Anda di halaman 1dari 5

Thomi Nugraha Pratama

3B-D4 TKI/1741420099

1.Sebutkan,jelaskan dan contoh macam macam tipologi korupsi

2.Analisa kasus pidana korupsi (kalau kasusbl besar harus yg sudah ada utusan hakim)

Jawaban :

1) Macam-macam tipologi korupsi beserta contohnya :


1. Korupsi Transaktif Korupsi transaktif merujuk kepada adanya kesepakatan timbal-
balik antara pihak pemberi dan pihak penerima demi keuntungan kedua belah pihak,
dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-duanya. Korupsi
jenis ini biasanya melibatkan dunia usaha dan pemerintah, atau antara masyarakat dan
pemerintah.
Contoh adalah penjualan aset pemerintah dengan harga murah.
2. Korupsi Ekstroktif Korupsi ini adalah jenis korupsi di mana pihak pemberi dipaksa
untuk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya,
kepentingannya, atau orang-orang dan hal-hal yang dihargainya.
Contoh Seorang pemimpin proyek secara langsung maupun tidak mendapat tekanan
untuk menyetor sejumlah uang kepada pejabat di atasnya. Jika tidak, ia bisa
kehilangan kesempatan untuk menjadi pimpinan pada proyek-proyek berikutnya.
3. Korupsi Investif Korupsi investif adalah pemberian barang atau jasa tanpa ada
pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibayangkan
akan diperoleh di masa yang akan datang.
Contoh korupsi ini, misalnya: Pejabat meminta balas budi pengusaha yang
mendapatkan proyek dan membuat pengusaha selalu menyisihkan sebagian dana
proyek dengan mengurangi kualitas proyek.
4. Korupsi Nepotistik Korupsi ini merupakan penunjukan yang tidak sah terhadap teman
atau sanak saudara untuk memegang jabatan dalam pemerintahan, atau tindakan yang
memberikan perlakuan yang mengutamakan mereka, dalam bentuk uang atau bentuk-
bentuk lain, secara bertentangan dengan norma dan peraturan yang berlaku.
Contohnya : anak atau keluarga pejabat mendapat jatah proyek paling banyak dan
peran besar dalam mengatur siapa yang layak melaksanakan proyekproyek
pemerintah.
5. Korupsi Autogenetik adalah jenis korupsi yang dilakukan seorang diri, dan tidak
melibatkan orang lain atau korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai
kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas
sesuatu yang hanya diketahui sendiri.
Contoh : Bendahara RT yang menggelembungkan anggaran pengeluaran RT dalam
buku laporan keuangan untuk kepentingan pribadi dan juga misalnya, anggota DPR
yang mendukung berlakunya sebuah undang-undang tanpa menghiraukan akibat-
akibatnya, dan kemudian menarik keuntungan finansial dari pemberlakuan undang-
undang itu, karena pengetahuannya tentang undang-undang yang akan berlaku
tersebut.
6. Korupsi Suportif Korupsi ini tidak secara langsung menyangkut uang atau imbalan
langsung dalam bentuk lain. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah untuk
melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada. Tindakan menghambat seorang
yang jujur dan cakap untuk menduduki jabatan strategis tertentu bisa dimasukkan
dalam kategori ini.
Contoh : Seorang kepala desa menunjuk wakil kepala desa yang dianggap bisa lebih
toleran dan bisa diajak kerjasama dalam hal korupsi.
7. Korupsi Defensif Korupsi defensif adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan.
Korupsinya adalah dalam rangka mempertahankan diri.
Contoh : Seorang pengusaha yang mengirim barang ke pelabuhan menyuap petugas
bea cukai karena dipersulit administrasinya padahal jika barang segera tidak
dikeluarkan akan merugikan pengusaha tersebut

