Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.I.Latar.Belakang
Indonesia terkenal dengan negara yang dikelilingi oleh lautan. Negara ini
sepertiganya adalah lautan, oleh karena itu Indonesia juga disebut dengan negara
maritim. Sumber ekonomi indonesia sebagian besar juga berasal dari lautannya. Rakyat
indonesia umumnya yang tinggal didekat pantai menggantungkan hidupnya
dari.hasil.sumberdaya.yang.ada.didalam.laut.
Sumberdaya yang tangkap oleh para nelayan pun berbagai macam, terutama
hasil tangkapan nelayan adalah ikan. Cara penangkapan ikan pun bermacam-macam.
Mulai dari cara tradisional hingga modern. Tidak hanya dengan cara tradisional dan
modern, ada juga nelayan menangkap ikan dengan cara curang, seperti menggunakan
racun, bahkan juga sampai menggunakan bom. Cara-cara curang seperti inilah yang
dapat merusak laut dan ekosistem-ekosistem yang ada didalamnya. Contohnya saja
dampak.penangkapan.ikan.menggunakan.bom.
Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti (2019:26) Hal ini
membuat terumbu karang rusak dan mati, padahal terumbu karang adalah tempat ikan
memijah.dan.berkembang.biak.
Pernyataan tersebut membenarkan bahwa penggunaan bom dalam menangkap
ikan dapat merusak ekosistem laut. Ledakan bom ikan, juga menghancurkan terumbu
karang yang halus dan indah. Bom ikan dengan berat 250 gram dapat menghancuran
sekurangnya 50 m2 terumbu karang. Perlu waktu berpuluh-puluh tahun untuk proses
perbaikan alami terumbu karang tersebut. Satu bom ikan, bisa meluluhlantakan sekitar
50.meter.persegi.area.trumbu.karang..Dalam.satu.hari,.nelayan-nelayan.ini
menggunakan puluhan bom ikan. Bayangkan kehancuran yang diakibatkannya.
Sudah banyak terjadi dampak-dampak dari penangkapan ikan dengan cara
curang, terutama dengan menggunakan bom oleh karena itu penulis tertarik untuk
membahas.hal.tersebut.dalam.makalah.ini
Pembahasan.ini.nantinya.diharapkan.dapat.memberikan.pengaruh.positif
terhadap dunia perikanan Indonesia. Sehingga tidak ada lagi nelayan-nelayan yang
menggunakan bom dalam menangkap ikan. Diharapkan juga campur tangan dari
pemerintah dalam permasalahan ini membuat.efekjera terhadap pelaku-pelaku
kejahatan.dalam.dunia.perikanan.indonesia.

1.2.Rumusan.Masalah
Topik yang penulis bahas pada makalah ini perlu diberikan rumusan masalah agar
lebih memudahkan dan tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjawab permasalahannya.
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis berikan ada beberapa rumusanan sebagai
pertanyaan.dalam.makalah.ini..Berikut.rumusan.masalah.dari.makalah.ini.
1).Apakah.defenisi.dari.dampak.penangkapan.ikan.dengan.menggunakan.bom
2).Bagaimanadampaknegative.akibat.menangkapikan.dengan.bom
3).Bagaimana.undang-undang.pemerintah.mengatur.tentang.penangkapan.ikan
dengan.menggunakan.bom
1.3Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini dapat disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah
disampaikan. Hal tersebut untuk memudahkan hal yang harus dilakukan berdasarkan
masalah yang akan dibahas. Berikut tujuan dari permasalahan dalam makalah.ini.
1..Mendeskripsikan.defenisi.dari.permasalahan
2..Menjelaskan.tentang.pendapat.para.ahli.tentang.penangkapan.ikan.dengan
menggunakan.bom
3. Menjelaskan undang-undang pemerintah yang mengatur tentang penangkapan ikan
dengan menggunakan bom
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Pengertian
Laut Indonesia yang sangat luas memiliki sumberdaya yang melimpah. Sebagian besar
penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di pesisir pantai berprofesi sebagai nelayan.
Namun, masih ada saja cara-cara penangkapan ikan sebagian nelayan menggunakan cara-cara
curang atau mementingkan diri sendiri demi mendapatkan keuntungan yang banyak.
Contohnya saja penangkapan ikan dengan bahan peledak atau bom. Penggunaan bom dalam
menangkap ikan inilah yang dapat merusak semua ekosistem laut yang hidup didalamnya.
ProFauna (2018:13) menyatakan bahwa Aktivitas pengeboman ikan berdampak
negatif terhadap keseimbangan ekosistem laut. Selain itu bom ikan juga sangat merugikan
masyarakat, terutama masyarakat pesisir yang menggantungkan pemasukan dari sektor
kelautan.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Susi (2019:18) Hal ini membuat terumbu
karang rusak dan mati, padahal terumbu karang adalah tempat ikan memijah dan berkembang
biak. Pengunaan bom sebagai alat penangkapan ikan ini sangat merusak ekosistem laut,
pasalnya satu bom ikan dapat merusak sekurangnya 50 m2 terumbu karang. Perlu waktu yang
lama.untuk.menunggu.terumbu.karang.itu.benar-benar.pulih.
Seluruh defenisi yang dijelaskan tersebut mencakup tentang alat penangkapan ikan,
cara penangkapan ikan, yang berhubungan langsung dengan ekosistem laut. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak atau bom
adalah cara yang salah dalam penangkapan ikan sehingga dapat merusak ekosistem laut yang
hidup didalamnya. Salah satu solusi untuk menanggapi hal ini adalah ketegasan pemerintah
terhadap pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab yang secara garis besar dapat merugikan
perekonomian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan bahkan juga dapat merugikan
perekonomian Negara.

