Anda di halaman 1dari 22

6 Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Berdasarkan Ayat

Al-Quran
written by Finastri Annisa January 8, 2017

Ekonomi adalah hal mendasar yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup dan berkembang di muka bumi.
Tanpa terpenuhinya kebutuhan ekonomi manusia, tentu saja aktivitas dan proses hidup manusia di muka
bumi akan terganggu. Dapat diketahui bahwa dalam keseharian manusia membutuhkan makan, minum,
hidup, berumah tangga, tentu semuanya membutuhkan modal dan transaksi ekonomi secara intens.

Dalam hal ini, tentu saja masalah ekonomi pun juga harus diatur agar tidak terjadi kesenjangan sosial,
terjadi permasalahan beda kelas sosial yang sangat tinggi, atau ketidak adilan ekonomi yang bisa berakibat
pada kemiskinan atau ketidakberdayaan manusia. Untuk itu, salah satu ajaran islam mengantarkan manusia
untuk juga mengarahkan aktivitas ekonominya sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dan ajaran islam
mengenai hal ekonomi.

Pandangan Islam Terhadap Ekonomi

Islam adalah agama yang berorientasi kepada kebaikan dan keadilan seluruh manusia. Islam senantiasa
mengajarkan agar manusia mengedepankan keadilan, keseimbangan dan juga kesejahteraan bagi
semuanya. Islam tidak mengajarkan pada kesenjangan sosial, prinsip siapa cepat siapa menang, atau pada
kekuasaan hanya dalam satu kelompok atau orang tertentu saja.

Prinsip ini pun diajarkan islam dalam hal ekonomi. Dalam hal ekonomi, islam pun ikut mengatur dan
memberikan arahan atau pencerahan agar umat manusia tidak terjebak kepada ekonomi yang salah atau
keliru.

Aturan-aturan islam mengenai ekonomi diantaranya seperti:

 Masalah kewajiban zakat, infaq, shodaqoh


 Larangan judi dan mengundi nasib dengan panah
 Membayar pajak
 Menjual dengan neraca yang adil
 Membuat catatan keuangan
 Dan lain sebagainya

Ekonomi islam tentunya sangat berbeda dengan ekonomi yang mengarah kepada prinsip kapitalisme atau
liberalisme. Ekonomi islam bertujuan agar dapat terpenuhinya kebutuhan manusia, bukan hanya satu orang
saja melainkan seluruh umat manusia secara keseluruhan agar dapat hidup berkualitas dan menunanaikan
ibadah dengan baik. Sedangkan prinsip liberalisme atau kapitalisme hanya berdasarkan kepada pemilik
modal, pasar bebas, dan tidak berpihaknya pada masyarakat lemah atau kurang mampu.

Ayat Al-Quran Mengenai Prinsip Ekonomi

Prinsip dasar dari ekonomi islam tentunya tidak hanya bergantung atau memberikan keuntungan kepada
salah satu atau sebagian pihak saja. Ajaran islam menghendaki transaksi ekonomi dan kebutuhan ekonomi
dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran manusia hidup di muka bumi.

Prinsip dasar ekonomi ini juga tentu berlandasakan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi
Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Berikut adalah Prinsip-prinsip
Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada dalam aturan islam.

1. Tidak Menimbulkan Kesenjangan Sosial


Prinsip dasar islam dalam hal ekonomi senantiasa berpijak dengan masalah keadilan. Islam tidak
menghendaki ekonomi yang dapat berdampak pada timbulnya kesenjangan. Misalnya saja seperti ekonomi
kapitalis yang hanya mengedepankan aspek para pemodal saja tanpa mempertimbangkan aspek buruh,
kemanusiaan, dan masayrakat marginal lainnya.

Untuk itu, islam memberikan aturan kepada umat islam untuk saling membantu dan tolong menolong.
Dalam islam memang terdapat istilah kompetisi atau berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan. Akan
tetapi, hal tersebut tidak berarti mengesampingkan aspek keadilan dan peduli pada sosial.

Surat An-Nur Ayat 56

‫ص ََل ةَ َ َو أ َق ِ ي ُم وا‬ َّ ‫الز كَ ا ةَ َ َو آ ت ُوا ال‬ ِ َ ‫الر سُ و َلَ َو أ‬


َّ ‫ط ي ع ُوا‬ َّ
َ‫ت ُر َح ُم و نََ ل َ ع َ ل َّ كُ م‬

Hal ini sebagaimana perintah Allah, “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada
rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur : 56)
Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan islam dalam menyeimbangkan ekonomi. Yang kaya atau berlebih
harus membantu yang lemah dan yang lemah harus berjuang dan membuktikan dirinya keluar dari garis
ketidakberdayaan agar mampu dan dapat produktif menghasilkan rezeki dari modal yang diberikan
padanya.
2. Tidak Bergantung Kepada Nasib yang Tidak Jelas

