Al-Quran
written by Finastri Annisa January 8, 2017
Ekonomi adalah hal mendasar yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup dan berkembang di muka bumi.
Tanpa terpenuhinya kebutuhan ekonomi manusia, tentu saja aktivitas dan proses hidup manusia di muka
bumi akan terganggu. Dapat diketahui bahwa dalam keseharian manusia membutuhkan makan, minum,
hidup, berumah tangga, tentu semuanya membutuhkan modal dan transaksi ekonomi secara intens.
Dalam hal ini, tentu saja masalah ekonomi pun juga harus diatur agar tidak terjadi kesenjangan sosial,
terjadi permasalahan beda kelas sosial yang sangat tinggi, atau ketidak adilan ekonomi yang bisa berakibat
pada kemiskinan atau ketidakberdayaan manusia. Untuk itu, salah satu ajaran islam mengantarkan manusia
untuk juga mengarahkan aktivitas ekonominya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dan ajaran islam
mengenai hal ekonomi.
Islam adalah agama yang berorientasi kepada kebaikan dan keadilan seluruh manusia. Islam senantiasa
mengajarkan agar manusia mengedepankan keadilan, keseimbangan dan juga kesejahteraan bagi
semuanya. Islam tidak mengajarkan pada kesenjangan sosial, prinsip siapa cepat siapa menang, atau pada
kekuasaan hanya dalam satu kelompok atau orang tertentu saja.
Prinsip ini pun diajarkan islam dalam hal ekonomi. Dalam hal ekonomi, islam pun ikut mengatur dan
memberikan arahan atau pencerahan agar umat manusia tidak terjebak kepada ekonomi yang salah atau
keliru.
Ekonomi islam tentunya sangat berbeda dengan ekonomi yang mengarah kepada prinsip kapitalisme atau
liberalisme. Ekonomi islam bertujuan agar dapat terpenuhinya kebutuhan manusia, bukan hanya satu orang
saja melainkan seluruh umat manusia secara keseluruhan agar dapat hidup berkualitas dan menunanaikan
ibadah dengan baik. Sedangkan prinsip liberalisme atau kapitalisme hanya berdasarkan kepada pemilik
modal, pasar bebas, dan tidak berpihaknya pada masyarakat lemah atau kurang mampu.
Prinsip dasar dari ekonomi islam tentunya tidak hanya bergantung atau memberikan keuntungan kepada
salah satu atau sebagian pihak saja. Ajaran islam menghendaki transaksi ekonomi dan kebutuhan ekonomi
dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran manusia hidup di muka bumi.
Prinsip dasar ekonomi ini juga tentu berlandasakan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi
Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Berikut adalah Prinsip-prinsip
Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada dalam aturan islam.
Untuk itu, islam memberikan aturan kepada umat islam untuk saling membantu dan tolong menolong.
Dalam islam memang terdapat istilah kompetisi atau berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan. Akan
tetapi, hal tersebut tidak berarti mengesampingkan aspek keadilan dan peduli pada sosial.
Hal ini sebagaimana perintah Allah, “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur : 56)
Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan islam dalam menyeimbangkan ekonomi. Yang kaya atau berlebih
harus membantu yang lemah dan yang lemah harus berjuang dan membuktikan dirinya keluar dari garis
ketidakberdayaan agar mampu dan dapat produktif menghasilkan rezeki dari modal yang diberikan
padanya.
2. Tidak Bergantung Kepada Nasib yang Tidak Jelas
Pengundian nasib adalah proses rezeki yang dilarang oleh Allah karena di dalamnya manusia tidak benar-
benar mencari nafkah dan memakmurkan kehidupan di bumi. Uang yang ada hanya diputar itu-itu saja,
membuat kemalasan, tidak produktifnya hasil manusia, dan dapat menggeret manusia pada jurang
kesesatan atau lingkaran setan.
Untuk itu, prinsip ekonomi islam berpegang kepada kejelasan transaksi dan tidak bergantung kepada nasib
yang tidak jelas, apalagi melalaikan ikhtiar dan kerja keras.
Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dipahami bahwa manusia diberikan aturan dasar mengenai ekonomi
islam agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses
Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia
Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia
Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Tentu saja dari prinsip tersebut dapat terlihat
bahwa islam hendak memberikan rahmat bagi semesta alam, terlebih bagi mereka yang beriman dan taat
dalam melaksanakan perintah Allah tersebut.