2) Analisa Kasus korupsi Bupati Pamekasan (nonaktif) Achmad Syafi’i


Merdeka.com - Hakim Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya menjatuhkan hukuman 2 tahun 8 bulan penjara
terhadap Bupati Pamekasan (nonaktif) Achmad Syafi'i dalam kasus penyelewengan
dana di Desa Dasok, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.
Ketua majelis hakim Tahsin menilai perbuatan terdakwa telah melakukan
gratifikasi dalam kasus pengamanan penyelewengan dana Desa Dasok kepada Mantan
Kajari Pamekasan, Rudi Indra Prasetya sebesar Rp 250 juta.
Dalam amar putusan, terdakwa terbukti bersalah melanggar pasal 5 ayat (1)
huruf a UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo
pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo pasal 64 ayat (1) ke 1 KUHP.
"Memutuskan menjatuhkan hukuman terhadap terdakwa Achmad Syafi'i dengan pidana
selama dua tahun dan delapan bulan penjara," kata Tahsin, Senin (18/12).
Selain itu, terdakwa juga dihukum membayar denda sebesar Rp 50 juta,
subsider kurungan 1 bulan. Serta mencabut hak politik terdakwa Achmad Syafi'i. Dia
baru bisa dipilih atau memilih dengan masa waktu tiga tahun setelah bebas.
Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan Jaksa, yang sebelumnya menuntut
bupati nonaktif itu dengan hukuman 4 tahun penjara dan denda Rp 100 juta serta
mencabut hak politik terdakwa selama 5 tahun.
"Saya pikir-pikir," kata terdakwa Syafi'i menjawab pertanyaan hakim Tahsin.
Untuk terdakwa lainnya, yakni Kasubag Umum dan Kepegawaian Pemkab
Pamekasan Noer Solehhoddin dihukum 1 tahun penjara denda Rp 50 juta subsider 1
bulan, Kepala Inspektorat Pemkab Pamekasan Sutjipto Utomo divonis1 tahun 4 bulan
penjara denda Rp 50 juta subsider 1 bulan. Sedangkan untuk Kepala Desa Dasok
Agus Mulyadi divonis 1 tahun 8 bulan penjara denda Rp 50 juta subsider 1 bulan.
Mengenai putusan vonis tersebut, kuasa hukum terdakwa Sholeh mengaku
kecewa dengan vonis hakim terhadap kliennya. Dia menilai, hakim tidak melihat
fakta persidangan.
Seperti fakta Kajari minta uang Rp 250 juta, di mana Agus itu mengirim
pesannya melalui WhatsApp ke Syafi'i bicara soal permintaan uang. "Ini nanti akan
saya bicarakan dengan klien, apakah melakukan banding atau tidak," kata Sholeh.
Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan lima
orang sebagai tersangka kasus dugaan suap penyelewengan dana desa di Pamekasan,
Madura, Jawa Timur, Rabu (2/8).
Lima orang yang ditetapkan tersangka adalah Bupati Pamekasan, Achmad
Syafii Yasin, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan, Rudi Indra Prasetya,
Kepala Inspektorat Kabupaten Pamekasan, Sucipto Utomo, Kepala Desa Dasuk Agus
Mulyadi dan Kepala Bagian Administrasi Inspektorat Kabupaten Pamekasan Noer
Solehhoddin.
Analisa Kasus
Menurut saya kasus korupsi yang dilakukan oleh Bupati Pamekasan (nonaktif)
Achmad Syafi’I termasuk jenis tipologi korupsi transaktif dikarenakan terjadi proses
suap menyuap yang saling menguntungan kedua belah pihak.

Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya menjatuhkan


hukuman 2 tahun 8 bulan penjara terhadap Bupati Pamekasan (nonaktif) Achmad
Syafi'i dalam kasus penyelewengan dana di Desa Dasok, Kabupaten Pamekasan,
Madura. Achmad Syafi’i dinyatakan terbukti bersalah melakukan gratifikasi pada
kasus pengamanan penyelewengan dana Desa Dassok kepada Rudi Indra Prasetya
(saat itu menjabat Kepala Kejari Pamekasan), sebesar Rp 250 juta. terdakwa terbukti
bersalah melanggar pasal 5 ayat (1) huruf a UU No. 31 Tahun 1999 Tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP jo pasal 64
ayat (1) ke 1 KUHP.

Selain itu, vonis Bupati Pamekasan non aktif ini lebih ringan dari tuntutan
jaksa penuntut umum (JPU) yakni, hukuman penjara 4 tahun, denda Rp 100 juta, serta
mencabut hak politik terdakwa selama 5 tahun.

Kasus ini berawal saat Kepala Desa Dassok Agus Mulyadi dilaporkan LSM ke
kejaksaan Negeri Pamekasan atas dugaan tindak pidana korupsi pengadaan dana desa
senilai 100 juta. Namun Agus Mulyadi, Bupati Pamekasan Achmad Syafii, dan
Kepala Inspektorat Pamekasan Sutjipto malah memberikan suap kepada Kajari
Pamekasan Rudy Indra Prasetya. Uang suap diberikan Rp 250 juta dengan maksud
agar laporan tersebut tidak ditindaklanjuti.

Agus diduga sebagai pemberi suap, sedangkan Sutjipto dan Noer diduga
sebagai perantara suap. Adapun Rudy sebagai penerima suap. Peran Achmad dalam
kasus ini sebagai pihak yang menganjurkan untuk memberikan suap.

Anda mungkin juga menyukai