Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PSIKOTERAPI SUPORTIVE

Dosen pengampu: Nadya Puspita Adriana, M.Psi

Disusun oleh:
1. Asri Bekti W (S17008)
2. Denti Ardiandari (S17012)
3. Devi Mayanti (S17014)
4. Dita Kuncoro M (S17017)
5. Sandra Dara P (S17044)
6. Wangsit Ridho R (S17051)
7. Wulan Rachmawati (S17053)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2019/2020
A. KASUS KECANDUAN ALKOHOL

Seorang pecandu alkohol yang bernama Tn W berumur 39 tahun dirantai di dalam


kamar selama beberapa bulan, ia meminta kepada ibunya untuk membantu mengurangi
kecanduan yang dialaminya selama beberapa tahun. Tn W mulai mengalami kecanduan
alkohol dan obat-obatan selama ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu.

Parahnya lagi, anak dan istrinya disaat Tn W masih kecanduan alkohol dan obat-
obatan, istrinya sudah memberitahukan bahwa alkohol dan obat-obatan sangat tidak
baik untuk kesehatan, tetapi saat Tn W diingatkan ia selalu menolak dengan nada tinggi
dan kadang melakukan kekerasan kepada istrinya seperti menampar istrinya. Istri dan
anaknya sudah merasa sangat muak dengan perilaku suaminya sendiri, dan mereka
sampai meninggalkan Tn W dirumah. Pada saat Tn W ditinggal anak dan istrinya,
justru Tn W malah semakin parah dengan kecanduan alkohol. Setelah beberapa hari Tn
W melakukan tindakan yang tidak seharusnya ia lakukan, ia menyayat bagian tubuhnya
dengan menggunakan benda tajam. (Berharap istri dan anaknya kembali) Ibu Tn W
menghubungi istrinya tentang kondisi Tn W yang semakin parah dan meminta istri dan
anaknya agar kembali lagi untuk mendampinginya. Esoknya istri dan anaknya kembali
kerumah dengan melihat Tn W sedang menyayati tangan dengan benda tajam. kemudian
sang istri panik dan langsung berteriak dan memanggil ibunya Tn W, setelah beberapa
saat istri dan keluarga Tn W sepakat untuk membawa Tn W ke RSJ (rumah sakit jiwa).

B. PENYEBAB
Tn W mengalami depresi ketika ayahnya meninggal dunia, dan dia belum bisa
menerima ataskehilanganya seorang ayah melampiaskannya dengan minum, minuman
alkohol agar dia tenang, Tn W belum bisa menerima bahwa ayahnya sudah meninggal,
dia merasa terpukul, karna baginya masih banyak kesalahan yang dilakukan kepada
ayahnya semasa masih hidup, dan Tn W sering memarahin dan membantah perkataan
ayahnya.
A. PENANGANAN SUPPORTIVE ENVIRONMENT.

1. Faktor lingkungan

Waspadai faktor lingkungan di sekitar Anda yang bisa memicu Anda untuk
mengonsumsi minuman beralkohol lagi. Anda bisa memulainya dengan memberitahu
keluarga dan teman bahwa Anda berhenti minum alkohol. Meminta dukungan dari
mereka untuk selalu mengingatkan tujuan Anda. Selain itu, Anda mungkin juga perlu
untuk menjauhkan diri sejenak dari teman-teman, situasi atau tempat, yang bisa
membuat Anda mengonsumsi minuman beralkohol lagi.

2. Sosial

Sering bersosialisasi dengan cara ini Tn. W dapat membimbing dirinya sendiri
menjadi pribadi yang lebih baik misalnya dengan cara seringnya bertukar pendapat,
mampu menyesuaikan diri dengan baik dan bisa juga bisa melakukan aktivitas yang
bermanfaat itu salah satu contoh yang yang bisa diterapkan oleh Tn. W supaya tidak
merenung sendirian dikamar dan melakukan aktivitas yang merugikan dirinya seniri
maupun orang lain seperti minum alkohol terus menerus

3. Lakukan kegiatan positif

Hindari aktivitas yang melibatkan alkohol. Anda bisa melakukan hobi Anda,
misalnya bercocok tanam atau berkebun, memancing, membaca buku, dan hobi lainnya
yang tidak melibatkan alkohol. Selain itu,bisa mendukung upaya tersebut dengan
kegiatan seperti yoga, meditasi, dan akupuntur. Ketiganya bisa membuat lebih rileks dan
mengurangi tingkat kecemasan dan stres, atau depresi yang mungkin ditimbulkan
karena berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.