َ َ ‫َۖو ال َم ي ِس ِرَ ال َخ م ِرَ عَ ِنَ ي َ س أ َل ُو ن‬


َ‫ك‬ َ َ‫اسَ َو َم ن َا ف ِ ُعَ كَ ب ِ يرَ إ ِ ث مَ ف ِ ي ِه َم ا ق ُل‬ ِ َّ ‫لِ ل ن‬
‫كَ َۗ ن َف ِع ِه َم ا ِم نَ أ َك ب َ ُرَ َو إ ِ ث ُم هُ َم ا‬ َ ِ‫كَ َٰذ َ ل‬
َ َ ‫كَ َۗال ع َ ف َوَ ق ُ ِلَ ي ُن فِ ق ُو نََ َم ا ذ َا َو ي َ س أ َل ُو ن‬
ِ ‫ت َت َف َ كَّ ُر و نََ ل َ ع َ ل َّ كُ مَ اْل ي َ ا‬
َّ َُ‫تَ ل َ كُ م‬
َ‫ّللاَُ يَُب َ ي ِ ُن‬
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang
besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.”…” (QS
Al-Baqarah : 219)
Islam melarang umatnya untuk menggantung nasib kepada hal yang sangat tidak jelas, tidak jelas
ikhtiarnya, dan hanya mengandalkan peruntungan dan peluang semata. Untuk itu islam melarang perjudian
dan mengundi nasib dengan anak panah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.

Pengundian nasib adalah proses rezeki yang dilarang oleh Allah karena di dalamnya manusia tidak benar-
benar mencari nafkah dan memakmurkan kehidupan di bumi. Uang yang ada hanya diputar itu-itu saja,
membuat kemalasan, tidak produktifnya hasil manusia, dan dapat menggeret manusia pada jurang
kesesatan atau lingkaran setan.

Untuk itu, prinsip ekonomi islam berpegang kepada kejelasan transaksi dan tidak bergantung kepada nasib
yang tidak jelas, apalagi melalaikan ikhtiar dan kerja keras.

3. Mencari dan Mengelola Apa yang Ada di Muka Bumi

‫تَ ف َ إ ِذ َا‬ ِ ُ ‫ضَ ف ِ ي ف َ ان ت َ ِش ُر وا ال صَّ ََل ةَ ُ ق‬


ِ َ‫ض ي‬ ِ ‫ّللاَِ ف َ ض ِلَ ِم نَ َو اب ت َغ ُوا اْل َر‬
َّ
‫ّللاََ َو اذ ك ُ ُر وا‬
َّ ‫ير ا‬ ً ِ ‫ت ُف لِ ُح و نََ ل َ ع َ ل َّ كُ مَ كَ ث‬
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al Jumuah : 10)
Allah memberikan perintah kepada manusia untuk dapat mengoptimalkan dan mencari karunia Allah di
muka bumi. Hal ini seperti mengoptimalkan hasil bumi, mengoptimalkan hubungan dan transaksi dengan
sesama manusia. Untuk itu, jika manusia hanya mengandalkan hasil ekonominya dari sesuatu yang tidak
jelas atau seperti halnya judi, maka apa yang ada di bumi ini tidak akan teroptimalkan. Padahal, ada sangat
banyak sekali karunia dan rezeki Allah yang ada di muka bumi ini. Tentu akan menghasilkan keberkahan
dan juga keberlimpahan nikmat jika benar-benar dioptimalkan.
Untuk itu, dalam hal ekonomi prinsip islam adalah jangan sampai manusia tidak mengoptimalkan atau
membiarkan apa yang telah Allah berikan di muka bumi dibiarkan begitu saja. Nikmat dan rezeki Allah
dalam hal ekonomi akan melimpah jika manusia dapat mencari dan mengelolanya dengan baik.

4. Larangan Ekonomi Riba

‫ّللاََ ا ت َّق ُ وا آ َم ن ُ وا ال َّ ِذ ي نََ أ َي ُّ َه ا ي َ ا‬


َّ ‫يَ َم ا َو ذ َ ُر وا‬ ِ َ‫ك ُ ن ت ُمَ إ ِ ن‬
َ ِ‫الر ب َ ا ِم نََ ب َ ق‬
ََ‫ُم ؤ ِم ن ِ ي ن‬
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah :278)
Prinsip Islam terhadap ekonomi yang lainnya adalah larangan riba. Riba adalah tambahan yang diberikan
atas hutang atau transaksi ekonomi lainnya. Orientasinya dapat mencekik para peminam dana, khususnya
orang yang tidak mampu atau tidak berkecukupan. Dalam Al-Quran Allah melaknat dan menyampaikan
bahwa akan dimasukkan ke dalam neraka bagi mereka yang menggunakan riba dalam ekonominya.

5. Transaksi Keuangan yang Jelas dan Tercatat


Transaksi keuangan yang diperintahkan islam adalah transaksi keuangan yang tercatat dengan baik.
Transaksi apapun di dalam islam diperintahkan untuk dicatat dan ditulis diatas hitam dan putih bahkan ada
saksi. Dalam zaman moderen ini maka ilmu akuntansi tentu harus digunakan dalam aspek ekonomi. Hal ini
tentu saja menghindari pula adanya konflik dan permasalahan di kemudian hari. Manusia bisa saja lupa
dan lalai, untuk itu masalah ekonomi pun harus benar-benar tercatat dengan baik.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan,


