Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gagasan

interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan

perilaku maladaptive da mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.

Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan

komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak

mempunyai kesempatan untuk berbagai rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami

kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan

dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagai pengalaman.

Isolasi sosial adalah salah satu gangguan jiwa yang banyak terjadi di masyarakat

yang disebabkan oleh beberapa faktor. Maka dari itu perlu kita ketahui lebih dalam tentang

apa itu gangguan jiwa pada isolasi sosial, dan bagaimana penanganannya.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi isolasi sosial

2. Apa etiologi isolasi sosial

3. Apa itu faktor predisposisi isolasi sosial

4. Apa itu faktor presipitasi

5. Apa itu tanda dan gejala isolasi sosial

6. Bagaimana rentang respon isolasi sosial


7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien isolasi social

C. Pengertian

 Menurut Depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gagasan

interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

maladaptive da mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial.

 Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi

dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

untuk berbagai rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan

secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada

perhatian, dan tidak sanggup berbagai pengalaman.

 Menurut Stuart dan Sundeen (1998), kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan

kepribadian yang tidak fleksibel, tingkat maladaptive, dan mengganggu fungsi individu dalam

hubungan sosialnya.

 Menurut Townsend (1998), kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana

seseorang berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan kualitas yang tidak efektif.

Klien yang mengalamai kerusakan interaksi sosial mengalami kesulitan dalam berinteraksi

dengan orang lain salah satunya mengarah pada menarik diri.

Menurut Rawlins, 1993 dikutip Keliat (2001), menarik diri merupakan percobaan untuk

menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.

1. Etiologi

Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh factor presdiposisi diantaranya perkembangan

dan sosial budaya. Kegagalan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya
pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu

merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini dapat menimbulkan perilaku tidak

ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar diri dari orang

lain, dan kegiatan sehari-hari terabaikan.

. 2 Faktor Predisposisi

Faktor Tumbuh Kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan

yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.

Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak dipenuhi maka akan menghambat

fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah.

3. Faktor Komunikasi Dalam Keluarga

Ganguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan

dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga

menimbulkan ketidakjelasan (Double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota

keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi

yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di luar

krluarga.

4. Faktor Sosial Budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu faktor

pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini di sebabkan oleh norma-norma

yang salah dianut oleh keluarga, diamana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti

usia lanjut, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
5. Faktor Biologis

Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam

hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan dalam hubungan

sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam hubungan

sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perhubungan ukuran

dan bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.

6, Faktor Presipitasi

Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat di timbulkan oleh faktor internal dan eksternal

seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat di kelompokan sebagai berikut:

7, Faktor Eksternal

Contohnya adalah stressor soaial budaya, yaitu stree yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya

seperti keluarga.

8. Faktor Internal

Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu sress terjadi akibat anxietas atau kecemasan yang

berkepanjangan dan terjadinya bersama dengan keterbatasan kemampuan individu untuk

mengatasinya. Anxietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat

atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

4. Tanda dan gejala

a. Menyendiri dalam ruangan

b. Tidak berkomunikasi, menarik diri, tidak melakukan kontak mata

c. Sedih, afek datar

d. Berpikir menurut pikirannya sendiri, tindakan berulang dan tidak bermakna

e. Perhatian dan tindakan yang tidak sesuai dengan perkembangan usianya


f. Mengekpresikan penolakan atau kesepian terhadap orang lain

g. Tidak ada asosiasi antara ide satu dengan lainnya

h. Menggunakan kata-kata simbolik

i. Menggunakan kata yang tidak berarti

j. Kontak mata kurang

k. Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka melamun dan berdiam diri

9. Rentang respon

a. Respon adaptif

Respon adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut masih dalam batas

normal ketika menyelesaikan masalah. Sikap yang termasuk dalam respon adaptif antara lain :

menyendiri/respon dalam merenungkan apa yang telah terjadi di lingkungan sosialnya,

otonomi/kemampuan dalam menentukan dan menyampaikan ide dan pikiran serta perasaan,

bekerja sama/kemampuan saling membutuhkan, dan interdependen/saling ketergantungan

dalam hubungan interpersonal.


