Anda di halaman 1dari 6

Jurnal MKMI Vol 6 No.

3 Juli 2010, hal 185-190 Tinjauan Pustaka II

FAKTOR RISIKO KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA

Abdul Salam
Konsentrasi Gizi Program Studi Kesmas PPS Unhas, Makassar

ABSTRAK

Obesity or ordinary of we know as fatness is a problem that is enough apprehending among


adolescent. Finite body overweight some kilograms can generate health risk which cannot be
trifled. Man and woman which overweight or obese has risk 2-3 times is hit by disease kar-
diovaskuler. At adolescent has risk more than 2 times more dies because coroner heart sickness
during adult. Derivable fatness from generation before all at the next generation in a family.
Overcomes obesity must become priority, including the prevention since child. Because chil-
dren experiencing obesity, tends to brought finite of adult - especially if accompanied with
disparity hormonal. This article will analyse some result of researchs to know case risk factors
of obesity at adolescent that is the existing level of its the increasing prevalence.

Key Words : Obesity, Adolescent, Risk.

PENDAHULUAN Artikel ini akan menganalisis beberapa hasil pe-


Peningkatan kemakmuran di Indonesia juga nelitian untuk mengetahui faktor-faktor risiko keja-
diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan dian obesitas pada remaja yang saat ini tingkat pre-
makan. Pola makan, terutama di kota besar, bergeser valensinya terus meningkat.
dari pola makan tradisional ke pola makan barat yang
dapat menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang14. Kriteria Obesitas Serta Dampaknya Bagi Kese-
Perubahan pola makan dan aktifitas fisik ini ber- hatan
akibat semakin banyaknya penduduk golongan ter- Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat bad-
tentu mengalami masalah gizi lebih berupa kegemu- an menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penum-
kan dan obesitas.2 pukan adipose (adipocytes: jaringan lemak khusus
Obesitas atau yang biasa kita kenal sebagai ke- yang disimpan tubuh) secara berlebihan. Jadi obesi-
gemukan merupakan suatu masalah yang cukup me- tas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat
risaukan di kalangan remaja. Pada remaja putri, ke- badan yang lebih berat dibandingkan berat idealnya
gemukan menjadi permasalahan yang cukup berat, yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di
karena keinginan untuk tampil sempurna yang se- tubuhnya.14
ringkali diartikan dengan memiliki tubuh ramping Obesitas (kegemukan) adalah keadaan terdapat-
dan proporsional, merupakan idaman bagi mereka12 nya timbunan lemak berlebihan dalam tubuh. Secara
Kasus obesitas anak meningkat pesat di seluruh klinik biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks Ma-
dunia. Hanya dalam 2 dekade, prevalensi kegemukan sa Tubuh (IMT) > 30 kg/m2. Untuk orang Asia, kri-
menjadi 2 kali lipat pada anak-anak Amerika usia 6- teria obesitas apabila IMT > 25kg/m2.23 Wiardani
11 tahun, bahkan 3 kali lipat pada remaja. Survei pe- membagi jenis obesitas dalam dua tipe, yakni obesi-
meriksaan kesehatan dan nutrisi nasional tahunan tas overall yang dinilai berdasarkan indeks massa tu-
oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit buh dan obesitas sentral yang dinilai berdasarkan
(CDC) menemukan bahwa 1 diantara 3 anak Ameri- lingkar pingang.5
ka mengalami kegemukan atau berada dalam risiko Berbagai komplikasi obesitas lebih erat hubu-
menjadi gemuk. Totalnya sekitar 25 juta anak dan re- ngannya dengan obesitas sentral, yang penetapannya
maja Amerika mengalami kegemukan atau mendeka- paling baik dengan mengukur lingkar pinggang. Apa-
ti kegemukan.24 Sebanyak 18% remaja dan 25% o- bila lingkar pinggang > 90 cm pada pria dan > 80 cm
rang dewasa di Indonesia mengalami obesitas.16 pada wanita, sudah termasuk obesitas sentral (untuk
Kelebihan berat badan hingga beberapa kilo- orang Asia).23
gram bisa menimbulkan risiko kesehatan yang tak bi- Untuk mengukur kelebihan berat badan dan obe-
sa disepelekan. Kenyataannya, lingkar pinggang para sitas adalah body mass index (BMI)19. BMI berdasar-
remaja Australia ini meningkatkan dugaan adanya kan tinggi dan berat badan dan digunakan untuk o-
risiko kesehatan yang akan muncul. "Penemuan ini rang dewasa, anak-anak, dan remaja. Kelebihan berat
mengingatkan kita agar sadar terhadap adanya anca- badan pada anak-anak dan remaja berbeda pada
man terhadap kesehatan masyaraka.21 orang dewasa. Karena anak-anak masih dapat ber-