2.2.Dampak.Negatif.Penangkapan.Ikan.Dengan.Bom
Berbagai dampak telah terlihat karena akibat pengeboman terhadap laut untuk menangkap
ikan. Orang-orang yang tak bertanggung jawab melakukan pengeboman tanpa memikirkan nelayan
lainnya. Akhirnya laut Indonesia menjadi rusak. Begitu banyak dampak negative dari pengeboman
dalam menangkap ikan ini, beberapa diantaranya sebagai berikut.
2.Banyak.Ikan.Mati.Sia-Sia.
Akibat dari ledakan bom tersebut, insang ikan sobek atau pecah sama sekali. Sebagian
pingsan, sebagian lagi mati tercabik-cabik. Sebagian ikan tersebut mengambang, sebagian lagi
tenggelam ke dasar laut. Oleh para nelayan itu, sebagian ikan ini diangkut dan sisanya dibiarkan
membusuk begitu saja. Banyak bangkai ikan yang akhirnya membusuk di pantai sekitarnya. Ikan-ikan
yang ditangkap dengan cara seperti itupun tidak sehat untuk dimakan karena.masih.tersisa.racun-
racun.bekas.dari.pengeboman.tersebut
3.Merusak.Terumbu.Karang
Ledakan bom ikan, juga menghancurkan terumbu karang yang halus dan indah. Bom ikan
dengan berat 250 gram dapat menghancuran sekurangnya 50 m2 terumbu karang. Perlu waktu
berpuluh-puluh tahun untuk proses perbaikan alami terumbu karang tersebut. Karena terumbu
karang inilah tempat ikan tinggal, jika tempat tinggalnya hancur dimana lagi ikan-ikan ini tinggal dan
berkembang biak. Terumbu karang juga menjadi daya tarik kelautan Indonesia yang sangat indah dan
membuat orang dari luar Indoesia pun takjub melihat keindahan terumbu karangnya, jadi sangat
disayangkan terumbu karang laut kita menjadi rusak.dan.kehilangan.daya.tariknya.
4.Jumlah.Ikan.Berkurang.Drastis.
Penggunaan bom ikan dilarang di manapun di dunia, karena cara mencari ikan yang merusak
ini tidak berkelanjutan. Setelah suatu tempat digunakan bom ikan, dan terumbu karang hancur, ikan-
ikan tidak akan kembali lagi ke daerah itu. Nelayan-nelayan ini tidak berpikir bahwa dengan
menggunakan jalan pintas mencari ikan seperti ini, generasi selanjutnya akan menuai kemiskinan
nelayan-nelayan yang tidak peduli itu akan berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain yang belum
pernah tersentuh bom ikan. Demikian seterusnya.
5.Kehilangan.Penghasilan
Banyak wilayah dasar laut yang dulu menjadi tempat kunjungan wisata, untuk
kegiatan diving dan snorkeling, akhirnya kehilangan daya tariknya karena terumbu karangnya rusak
dan tidak ada lagi ikan-ikan yang indah. Nelayan kehilangan nafkah karena tidak ada
ikan,masyarakat.yang.lain.tidak.mendapat.penghasilan.karena.parawisatawan.tidak.lagi.datang.ke.t
empat.itu..Dampak tersebut diiringi juga oleh menurunnya ekonomi Indonesia yang menyebabkan
nelayan-nelayan yang tak bertanggung jawab ini melakukan hal tersebut agar
mendapat.keuntungan.yang.lebih.untuk.menghidupi.keluarga.atau.untuk.gaya.hidup.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 4 dampak negative dari
penangkapan.ikan.dengan.menggunakan.bom,,yaitu
1..Banyak.ikan.mati.sia-sia
2..Merusak.terumbu.karang
3..Jumlah.ikan.berkurang.drastis
4..Kehilangan.penghasilan