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-prinsip-ekonomi-islam
https://rumus.co.id/ekonomi-syariah/
Ekonomi Syariah – Pengertian, Prinsip,
Tujuan dan Karakteristik
By Guru IpulPosted on September 7, 2019
Ekonomi Syariah – Ekonomi syariah adalah? sebelum masuk kedalam
pembahasan materi inti yang akan dibahas yaitu pengertian ekonomi syariah, prinsip
ekonomi syariah, tujuan ekonomi syariah, dan karakteristik ekonomi syariah. Simak
penjelasannya dibawah ini gaes!
Daftar Isi :
Pengertian Ekonomi Syariah
Prinsip Ekonomi Syariah
Tujuan Ekonomi Syariah
Karakteristik Ekonomi Syariah
syariah islam.
Jadi intinya yaitu segala aktivitas perekonomian khususnya pada ekonomi syariah
harus mengacu pada ketauhidan Allah SWT. Karena hal ini menujukan pada firman
Allah yang ada pada AL-Qur’an yaitu surat Ad-Dzariyat ayat 56,
ما
َ س ال ِْجنُ َخل َْقتُ َو
َُ ون إِلا َوال ِْإ ْن
ُِ لِيَ ْعبد
yang berkata:
“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiia melainkan supaya mereka beribadah
dan mengabdi kepada-Ku”.
Untuk maslahat yaitu segala sesuatu yang dapat membawa dan mendatangkan
manfaat untuk semua orang. Jadi adanya segala aktivitas perekonomian tidak
diperbolehkan dalam mangandung hal-hal yang bisa merugikan orang lain dalam
kegiatannya yang sudah diajaran oleh islam.
3. Khalifah
Pastinya hal ini menjadi yang paling utama, dimana semua orang harus
menjalankan tugas-tugas sebagai khalifah di dunia ini, dimana semua orang harus
tetap menjaga dan memakmurkan bumi.
Untuk itu didalam ekonomi syariah konsep yang telah diterapkan adalah harta yang
berbentuk apapun dan berapapun jumlahnya pada hakikatnya semua itu hanyalah
miliki Allah dan semua itu hanya dititipkan saja untuk diberi amanah dari Allah.
5. Adl (keadilan)
Didalam ekonomi syariah, keadilan sudah ditekankan dan telah menjadi suatu
kewajiban pada setiap kehidupan semua orang. Maksud dari keadilan dapat
diartikan sebagai perilaku untuk menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya.
Prinsip yang ada pada ekonomi harus menerapkan dan melayani semua masyarakat
tanpa melihat dari segi apapun mau kaya atau miskin harus mendapatkan
pelayanan yang baik. keadilan pada ekonomi syariah sudah diterapkan bertujuan
untuk agar semua masyarakat (semua golongan) merasakan suatu kenyamanan
dan kesamaan dengan yang lainnya.
1. Penyucian jiwa agar pada setiap muslim dapat menjadi sumber kebajikan
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
2. Tegaknya keadilan didalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud adalah
mencakup aspek kehidupan pada bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya sebuah maslahah. Para ulama telah bersepakat bahwa
maslahah yang menjad inti sasaran di atas yang mencakup lima jaminan
dasar, yakni:
1. Keselamatan dalam keyakinan agama (al din),
2. Kesalamatan pada jiwa (al nafs),
3. Keselamatan pada akal (al aql),
4. Reselamatan pada keluarga dan keturunan (al nasl),
dan keselamatan pada harta benda (al mal).
Artikel Terkait :
ZISWAFَ(Zakat,َInfaq,َShadaqah,َ
Wakaf),َPotensiَEkonomiَIslamَdiَEraَ
Modern
19 Februari 2017 01:04 Diperbarui: 19 Februari 2017 10:04 1 0 0
Islam adalah agama yang bersifat universal, mampu mencakup segala aspek kehidupan
manusia. Islam ialah solusi dari berbagai permasalahan sosial, budaya, ekonomi, politik,
teknologi dan lainnya. Sayangnya, masih banyak yang menganggap Islam hanyalah sebuah
kegiatan spiritual semata. Sehingga, tumbuhlah paham pluralisme yang merusak pemikiran.
Puncaknya, kegagalan sistem ekonomi kapitalis barat yang memberatkan banyak pihak
akhirnya mampu membuka mata hati kita bahwa ada kesalahan dengan sistem yang selama
ini mereka yakini. Maka, sejauh apapun manusia melangkah ke jalan yang salah, pada
akhirnya ia harus kembali menuju jalan yang lurus, yakni syariat Islam.