185
Jurnal MKMI, Vol 6 No.3, 2010

kembang dan anak laki-laki dan perempuan dewasa lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi o-
pada tingkatan yang berbeda.22 leh unsur kimiawi dari darah. Dua bagian hipotala-
Para peneliti mendapatkan risiko untuk mende- mus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hi-
rita DM baik pada pria maupun wanita menjadi naik potalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu ma-
beberapa kali berhubungan dengan kenaikan IMT. kan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventrome-
Terdapat hubungan yang kuat antara IMT de-ngan dial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan
hipertensi. Wanita yang obese memiliki risiko hiper- (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil pene-
tensi 3 - 6 kali dibanding wanita dengan berat badan litian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka
normal. Kelebihan berat badan juga berhubungan de- individu menolak untuk makan atau minum, dan a-
ngan kematian (20-30%) karena penyakit kardiovas- kan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan mi-
kuler. Pria dan wanita yang overweight atau obese num (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi
mempunyai risiko 2-3 kali terkena penyakit kardio- pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi ra-
vaskuler. Pada remaja berisiko lebih dari 2 kali lipat kus dan kegemukan.
meninggal karena penyakit jantung koroner pada ma-
sa dewasa17. Obesitas juga mengurangi kualitas hi- Pola Makan Berlebihan
dup, seperti stroke, artritis (radang sendi), batu empe- Orang yang kegemukan lebih responsif diban-
du, kesulitan bernafas, masalah kulit, infertilitas, ma- ding dengan orang berberat badan normal terhadap
salah psikologis, mangkir kerja dan pemanfaatan sa- isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan,
rana kesehatan.23 atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cen-
derung makan bila ia merasa ingin makan, bukan
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Obesi- makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih inilah
tas Pada Remaja yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil pene- kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol
litian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai fak- diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat
tor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor badan.13
genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan
yang berlebih, kurang gerak/olahraga, emosi, dan Kurang Gerak/Olahraga
faktor lingkungan.23 Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka
terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran e-
Genetik nergi tergantung dari dua faktor : 1) tingkat aktivitas
Kegemukan dapat diturunkan dari generasi sebe- dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme
lumnya pada generasi berikutnya di dalam sebuah basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
keluarga. Itulah sebabnya kita seringkali menjumpai mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua
orangtua yang gemuk cenderung memiliki anak-anak faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung
yang gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya faktor jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang nor-
genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah mal.
unsur sel lemak dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu
karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil ma- pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat
ka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan mele- normal, tapi bagi orang yang memiliki kelebihan be-
bihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan rat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat
kepada sang bayi selama dalam kandungan. Maka ti- penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin
dak heranlah bila bayi yang lahirpun memiliki unsur banyak berolahraga maka semakin banyak kalori
lemak tubuh yang relatif sama besar. yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempe-
Seorang anak punya 40% kemungkinan menga- ngaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk
lami kegemukan, bila salah satu orangtuanya obesi- bekerja seharian akan mengalami penurunn metabo-
tas. Bila kedua orangtuanya kelebihan berat badan, lisme basal tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak a-
maka kemungkinan seorang anak mengalami obesi- kan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas
tas pun naik hingga 80%.9 membuat kegiatan olah raga menjadi sangat sulit dan
kurang dapat dinikmati dan kurangnya olah raga se-
Kerusakan pada salah satu bagian otak cara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya
Sistem pengontrol yang mengatur perilaku ma- metabolisme basal tubuh orang tersebut. Jadi olahra-
kan terletak pada suatu bagian otak yang disebut hi- ga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak
potalamus, sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga
langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain da- karena dapat membantu mengatur berfungsinya me-
ri otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus me- tabolis normal15
ngandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah
186
Jurnal MKMI, Juli 2010, hal 185-190