‫َو ل ي َ ك ت ُبَ َۚ ف َ اك ت ُب ُو هَُ ُم سَ ًّم ى أَ َ َج لَ إ ِ ل َ َٰىَ ب ِ د َي نَ ت َد َا ي َ ن ت ُمَ إ ِ ذ َا آ َم ن ُوا ال َّ ِذ ي نََ أ َي ُّ َه ا ا‬
َ‫بَ َو َلَ َۚ ب ِ ال ع َ د ِلَ كَ ا ت ِ بَ ب َ ي ن َ كُ م‬ َ ‫بَ أ َنَ كَ ا ت ِ بَ ي َ أ‬ َ ُ ‫َّۚللاَُ عَ ل َّ َم هَُ كَ َم ا ي َ ك ت‬
َّ
َ‫قَ عَ ل َ ي ِهَ ال َّ ِذ ي َو ل ي ُم لِ ِلَ ف َ ل ي َ ك ت ُب‬ ُّ ‫قَ ال َح‬ِ َّ ‫ّللاََ َو ل ي َ ت‬
َّ َُ‫ِم ن هَُ ي َ ب َخ سَ َو َلَ َر ب َّ ه‬
‫قَ عَ ل َ ي ِهَ ال َّ ِذ ي كََا نََ ف َ إ ِنَ َۚ شَي ئ ًا‬ ُّ ‫ض ِع ي ف ً ا أ َوَ سَ فِ ي ًه ا ال َح‬ َ َ‫ط ي ُعَ َلَ أ َو‬ ِ َ ‫أ َنَ ي َ س ت‬
َ‫َۖر َج ا لِ كُ مَ ِم نَ شَ ِه ي د َي ِنَ َو اس ت َش ِه د ُوا َۚ ب ِ ال ع َ د ِلَ َو لِ ي ُّ هَُ ف َ ل ي ُم لِ لَ ه ُ َوَ ي ُ ِم َّل‬ ِ َ‫ف َ إ ِن‬
َ‫ض و نََ ِم َّم نَ َو ام َر أ َت َا ِنَ ف َ َر ُج لَ َر ُج ل َ ي ِنَ ي َ كُ و ن َا ل َ م‬ َ ‫ض َّلَ أ َنَ ال شُّ َه د َا ِءَ ِم نََ ت َر‬ ِ َ‫ت‬
‫بَ َو َلَ َۚاْل ُخ َر َٰىَ إ ِ ح د َا ه ُ َم ا ف َ ت ُذ َ ِك َرَ إ ِ ح د َا ه ُ َم ا‬ َ ‫َۚ د ُعُ وا َم ا إ ِ ذ َا ال شُّ َه د َا ءَُ ي َ أ‬
َ‫ير ا ت َك ت ُب ُو هَُ أ َنَ ت َس أ َ ُم وا َو َل‬ ً ‫ص ِغ‬ َ َ‫ير ا أ َو‬ ً ِ ‫ِع ن دََ أ َق سَ طَُ َٰذ َ لِ كُ مَ َۚأ َ َج لِ ِهَ إ ِ ل َ َٰىَ كَ ب‬
َّ َُ‫ار ةَ ً ت َكُ و نََ أ َنَ إ ِ َّلَ َۖ ت َر ت َا ب ُوا أ َ َّلَ َو أ َد ن ََٰىَ لِ ل شَّ َه ا د َةَِ َو أ َق َو م‬
َِ‫ّللا‬ َ ‫اض َر ةَ ً ت ِ َج‬ ِ ‫َح‬
َ ‫إ ِ ذ َا َو أ َش ِه د ُوا َۗ ت َك ت ُب ُو هَا أ َ َّلَ ُج ن َاحَ عَ ل َ ي كُ مَ ف َ ل َ ي‬
‫سَ ب َ ي ن َ كُ مَ ت ُ ِد ي ُر و ن َ َه ا‬
َ‫ارَ َو َلَ َۚ ت َب َ ا ي َ ع ت ُم‬
َّ ‫ض‬ َ ُ ‫َۗ ب ِ كُ مَ ف ُسُ وقَ ف َ إ ِن َّ هَُ ت َف ع َ ل ُوا َو إ ِ نَ َۚ شَ ِه يدَ َو َلَ كَ ا ت ِ بَ ي‬
‫َّۖللاََ َو ا ت َّق ُوا‬
َّ َُ‫َّۗللاَُ َو ي ُع َ ل ِ ُم ك ُ م‬ َّ ‫عَ لِ يمَ شَي ءَ ب ِ كُ ِلَ َو‬
َّ َُ‫ّللا‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar” (QS Al Baqarah : 282)

6. Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga

‫اسَ َو ِز ن ُوا ِك ل ت ُمَ إ ِ ذ َا ال كَ ي َلَ َو أ َو ف ُوا‬ َ ِ‫َخ ي رَ َٰذ َ ل‬


ِ َ‫كَ َۚال ُم س ت َقِ ي ِمَ ب ِ ال قِ س ط‬
َ‫يَلَ َو أ َح سَ ُن‬
ً ‫ت َأ ِو‬
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah
yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS Al Isra : 35)
Allah memerintahkan manusia ketika melaksanakan perniagaan maka harus dengan keadilan dan
keseimbangan. Hal ini juga menjadi dasar untuk ekonomi dalam islam. Perniagaan haruslah sesuai dengan
neraca yang digunakan, transaksi keuangan yang digunakan, dan juga standar ekonomi yang diberlakukan.
Jangan sampai ketika bertransaksi kita membohongi, melakukan penipuan, atau menutupi kekurangan atau
kelemahan dari apa yang kita transaksikan. Tentu saja, segalanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah SWT.

