Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

TERAPI AKIVITAS KELOMPOK


PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN

KELOMPOK 1
1. Adik Galuh Vita Viana (S17001)
2. Asri Bekti (S17008)
3. Desy Prihatiningsih (S17016)
4. Ega Saputra (S17018)
5. Imam Mochtar (S17024)
6. Leni Kuswati (S17029)
7. Nianda Ryehan (S17034)
8. Rica Ratna Sari (S17040)
9. Septiyan Berliana (S17045)
10. Umi Markhatus (S17050)
11. Maya Sulistyawati (S17031)
12. Widi Astuti (S17052)
13. Intan Wahyu (S17182)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA


SURAKARTA
2019
DRAF PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIKes Kusuma Husada

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan
sebagai terapi dan kelompok sebagai target asuhan. Terapi Aktivitas Kelompok dilakukan
untuk meningkatkan kematangan emosional dan psikologis pada pasien yang mengidap
gangguan jiwa pada waktu yang lama. Didalam kelompok terjadi dinamika dimana setiap
anggota kelompok saling bertukar informasi dan berdiskusi tentang pengalaman serta
membuat kesepakatan untuk mengatasi masalah anggota kelompok. Terapi Aktivitas
Kelompok memberikan hasil yang lebih besar terhadap perubahan perilaku pasien,
meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif. Bahkan Terapi
Aktivitas Kelompok memberikan modalitas terapeutik yang lebih besar dari pada hubungan
terapeutik antara dua orang yaitu perawat dan klien (Direja, 2011).
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok, agar klien dapat belajar
kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai dengan kebutuhannya
memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang sederhana dan memberikan respon
terhadap pertanyaan yang lain. Sehingga klien dapat berinteraksi dengan orang lain dan
dapat merasakan arti berhubungan dengan orang lain.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Pasien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol perilaku kekerasan
dalam kelompok.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
c. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
d. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual.
e. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui cara patuh minum obat.
C. Metode
1. Permainan
2. Dinamika kelompok
3. Tanya Jawab

D. Perlengkapan
1. Bola
2. Musik
3. Speaker
4. Papan Nama

E. Kriteria dan Klasifikasi Klien


No. Nama Umur Tanda Klasifikasi Keterangan
Gejala
1. Tn.I 21th Menarik diri Healt prom KU Baik
2. Ny.A 20th Isolasi diri Healt prom KU Baik
3. Ny.E 18th Melukai diri Healt prom KU Baik
4. Ny.N 25th Menyerang Healt prom KU Baik
orang lain
5. Ny.S 24th Merusak Healt prom KU Baik
lingkungan

F. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Selasa, 17 Desember 2019
Waktu : 09.00-selesai
Tempat : RSJ Kusuma Husada

G. Pengorganisasian
1. Leader : Ega Saputra
2. Co Leader : Maya Sulistyawati
3. Operator : Widi Astuti Wahyu Lestari
4. Observer : Rica Ratna Sari
5. Fasilitator : Umi Markhatus, Asri Bekti, Leni Kuswati, Intan Wahyu
Peran Tugas
Leader Memimpin jalannya kegiatan
Co Leader Membantu tugass leader
Operator Mengoperasikan sarana pendukung
Fasilitator Memfasilitasi jalannya kegiatan