2.3.Menjelaskan.Undang-Undang.yang.Mengatur.Tentang.Penangkapan.ikan
Penangkapan ikan dengan menggunakan bom adalah salah satu kejahatan besar dalam dunia
perikanan indonesia. Mereka-mereka yang melakukan hal yang tak terpuji ini harusnya diberi sanksi
berat atas perbuatannya ini. Dalam masalah ini kita perlu campur tangan pemerintah untuk mengatasi
masalah ini. Agar tidak adalagi penangkapan ikan secara ilegal
ini.pemerintah.sudah.menerbitkan.undang-undang.untuk.menertibkan.nelayan
nelayan.menangkap.ikan.dengan.cara.ilegal.ini.
Menurut P. Joko Subagyo(2009:12)bahwa dalam pembudiyaan ikan ini dihindari timbulnya
pencemaran dan pengrusakan sumber daya ikan dan lingkungan, sehingga penggunaan alat-alat
seperti bahan peledak atau alat yang dapat membahayakan kelestarian sumber daya ikan tidak
diperkenankan. Maka pengertian “bom” dalam tulisan ini adalah bahan peledak sebagaimana diatur
dalam Pasal 84 UndangUndang Nomor No. 31 Tahun 2004.Tentang.Perikanan..Dalam undang-undang
ini telah menjelaskan tentang berbagai macam aspek tentang perikanan indonesia, mulai dari
pembudidayaan, penangkapan hingga pengelolaanya.

Menurut Sanjaya(2017:4) Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009


dikenal beberapa jenis delik dalam perikanan yang terdapat dalam pasal 84 sampai dengan pasal 101.
Adapun delik-delik tersebut adalah delik pencemaran, pengerusakan sumberdaya ikan serta
penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, delik pengelolaan sumberdaya ikan dan delik
usaha perikanan tanpa izin. Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji delik pencemaran, pengerusakan
sumberdaya ikan serta penangkapan ikan dengan menggunakan bahan terlarang. Ketentuan pidana
bagi pelaku penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak diatur dalam pasal 84 ayat (1)
rumusannya sebagai berikut: “Setiap orang yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan
Republik Indonesia melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan dengan
menggunakan bahan kimia, bahan biologis, bahan peledak, alat/dan atau cara, dan/atau bangunan
yang dapat merugikan dan/atau membahayakan kelestarian sumberdaya ikan dan/atau
lingkungannya sebagaimana di maksud dalam Pasal 8 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp. 1.200.000.000,00 (satu
miliar.dua.ratus.juta.rupiah).”
Selanjutnya juga diatur dalam pasal 84 ayat (2)sampai dengan ayat(4) yang menyebutkan
ketentuan pidana bagi pelaku penangkapan ikan dengan bahan peledak oleh nahkoda atau pemilik
kapal beserta anak buahnya, pemilik kapal perikanan, pemilik perusahaan perikanan,
penanggungjawab perusahaan perikanan, pemilik perusahaan pembudidayaan ikan , dan
penanggungjawab perusahaan pembudayaan ikan dengan ketentuan pidana yang berbeda-beda. Bagi
perusahaan perikanan atau perusahaan pembudidayaan perikanan ketentuan pidana lebih besar yaitu
dipidana 5 dengan pidana penjara paling lama sepuluh(10)tahun dan denda paling banyak
Rp.2.000.000.000(dua miliar rupiah).
Undang-undang yang mengatur tentang perikanan ini, berdasarkan oleh pendapat ahli penulis
dapat menyimpulkan:
1. Tentang undang-undang bom ikan
2. Undang undang tentang ketentuan pidana bagi pelaku penangkapan ikan dengan
menggunakan bom
3. Undang –undang tentang ketentuan pidana bagi pemilik kapal atau pemilik
perusahaan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1.Simpulan
penulis membahas secara rinci dalam setiap point pada makalah ini. Hal tersebut
berdasarkan dari pendapat para ahli, jurnal, maupun penelitian sebagai dasar pemikiran dalam
penjelasan maupun pembahasan. Penulis berharap penjelasan pendapat ahli bisa meyakinkan
pembaca mengenai apa yang penulis jelaskan seta bisa dipahami dengan baik. Setelah
melakukan pembahasan mengenai dampak negatif penangkapan ikan dengan menggunakan
bom, penulis menyimpulkan dari temuan dan pembahasan mulai dari defenisi, dampak negatif,
dan undang-undang yang mengatur dalam masalah ini.

1. Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak atau bom adalah cara yang
salah dalam penangkapan ikan sehingga dapat merusak ekosistem laut yang hidup
didalamnya. Salah satu solusi untuk menanggapi hal ini adalah ketegasan pemerintah
terhadap pelaku-pelaku yang tidak bertanggung jawab yang secara garis besar dapat
merugikan perekonomian masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan bahkan juga
dapat merugikan perekonomian Negara.

2. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada 4 dampak negative dari
penangkapan ikan dengan menggunakan bom, yaitu.

1. Banyak ikan mati sia-sia

2. Merusak terumbu karang

3. Jumlah ikan berkurang drastis

4. Kehilangan penghasilan

5. Undang-undang yang mengatur tentang perikanan ini, berdasarkan oleh pendapat ahli
penulis dapat menyimpulkan:
1. Tentang undang-undang bom ikan
2. Undang undang tentang ketentuan pidana bagi pelaku penangkapan
ikan dengan menggunakan bom
3. Undang –undang tentang ketentuan pidana bagi pemilik kapal atau pemilik
perusahaan.
3.2.Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini, ada beberapa rekomendasi
yang dapat dijadikan masukkan bagi pembaca maupun penulis selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa
menjadi saran yang tepat untuk nantinya bisa dilakukan oleh pembaca. Penulis memiliki beberapa
saran untuk penulis selanjutnya agar makalah ini bisa terus berlanjut sehingga memberikan banyak
manfaat bagi dunia perikanan Indonesia. Berikut beberapa saran dari masalah yang bisa dilakukan
untuk penulis.selanjutnya.
1..Defenisikan jenis-jenis bom apa saja yang digunakan dalam penangkapan ikan
2..Defenisikan.dampak.rinci.terhadap.ekonomi.indonesia
3..Menjelaskan.tentang.cara.penanggulangan.terumbu.karang.yang.rusak

DAFTAR PUSTAKA

Pudjiastuti, Susi. 2019. Kritik bom untuk tangkap ikan.


https://bisnis.tempo.co/read/1228988/kunjungi-banggai-menteri-susi-kritik-bom-untuk-tangkap-
ikan. (20 november 2019)

Profauna. 2018. Dampak buruk penangkapan ikan dengan bom.


https://www.profauna.net/id/content/dampak-buruk-penangkapan-ikan-dengan-
bom#.XegSZegzbIU. (20 november 2019)

Subagyo, P. Joko 2009, Hukum Laut Indonesia, Jakarta, Rineka Cipta, hlm 12.

Sanjaya, Gede Ngurah Hendra dan Gede Yusa. 2017. Sanksi Pidana Bagi Pelaku Penangkapan Ikan
dengan Bahan Peledak (Dynamite Fishing). Sanksi Pidana Indonesia. 20(4): 4

Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 Pasal (2) sampai dengan ayat (4)

Anda mungkin juga menyukai