulce, (indah, manis) dan utile ( berguna, bermanfaat). Dulce

berhubungan dengan muatan yang dikandung puisi, berupa ajaran, gagasan, atau pikiran. Karya

seni itu, termasuk puisi, berupaya mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan pada keduis teknologi

dan menyadarkan kembali manusia pada kedudukannya sebagai subjek dalam kehidupan ini.

Puisi berusaha mengembalikan nilai-nilai kemanusiaan yang terkikis teknologi dan menyadarkan
kembali manusi apada kedudukannya sebagai subjek dalam kehikdupan ini. Puisi berusaha

mengembalikan stabilitas, keselarasan dan keutuhan dalam diri manusia.

2.1.4.2 Manfaat Puisi

Puisi memiliki manfaat spiritual yang sifatnya tidak langsung bagi kehidupan fisikal yang

praktis. Hal ini sesuai dengan hakikat puisi ini berhubungan dengan kehidupan kebatinan dan

kejiwaan manusia. Puisi mempengaruhi kehidupan manusia lewat kehidupan batin dan

kejiwaannya. Lewat kehidupan kejiwaan ini puisi mempengaruhi aktivitas kehidupan fisik

manusia. Puisi merangsang kepekaan terhadap keindahan dan terhadap rasa kemanusiaan.

2.1.4.3 . Makna Puisi

1. Kenali dan pahami temanya agar kamu dapat menentukan perasaan yang terkandung di

dalam puisi yang bersangkutan (riang, sedih, haru, marah, dan sebagainya).

2. Kenali dan pahami perasaan yang ingin dibangun (riang, sedih, haru, marah, dan

sebagainya).

3. Kenali dan pahami nada yang dibangun penulis (menggurui, menasihati, mengejek,

memuja, menyindir, dan sebagainya).

Secara keseluruhan kenali dan pahami suasana dan amanatnya melalui

pengenalan tema, perasaan, dan nada tersebut


2.1.5 Pengertian Kemampuan

Menurut Poerwadarminta (1996:623) mengartikan bahwa kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kita berusaha dengan diri kita sendiri. Menurut

Soetrisno (2008:558) istilah “kemampuan” berasal dari kata dasar “mampu” yang berarti

kuasa (dapat atau sanggup) melakukan sesuatu.

Selanjutnya, istilah kemampuan dalam psikologi dibedakan dua kategori, yaitu

kemampuan yang dimiliki seseorang karena pembawaan dan kemampuan yang diperoleh

dari belajar. Sesuai dengan Arifin (1998:107) yang mengatakan bahwa kemampuan-

kemampuan pada manusia itu ada yang bersifat dasar dan ada yang diperoleh melalui

belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah

kesanggupan seseorang untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan

dan latihan yang diperoleh melalui belajar.

2.1.6 Pengertian Menganalisis

Menurut Komaruddin (1998:31) mengatakan, “analisis adalah kegiatan berfikir

untuk mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya antara satu sama lain dan fungsi

masing-masing dalam suatu keseluruhan yang padu”.

Pernyataan diperjelas Sirait (1996:40) “ analisis dimkasudkan kemampuan untuk

menguraikan suatu materi atau bahan kedalam bagian-bagiannya sehingga struktur

organisasinya dapat dipahami”. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan

bahwa menganalisis adalah menyelidiki dengan menguraikan bentuk yang utuh kedalam

bagian-bagiannya untuk mengetahui atau memahami keadaan dan tingkah laku.


2.1.7 Jenis-jenis Puisi

Ditinjau dari bentuk aslinya, puisi dapat dibedakan menjadi 10 bagian.

a. Puisi epik, yaitu yang mengandung cerita kepahlawanan yang berhubungan dengan

legenda, kepercayaan maupun sejarah

b. Puisi naratif, yaitu puisi yang mengisahkan peristiwa dan didalamnya terdapat unsure

tokoh yang menjadi pelaku dengan perwatakannya, kejadian dan setting.

c. Puisi lirik, yaitu puisi berisi luapan batin individual penyairnya dengan segala macam

endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin si penyair.

d. Puisi dramatik, yaitu puisi yang secara objektif menggambarkan perilaku seseorang baik

lewat lakon, dialog maupun monolog sehingga mengandung suatu gambaran kisah

tertentu.