Pengaruh Emosional jalan menahun, sehingga penanganannya tidak akan


Sebuah pandangan populer adalah bahwa obe- efektif bila hanya dalam waktu singkat20. Penurunan
sitas bermula dari masalah emosional yang tidak ter- berat badan sampai 1 kg per minggu sudah cukup se-
atasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta kasih, se- bagai parameter keberhasilan penurunan berat badan.
perti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol Kita harus mewaspadai adanya sindroma Yoyo, yaitu
kasih sayang ibu, atau kelebihan makan adalah seba- penurunan berat badan yang berlebihan akan menye-
gai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang ti- babkan defisit energi mendadak dan akan berisiko
dak tercapai dalam kehidupannya. Walaupun penjela- naiknya kembali berat badan.Penurunan berat badan
san demikian cocok pada beberapa kasus, namun se- bersifat individual, tergantung pada umur, berat ba-
bagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah le- dan awal dan adanya usaha penurunan berat badan
bih terganggu secara psikologis dibandingkan dengan sebelumnya serta ada tidaknya penyakit penyerta.
orang yang memiliki berat badan normal. Meski ba- Sasaran penurunan berat badan yang realistik adalah
nyak pendapat yang mengatakan bahwa orang gemuk 5-10% dari berat badan awal dalam kurun waktu 6-
biasanya tidak bahagia, namun sebenarnya ketidak- 12 bulan. Garis besar penanganan obesitas terdiri dari
bahagiaan batinnya lebih diakibatkan sebagai hasil intervensi diet, aktivitas fisik, perubahan perilaku,
dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu Farmakoterapi dan Intervensi bedah.
masyarakat seringkali tubuh kurus disamakan dengan
kecantikan, sehingga orang gemuk cenderung malu Intervensi Diet.
dengan penampilannya dan kesulitannya mengendali- Pengaturan makan merupakan tiang utama pena-
kan diri terutama dalam hal yang berhubungan de- nganan obesitas, oleh sebab itu perlu ditekankan pada
ngan perilaku makan. penderita bahwa kosistensi pengaturan makan jangka
Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa me- panjang sangat menentukan keberhasilan pengoba-
reka cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tan. Keberhasilan pengobatan dievaluasi minimal da-
tegang atau cemas, dan eksperimen membuktikan ke- lam jangka waktu 6 bulan.Dua macam nutrisi medik
benarannya. Orang gemuk makan lebih banyak da- yang efektif untuk menurunkan berat badan, yaitu
lam suatu situasi yang sangat mencekam; orang de- Low Calorie balance Diets (LCD),Very Low Calorie
ngan berat badan yang normal makan dalam situasi Diets (VLCD), Low Calorie balance Diets (LCD).
yang kurang mencekam (McKenna,1999). Dalam su- Hal ini dapat dicapai dengan mengurangi asupan le-
atu studi yang dilakukan White (1977) pada kelom- mak dan karbohidrat. Dapat diberikan 1200-1600
pok orang dengan berat badan berlebih dan kelom- kkal/hari dengan protein 1 g/kg BB, lemak 20-25%
pok orang dengan berat badan yang kurang, dengan dari kalori total dan sisanya karbo-hidrat.
menyajikan kripik (makanan ringan) setelah mereka Beberapa rekomendasi praktis dapat dilakukan
menyaksikan empat jenis film yang mengundang e- untuk mencapai sasaran diet : makan setidaknya 5-7
mosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria, porsi buah dan sayuran perhari. Makan 25-30 gram
merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang serat perhari (dari buah/sayur, roti gandum, sereal,
membosankan. Pada orang gemuk didapatkan bahwa pasta dan kacang-kacangan.
mereka lebih banyak menghabiskan kripik setelah Untuk sumber karbohidrat hasil proses, pilihlah
menyaksikan film yang tegang dibanding setelah me- roti gandum.Minum sedikitnya 8 gelas sehari. Makan
nonton film yang membosankan. Sedangkan pada o- sedikitnya 2 porsi perhari hasil olahan susu rendah
rang dengan berat badan kurang selera makan kripik lemak. Pilih protein rendah lemak seperti ayam tanpa
tetap sama setelah menonton film yang tegang mau- kulit, kalkun dan produk kedelai. Sebaiknya makan
pun film yang membosankan. daging lebih sedikit. Makan ikan setidaknya 2 kali
seminggu. Asupan garam maksimum 2.400 mg per-
Lingkungan hari8.
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi
seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseroang di- Aktivitas Fisik
besarkan dalam lingkungan yang menganggap ge- Aktivitas fisik aktif berupa aktivitas yang rutin,
muk adalah simbol kemakmuran dan keindahan ma- merupakan bagian penting dari program penurunan
ka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi ge- berat badan. Olahraga juga dapat mengurangi rata-ra-
muk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi ta angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit
oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak kronik. Dokter dapat menekankan urgensinya aktivi-
akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubu- tas fisik pada penderita, dan menyarankan untuk me-
ngan dengan kegemukan. lakukan aktivitas fisik paling sedikit 150 menit per-
minggu. Latihan fisik saja sudah dapat menurunkan
Penanganan Obesitas berat badan rata-rata 2-3 kg. Perubahan perilaku me-
Obesitas merupakan hasil dari proses yang ber- rupakan usaha maksimal untuk menerapkan aspek
187
Jurnal MKMI, Vol 6 No.3, 2010