BAB II
TINJAUAN KASUS

Ruangan rawat :
Tanggal dirawat :
Sumber data : Status pasien, petugas kesehatan lain, wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik

1.PENGKAJIAN
A ,Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Tempat, tanggal lahir : Ambon 01 Desember 1970
Umur : 44 tahun
Alamat : batugantong waringin
Pekerjaan : Tak kerja
Pendidikan : SD
Agama : kristen
Status perkawinan : Kawin
Nomor RM : 007398
Tanggal Pengkajian : 04 November 2019
Tanggal masuk RS : 04 November 2019
Diagnosa medis : F 20.3
B ,Identitas Penanggungjawab
Nama : Nn. A
Alamat : kudamati
Hubungan dengan pasien : Petugas Dinsos
C .Alasan Masuk
1 minggu sebelum masuk RS pasien ditemukan di jalanan karena keluyuran sendirian
oleh petugas Dinsos. Pasien diam dan sulit untuk diajak komunikasi.
D.Faktor Predisposisi dan Presipitasi
Pasien sulit diajak komunikasi sehingga tidak didapatkan data apapun untuk
menentukan faktor predisposisi maupun presipitasi
1.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
N : 86 x/mnt
RR : 20 x/mnt
S : 36,3 0C
2. Status gizi
BB : 60 kg
TB : 155 cm
IMT : TB2(m)/BB(kg) = 60/(1,55)2 = 24.9 kg/cm2 (Normal)
3. Keluhan fisik
Pasien menyatakan tidak ada keluhan fisik.
2.Status Psikososial
1. Genogram
Tidak terkaji. Pasien lupa dengan silsilah keluarganya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien menyatakan tidak ada bagian tubuh yang spesial (disukai lebih dari
bagian tubuh yang lainnya).
b. Identitas diri
Pasien menyatakan bahwa pasien adalah seorang perempuan.
c. Peran diri
Pasien menyatakan sudah tidak bekerja sejak bertahun-tahun yang lalu. Pasien
tidak menyebutkan jenis pekerjaan.
d. Ideal diri
Pasien bingung ketika ditanya ingin pulang atau tidak. Pasien dapat
menyebutkan wilayah rumahnya.
e. Harga diri
Pasien terlihat malu ketika ditanya oleh perawat. Ada kontak mata namun jarang.
Pasien menjawab pertanyaan perawat seperlunya saja.
3. Hubungan sosial
Pasien jarang komunikasi, miskin bicara, lebih banyak menghabiskan waktu di
tempat tidur. Pasien bingung ketika ditanya mengenai pergaulan pasien di
masyarakat.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien menyatakan agama pasien Islam.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah beribadah
A.Status Mental
1. Penampilan
Pasien menggunakan seragam RSJ Grhasia dengan rapi. Pasien berambut pendek.
2. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan seperlunya. Pasien banyak diam. Pasien bingung
ketika diminta untuk bercerita. Pasien beralasan tidak ada yang bisa diceritakan.
3. Aktivitas motorik
Wajah pasien terlihat tegang. Pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak
komunikasi. Agitasi (gerakan motorik yang menunjukan kegelisahan).
4. Alam perasaan
Pasien terlhat banyak tersenyum ketika dilakukan wawancara.
5. Afek
Afek sesuai. Pasien sering tersenyum ketika diajak berbicara, namun berubah ketika
pasien sudah merasa bosan melakukan percakapan dengan perawat.
6. Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif. Kontak mata selama wawancara cukup.
7. Persepsi
Pasien mengatakan “tidak”, ketika ditanya apakah mendengar dan melihat hal-hal
yang tidak dilihat dan didengar orang lain (halusinasi).
8. Proses Pikir
Pasien tidak banyak bicara. Ketika ditanya pasien hanya menjawab seperlunya saja
secara singkat.
9. Isi pikir
Sulit dinilai. Pasien menyangkal waham.
10. Tingkat kesadaran
Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis.
11. Memori
Daya ingat pasien buruk. Ketika ditanya mengenai jumlah saudaranya berapa,
pasien menjawab “enam”, dan ketika ditanya anak keberapa, pasien menjawab “tujuh”.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pasien sulit berkonsentrasi. Kadang pasien harus ditanya beberapa kali kemudian
pasien baru menjawab.
13. Kemampuan penilaian
Pasien beraktivitas sehari-hari seperti mandi, makan, tidur dan menonton TV tanpa
instruksi siapapun.
14. Daya tilik diri
Daya tilik diri pasien jelek. Pasien tidak ingat kenapa dibawa ke RSJG oleh petugas.
,Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Pasien makan 3x sehari sesuai jadwal di Bangsal Srikandi dengan menu nasi, sayur,
lauk dan buah. Pasien selalu menghabiskan makanan. Pasien terlihat membersihkan
alat makannya secara mandiri.
2. BAB / BAK
Pasien bisa BAK dan BAB sendiri di toilet.
3. Mandi
Pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan diri. Pasien mengatakan mandi 2 kali
sehari dengan menggunakan sabun, membersihkan gigi dengan menggunakan sikat
gigi dan pasta gigi. Pasien mengatakan setiap hari keramas dengan menggunakan
shampo.
4. Berpakaian / berhias
Pasien memakai pakaian dari RSU, dan tidak ada penyimpangan dalam berpakaian
maupun berhias.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang : Pasien menyatakan kadang tidur siang sebentar.
Tidur malam lama : Pasien menyatakan tidur mulai pukul 20.00 hingga
05.00 WIB.
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Tidak ada.
6. Penggunan obat
Pasien selalu rutin minum obat selama perawatan di RSU.
7. Pemeliharaan kesehatan
Kuku pasien terlihat kotor, pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan sebelum
makan.
8. Kegiatan di dalam bangsal
Pasien mengatakan setelah bangun tidur, pasien langsung merapikan tempat tidur,
mandi, kemudian makan pagi, senam, mengikuti pemeriksaan kesehatan di bangsal
kemudian tiduran di tempat tidur.
9. Kegiatan di luar bangsal
Pasien tidak mengikuti rehabilitasi.
,Mekanisme Koping
Pasien tidak pernah menceritakan masalahnya kepada orang lain.
A. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan lebih senang menyendiri, pasien menyatakan dulu jarang
berkumpul dengan orang lain seperti keluarga dan tentangga. Pasien tidak mau mencoba
berkomunikasi dengan pasien lain selama berada di bangsal.
B. Pengetahuan
Pasien tidak mengetahui tentang manfaat, keuntungan maupun kerugian bersosialisasi
dengan yang lain.
C. Terapi
Chlorpromazin 25 mg 0-2-1
Haloperidol 5 mg 0-2-1
D. Diagnosa medis
Axis I : F 20.6
Axis II : Tidak ada info
Axis III : Belum ada diagnosa
Axis IV : Tidak ada info
Axis V : Jelek
E.Pemeriksaan penunjang (04 November 2019)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI