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dipahami bahwa manusia diberikan aturan dasar mengenai ekonomi
islam agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses
Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia
Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia
Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Tentu saja dari prinsip tersebut dapat terlihat
bahwa islam hendak memberikan rahmat bagi semesta alam, terlebih bagi mereka yang beriman dan taat
dalam melaksanakan perintah Allah tersebut.

https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-prinsip-ekonomi-islam

https://rumus.co.id/ekonomi-syariah/
Ekonomi Syariah – Pengertian, Prinsip,
Tujuan dan Karakteristik
By Guru IpulPosted on September 7, 2019
Ekonomi Syariah – Ekonomi syariah adalah? sebelum masuk kedalam
pembahasan materi inti yang akan dibahas yaitu pengertian ekonomi syariah, prinsip
ekonomi syariah, tujuan ekonomi syariah, dan karakteristik ekonomi syariah. Simak
penjelasannya dibawah ini gaes!

Daftar Isi :
 Pengertian Ekonomi Syariah
 Prinsip Ekonomi Syariah
 Tujuan Ekonomi Syariah
 Karakteristik Ekonomi Syariah

Pengertian Ekonomi Syariah


Ekonomi syariah adalah ilmu pengetahuan sosial yang telah mempelajari masalah-
masalah ekonomi pada rakyat yang sudah dilhami dengan nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dengan kapitalisme, sosialisme, atau
juga negara kesejahteraan (Welfare State).

Berbeda dengan sistem kapitalisme, sistem Ekonomi Islam menentang eksploitasi


pada pemilik modal dengan seorang buruh yang miskin, dan melarang suatu
penumpukan kekayaan. Kemudian ekonomi pada kacamata Islam adalah suatu
tuntutan kehidupan dan juga anjuran yang mempunyai dimensi ibadah dan moral

syariah islam.

Prinsip Ekonomi Syariah


1. Tauhid
Tauhid (keimanan) adalah segala sesuatu yang dilakukan semua manusia
merupakan wujud penghambaannya untuk Allah SWT. Begitu juga pada kegiatan
perekonomian, baik secara individu atau kelompok, dan juga pelaku ekonomi serta
pemerintahan yang harus memegang erat prinsip ini agar kegiatan perekonomian
sesuai yang sudah diajarkan dalam agama islam.

Jadi intinya yaitu segala aktivitas perekonomian khususnya pada ekonomi syariah
harus mengacu pada ketauhidan Allah SWT. Karena hal ini menujukan pada firman
Allah yang ada pada AL-Qur’an yaitu surat Ad-Dzariyat ayat 56,

‫ما‬
َ ‫س ال ِْجنُ َخل َْقتُ َو‬
َُ ‫ون إِلا َوال ِْإ ْن‬
ُِ ‫لِيَ ْعبد‬

yang berkata:
“dan Aku tidak menciptakan jin dan manusiia melainkan supaya mereka beribadah
dan mengabdi kepada-Ku”.

2. Maslahah dan falah


Didalam islam, tujuan pada ekonomi yaitu untuk kemaslahatan umat, jadi adanya
suatu ekonomi diharapakan kehidupan pada masyarakat menjadi tentram dan
sejahtera.

Kemudian dengan adanya suatu kegiatan perekonomian diharapkan dapat


meningkatkan tingkat kehidupan yang lebih tinggi, hal ini biasa disebut sebagai
falah.

Untuk maslahat yaitu segala sesuatu yang dapat membawa dan mendatangkan
manfaat untuk semua orang. Jadi adanya segala aktivitas perekonomian tidak
diperbolehkan dalam mangandung hal-hal yang bisa merugikan orang lain dalam
kegiatannya yang sudah diajaran oleh islam.

3. Khalifah
Pastinya hal ini menjadi yang paling utama, dimana semua orang harus
menjalankan tugas-tugas sebagai khalifah di dunia ini, dimana semua orang harus
tetap menjaga dan memakmurkan bumi.

Jadi kesimpulannya adalah didalam menjalankan roda perekonomian maanusia


harus tetap memperhatikan segala sesuatu agar tidak menyimpang pada nilai-nilai
islamiyah. Segala bentuk kecurangan dan penipuan atau perbuatan negatif yang
lainnya telah dilarang pada ekonomi syariah.

4. Al- amwal (harta)


Didalam ekonomi syariah mungkin kita mengenal dan memahami harta hanya
sebatas titipan dari Allah, karena didalam islam harta yang kekal dan abadi hanyalah
punya Allah SWT.

Untuk itu didalam ekonomi syariah konsep yang telah diterapkan adalah harta yang
berbentuk apapun dan berapapun jumlahnya pada hakikatnya semua itu hanyalah
miliki Allah dan semua itu hanya dititipkan saja untuk diberi amanah dari Allah.

5. Adl (keadilan)
Didalam ekonomi syariah, keadilan sudah ditekankan dan telah menjadi suatu
kewajiban pada setiap kehidupan semua orang. Maksud dari keadilan dapat
diartikan sebagai perilaku untuk menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya.

Prinsip yang ada pada ekonomi harus menerapkan dan melayani semua masyarakat
tanpa melihat dari segi apapun mau kaya atau miskin harus mendapatkan
pelayanan yang baik. keadilan pada ekonomi syariah sudah diterapkan bertujuan
untuk agar semua masyarakat (semua golongan) merasakan suatu kenyamanan
dan kesamaan dengan yang lainnya.

