Seperti apakah keadaannya apabila tidak ada jembatan?, tentunya kita hanya akan berada terpusat
disatu tempat tertentu saja, lingkungan kita menjadi sempit, interaksi sosial kita dengan pihak luar akan
kecil sekali dan kita tidak akan mengenal dunia luar.
Jembatan merupakan prasarana transportasi yang menghubungkan satu tempat tertentu dengan yang
lain dalam suatu sistem jaringan jalan. Sistem tersebut secara utuh harus dapat memberikan pelayanan
akan kebutuhan pergerakan orang dan barang antar wilayah secara efisien. Bila efisiensi tersebut dicapai,
diharapkan pertumbuhan ekonomi akan membaik, yang pada akhirnya dapat menunjang tercapainya
kesejahteraan masyarakat yang dicita-citakan.
Dalam Jaringan Jalan Nasional di Indonesia, jembatan memiliki peran penting dalam menunjang
kelancaran pergerakan dasar antar wilayah, sekaligus sebagai prasarana aksesibilitas antar wilayah yang
lebih luas berskala Nasional.
Tahapan dalam pembangunan jembatan secara garis besar terdiri dari antara lain
Pembuatan pondasi jembatan (pondasi dalam misalnya menggunakan tiang pancang, bored pile,
pondasi sumuran dll.)
Pemsangan balok girder diatas abutment dan pilar dengan terlebih dahulu dipasang elastomeric bearing.
Dilanjutkan dengan pemasangan diafragma tepi dan diafragma tengah diantara balok-balok girder yang
sudah terpasang.
Pemasangan plat deck yang berfungsi subagai begisting (bawah) lantai jembatan.
Pemasangan besi tulangan untuk lantai jembatan dan juga pemasangan pipa drainasi jembatan serta
pemasangan pipa utilitas.
Pembuatan plat injak jembatan, plat injak jembatan dibuat dengan terlebih dahulu dipasang lantai kerja
dibawahnya.
Pembuatan talud jalan menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan batu kali
Pekerjaan Aspal yang terdiri dari penyemprotan Lapis Pengikat Aspal cair (Prime Coat), dilanjutkan
dengan penghamparan Laston Lapis Pondasi AC-Base, selanjutnya dipasang lapis diatasnya yang terdiri
dari Laston Lapis Antara (AC - BC) dan Laston Lapis Aus (AC-WC).
Drainase jalan dibuat menggunakan konstruksi beton bertulang atau pasangan batu kali dengan mortar.
Pembuatan Trotoar dengan pemasangan kastin / kerb, diisi timbunan sirtu dipadatkan, finishing dengan
batu alam.
Transportasi girder tersebut akan menempuh jarak yang cukup jauh dan ramai. Disamping itu, struktur
ini merupakan main bridge. Proses pengiriman dan erection girder dilaksanakan oleh tim proyek sendiri.
PCI girder diproduksi dan disimpan pada stock yard pabrik sebelum dikirimkan ke lokasi.Pemindahan
girder dari casting yard ke stock yard dan pengaturannya di areal pabrik
2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan sebelum pengiriman untuk memastikan bahwa peralatan yang akan digunakan
berada dalam kondisi yang layak dan memenuhi persyaratan K3. Pemeriksaan tersebut meliputi
pemeriksaan hydraulic system, oli, rem,mesin, system elektrik, pin pengunci pada boogie, rantai
pengikat, sling pengangkat, fixing (pengganjal) dan pemeriksaan pada komponen lainnya sehingga dapat
dipastikan bahwa alat dapat berfungsi dengan normal dan aman.
3. Pengangkatan girder
Pengangkatan girder dari areal stock yard ke atas head trailer boogie menggunakan 2 buah gantry
kapasitas 35 ton. Pengangkatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
Posisi stek girder diatur sedemikian rupa sehingga tidak melampaui badan head trailer boogie. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari tersangkutnya stek girder pada kendaraan atau benda-benda lainnya
pada saat pengiriman dari stock yard ke lokasi struktur
Pada saat crane melakukan mobilisasi, maka loading girder di stockyard ke head trailer-boogie segera
dilaksanakan. Pada hari yang sama dengan mobilisasi crane dan setting di lokasi, semua head head
trailer-boogie mengangkut girder sehingga akan terdapat girder yang telah siap di lokasi pada saat crane
telah setting.