4. Mengidentifikasi coping
Konseling dengan psikolog atau psikiater, baik sendiri maupun dalam kelompok,
akan membantu pasien memahami masalah kecanduannya. Selama konseling, akan
dijelaskan pada pasien mengenai risiko kecanduan alkohol, dan dampaknya pada
kesehatan pasien. Pasien juga akan diberi saran untuk hal-hal yang dapat dilakukan
selama proses tersebut, misalnya dengan mencatat konsumsi alkohol selama 1 minggu,
atau mengganti konsumsi alkohol dengan minuman ringan. Jangan lupa untuk meminta
dukungan dari pasangan atau keluarga. Dukungan dari orang terdekat bisa berpengaruh
besar pada proses pemulihan.
5. Lakukan Komunikasi Terapeutik
Memberikan posisi yang nyaman pada pasien saat akan di lakukan kegiatan
komunikasi terapeutik. Melakukan dukungan untuk kesembuhan pasien dengan cara
mengudukasi pasien terkait bahaya dampak dari alkohol

Mengatasi Kecanduan Alkohol dengan Bantuan Medis

1. Detoksifikasi

Program detoksifikasi akan ditawarkan sebagai penanganan pertama dan langkah


penting untuk lepas dari kecanduan alkohol. Detoksifikasi berfungsi untuk
mengeluarkan alkohol dari sistem tubuh Anda. Detoksifikasi dilakukan di pusat terapi
atau pun rumah sakit. Butuh waktu setidaknya tujuh hari untuk prosedur detoksifikasi
ini. Anda juga mungkin butuh tambahan obat untuk mencegah gejala ketergantungan
alkohol dalam proses detoksifikasi, seperti gemetar, kebingungan, halusinasi, dan
kejang.

Adapun obat obat medis yang digunakan untuk mengatasi kecanduan alkohol, di antara
lain :
1. Disulfiram
Merupakan obat yang dapat digunakan sebagai terapi pedukung dalam mengatasi
ketergantungan alkohol.
2. Acamprosate adalah jenis obat terbaru untuk membantu memerangi kecanduan alkohol,
obat ini mengubah kimia otak agar menurunkan rasa cemas , kekesalan, serta rasa
kecanduan akibat alkohol.

D. TERAPI YANG DIGUNAKAN DAN PERAN PERAWAT


1. terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif merupakan psikoterapi yang menelaah kaitan antara pola
pikir dan kepercayaan dapat berpengaruh terhadap perasaan dan perilaku seseorang.
Pasien biasanya akan dibantu untuk melatih perilaku pola pikirnya dalam
menghadapi berbagai situasi yang berat, tujuanya agar pasien mampu belajar
mengenali pola pikir negatif , mengevaluasi kebenarannya dan berfikir lebih positif.

2. peran perawat Konseling dan Terapi perilaku


Umumnya dokter akan merekomendasikan Anda kepada konselor atau program
penanganan kecanduan alkohol lainnya. Program ini bertujuan membantu Anda
mempelajari strategi dan cara mengatasi dorongan untuk kembali minum. Umumnya,
dorongan menjalani kebiasaan lama semakin kuat setelah Anda kembali ke
lingkungan. Konseling bisa dilakukan secara pribadi atau pun berkelompok.
Bergabung dengan orang yang sedang mengalami hal sama akan membantu Anda
untuk saling mendukung dalam mengatasi kecanduan alkohol. Ada beberapa jenis
terapi perilaku yang bisa membantu Anda untuk berhenti dari kecanduan alkohol,
antara lain:Cognitive-behavioral therapy (CBT). Terapi perilaku kognitif membantu
Anda mengidentifikasi perasaan dan situasi yang dapat menyebabkan Anda ingin
mengonsumsi minuman ber Anda akan diajarkan bagaimana mengelola stres dan
mengubah pikiran yang menyebabkan Anda ingin minum.Terapi peningkatan
motivasi. Terapi ini membantu Anda membangun dan memperkuat motivasi untuk
mengubah perilaku Anda, terkait kecanduan alkohol. Konseling keluarga, mencakup
pasangan dan anggota keluarga lainnya. Tak hanya membantu memperbaiki hubungan
keluarga, terapi ini juga merupakan wujud dari dukungan keluarga terhadap tujuan
Anda untuk bebas dari kecanduan alkohol.
E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Kecanduan alkohol adalah kondisi dimana seseorangmemiliki kecanduan atau
ketergantungan terhadap alcohol. Ketika seseorang memiliki kebiasaan minum tidak
sehat yang dapat membahayakan dirinya, hubunganya, pekerjaanya, perilakunya dan
gaya hidupnya. Meskipun memiliki dampak yang buruk, penderita kondisi ini akan
tetap minum seperti biasanya .
Ketergantungan terhadap alkohol dapat disebabkan oleh fisik atau mental dan sangat
sulit untuk meredam keinginanya tersebut

2. Saran
Untuk dapat mengubah kebiasaan seseorang yang mengalami kecanduan alkohol
agar menjadi seseorang yang lebih baik, perlu saran sebagai berikut:
a. Sering berkomunikasi dengan keluarga jika ada masalah
b. Membantu pasien mengerti dirinya sendiri dengan lebih baik

Anda mungkin juga menyukai