Tujuan Ekonomi Syariah


Ekonomi syariah merupakan sebaik-baiknya sistem ekonomi yang terdapat didalam
Islam. Kita sebagai kaum Muslim sudah sepatutnya dalam menjalankan sistem
ekonomi ini. Tujuan ekonomi syariah yang harus kita lakukan pada diri kita yaitu:

1. Penyucian jiwa agar pada setiap muslim dapat menjadi sumber kebajikan
terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.
2. Tegaknya keadilan didalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud adalah
mencakup aspek kehidupan pada bidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya sebuah maslahah. Para ulama telah bersepakat bahwa
maslahah yang menjad inti sasaran di atas yang mencakup lima jaminan
dasar, yakni:
1. Keselamatan dalam keyakinan agama (al din),
2. Kesalamatan pada jiwa (al nafs),
3. Keselamatan pada akal (al aql),
4. Reselamatan pada keluarga dan keturunan (al nasl),
dan keselamatan pada harta benda (al mal).

Karakteristik Ekonomi Syariah


1. Menggunakan Sistem Bagi Hasil
Salah satu prinsip yang ada pada ekonomi syariah yaitu pembagian kepemilikan
yang mengutamakan keadilan. Maksudnya adalah keuntungan yang diperoleh pada
aktivitas ekonomi harus dibagi secara adil, contohnya didalam perbankan syariah
ada bagian keuntungan pada pihak bank atau untuk nasabah bank itu sendiri.

2. Menggabungkan antara Nilai Spiritual dan Material


Ekonomi syariah telah hadir sebagai wujud untuk membantu suatu ekonomi para
nasabah dalam mendapatkan keuntungan sesuai yang telah diajarkan Islam.
Kekayaan yang didapatkan pada kegiatan ekonomi digunakan untuk berzakat, infaq,
dan shodaqah sesuai yang ada pada ajaran Islam.

3. Memberikan Kebebasan sesuai Ajaran Islam


Ekonomi syariah juga memberikan kebebasan terhadap para pelaku ekonomi dalam
bertindak sesuai hak dan kewajiban mereka didalam menjalankan perekonomian
dan aktifitas yang dilakukan harus bernilai positif sesuai ajaran yang diajarkan islam
dan siap bertanggung jawab apa yang telah dilakukan.

4. Mengakui Kepemilikan Multi Jenis


Maksudnya yaitu bahwa kepemilikan dana dan harta pada perekonomian seutuhnya
hanya milik Allah semata. Sehingga ketika menjalankan perekonomian harus sesuai
pada ajaran islam.

5. Terikat Akidah, Syariah, serta Moral


Semua kegiatan yang ada pada perekonomian berlandasan pada akidah, syariah
dan moral untuk menyeimbangkan suatu perekonomian tersebut.

6. Menjaga Keseimbangan Rohani dan Jasmani


Tujuan perekonomian syariah tidak hanya pada keuntungan fisik, tetapi ditujukan
dalam mendapatkan keuntungan dan ketenangan batin di dalam hidup kita.

7. Memberikan Ruang pada Negara dan Pemerintah


Perekonomian syariah juga memberikan ruang untuk pemerintah dan negara dalam
ikut bercampur tangan terhadap penengah jika terjadi sesuatu permasalahan.

8. Melarang Praktik Riba


Salah satu bentuk riba yaitu menambahkan pembayaran dari orang yang memiliki
harta untuk orang yang meminjam harta karena mengundurkan janji pembayaran
yang sudah ditentukan. Dalam perekonomian syariah praktik riba merupakan hal
yang sangat dilarang sekali.🙂

Artikel Terkait :
ZISWAFَ(Zakat,َInfaq,َShadaqah,َ
Wakaf),َPotensiَEkonomiَIslamَdiَEraَ
Modern
19 Februari 2017 01:04 Diperbarui: 19 Februari 2017 10:04 1 0 0

Islam adalah agama yang bersifat universal, mampu mencakup segala aspek kehidupan
manusia. Islam ialah solusi dari berbagai permasalahan sosial, budaya, ekonomi, politik,
teknologi dan lainnya. Sayangnya, masih banyak yang menganggap Islam hanyalah sebuah
kegiatan spiritual semata. Sehingga, tumbuhlah paham pluralisme yang merusak pemikiran.
Puncaknya, kegagalan sistem ekonomi kapitalis barat yang memberatkan banyak pihak
akhirnya mampu membuka mata hati kita bahwa ada kesalahan dengan sistem yang selama
ini mereka yakini. Maka, sejauh apapun manusia melangkah ke jalan yang salah, pada
akhirnya ia harus kembali menuju jalan yang lurus, yakni syariat Islam.

Ekonomi syariah sudah lebih dulu di terapkan di Inggris dengan latar belakang penduduk
non-muslim. Malaysia pun telah melakukannya sehingga saat ini menjadi pusat
perkembangan ekonomi syariah di Asia Tenggara. Sebagai salah satu penganut agama Islam
terbesar di dunia, hal ini merupakan pukulan keras bagi Indonesia. Salah satu sektor ekonomi
syariah tidak bisa dianggap remeh adalah peran sosial ekonomi syariah melalui
instrumen ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf). Melalui pengelolaan yang
optimal, ZISWAF berpotensi besar mengatasi berbagai permasalahan bangsa, baik ekonomi
maupun sosial.

Zakat, infaq, shadaqah, wakaf adalah ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu merupakan
ibadah sebagai bentuk ketaatan kepada Allah (vertikal) dan sebagai kewajiban berhubungan
baik terhadap sesama manusia (horizontal). Zakat, infaq, shadaqah, wakaf merupakan salah
satu ciri dari sistem ekonomi Islam, karena implementasi azas keadilan dalam sistem
ekonomi Islam.