4. Pengiriman GIRDER
a. Setelah semua pemeriksaan kelengkapan dan kelayakan kendaraan di stock yard serta girder telah
diposisikan di atas head trailer-boogie, maka girder siap diberangkatkan ke lokasi. Untuk mengirim girder
dari stock yard ke lokasi diperlukan kendaraan pengawal yang berfungsi untuk memberikan tanda-tanda
peringatan pada kendaraan umum pada saat berpapasan ataupun menyalip head trailer-boogie
pengangkut girder di jalan raya. Kendaraan pengawal juga berfungsi untuk memberikan ruang yang
memadai bagi trailer-boogie untuk bermanuver secara aman pada daerah padat lalu lintas. Kendaraan
pengawal tersebut merupakan hal yang mutlak disediakan selama pengiriman girder terkait perilaku
pengemudi di jalan raya yang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi di jalan raya dan seringkali
memaksakan menyalip head trailer-boogie pada kondisi yang kurang aman.
b. Sopir boogie dibantu seorang asisten yang bertugas untuk membantu memberikan informasi tentang
batas lintasan kendaraan, memeriksa kondisi boogie dan perlengkapannya selama pengiriman dan
berfungsi sebagai perantara komunikasi antara sopir head trailer, sopir boogie dan kendaraan pengawal.
Asisten sopir head trailer, asisten boogie dan kendaraan pengawal dilengkapi dengan alat komunikasi
yang memungkinkan komunikasi dapat berjalan dengan baik.
c. Kecepatan maksimum head trailer-boogie selama pengiriman adalah 50km/jam. Pengiriman girder
dari stock yard menempuh jarak sekitar 55 km dan melintasi beberapa kota ramai. Hal ini karena
inclination jalan autoroute (jalan akses proyek dan main road) masih belum memadai untuk heavy traffic
serta kondisi jalan yang tidak memadai.
Kapasitas crane yang diperlukan dan jangkauan maksimum untuk mengangkat girder dihitung
berdasarkan table berikut.
SF = Safety Factor
Crane tipe mobile crane kapasitas 200 ton. Kapasitas crane untuk erection dapat lebih optimal jika
menggunakan tipe mobile crane dan tidak terlalu besar kapasitasnya dibandingkan dengan tipe crawler
crane.
Berdasarkan minimum kapasitas yang diperlukan tersebut dan ketersediaan crane di proyek ini, dapat
ditentukan jangkauan maksimum dan panjang boom berdasarkan daya dukung crane yang tertuang
dalam manual and operation alat.
Pengaturan posisi crane di sekitar struktur diatur sedemikian rupa sehingga jangkauan maksimum dan
panjang boom tidak melebihi seperti yang tertera pada Tabel di atas. Berdasarkan jangkauan maksimum
tersebut, crane tidak dapat menjangkau pada semua lokasi struktur sehingga posisi crane harus digeser.
Sebelum melakukan setting crane di lapangan, maka dibuatkan terlebih dahulu rencana posisi crane
selama erection sekaligus sebagai bahan untuk menyiapkan areal platform yang dibutuhkannya.
Areal sekitar struktur yang akan digunakan sebagai platform bagi crane dibuat rata dengan pemadatan
yang cukup. Pengecekan terhadap kondisi platform dilakukan secara serius untuk menghindari
settlement pada pijakan crane saat mengangkat girder.
9. Material
Bearing pad yang akan didigunakan harus lolos uji lab dan hasilny memenuhi spesifikasi yang
disyaratkan. Masing-masing bearing pad ditempatkan pada posisinya sesuai yang tertera pada control
sheet. Dalam control sheet tersebut dicantumkan mengenai serial number masing-masing bearing pad,
ketebalannya dan rencana posisi pemasangan. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan penelusuran
penggunaan material tersebut.
Permukaan mortar pad (dudukan untuk rubber bearing pad) dilakukan pengecekan terlebih dahulu
dalam hal elevasi dan posisinya. Toleransi yang diijinkan adalah sebagai berikut :
Pada jembatan ini, dipasang tapper plate di atas bearing pad. Penggunaan tapper plate bertujuan untuk
adjustment sehubungan dengan chamber girder sehingga beban ke rubber bearing pad menjadi lebih
merata. Team survey memberikan marking pada permukaan bearing plinth. Posisi yang ditandai
mencakup titik as bearing pad, batas luar dan arah bearing pad.