H. Setting Tempat

Keterangan :
: Leader : Fasilitator

: Co Leader : Operator

: Pasien : Observer
I. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif
b. Membuat kontak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
b. Evaluasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab
marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak
lingkungan, mencederai/memukul orang lain, memukul diri sendiri)
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan
e. Melakukan permainan bola diiringi dengan musik
f. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tulis di papan tulis/ flipchart/whiteboard.
g. Mengajarkan cara pelampiasan marah yang tepat agar tidak melukai diri, orang
lain, serta lingkungan.
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibat perilaku
kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk memepelajari cara baru yang sehat menghadapi
kemarahan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu
tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab ; tanda dan gejala; perilaku kekerasan
dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan TAK berikutnya.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampun yang diharapkan
adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan
yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
SKENARIO
Di sebuah kamar pasien Pav I no 3. Datanglah seorang perawat.
ORIENTASI
Ega : “Selamat pagi mas? Perkenalkan nama saya ners Ega, biasa dipanggil Ega, kalo boleh
tau kalian semua namanya siapa?suka di panggil apa?”
Pasien semua : ( Diam sambil melotot )
Ega : mbak/mas, perkenalkan nama saya Ega kalian semua namanya siapa ?
Adik : nama saya adik galuh .
Imam : nama saya imam pak suka dipanggil imam juga.
Ecik : nama saya ecik
Nianda : nama saya nianda
Septi : nama saya septi
( semua menjawab dengan nada cetus )
Ega : “Mbak, mas hari ini kabarnya bagaimana?”
Pasien Semua: (diam)
Ega : “mas/mbak, saya nanya lo ini”
Pasien semua : (Diam)
Ega : “Yaudah gini aja saya mau tanya? Lagi tidak enak badan ta? Kok diam saja?”
Pasien semua: tidak
Ega : “yaudah kalo mbak/mas ini tidak mau berbicara sekarang, 10 menit lagi saya kembali,
ssaya harap mbak/mas ini sudah mau bicara”
10 menit kemudian
KERJA
maya : “bagaimana mbak/mas sebenarnya ada masalah apa?, ada yang bisa saya bantu, coba
dibicarakan? .”
imam: (sambil membentak maya) “Biarin, Percuma saya hidup, saya ini orang yang gak
berguna, orang bodoh” ( dan membenturkan kepala ke tembok)
Ega : (Berusaha menarik pasien dari tembok) “Siapa yang bilang mas imam ini tidak berguna?”
Pasien imam: “Saya ini gak berguna!!!!”(sambil teriak)
imam : “Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna mas imam, semua yang di ciptakan oleh
Tuhan pasti ada manfaatnya. Apalagi mas imam masih mempunyai tubuh yang lengkap”.
imam: (tertunduk)
Ega :”Begini saja mari suster ajak mas imam jalan-jalan ke taman, bagaimana?”
Pasien: “ngapain?”
Leni : “biar pikiran mas Tarmin tenang tidak marah-marah lagi.”
Imam : (pasien mau menerima ajakan suster ).
Di Taman
Maya : mas gimana uda bisa merasa tenang belum perasaannya sekarang?
Imam : (termenung dan menceritakan) saya merasa malu dan tidak berguna mbak sebab saya
tidak lulus UAN..bodoh soal begitu saja saya tidak lulus, dan rasanya saya tu ingin memukul
orang yang bertanya soal itu ?
Rica : mas kegagalan itu bukan akhir segalanya tapi kegagalan itu adalah keberhasilan yang
tertunda. tenang ya Mas imam ! apa yang membuat mas imam kesal? Itu perilaku yang tidak
baik. Itu kan bisa melukai orang itu. Selain itu, tangan Mas Tamin kan bisa jadi sakit atau luka.
imam : iya ya sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat tangan saya
pegal pegal
Asri : baiklah, kalau begitu.. mari suster ajarkan cara untuk mencegah Mas imam melakukan
kekerasan. Kalau timbul rasa kesal pada diri Mas imam, sesegera mungkin tarik napas dalam.
Instruksikan diri Mas imam untuk tenang. Ayo sekarang dicoba ¡
imam : (mempraktekkan nafas dalam)
Ega : bagaimana dengan yang lain apakah punya masalah yang belum terselesaikan ?
Semua pasien : tidak mbak
Umi : jika masih ada masalah yang belum terselesaikan segera dibicarakan, setiap
permasalahan pasti ada ujung penyelesaiannya mbak/mas jika kita bisa menerima bisa sabar
dan bisa memetik hikmahnya, dan tidak perlu dibawa emosi seperti memukul membentak
seperti itu akan menyakiti diri kalian sendiri
TERMINASI
Ega : Sekarang bagaimana perasaan imam dan semuanya ?
imam : Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, pak?
ega : Kalau Tamin masih kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang tidak
bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba !
imam : begini sus? Iya sus, saya lega sekarang
ega : naaah.. bagus. Begitu kan lebih baik. Mas imam dan yang lain bisa mempraktekkan 2
cara tadi kalau mas imam dan yang lain sedang kesal. Apakah mbak mas ini sudah mengerti?
Semua Pasien : iya sus (menganggukkan kepala)
maya : Oke. ¡ suster yakin mbak mas bisa mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu,
sesuai kontrak tadi bahwa kita mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster
melanjutkan pekerjaan suster ya. Mbak/mas ini bisa mencari kesibukan yang lain.
Pasien : baik sus.

Anda mungkin juga menyukai