NORMAL
KIMIA DARAH
SGOT <31 IU/L 12
SGPT <32 IU/L 11
Ureum 10-50 mg/dl 26,2
Kreatinin 0,5-0,9 mg/dl 0,93
HEMATOLOGI
Hemoglobin 12-16 gr/dl 12,9
Leukosit 5-11 rb/mmk 11,2
KED 0-15 mm/jam 25
Eosinofil 1-4 % 7
Basofil 0-1 % 0
Netrofil Batang 2-5 % 0
Netrofil Segmen 36-66 % 77
Limfosit 22-40 % 14
Monosit 4-8 % 2
Eritrosit 4,5-5,5 jt/mmk 4,71
Hematokrit 40-50 % 36,9
Trombosit 150-450 rb/mm 312
IMUNOLOGI
HBsAg Negatif Negatif
1.ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS : Pasien mengatakan: Isolasi sosial
1. Lebih senang menyendiri
2. Dulu jarang berkumpul dengan orang lain seperti
keluarga dan tentangga.
3. Tidak mengetahui mengenai manfaat, keuntungan
maupun kerugian bersosialisasi
DO :
a. Pasien jarang komunikasi
b. Miskin bicara
c. Lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur
DS : Defisit
Pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan sebelum perawatan diri
makan.
DO :
1. Kuku pasien terlihat kotor
2. Pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan diri
DS : Ketidakefektifa
Pasien menyatakan jarang berkumpul dan lebih senang n koping
menyendiri individu
DO :
a. Pasien tidak mau mencoba berkomunikasi dengan
pasien lain selama berada di bangsal
b. Pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak
komunikasi
1.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan:
a. Lebih senang menyendiri
b. Dulu jarang berkumpul dengan orang lain seperti keluarga dan tentangga.
c. Tidak mengetahui mengenai manfaat, keuntungan maupun kerugian
bersosialisasi
DO :
a. Pasien jarang komunikasi
b. Miskin bicara
c. Lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur
2. Defisit perawatan diri ditandai dengan:
DS : Pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan sebelum makan.
DO :
a. Kuku pasien terlihat kotor
b. Pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan diri
3. Koping individu tidak efektif ditandai dengan:
DS : Pasien menyatakan jarang berkumpul dan lebih senang menyendiri
DO :
a. Pasien tidak mau mencoba berkomunikasi dengan pasien lain selama berada
di bangsal
b. Pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak komunikasi

