Ada dua proses yang terjadi saat seorang anak memperoleh bahasa
pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.
Proses kompetensi adalah proses penguasaan tata bahasa secara
langsung tanpa disadari. Proses kompetensi ini menjadi syarat
terjadinya proses performansi yang terdiri atas dua proses, yaitu
proses pemahaman dan proses penerbitan. Kedua proses itulah yang
akan menjadi kemampuan linguistik seorang anak. Hal itu sejalan
dengan teori Chomsky yang mengungkapkan tiga kompetensi dalam
pemerolehan bahasa yaitu pemerolehan semantik, sintaksis, dan
fonologi. Dalam tulisan ini penulis hanya membahas mengenai
hipotesis pemerolehan bahasa dan proses pemerolehan semantik
pada seorang anak.
Hipotesis Nurani
Hipotesis nurani mengatakan bahwa setiap manusia yang berbahasa
mampu memahami dan membuat kalimat dalam bahasanya karena
telah “menuranikan” tata bahasanya menjadi kompetensi bahasanya
dan juga menguasai kemampuan performansi bahasanya. Anak-anak
memperoleh kompetensi dan performansi bahasanya dalam bahasa
pertama mereka, dan karena tata bahasa setiap bahasa terdiri dari
komponen sintaksis, semantik dan fonologi maka ketiga komponen
inilah yang pertama dikuasai anak.
Jadi, yang perlu bagi LAD adalah masukan linguistic. Faktor -faktor
non-linguistik tidak begitu penting dalam pemerolehan bahasa.
Namun, dalam perkembangannya, kajian pemerolehan bahasa sudah
memperhatikan tiga unsur yang dulu kurang diperhatikan LAD,
yaitu (1) korpus ucapan, (2) peranan semantic dan (3) peranan
perkembangann kognisi.
Hipotesis Tabularasa
Hipotesis ini dikemukakan oleh John Locke, seorang tokoh
empirisme, yang menyatakan bahwa manusia waktu dilahirkan
seperti kertas kosong. Kemudian, teori ini disebarkan oleh Watson
seorang tokoh aliran behaviourisme. Menurut teori tabularasa,
semua pengetahuan bahasa manusia yang tampak dalam perilaku
berbahasa adalah merupakan hasil dari integrasi peristiwa -peristiwa
linguistik. Hal ini sejalan dengan aliran behaviourisme yang
menganggap pengetahuan linguistik dibentuk dengan pembelajaran
S-R (Stimulus - Respons). Cara pembelajaran S-R yang terkemuka
antara lain pelaziman klasik, pelaziman operan, dan mediasi.