Menurut M.A Mannan, zakat mempunyai enam prinsip. Pertama yakni prinsip keyakinan
keagamaan, maka pembayar zakat merupakan salah satu manifestasi dari ia yang taat dan
yakin kepada agamanya. Yang kedua yakni prinsip pemerataan dan keadilan. Ini merupakan
tujuan sosial dari zakat, yaitu membagi kekayaan dari Allah SWT lebih adil dan merata
kepada sesama manusia. Yang ketiga ialah prinsip produktifitas, yang menekankan bahwa
zakat memang harus dibayar karena milik pihak tertentu dan telah menghasilkan produk
tertentu setelah lewat jangka waktu tertentu. Selain itu terdapat prinsip nalar yang berarti
zakat harta yang menghasilkan itu harus dikeluarkan. Prinsip yang kelima ialah prinsip
kebebasan yang berarti zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas/merdeka. Prinsip yang
terakhir ialah prinsip etika dan kewajaran, yang berarti zakat tidak boleh dipungut secara
semena-mena.

Berbeda dengan industri perbankan syariah sebagai unit bisnis, instrumen ekonomi syariah
seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf memiliki peran besar mewujudkan keadilan ekonomi
dan sosial dalam bermasyarakat. ZISWAF berperan terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat kurang mampu. Peran tersebut sangat sesuai dengan UUD 1945 pada pasal 34
ayat 1 yang berbunyi: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara." Wakaf
memiliki peran yang besar dalam menunjang dan mendukung pembangunan infrastruktur
yang dibutuhkan masyarakat.

Wakaf sangat sesuai untuk pembangunan sarana-sarana seperti rumah sakit, sekolah,
perpustakaan dan sebagainya. Salah satu implementasi wakaf yang memihak rakyat ialah
Dompet Dhuafa dengan proyek pembangunan rumah sakit dan sekolah gratis bagi warga
miskin. Perlu diketahui, selain peran wakaf sebagai sarana ibadah seperti Laznas BSM
dengan program wakaf sejuta Al-Qur'an, wakaf juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dari
agama manapun, karena wakaf mengerti pentingnya tolong-menolong sesama manusia.

Melihat betapa besarnya peran sistem ekonomi syariah, sangatlah patut bahwa pemerintah
harus memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk dukungan kepada sistem ekonomi
syariah. Salah satunya dengan meyakinkan beberapa pihak yang menentang penerapan
undang-undang yang berkaitan dengan ekonomi syariah bahwa ekonomi syariah tidak hanya
bermanfaat bagi umat Islam tetapi juga bermanfaat bagi segenap bangsa Indonesia tanpa
memandang SARA. Sebisa mungkin pemerintah harus turut serta dalam mempercepat
pemberlakuan undang-undang ekonomi syariah tersebut. Hal ini karena sudah menjadi tugas
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan serta perkembangan ekonomi syariah yang saat
ini menjadi tuntutan untuk memperluas keadilan ekonomi dan sosial dalam bermasyarakat.

KOMPASIANA ADALAH PLATFORM BLOG, SETIAP ARTIKEL MENJADI TANGGUNGJAWAB


PENULIS.
https://www.kompasiana.com/tifanihayyu/58a88c91719373d13f21b937/ziswaf-zakat-infaq-
shadaqah-wakaf-potensi-ekonomi-islam-di-era-modern

Zakat, Infaq, Sedekah Dan Wakaf

Sucikan Harta Kita

Tentang Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tiang syariat Islam. Oleh sebab itu, hokum menunaikan zakat adalah wajib bagi
setiap muslim dan muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Meninggalkan kewajiban zakat berarti meninggalkan salah satu rukun Islam, dosa
besar bagi mereka yang meninggalkan.
Bila rukun Islam, seperti membaca syahadat, sholat, puasadan haji memiliki
hubungan langsung dengan Allah SWT. Zakat tidak saja memiliki hubungan
langsung dengan Allah, tetapi juga memiliki hubungan dengan manusia secara
sosiologis. Begitu pentingnya peran zakat dalam pembangunan masyarakat Islam.

Arti Zakat
Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah.
Dalam Al-Quran dan hadits disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan
sedekah” (QS. Al-Baqarah[2]:276); Arab Terjemah Arti: Allah memusnahkan riba
dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.

Referensi: https://tafsirweb.com/1042-surat-al-baqarah-ayat-276.html “Ambilah


zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka” (QS. At-Taubah [9]: 103); “Sedekah tidak akan mengurangi
harta” (HR. Tirmizi).
Menurut istilah, dalam kitab al-Hawi, al-Mawardi mendefinisikan zakat dengan nama
pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu, dan untuk
diberikan kepada golongan tertentu.
Adapun kata infak dan sedekah, sebagian ahli fikih berpendapat bahwa infak adalah
segala macam bentuk pengeluaran (pembelanjaan), baik untuk kepentingan pribadi,
keluarga, maupun yang lainnya. Sementara kata sedekah adalah segala bentuk
pembelanjaan (infak) di jalan Allah. Berbeda dengan zakat, sedekah tidak dibatasi
atau tidak terikat dan tidak memiliki batasan-batasan tertentu. Sedekah, selain bisa
dalam bentuk harta, dapat juga berupa sumbangan tenaga atau pemikiran, dan
bahkan sekedar senyuman.

Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok tiang
penegakan syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib
bagi setiap muslim dam muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Allah
SWT berfirman,
‫ٱّلل ِل َي ْعبُدُوا ِإ َّل أ ُ ِم ُروا َو َما‬ ِ ‫صلَ ٰوة َ َويُ ِقي ُموا ُحنَفَا َء ٱلدِينَ لَهُ ُم ْخ ِل‬
َ َ َ‫صين‬ َ ‫ٱلز َك ٰوة َ َويُؤْ تُوا ٱل‬
َ ۚ
‫ِين َو ٰ َذ ِل َك‬
ُ ‫ْٱلقَ ِي َم ِة د‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah
agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah[98]:5).
Rasulullah Saw bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa
tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalahutusan-Nya; mendirikan shalat;
melaksanakan puasa (di bulan Ramadhan); menunaikan zakat; dan berhaji ke
Baitullah (bagi yang mampu)” (HR. Muslim).

Yang Wajib Mengeluarkan Zakat


Zakat adalah fardu‘ain bagi setiap muslim. Bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan
anak-anak dan orang gila sekalipun memiliki kewajiban yang sama bila hartanya
sudah memenuhi syarat yang telah ditetapkan.

Macam-macam Zakat

1. Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah. Harta yang wajib dikeluarkan pada
bulan Dan sebelum pelaksanaan sholat Idul fitri.
2. Zakat maal (harta). Harta yang sudah memenuhi syarat tertentu dan waktu
tertentu pula, wajib mengeluarkan zakat maal.

Jenis-jenis Harta Yang Wajib Zakat

1. Emas dan perak (baik sebagai mata uang ataupun bukan)


2. Binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing
3. Barang dagangan dan keuntungannya
4. Hasil pertanian dan buah-buahan
Syarat dan Sebab Harta Wajib Zakat

1. Memenuhi Nishab adalah jumlah/ ukuran minimal harta yang menyebabkan


harta tersebut wajib mengeluarkan zakat.
2. Telah mencapai haul, yaitu jika harta tersebut telah berlalu satu tahun
hijriyyah, kecuali untuk harta berupa hasil pertanian dimana waktu wajib
zakatnya adalah saat Haul jadi syarat bagi harta yang sudah mencapai
nishab untuk dikeluarkan zakatnya.

Penerima Zakat
Golongan yang berhak menerima zakat ada delapan yaitu:

1. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias
mencukupi kebutuhan hidupnya
2. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan
namun tidak bias mencukupi
3. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak
diupah selain dari zakat.
4. Mu’allaf, orang yang baru masuk Islam. Atau bias juga orang Islam yang
masih lemah dalam menjalankan syariat Islam.
5. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya
setelah melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga
dibayar secara
6. Gharimin, orang memiliki tanggungan
7. Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan
8. Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat
(baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.

Contoh Zakat Profesi Insan TAMZIS

1. Nishob Zakat berdasar hukum Islam seniali 85 gram emas.

Misal: Harga emas/ gram bulan Maret 2015 yaituRp. 500.000,-


Jadi, 500.000,- x 85 gram = 42.500.000,-/ tahun
Kemudian, 42.500.000,- : 12 bulan = 3.541.600,-/ bulan
Dan dibulatkanmenjadi = Rp. 3.500.000,-
Maka Nishob zakat Profesi setiap bulan Maret sebesar Rp. 3.500.000,-

2. Penetapan Zakat berdasarkan pendapatan BRUTO (Pendapatan kotor)


sebelum
3. Kadar Nishob yang harus dikeluarkan dari zakat profesi karyawan TAMZIS
Rp. 3.500.000,- x 2,5% = Rp. 87.500,-
SEDEKAH ON TAMZIS
Pahalanya Berlipat-lipat

Landasan Infak/ Sedekah


Islam memerintahkan umatnya untuk saling membantu dan saling menolong antar
sesama. Salah satunya dengan infak dan sedekah, antara lain melalui ayat Al-Quran
dan hadit ssebagai berikut:
ً‫ارة‬ َ ‫س ًّرا َوع َََل ِن َيةً يَ ْر ُج‬
َ ‫ون تِ َج‬ ِ ‫ص ََلةَ َوأَ ْنفَقُوا ِم َّما َر َز ْقنَا ُه ْم‬
َّ ‫َّللا َوأَقَا ُموا ال‬ َ ‫إِ َّن الَّذ‬
َ ُ‫ِين يَتْل‬
َ َ‫ون ِكت‬
ِ َّ ‫اب‬
َ ُ‫لَ ْن تَب‬
‫ور‬

Terjemahnya:

[29] Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Quran) dan


melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagian rejeki yang kami anugerahkan
kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka mengharapkan
perdagangan yang tidak akan merugi”. (QS Fathir:29)

‫ظ ِم ي َن الْ غ َ يْ ظَ َو الْ ع َا ف ِ ي َن‬


ِ ‫ال َّ ِذ ي َن ي ُنْ فِ ق ُو َن ف ِ ي ال سَّ َّر ا ِء َو ال ض ََّّر ا ِء َو الْ كَ ا‬
‫ب الْ ُم ْح ِس ن ِ ي َن‬ َّ ‫اس ۗ َو‬
ُّ ‫َّللا ُ ي ُ ِح‬ ِ َّ ‫عَ ِن ال ن‬

134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Al-Imran:134).