C.POHON MASALAH
Defisit Perawatan Diri

Isolasi sosial Core problem

Koping individu tidak efektif


1.PERENCANAAN

No DIAGNO PERENCANAAN
SA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERA
WATAN
1. Isolasi 08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08
sosial 2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB 1. Setelah 2x 1. Bina hubungan 2014, 09.00
Tujuan Umum: interaksi saling percaya WIB
Pasien dapat pasien dengan: Dengan
berinteraksi menunjukkan a. Beri salam terbinanya
dengan orang tanda-tanda setiap hubungan
lain. percaya interaksi saling
Tujuan kepada atau b. Perkenalkan percaya
Khusus: terhadap nama, nama merupakan
1. Pasien perawat: panggilan dasar untuk
dapat a. Wajah perawat, dan interaksi
membina cerah, tujuan perawat
hubungan tersenyu perawat dengan
saling m berkenalan pasien dan
percaya b. Mau c. Tanyakan dasar untuk
berkenala dan panggil merencana
n nama kan
c. Ada kesukaaan perencanak
kontak pasien an
mata d. Tunjukkan selanjutnya.
d. Bersedia sikap jujur
mencerita dan
kan menepati
perasaan janji
2. Bersedia e. Tanyakan
mengungkapk perasaan
an pasien dan
masalahnya masalah
yang
dihadapi
pasien
f. Buat kontrak
interaksi
yang jelas
2. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi
perasaan pasien

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 1x 1. Tanyakan pada 2014, 09.00
Tujuan khusus interaksi pasien pasien tentang: WIB
: dapat a. orang yang Diketahuiny
2. Pasien menyebutkan tinggal a penyebab
mampu minimal satu serumah atau akan dapat
menyebutk penyebab menarik teman dihubungka
an diri dari: sekamar n dengan
penyebab 1. Diri sendiri pasien faktor
menarik diri 2. Orang lain b. orang yang presipitasi
3. Lingkungan paling dekat yang
dengan pasien dialami
di rumah atau pasien
di ruang
perawatan
c. Apa yang
membuat
pasien dekat
dengan orang
tersebut
d. Orang yang
tidak dekat
dengan pasien
di rumah atau
di ruang
perawatan
e. Apa yang
membuat
pasien tidak
dekat dengan
orang tersebut
f. Upaya yang
sudah
dilakukan agar
dekat dengan
orang lain
2. Diskusikan
dengan pasien
penyebab
menarik diri
3. Beri pujian
terhadap
kemampuan
pasien
mengungkapkan
perasaannya

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 1x 1. Tanyakan pada 2014, 09.00
3. Pasien interaksi dengan pasien tentang: WIB
mampu pasien dapat a. Manfaat Dengan
menyebut menyebutkan hubungan mengetahui
kan keuntungan sosial keuntungan
keuntunga berhubungan b. Kerugian dari
n sosial, misalnya: menarik diri berinteraksi
berhubung 1. Banyak teman 2. Diskusikan pasien
an sosial 2. Tidak bersama pasien diharapkan
dan kesepian tentang manfaat terdorong
kerugian 3. Bisa diskusi berhubungan untuk
menarik 4. Saling sosial dan berinteraksi
diri. menolong kerugian
Dan kerugian menarik diri
menarik diri, 3. Beri pujian
misalnya: terhadap
1. Sendiri kamampuan
2. Kesepian pasien
3. Tidak bisa mengungkapka
diskusi n perasaannya