e. Puisi didaktik, yaitu puisi yang mengandung nilai-nilai kependidikan yang umumnya

ditampilkan secara eksplisit.

f. Puisi satirik, yaitu puisi yang mengandung sindiran atau kritik tentang kepincangan,

masalah kehidupan, kelompok maupun masyarakat.

g. Puisi roman, yaitu puisi yang berisi cerita percintaan terhadap sang kekasih.

h. Puisi eligi, yaitu puisi ratapan yang mengungkapkan rasa pedih dan kedukaan seseorang.

i. Puisi ode, yaitu puisi yang berisi pujian terhadap seseorang yang memiliki jasa atau sikap

kepahlawanan.

j. Puisi hymne, yaitu puisi yang berisi pujian kepada Tuhan maupun ungkapan rasa cinta

terhadap bangsa dan tanah air. (Tiorida Samosir, 2013: 19-20).


2.1.8 Unsur Fisik dan Batin Puisi

Unsur pada puisi dapat diklasifikasikan menjadi dua unsure yang secara umum puisi

memiliki dua unsure yaitu unsure fisik dan unsure batin.

2.1.8.1 Unsur fisik

1. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya.

Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang berisi kata-kata, tetapi dapat

mengungkapkan banyak hal maka kata-kata dalam puisi harus dipilih secermat

mungkin. Dengan demikian, pemilihan kata dalam puisi erat kaitannya dengan

makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.

2. Pengimajian/imaji

Pengimajian merupakan kata atau susunan kata yang dapat mengungkapkan

pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Hal ini akan

membuat seolah-olah pembaca dapat melihat, mendengar, dan merasakan langsung

apa yang digambarkan oleh penulis dalam puisinya. Imaji diklasifikasikan menjadi

tiga bagian, yaitu auditif (imaji suara), visual (imaji penglihatan) dan taktil (imaji raba

atau sentuh).

3. Kata konkret

Kata konkret yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra, memungkinkan

STRUKTUR FISIK PUISI


Struktur fisik puisi merupakan struktur estetik yang membangun struktur luar puisi.

Unsur-unsur tersebut dapat diteliti satu persatu, unsur-unsur yang terdapat pada struktur fisik

puisi merupakan kesatuan yang utuh. Unsur struktur fisik puisi antaralain adalah,

Diksi (Pemilihan Kata)

Peranan diksi dalam puisi sangat penting karena kata-kata adalah segala-galanya dalam

puisi. Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk

mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan (KBBI

edisi Kelima, 2016: 328).

Sering kali pilihan kata-kata yang tepat dan cermat yang dilakukan penyair dalam

mengukuhkan pengalamannya dalam puis, membuat kata-kata tersebut terkesan tidak hanya

merekat dan menempel, tetapi dinamis dan bergerakserta memberikan kesan yang hidup ketika

membaca puisi. Kata-katanya yang indah serta estetis bias membangkitkan imajinasi. Pembaca

akan mengalami kekaguman dan keterpesonaan setelah selesai membaca. Pembaca akan merasa

ada sesuatu pesan makna yang disampaikan puisi tersebut. Kata-kata tersebut akan membekas

pada perasaan pembaca.

Kenyataan ini menandakan bahwa diksi adalah aspek penting yang selanjutnya akan

menimbulkan efek-efek pada struktur fisik puisi lainnya misalkan bunyi dan irama imajinasi dan

permajasan (Kurniawan, 2013: 94). Oleh karena itu, untuk memahami dan menikmati puisi

pembaca atau penikmat tidak boleh mengabaikan diksi ini, terlebih lagi mengabaikan

perwujudan yang penting seperti kosakata, bahwa kiasan, bangunan citra dan sarana retorika.

Dalam puisi penempatan kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan suasana

puitik yang akan membawa pembaca kepada penikmatan dan pemahaman yang menyeluruh dan

total. Beberapa penyair senang menggunakan kata-kata sederhana bahkan ada yang
menggunakan kata-kata yang kurang lazim, bahasa prokem, slang dan lainlain. Misalnya, dalam

puisi sering ditemukan diksi seperti; winka, sihka, ping pong, ngintip, biarin, asemka, dan lain-

lain. Dalam puisi protes, kritik sosial, dan puisi demostrasi banyak diungkapkan kata-kata yang

berisi pembelaan secara keras terhadap kelompoknya dan kecaman keras terhadap pihak yang

dikritik

Anda mungkin juga menyukai