nonparmakologis dalam pengelolaan penyakit. Pe- ini akan memberikan sensasi kenyang.
rencanaan makan dan kegiatan jasmani merupakan Pengosongan makanan dari kantong kecil terse-
aspek penting dalam terapi nonfarmakologis. Pende- but akan secara pelan-pelan melalui ikatan yang di-
rita agar menyadari untuk mengubah perilaku, karena buat dan penderita tidak akan merasa lapar sampai
keberhasilan penurunan berat badan ini sangat dipe- beberapa jam. Dengan intervensi bedah ini, diharap-
ngaruhi oleh faktor dirinya sendiri, kedisiplinan me- kan dapat menurunkan berat badan dari 20 kg sampai
ngikuti program diet serta kesinambungan pengoba- lebih dari 100kg.
tan. Motivasi penderita sangat menentukan keberha-
silan upaya penurunan berat badan. Beberapa Hasil Penelitian Tentang Obesitas Pada
Remaja
Farmakoterapi. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Marta-
Tiga mekanisme dapat digunakan untuk meng- dwita Bayulestari yang ingin mengetahui hubungan
klasifikasi obat-obatan untuk terapi obesitas adalah pola makan dengan kegemukan (obesitas) pada siswa
terapi yang mengurangi asupan makanan, yang me- SLTP Nusantara kotamadya Ujung Pandang terlihat
ngganggu metabolisme dengan cara mempengaruhi bahwa sebanyak 28,6% siswa yang mengalami over-
proses pra atau pasca absorbsi. Terapi yang mening- weight dan sekitar 71,4% yang mengalami obesitas.
katkan pengeluaran energi atau termogenesis.Obat Dan dari hasil analisis terlihat bahwa ada hubungan
yang tersedia saat ini Orlistat : yang menghambat antara pola konsumsi (lemak, energi, dan protein) de-
lipase pankreas (enzim yang dihasilkan kelenjar lu- ngan kejadian overweight maupun obesitas pada sis-
dah perut) dan akan menyebabkan penurunan penye- wa SLTP Nusantara di kotamadya Ujung Pandang4.
rapan lemak sampai 30%. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan
Efedrin dan kafein : meningkatkan pengeluaran oleh Andi Kamaliah Azir di SLTP negeri wilayah ko-
energi, akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar ta kab.Maros ternyata pengetahuan, sikap dan tinda-
10% selama beberapa jam. Pada uji klinis efedrin dan kan siswa mempunyai kontribusi terhadap kejadian
kafein menghasil kan penurunan berat badan lebih obesitas siswa tersebut3.
besar dibanding kelompok plasebo. Diperkirakan 25- Penelitian yang dilakukan oleh Agus Triwinar-
40% penurunan berat badan oleh karena termogene- to, dkk menemukan bahwa dari 213 anak yang pada
sis dan 60-75% karena pengurangan asupan maka- masa anak-anak telah mengalami kegemukan yang
nan. Efek samping utama adalah peningkatan nadi berhasil ditemukan kembali setelah lima tahun ke-