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 3x 1. Observasi 2014, 09.00
4. Pasien interaksi pasien perilaku pasien WIB
dapat dapat saat Pasien
melaksan melaksanakan berhubungan harus
akan hubungan sosial sosial mencoba
hubungan secara bertahap 2. Beri motivasi berinteraksi
sosial dengan: dan bantu secara
secara a. Perawat pasien untuk bertahap
bertahap. b. Perawat lain berkenalan atau agar
c. Pasien lain berkomunikasi terbiasa
d. Kelompok dengan: membina
a. Perawat hubungan
lain yang sehat
b. Pasien lain dengan
c. Kelompok orang lain
3. Libatkan pasien
dalam Terapi
Aktivitas
Kelompok
Sosialisasi
4. Diskusikan
jadwal harian
yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan
pasien
bersosialisasi
5. Beri motivasi
pasien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
yang telah
dibuat
6. Beri puian
terhadap
kemampuan
pasien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang
dilaksanakan
08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08
2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setalah 3x 1. Diskusikan 2014, 09.00
5. Pasien interaksi pasien dengan pasien WIB
mampu dapat menjelaskan tentang Mengungka
menjelask perasaannya perasaannya pkan
an setelah setelah perasaan
perasaann berhubungan berhubungan akan
ya setelah sosial dengan: sosial dengan: membantu
berhubung 1. Orang lain a. Orang lain pasien
an sosial. 2. Kelompok b. kelompok menilai
2. beri pujian keuntungan
terhadap berinteraksi
kemampuan dengan
pasien orang lain.
mengungkapka
n perasaannya

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB 1. Setelah 1x 1. Diskusikan 2014, 09.00
6. Pasien interaksi pasien dengan pasien WIB
dapat menyebutkan: tentang manfaat Komunikasi
memanfaa a. Manfaat dan kerugian yang
tkan obat minum obat tidak minum terapeutik
dengan b. Kerugian obat, nama, dan disertai
baik. tidak minum warna, dosis, dengan
obat cara, efek penggunaa
c. Nama, terapi, dan efek n obat
warna, dosis, samping secara
efek terapi, penggunaan benar
dan efek obat melalui
samping 2. Pantau pasien prinsip 5
obat saat benar akan
2. Setelah 3x penggunaan sangat
interaksi pasien obat membantu
mendemonstras 3. Beri pujian jika pasien
ikan kliien dalam
penggunaan menggunakan mengatasi
obat dengan obat dengan permasalah
benar benar annya yang
3. Setelah 1x 4. Diskusikan sedang
interaksi pasien akibat berhenti dihadapi.
menyebutkan minum obat
akibat berhenti tanpa konsultasi
minum obat dokter
tanpa konsultasi 5. Anjurkan pasien
dokter untuk konsultasi
kepada dokter
atau perawat
jika terjadi hal-
hal yang tidak
diinginkan

2. Defisit 08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


perawata 2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
n diri WIB Pasien mampu 1. Bina hubungan 2014, 09.00
Tujuan umum : menyebutkan : saling percaya WIB
Setelah 2x 1. Penyebab tidak 2. Diskusikan Meningkatk
interaksi merawat diri dengan pasien : an
pasien mampu 2. Manfaat a. Penyebab pengetahua
melakukan menjaga pasien tidak n pasien
perawatan diri perawatan diri merawat diri dan
secara mandiri 3. Tanda-tanda b. Manfaat memotivasi
Tujuan khusus bersih dan rapi menjaga pasien
: 4. Kerugian yang perawatan diri untuk
1. Pasien dialami jika untuk keadaan meningkatk
dapat perawatan diri fisik, mental an
membina tidak dan sosial. perawatan
hubungan diperhatikan c. Tanda-tanda diri
saling perawatan diri
percaya yang baik
2. Pasien d. Penyakit atau
mengetahui gangguan
pentingnya kesehatan
perawatan yang bisa
diri dialami oleh
pasien bila
perawatan diri
tidak adekuat
3. Berikan pujian
untuk setiap
respon pasien
yang positif
4. Pantau dan
bantu pasien
saat perawatan
diri

3. Ketidakef 08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


ektifan 2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
koping WIB Setelah 3x Bina hubungan 2014, 09.00
individu Tujuan umum: interaksi pasien saling percaya WIB
Pasien dapat menunjukkan dengan: Hubungan
menggunakan tanda-tanda 1. Beri salam saling
mekanisme percaya kepada 2. Perkenalkan percaya
koping yang perawat diri,tanyakan merupakan
efektif 1. Wajah cerah, nama panggilan dasar untuk
Tujuan tersenyum yang disukai. kelancaran
khusus: 2. Mau berkenalan 3. Jelaskan tujuan hubungan
1. Pasien 3. Ada kontak interaksi. selanjutnya.
mampu mata 4. Yakinkan pada
membina 4. Bersedia pasien perawat
hubungan menceritakan akan menolong.
saling perasaan. 5. Yakinkan
percaya kerahasiaan
dengan akan terjaga.
perawat. 6. Tunjukkan sikap
terbuka.