Ekonomi syariah sudah lebih dulu di terapkan di Inggris dengan latar belakang penduduk
non-muslim. Malaysia pun telah melakukannya sehingga saat ini menjadi pusat
perkembangan ekonomi syariah di Asia Tenggara. Sebagai salah satu penganut agama Islam
terbesar di dunia, hal ini merupakan pukulan keras bagi Indonesia. Salah satu sektor ekonomi
syariah tidak bisa dianggap remeh adalah peran sosial ekonomi syariah melalui
instrumen ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf). Melalui pengelolaan yang
optimal, ZISWAF berpotensi besar mengatasi berbagai permasalahan bangsa, baik ekonomi
maupun sosial.
Zakat, infaq, shadaqah, wakaf adalah ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu merupakan
ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (vertikal) dan sebagai kewajiban berhubungan
baik terhadap sesama manusia (horizontal). Zakat, infaq, shadaqah, wakaf merupakan salah
satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena implementasi azas keadilan dalam sistem
ekonomi Islam.
Menurut M.A Mannan, zakat mempunyai enam prinsip. Pertama yakni prinsip keyakinan
keagamaan, maka pembayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari ia yang taat dan
yakin kepada agamanya. Yang kedua yakni prinsip pemerataan dan keadilan. Ini merupakan
tujuan sosial dari zakat, yaitu membagi kekayaan dari Allah SWT lebih adil dan merata
kepada sesama manusia. Yang ketiga ialah prinsip produktifitas, yang menekankan bahwa
zakat memang harus dibayar karena milik pihak tertentu dan telah menghasilkan produk
tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu. Selain itu terdapat prinsip nalar yang berarti
zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan. Prinsip yang kelima ialah prinsip
kebebasan yang berarti zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas/merdeka. Prinsip yang
terakhir ialah prinsip etika dan kewajaran, yang berarti zakat tidak boleh dipungut secara
semena-mena.
Berbeda dengan industri perbankan syariah sebagai unit bisnis, instrumen ekonomi syariah
seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf memiliki peran besar mewujudkan keadilan ekonomi
dan sosial dalam bermasyarakat. ZISWAF berperan terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat kurang mampu. Peran tersebut sangat sesuai dengan UUD 1945 pada pasal 34
ayat 1 yang berbunyi: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara." Wakaf
memiliki peran yang besar dalam menunjang dan mendukung pembangunan infrastruktur
yang dibutuhkan masyarakat.
Wakaf sangat sesuai untuk pembangunan sarana-sarana seperti rumah sakit, sekolah,
perpustakaan dan sebagainya. Salah satu implementasi wakaf yang memihak rakyat ialah
Dompet Dhuafa dengan proyek pembangunan rumah sakit dan sekolah gratis bagi warga
miskin. Perlu diketahui, selain peran wakaf sebagai sarana ibadah seperti Laznas BSM
dengan program wakaf sejuta Al-Qur'an, wakaf juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dari
agama manapun, karena wakaf mengerti pentingnya tolong-menolong sesama manusia.
Melihat betapa besarnya peran sistem ekonomi syariah, sangatlah patut bahwa pemerintah
harus memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk dukungan kepada sistem ekonomi
syariah. Salah satunya dengan meyakinkan beberapa pihak yang menentang penerapan
undang-undang yang berkaitan dengan ekonomi syariah bahwa ekonomi syariah tidak hanya
bermanfaat bagi umat Islam tetapi juga bermanfaat bagi segenap bangsa Indonesia tanpa
memandang SARA. Sebisa mungkin pemerintah harus turut serta dalam mempercepat
pemberlakuan undang-undang ekonomi syariah tersebut. Hal ini karena sudah menjadi tugas
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan serta perkembangan ekonomi syariah yang saat
ini menjadi tuntutan untuk memperluas keadilan ekonomi dan sosial dalam bermasyarakat.
Tentang Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tiang syariat Islam. Oleh sebab itu, hokum menunaikan zakat adalah wajib bagi
setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Meninggalkan kewajiban zakat berarti meninggalkan salah satu rukun Islam, dosa
besar bagi mereka yang meninggalkan.
Bila rukun Islam, seperti membaca syahadat, sholat, puasadan haji memiliki
hubungan langsung dengan Allah SWT. Zakat tidak saja memiliki hubungan
langsung dengan Allah, tetapi juga memiliki hubungan dengan manusia secara
sosiologis. Begitu pentingnya peran zakat dalam pembangunan masyarakat Islam.