dan perasaan berdebar-debar yang terjadi pada se- mudian ( pada masa remaja) yang tetap kegemukan
jumlah penderita. (IMT ≥ 85 percentile) sebanyak 121 responden
Sibutramin, menurunkan energy intake dan (56,8%) dan yang berubah menjadi normal (IMT <
mempertahankan penurunan pengeluaran energi se- 85 percentile) sebanyak 92 responden (43,2%). Re-
telah penurunan berat badan. Pada penelitian ternyata rata intake energi adalah 1894,5 kkal dan hanya
terbukti sibutramin menurunkan asupan makanan de- 14,6% yang > 100% KGA sedangkan intake lemak
ngan cara mempercepat timbulnya rasa kenyang dan 60,1 gram perhari dan hanya 32,4% yang intake le-
mempertahankan penurunan pengeluaran energi sete- mak > 25% total kalori. Pada penelitian ini juga me-
lah penurunan berat badan. ngidentifikasi beberapa dampak dari kegemukan an-
tara lain adalah apakah ada gejala sindrome metabo-
Intervensi Bedah. lik seperti hiperglikemia dan hiprerlipidemi. Rerata
Intervensi bedah untuk mengatasi masalah obe- kadar gula darah sewaktu 101,6 mg/dl sedangkan
sitas sebenarnya telah diterapkan sejak th.1960 de- rerata kadar kolesterol 165,2 mg/dl. Meskipun rerata
ngan bedah pintas lambung. Hanya karena teknologi kadar gula darah dan kolesterol masih normal tetapi
bedah saat itu masih terbatas, membuat operasi ini ada sekitar 10,6% yang sudah termasuk tinggi. Masa-
hampir selalu berujung pada kematian pasien. lah psikososial yang dialami remaja yang kegemukan
Ada beberapa pilihan pembedahan seperti Lap- antara lain adalah merasa kurang percaya diri (45,8
aroscopic Adjustable Gastric Binding, Vertical Ban- %), mengganggu aktifitas (18,9%) dan merasa cepat
ded Gastroplasty, Rouxen-Y gastric bypass. lelah (13,5%)1.
Laparoscopic Adjustable Gastric Binding, meru- Penelitian yang menggunakan standar Nutrition
pakan tindakan bedah generasi mutakhir untuk mena- Community Health Survey (NCHS) dari WHO ter-
ngani penderita dengan obesitas yang berat, dimana sebut juga menemukan fakta, 50% dari anak yang
hanya dengan membuat lubang/irisan kecil diperut mengalami obesitas ternyata pengkonsumsi setia fast
(diameter 0,5-1,0 cm). Dengan pita/plaster silikon food. Sisanya, mencampur fast food dengan jenis
yang dilekatkan seputar lambung bagian atas, se- makanan lainnya. Sebagian besar anak-anak sekarang
hingga terbentuk satu kantong kecil. Apabila pende- memiliki cara bermain yang berbeda. Sebagian besar
rita makan, kantong kecil tadi akan cepat penuh dan lebih senang di rumah untuk bermain play station
188
Jurnal MKMI, Juli 2010, hal 185-190