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 2x Motivasi pasien 2014, 09.00
Tujuan interaksi pasien untuk WIB
khusus: dapat mengungkapkan Mengetahui
2. Pasien mengungkapkan perasaan dan perasaan
dapat perasaannya pikirannya saat ini dan
membuka secara bebas pikirannya
perasaanny saat ini
a secara
bebas

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 3x Diskusikan dengan 2014, 09.00
Tujuan interaksi pasien pasien tentang WIB
khusus: dapat : pasien tentang : Memberika
3. Pasien 1. Mengungkapka 1. Cara-cara yang n informasi
dapat n cara-cara dapat dilakukan pada pasien
mengidentif yang dapat dalam mengatasi tentang
ikasi koping dilakukan dalam perasaan dan koping apa
dan mengatasi masalah. saja yang
perilaku perasaan dan 2. Koping yang boleh dan
yang masalah. pernah dipakai tidak boleh
berkaitan 2. Mengidentifikasi 3. Alternatif koping dilakukan
dengan koping yang yang tepat bagi dalam
kejadian pernah dipakai. pasien menghadap
yang 3. Menyebutkan i suatu
dihadapi alternatif koping masalah
yang tepat bagi
pasien

08 Desember 08 Desember 08 Desember 2014, 08


2014, 09.00 2014, 09.00 WIB 09.00 WIB Desember
WIB Setelah 3x Bantu pasien untuk : 2014, 09.00
Tujuan interaksi pasien 1. Meningkatkan WIB
khusus: dapat : pemikiran yang Membantu
4. Pasien 1. Mengidentifikasi positif. pasien
dapat pemikiran 2. Mengidentifikasi untuk
memodifika negatif dan ketetapan mengubah
si pola bantu untuk persepsi pasien perilaku
kognitif menurunkan yang tepat, negatif ke
yang melalui penyimpangan perilaku
negatif interupsi/substit dan pendapat positif
usi. yang tidak
2. Mengidentifikasi rasional.
ketetapan 3. Mengurangi
persepsi pasien penilaian yang
yang tepat, negatif terhadap
penyimpangan dirinya.
dan pendapat 4. Mengevaluasi
yang tidak ketepatan
rasional persepsi, logika
3. Mengurangi dan kesimpulan
penilaian yang yang dibuat
negatif terhadap pasien
dirinya.
4. Menyadari nilai
yang
dimilikinya/peril
akunya dan
perubahan yang
terjadi

V.IMPLEMENTASI

DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN
Isolasi sosial Senin , 04 november Senin , 04 november 2019
2019 08.30 WIB
08.00 WIB S : Pasien mengatakan “Selamat
Mengikutsertakan dan pagi teman-teman, nama saya
memotivasi pasien Erni, hobi saya bernyanyi”
mengikuti TAK: O : Pasien mengangguk ketika
Sosialisasi sesi 1 diminta ikut TAKS sesi 1, pasien
kooperatif, pasien mengikuti TAKS
sesi 1 hingga selesai
A : Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap
dengan pasien lain dan kelompok
P : N : Bina hubungan saling
percaya, ikut sertakan serta
motivasi pasien mengikuti semua
sesi TAKS
K : Membina hubungan saling
percaya dengan perawat,
mengikuti semua sesi TAK

Isolasi sosial Senin , 04 november Senin , 04 nevember 2019


2019 09.00 WIB
08.30 WIB S : Pasien menyebutkan kegiatan
1. Membina hubungan sehari-harinya “Bangun tidur,
saling percaya merapikan tempat tidur, mandi,
dengan: makan pagi, tidur siang, makan
a. Memberi salam siang, tidur, mandi, makan malam”,
setiap interaksi pasien mengatakan suka tidur
b. Memperkenalkan O : Pasien mau duduk
nama, nama berdampingan, pasien terlihat
panggilan gelisah, pasien menjawab
perawat, dan pertanyaan seperlunya saja sambil
tujuan perawat tersenyum, pasien tidak mau
berkenalan bercerita
c. Menananyakan A : Pasien menunjukkan sedikit
dan panggil nama tanda-tanda percaya kepada
kesukaaan perawat, pasoen belum bersedia
pasien mengungkapkan masalahnya
d. Menunjukkan P : N : Dengarkan dengan penuh
sikap jujur dan perhatian ekspresi perasaan
menepati janji pasien
e. Menanyakan K : Mengekspresikan perasaan
perasaan pasien
dan masalah
yang dihadapi
pasien
f. Membuat kontrak
interaksi yang
jelas
2. Mendengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan pasien