Arti Zakat
Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah.
Dalam Al-Quran dan hadits disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah” (QS. Al-Baqarah[2]:276); Arab Terjemah Arti: Allah memusnahkan riba
dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok tiang
penegakan syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib
bagi setiap muslim dam muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Allah
SWT berfirman,
ٱّلل ِل َي ْعبُدُوا ِإ َّل أ ُ ِم ُروا َو َما ِ صلَ ٰوة َ َويُ ِقي ُموا ُحنَفَا َء ٱلدِينَ لَهُ ُم ْخ ِل
َ َ َصين َ ٱلز َك ٰوة َ َويُؤْ تُوا ٱل
َ ۚ
ِين َو ٰ َذ ِل َك
ُ ْٱلقَ ِي َم ِة د
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah
agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah[98]:5).
Rasulullah Saw bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa
tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalahutusan-Nya; mendirikan shalat;
melaksanakan puasa (di bulan Ramadhan); menunaikan zakat; dan berhaji ke
Baitullah (bagi yang mampu)” (HR. Muslim).
Macam-macam Zakat
1. Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah. Harta yang wajib dikeluarkan pada
bulan Dan sebelum pelaksanaan sholat Idul fitri.
2. Zakat maal (harta). Harta yang sudah memenuhi syarat tertentu dan waktu
tertentu pula, wajib mengeluarkan zakat maal.
Penerima Zakat
Golongan yang berhak menerima zakat ada delapan yaitu:
1. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias
mencukupi kebutuhan hidupnya
2. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan
namun tidak bias mencukupi
3. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak
diupah selain dari zakat.
4. Mu’allaf, orang yang baru masuk Islam. Atau bias juga orang Islam yang
masih lemah dalam menjalankan syariat Islam.
5. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya
setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga
dibayar secara
6. Gharimin, orang memiliki tanggungan
7. Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan
8. Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat
(baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.
Terjemahnya:
[29] Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Al-Imran:134).
“Setiap ruas jari-jari yang pada manusia itu bias memberikan sedekah pada setiap
hari yang diterbiti matahari. Berbuat adil diantara dua orang yang berselisih adalah
sedekah. Setiap langkah yang diayunkan untuk pergi shalat adalah sedekah. Dan
menyingkirkan sesuatu yang dapat mengganggu dijalan adalah sedekah. (HR
Bukhari dan Muslim).
Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu kondisi
sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat dikatakan bahwa
infak dan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan
berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekah dapat
menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.
Pengertian Infak/ Sedekah
Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan
ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab.Infak dikeluarkan
oleh setiap orang yang beriman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan
sempit (Qs. Ali Imran: 134). Infak boleh diberikan kepada siapapun, misalnya untuk
kedua orang tua, anak yatim dan sebagainya.(QS 2:215)
َين َو ْاليَت َا َمى َو ْاْل َ ْق َربِينَ فَ ِل ْل َوا ِل َدي ِْن َخيْر ِم ْن أ َ ْنفَ ْقت ُ ْم َما قُ ْل يُ ْن ِفقُونَ َماذَا يَسْأَلُونَك َ سبِي ِل َواب ِْن َو ْال َم
ِ سا ِك َ ت َ ْفعَلُوا َو َما ال
ّللا فَإِ َن َخيْر ِم ْن
َ َ َع ِليم بِ ِه
Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: 'Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.' Dan apa saja kebajikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.(QS.
2:215)
Sedangkan sedekah jika ditinjau dari segi terminology syari’at, pengertian sedekah
sama dengan infak termasuk juga ketentuan dan hukumnya. Hanya saja, sedekah
memiliki arti luas, tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non
materil.
Hadits Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tak mampu
bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan
melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah.
Sebagaimana kita yakini bahwa semua rizki dan harta yang diberikan Allah SWT
kepada kita adalah amanah yang harus dijaga sekaligus merupakan ujian (Q.S.
8:28)
Rizki dan harta bisa menjadikan kita lupa kepada Sang Pencipta dan bisa membuat
kita rugi dunia dan akhirat (Q.S. 63:9).
Tetapi rizki dan harta juga bisa menghantarkan kita ke surga jika kita mensyukuri
dan membelanjakannya di jalan Allah (Q.S. 14:7).