atau sekadar menonton TV. "Anak-anak sekarang perlihatkan bahwa kebiasan yang buruk dalam me-
aktivitas fisiknya sangat kurang. Penelitian lanjutan nonton TV mempunyai hubungan yang erat dengan
sempat dilakukan Padmiari di tahun 2004 terhadap rendahnya intake buah-buahan pada anak remaja pria
sebanyak 2.700 orang dewasa. Hasilnya, sebanyak maupun wanita.18
10,5 orang dewasa di Denpasar mengalami obesitas. Hasil penelitian yang dilakukan oleh hanson,dkk
Artinya, di setiap 100 orang dewasa, ada sekitar 10 pada tahun 2005 mendapatkan bahwa perbedaan je-
orang mengalami obesitas. Obesitas yang kemudian nis kelamin berhubungan dengan ketersediaan buah-
menjadi pemicu penyakit degeneratif lain seperti jan- buahan di rumah mereka, ini adalah sebuah studi lain
tung dan diabetes melitus, diketahui terjadi karena yang dilakukan pada sekelompok remaja.8 Penelitian
konsumsi makanan yang berlebih dan aktivitas fisik yang dilakukan pada remaja kulit hitam USA menun-
yang kurang1. jukkan bahwa frekuensi makan berhubungan dengan
Hasil penelitian lain di tahun 2005 terhadap berkurangnya overweight pada remaja tersebut.9.
siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Denpa- Mengkonsumsi daging sangat berhubungan dengan
sar juga menunjukkan fakta yang cukup mengkha- IMT (indeks massa tubuh) seseorang, sehingga harus
watirkan. Dari 120 siswa putri yang dijadikan res- betul-betul dipertimbangkan dalam upaya pencega-
ponden, sekitar 70,2 % nya ternyata memiliki pola han kejadian overweight pada anak-anak.26
hidup sedentary. Sisanya hidup dengan pola hidup
normal Pola hidup sedentary merupakan pola hidup KESIMPULAN
dengan aktivitas yang rendah dan konsumsi yang Obesitas (kegemukan) adalah keadaan terdapat-
berlebih. nya timbunan lemak berlebihan dalam tubuh. Secara
Penelitian terhadap remaja pria di Swedia me- klinik biasanya dinyatakan dalam bentuk Indeks Ma-
nunjukkan bahwa rata-rata IMT dan prevalensi over- sa Tubuh (IMT) > 30 kg/m2. Untuk orang Asia, kri-
weight maupun obesitas rendah pada ibu-ibu yang teria obesitas apabila IMT > 25kg/m2. Obesitas
mempunyai tingkat pendidikan tinggi. Nilai IMT ibu memberikan dampak negatif bagi kesehatan seperti :
dan kebiasaan merokok merupakan prediktor yang stroke, artritis (radang sendi), batu empedu, kesulitan
kuat dalam menentukan kejadian overweight maupun bernafas, masalah kulit, infertilitas, masalah psikolo-
obesitas pada anak-anak mereka6. gis, mangkir kerja dan pemanfaatan sarana keseha-
Di USA, status sosial ekonomi berhubungan de- tan
ngan peningkatan tinggi badan dan menurunkan ling- Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
kar pinggang pada remaja berkulit putih tapi tidak kejadian obesitas pada remaja seperti : faktor genetik,
pada remaja yang berkulit hitam (yang berasal dari kerusakan pada salah satu bagian otak, adanya pola
afrika)7. Pada wanita, kurangnya produk makanan makan yang berlebih, kurang gerak/olahraga, adanya
yang sehat serta tidak adanya aturan-aturan makanan pengaruh emosionl, dan karena pengaruh faktor ling-
di rumah mempunyai hubungan dengan produk ma- kungan. Obesitas merupakan hasil dari proses yang
kanan yang tidak sehat yang pada akhirnya akan me- berjalan menahun, sehingga penanganannya tidak a-
nyebabkan rendahnya intake buah-buahan. 16 kan efektif bila hanya dalam waktu singkat. Ada be-
Hasil penelitian dari neumarksztainer,et.al mem- berapa cara penanggulangan yang bisa kita lakukan
perlihatkan bahwa ada variansi dalam konsumsi bu- seperti: melakukan intervensi gizi, melakukan aktifi-
ah-buahan pada anak laki-laki (47%) dan pada anak tas fisik, farmakoterapi dan intervensi bedah.
perempuan (42%). 17Dari hasil penelitian lain mem-