Isolasi sosial Senin , 04 november Senin, 04 november 2019


2019 09.40 WIB
09.30 WIB S : Pasien mengatakan lebih
1. Tanyakan pada banyak tiduran di kamar, pasien
pasien tentang: mengatakan tidak suka berkumpul
a. Orang yang dan mengobrol, lebih suka tiduran
tinggal serumah dan menyendiri di tempat tidur
atau teman O : Pasien jarang berkomunikasi
sekamar pasien dengan perawat dan pasien lain,
b. Orang yang pasien tidak banyak bicara, pasien
paling dekat harus banyak ditanya agar bicara,
dengan pasien di pasien terlihat sungkan untuk
rumah atau di bicara, pasien terlihat bingung dan
ruang perawatan senyum-senyum ketika ditanya
c. Apa yang mengenai kehidupan di rumah
membuat pasien A : Pasien dapat menyebutkan
dekat dengan penyebab menarik diri
orang tersebut P : N : Ajak pasien untuk
d. Orang yang tidak benkenalan dengan yang lain
dekat dengan K : Pasien mau berkenalan dengan
pasien di rumah pasien lain dan perawat
atau di ruang
perawatan
e. Apa yang
membuat pasien
tidak dekat
dengan orang
tersebut
f. Upaya yang
sudah dilakukan
agar dekat
dengan orang lain
2. Diskusikan dengan
pasien penyebab
menarik diri
3. Beri pujian terhadap
kemampuan pasien

Defisit perawatan Senin, 04 november Senin, 04 november 2019


diri 2019 Pukul 10.30 WIB
Pukul 10.00 WIB S : Pasien menyatakan mengerti
1. Membina hubungan tentang perawatan diri
saling percaya O : Pasien terlihat bingung saat
2. Mendiskusikan dianjurkan untuk menjelaskan
pentingnya kembali cara perawatan diri yang
kebersihan diri dan baik.
berdandan, A : Pasien dapat membina
pemenuhan hubungan saling percaya dan
kebutuhan nutrisi pasien mengetahui pentingnya
dan eliminasi yang perawatan diri
baik P : N : Motivasi pasien dalam
3. Menjelaskan cara perawatan diri secara mandiri
perawatan diri K : Melakukan perawatan diri
secara mandiri

Isolasi sosial Selasa, 04 november Selasa, 04 november 2019


2019 15.30 WIB
15.00 WIB S : Ketika ditanya mengenai
1. Membina hubungan keuntungan berhubungan sosial,
saling percaya pasien mengatakan “Banyak
2. Menanyakan pada teman”, “Senang”, ketika ditanya
pasien tentang: mengenai kerugian berhubungan
a. Manfaat sosial pasien mengatakan
hubungan sosial “Sendirian”
b. Kerugian menarik O : Pasien menjawab pertanyaan
diri perawat seperlunya, pasien
3. Mendiskusikan mampu menyebutkan nama
bersama pasien perawat setelah berkenalan,
tentang manfaat pasien hanya tersenyum dan
berhubungan sosial kebingunganketika ditanya
dan kerugian mengenai keuntungan dan
menarik diri kerugian menarik diri
4. Memberi pujian A : Pasien dapat menyebutkan
terhadap keuntungan dan keuntungan
kamampuan pasien berhubungan sosial
mengungkapkan P : Latih pasien berkenalan dengan
perasaannya 2 orang atau lebih
K : Pasien dapat melakukan
hubungan sosial secara bertahap

Ketidakefektifan Selasa, 05 november Selasa, 05 november 2019


koping individu 2019 16.00 WIB
15.30 WIB S : Pasien mengatakan “tidak
1. Mendiskusikan punya” ketika ditanya mempunyai
dengan pasien teman dekat tidak, pasien
tentang: mengatakan tidak pernah bercerita
a. Cara-cara yang dengan orang atau sahabat saat
dapat dilakukan mempunyai masalah, pasien
dalam mengatakan setuju jika ada
mengatasi masalah bercerita dengan lainnya,
perasaan dan O : Pasien terlihat lebih akrab
masalah. dengan mahasiswa dari pertemuan
b. Koping yang sebelumnya, pasien terlihat belum
pernah dipakai mau untuk berdidkusi banyak
c. Alternatif koping mengenai apa yang dialami dan
yang tepat bagi cara mengatasinya
pasien A : Pasien dapat mengungkapkan
cara-cara yang dapat dilakukan
dalam mengatasi perasaan dan
masalah, mengidentifikasi koping
yang pernah dipakai, menyebutkan
alternatif koping yang tepat bagi
pasien
P : N : Anjurkan pasien untuk
mempraktekkan apa yang sudah
disepakati bersama dalam
menghadapi sebuah masalah
K : Bercerita kepada teman satu
bangsal atau perawat mengenai
masalahnya