Salah satu jalan mensyukuri rizki adalah dengan Surat Ibrahim Ayat 7 ذ َُ َتأَذ
ُْ ِن َوإ
ُم
ْ ِن َربُّك
ُْ م َلئ
ُْ شكَ ْرت
َ م َ ِن ُۖلَأَ ِز
ُْ يدنك ُْ م َو َلئ
ُْ َشدِيدُ َع َذا ِبي إِنُ كَ َف ْرت
َ ل
Terjemah Arti: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".
mengeluarkan infak.
1. Indikator utama ketundukan sesorang terhadap ajaran Islam (QS. 9:5 & 11)
2. Ciri orang yang mendapatkan kebahagiaan (QS. 23:4)
3. Mendapatkan pertolongan-Nya (QS. 9:71 dan QS. 22:40-41)
4. Memperhatikan hak fakir dan Miskin serta para mustahik (QS. 9:60)
5. Membersihkan diri dan hartanya, menyuburkan, mengembangkan dan
mensucikan jiwanya (QS. 9:103 dan QS. 30:39)
َُن
ْ ى ا ْل ِبرُ َت َنالوا ل
َُٰ ون ِمما ت ْنفِقوا َحت
َُ ُّما ُۚتحِ ب
َ ن ت ْنفِقوا َو
ُْ يءُ ِم
ْ َه َف ِإنُ ش
َُ َعلِيمُ ِبهُِ الل
“Kamu sekali-kali tidak akan samapai kepada kebaikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran : 92)
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah amalanya kecuali tiga perkara:
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan orang
tuanya”. (HR. Ahmad)
1. Siapapun Bisa
Dengan pemahaman dan kesadaran baru tentang wakaf uang, orang yang ingin
wakaf tak harus menunggu kaya. Setiap lembar uang yang Anda miliki bias dijadikan
amal jariyah yang abadi. Kapapun bisa.
Penerima Manfaat
Wakaf Uang TAMZIS (WUT) memiliki fokus utama pada aspek pengelolaan asset
wakaf produktif secara optimal sehingga dapat memberi manfaat sebesar mungkin.
Hasil dari pengelolaan dari wakaf uang tersebut akan diserahkan pada Baitul Maal
TAMZIS untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak dalam bentuk program-
program pendidikan, kesehatan, sosial umum dan pemberdayaan ekonomi.
Dari pengalaman menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) sejak 2006, Baitul
Maal TAMZIS yang telah menyalurkan kepada yang berhak dengan tepat sasaran,
tepat guna dan tepat akuntabilitas.
Kita tahu, Mauquf Alaih (Penerima Manfaat) adalah Rukun dalam Wakaf, maka
Anda selaku Donatur Wakaf uang dapat mengarahkan Penerima Manfaat atas
wakaf Anda pada program:
Program
Sebagai gambaran, berikut sekilas program-program Wakaf Uang TAMZIS di bidang
Bisnis Berbasis Syariah, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan Wakaf Sarana
Ibadah:
1. Bisnis Berbasis Syariah;
Syariah Integratif Zone (SIZ)
Syariah Integratif Zone (SIZ) adalah konsep pengelolaan dan pengembangan dana
wakaf produktif yang integrative antar wilayah berbasis syariah. Bisa bentuk property
seperti pembangunan Ruko, pasar tradisional syariah, masjid social entrepreneur,
gedung pertemuan muslim, pesantren usaha, hotel syariah, swalayan berbasis
syariah. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan
yang lebih produktif dan optimal dalam pengelolaan wakaf.
2. Pendidikan Ustad/ ustadzah TPQ;
Pengembangan Insan Qur’ani
Pengmbangan InsanQur’ani adalah program pendidikan dan pelatihan untuk
menciptakan Ustad/ Ustadzah berkarakter qur’ani. Mulai skill dan metode mengajar
Qur’an dan mampu memberi tauladan akhlak yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
3. Pemberdayaan ekonomi UKM;
Masyarakat Mandiri
Masyarakat Mandiri merupakan program pendampingan bagi pengusaha kecil yang
akan mengembangkan usahanya. Bisa berbentuk konsultasi gratis, pendampingan
pengembangan usaha dan permodalan bagi usaha. Misi utamanya adalah
menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis
kewirausahaan social secara terintegrasi dan berkelanjutan hingga menjadi
pengusaha mandiri.
4. Wakaf Sarana Ibadah;
Makmur Masjidku
Makmur masjidku merupakan wakaf sarana untuk menunjang kekhusukan jamaah
dalam beribadah di masjid. Berupa mukena, Al-Qur’an, sarung dll.