DAFTAR PUSTAKA skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univer-


1. Agus Triwinarto, dkk. Faktor Determinan Peru- sitas Hasanuddin, 1999.
bahan Status Kegemukan Pada Remaja (Usia 5. DL Franko, RH Striegel-Moore, D Thompson,
14-18 Tahun) Yang Telah Mengalami Kegemu- et.al. The relationship between meal frequency
kan Pada Masa Anak-Anak (Usia 9-11 Tahun), and body mass index in black and white.
2001. 6. adolescent girls: more is less. International Jour-
2. Almatsier Sunita. Prinsip dasar ilmu gizi, PT nal of Obesity, 2007.
Gra-media Pustaka Utama, Jakarta, 2003. 7. Erviani NK, Terperangkap Nikmat Junk Food,
3. Azir Andi K, Perilaku Anak Obesitas Tentang http:// www.gizi.net.id. 2007.
Kejadian Obesitas di SMU Islam Athirah Ma- 8. I Koupil, P Toivenan, Social and earlylife deter-
kassar, skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat minants of overweight and obesity in 18-year-
Uni-versitas Hasanuddin,2004. old Swedish men, International of Obesity, 2008.
4. Bayulestari Martadwita, Hubungan Pola Makan 9. Hanson NI, Neumark-Sztainer D, Eisenberg
Dengan Kegemukan (obesitas) Pada Siswa ME, et.al. Associations between parental report
SLTP Nusantara kotamadya Ujung Pandang, of the home food environment and adolescent
189
Jurnal MKMI, Vol 6 No.3, 2010

intakes of fruit, vegetables and dairy foods. In- 19. Nicklas TA, Baranowski T, Cullen KW, Beren-
ternational Journal of Obesity 2005. son G. Eating patterns, dietary quality and obe-
10. Hastings G, Stead M, McDermott L, et al.. Re- sity. J Am Coll Nutr 2001.
view Of The Effects Of Food Promotion On 20. Padmiari & Hadi, Konsumsi Fast Food Sebagai
Children. International Journal of Obesity, 2003. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak Sekolah Da-
11. JCK Wells,dkk. Body shape in American and sar. Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Denpa-
British adults: between-country and interethnic sar Bali, Fakultas Kedokteran UGM, 2005.
comparisons. International of Obesity, 2008. 21. Rahmi, Anak obesitas, lucu tapi rawan penyakit.
12. Jufri Ernawati, Faktor-Faktor Yang Berhubu- http://www.gizi.net.id.2008
ngan Dengan Status Gizi Lebih Pada Remaja 22. Siswono, Obesitas Ajang Reunian Berbagai
Usia Dini Di SLTP Negeri Wilayah Kota Kab. Penyakit, http://www.gizi.net.id.2007.
Maros, skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat 23. Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, penerbit
Universitas Hasanuddin,2002. buku kedokteran EGC, Jakarta, 1995.
13. Khomsan Ali, Pangan Dan Gizi Untuk Keseha- 24. Sukmawati, Analisis Faktor Risiko Kejadian
tan, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2002. Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar (SD) Di Ko-
14. L Haerens, dkk. The contribution of psychoso- ta Makassar, skripsi Politeknik Kesehatan Ma-
cial and home environmental factors in explai- kassar,2004.
ning eating behaviours in adolescents. Interna- 25. Supariasa IDN, Penilaian Status Gizi, penerbit
tional of Obesity, 2008 buku kedokteran EGC, Jakarta, 2002.
15. Martınez Vizcano,dkk. Assessment of an after- 26. Tjahjadi Maria Ignatia, Tinjauan Pustaka : Obe-
school physical activity program to prevent obe- sitas Dengan Pola Makan. Media kesehatan ma-
sity among 9- to 10-year-oldchildren: a cluster syarakat indonesia nomor 1 vol.1, 2004.
randomized trial. International of Obesity, 2008 27. Vereecken CA, Inchley J, Subramanian SV,
16. Mu’tadin Zaitun, Obesitas dan Faktor Penye- Hublet A, Maes L.The relative influence of
babnya. http://www.e-psikologi.com.2002 individual and contextual socio economic status
17. Nadiah Moussavi1,dkk. Could the Quality of on consumption of fruit and soft drinks among
Dietary Fat, and Not Just Its Quantity, Be Rela- adolescents in Europe. Eur J Public Health
ted to Risk of Obesity. International Journal of 2005.
Obesity, 2008. 28. ____________, Mampu Menurunkan 100 Kg.
18. Neumark-Sztainer D, Wall M, Perry C, Story M. http://www. mayoclinic.com. 2007.
Correlates Of Fruit and Vegetable Intake A- 29. ____________, Atasi Obesitas Anak Anda.
mong Adolescents. International Journal of Obe- http://www. mayoclinic.com. 2007.
sity, 2003

190

Anda mungkin juga menyukai