Isolasi sosial Selasa , 05 novemeber Selasa , 05 november 2019


2019 08.30 WIB
08.00 WIB S : Pasien mengatakan “Di rumah
Mengikutsertakan dan sering melakukan apa“ kepada
memotivasi pasien pasien di sebelahnya
mengikuti TAK: O : Pasien mengangguk ketika
Sosialisasi sesi 3 diminta ikut TAKS sesi 3, pasien
kooperatif, pasien mengikuti TAKS
sesi 3 hingga selesai, pasien
berperan aktif walaupun dengan
sedikit dorongan dan bantuan
untuk berbicara
A : Pasien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap
dengan pasien lain dan kelompok
P : N : Ikut sertakan serta motivasi
pasien mengikuti semua sesi TAKS
K : Mengikuti semua sesi TAK

Isolasi sosial Rabu, 06 novemeber Rabu, 06 november 2019


2019 11.00 WIB
10.30 WIB S : Pasien mengatakan paham
1. Menjelaskan jenis tentang kerugian jika tidak minum
obat yang diminum obat, pasien mengatakan lupa
oleh pasien, ketika ditanya efek samping obat
kegunaan serta efek secara umum, pasien mengatakan
sampingnya lupa obat apa yang harus diminum
2. Mendiskusikan O : Pasien kurang antusias ketika
kerugiannya jika dijelaskan, pasien masih terlihat
berhenti minum obat pasif ketika berinteraksi dengan
3. Menjelaskan pinsip- mahasiswa, pasien belum mampu
prinsip minum obat menjelaskan kembali mengenai 5
benar obat
A : Pasien mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan benar
dan dapat mengerti akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dokter
P : N : Kelola pemberian obat
pasien
K : Meminum obat secara mandiri
dan sadar diri

ketidafefektifan Rabu, 06 november 2019 Rabu, 06 november 2019


koping individu 13.00 WIB 14.00 WIB
Memotivasi pasien untuk S : Pasien mengatakan tidak ada
mengungkapkan yang ingin diceritakan, pasien
perasaan dan pikirannya mengatakan tidak mau bercerita,
saat ini pasien mengatakan perasaannya
senang tidak ada masalah.
O : Pasien masih terlihat tertutup
belum ingin bercerita
A : Pasien belum mampu
mengungkapkan perasaanya
secara bebas
P : N : Motivasi ulang untuk
bercerita tentang apa yang
dialaminya
K : Mengungkapkan perasaanya
secara bebas

BAB III
KESIMPULAN

Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin
merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Purba, dkk. 2008).

Dari asuhan keperawatan pada Ny.E dengan isolasi di bangsal Srikandi RSJ Grhasia
DIY selama 3 x 24 jam dapat diangkat 3 diagnosa keperawatan yaitu :

1.Isolasi sosial ditandai dengan, pasien mengatakan lebih senang menyendiri, dulu jarang
berkumpul dengan orang lain seperti keluarga dan tentangga, tidak mengetahui mengenai
manfaat, keuntungan maupun kerugian bersosialisasi, pasien jarang komunikasi, miskin
bicara, lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur
2.Defisit perawatan diri ditandai dengan pasien mengatakan tidak pernah cuci tangan
sebelum makan, kuku pasien terlihat kotor, pasien masih di ingatkan mengenai kebersihan
diri.
3.Koping individu tidak efektif ditandai dengan, pasien menyatakan jarang berkumpul dan
lebih senang menyendiri, pasien tidak mau mencoba berkomunikasi dengan pasien lain
selama berada di bangsal, pasien terlihat gelisah dan menghindar ketika diajak komunikasi
Dari 3 diagnosa keperawatan di atas ada 2 masalah teratasi dan 1 masalah teratasi
sebagian yaitu :

1. Isolasi sosial teratasi


2. Defisit perawatan diri teratasi
3. Koping individu tidak efektif teratasi sebagian karena pasien belum mampu
mengungkapkan perasaan secara terbuka kepada pasien lain maupun perawat.

Anda mungkin juga menyukai