Tahap 1
Rubber bearing pad dibawa ke lokasi dan ditempatkan sesuai dengan yang tertera dalam control sheet
erection. Pemasangan dilakukan berdasarkan marking dari survey di atas bearing plinth.
Tahap 2
Pada saat sampai di lokasi struktur, head trailer-boogie bermuatan girder diposisikan sedemikian rupa
sehingga dalam jangkauan kedua crane. Pengangkatan girder baru dimulai ketika telah dinyatan aman.
Ikatan girder ke head trailer-boogie dilepaskan kemudian hydraulic hose yang terhubung dari head trailer
ke boogie dilepaskan. Crane mulai mengangkat girder dengan perlahan dan hati-hati.
Tahap 3
Pada saat mendudukan ini maka dilakukan pengecekan jarak (gap) antara ujung girder dengan backwall,
eksentrisitas bearing pad terhadap design (marking survey). Eksentrisitas maksimum bearing pad
terhadap design tidak diperkenankan melebihi 10mm.
Tahap 4
Demikian seterusnya untuk girder berikutnya. Perkuatan antar girder dipasang untuk menghindari
robohnya girder yang telah terpasang. Ikatan sementara antar girder menggunakan baja tulangan yang
dihubungkan antar girder dan dikaitkan pada shear connector girder. Selain ikatan sementara tersebut,
struktur ini juga terdapat konstruksi dinding penahan geser, maka pada pemasangan girder pertama
dapat juga ditumpukan pada dinding tersebut sebagai pengaman terhadap guling pada dinding tersebut.
Tahap 5
Pada saat jangkauan crane ke head trailer-boogie dan bearing plinth telah melebihi radius 20 m yang
diijinkan, maka crane berpindah tempat sehingga masih tetap dapat menjangkau girder di atas head
trailer-boogie dan masih dapat menempatkannya pada bearing plinth.
Pada bagian girder bagian akhir, maka posisi crane digeser sehingga dapat menjangkau girder dan
tempat duduknya di atas bearing plinth. Pergeseran dilakukan dengan terlebih dahulu menurunkan
semua counter weight. Hal ini dilakukan untuk menghindari rusaknya roda dan suspensi. Pergeseran
posisi dilakukan pada kondisi crane tanpa counter weight. Pada saat crane telah dapat menjangkau titik
angkat girder dan rencana bearing plinth, maka counter weight dipasang kembali. Posisi head trailer-
boogie menyesuaikan dengan jangkauan crane.
Email This
BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook
Share to Pinterest
1 comment:
Reply
Create a Link
LABELS
DUNIA KONSTRUKSI
WONDERFUL INDONESIA
POPULAR POSTS
Uraian Metode Pelaksanaan Pekerjaan Jalan Rigid Pavement I. Tahapan Persiapan Kerja meliputi :
Mobilisasi a. Pembuatan Kantor Keg...
Seperti apakah keadaannya apabila tidak ada jembatan?, tentunya kita hanya akan berada terpusat
disatu tempat tertentu saja, lingkungan kit...
1. PENDAHULUAN Perusahaan jasa kontruksi memiliki potensi bahaya tinggi, seperti penggunaan alat
berat, mesin gerinda, las, bekerja...
Jalan merupakan sarana transportasi yang menghubungkan antara dua tempat atau lebih. Jalan
mempunyai peranan yang sangat penting karena mem...
Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) merupakan bagian perlengkapan jalan yang penting, dipasang dengan
maksud untuk memperingatkan pengemudi ak...
Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi, persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin
bor pada titik yang akan di bor, Pem...
Penghamparan dan pemadatan agregat pokok dengan menggunakan truk penebar agregat yang
dijalankan dengan kecepatan sedemikian sehingga kuan...
Spesifikasi dan Proses Produksi Self Compacting Concrete (SCC) / Beton Struktur Memedat Sendiri
SCC (Self Compacting Concrete) atau juga dikenal sebagai Self Consolidating Concrete merupakan beton
segar dengan karakter mempunyai nilai ...
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi jalan bervariasi, tergantung pada jenis pekerjaan
itu, apakah suatu proyek merupakan pe...
PAGEVIEWS TODAY
496