“Setiap ruas jari-jari yang pada manusia itu bias memberikan sedekah pada setiap
hari yang diterbiti matahari. Berbuat adil diantara dua orang yang berselisih adalah
sedekah. Setiap langkah yang diayunkan untuk pergi shalat adalah sedekah. Dan
menyingkirkan sesuatu yang dapat mengganggu dijalan adalah sedekah. (HR
Bukhari dan Muslim).
Para jumhur mufasir dan ulama kontemporer juga menyepakati suatu kondisi
sosial yang mewajibkan orang untuk peduli. Pada banyak riwayat dikatakan bahwa
infak dan sedekah bukan mengurangi harta, bahkan sebaliknya, menjadi banyak dan
berkah. Dalam hal lain juga disampaikan bahwa infak dan sedekah dapat
menghindarkan orang dari bala dan kesempitan.
Pengertian Infak/ Sedekah
Infak berarti mengeluarkan sebagian harta untuk kepentingan yang diperintahkan
ajaran Islam. Jika zakat ada nisabnya, Infak tak mengenal nishab.Infak dikeluarkan
oleh setiap orang yang beriman baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan
sempit (Qs. Ali Imran: 134). Infak boleh diberikan kepada siapapun, misalnya untuk
kedua orang tua, anak yatim dan sebagainya.(QS 2:215)

َ‫ين َو ْاليَت َا َمى َو ْاْل َ ْق َربِينَ فَ ِل ْل َوا ِل َدي ِْن َخيْر ِم ْن أ َ ْنفَ ْقت ُ ْم َما قُ ْل يُ ْن ِفقُونَ َماذَا يَسْأَلُونَك‬ َ ‫سبِي ِل َواب ِْن َو ْال َم‬
ِ ‫سا ِك‬ َ ‫ت َ ْفعَلُوا َو َما ال‬
‫ّللا فَإِ َن َخيْر ِم ْن‬
َ َ ‫َع ِليم بِ ِه‬
Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: 'Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin
dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.' Dan apa saja kebajikan
yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.(QS.
2:215)

Sedangkan sedekah jika ditinjau dari segi terminology syari’at, pengertian sedekah
sama dengan infak termasuk juga ketentuan dan hukumnya. Hanya saja, sedekah
memiliki arti luas, tak hanya menyangkut hal uang namun juga yang bersifat non
materil.
Hadits Imam Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tak mampu
bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan
melakukan amar ma’ruf nahi munkar adalah sedekah.
Sebagaimana kita yakini bahwa semua rizki dan harta yang diberikan Allah SWT
kepada kita adalah amanah yang harus dijaga sekaligus merupakan ujian (Q.S.
8:28)

Surat Al-Anfal Ayat 28 ‫اعلَموا‬


ْ ‫ما َو‬ َ ُ ‫م أَموالك‬ َ َ َُ ‫أَجرُ عِ ْن َدهُ الل‬
َ ‫م أن‬
ْ َ ْ ُْ ‫ه َوأنُ ِف ْت َنةُ َوأ ْولَادك‬ ْ
ُ‫ظيم‬
ِ ‫َع‬
Arti: Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai
cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Rizki dan harta bisa menjadikan kita lupa kepada Sang Pencipta dan bisa membuat
kita rugi dunia dan akhirat (Q.S. 63:9).

Surat Al-Munafiqun Ayat 9


‫ِين أَيُّ َها يَا‬
َُ ‫آمنوا الذ‬
َ ‫م لَا‬
ُْ ‫م تل ِْهك‬
ُْ ‫م َوالك‬ َ ُْ ‫ن أَ ْولَادك‬
ْ ‫م َولَا أ‬ ُْ ‫ن ُۚاللهُِ ِذكْ ُِر َع‬
ُْ ‫م‬
َ ‫ل َو‬
ُْ ‫ِك يَ ْف َع‬ َُ ‫َفأو ََٰلئ‬
َُ ‫ِك ََٰذل‬
ُ‫ون هم‬ َُ ‫ْخاسِ ر‬ َ ‫ال‬
Terjemah Arti: Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian
maka mereka itulah orang-orang yang merugi.

Tetapi rizki dan harta juga bisa menghantarkan kita ke surga jika kita mensyukuri
dan membelanjakannya di jalan Allah (Q.S. 14:7).

Salah satu jalan mensyukuri rizki adalah dengan Surat Ibrahim Ayat 7 ‫ذ‬ َُ ‫َتأَذ‬
ُْ ِ‫ن َوإ‬
ُ‫م‬
ْ ‫ِن َربُّك‬
ُْ ‫م َلئ‬
ُْ ‫شكَ ْرت‬
َ ‫م‬ َ ‫ِن ُۖلَأَ ِز‬
ُْ ‫يدنك‬ ُْ ‫م َو َلئ‬
ُْ ‫َشدِيدُ َع َذا ِبي إِنُ كَ َف ْرت‬
َ ‫ل‬
Terjemah Arti: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya
azab-Ku sangat pedih".

mengeluarkan infak.

Surat Al-Baqarah Ayat 261


ُ ‫مث‬
‫َل‬ َ ُْ ‫ع أَ ْنبَ َت‬
َ ‫ِين‬
َُ ‫ون الذ‬
َُ ‫م ي ْنفِق‬
ُْ ‫م َوالَه‬ْ ‫يل فِي أ‬ُِ ‫س ِب‬َ ُِ‫َل الله‬
ُِ ‫مث‬
َ َ‫ت َحبةُ ك‬ َُ ْ‫سب‬
َ ‫ل‬
َُ ‫س َنا ِب‬
َ ‫ل فِي‬
ُِ ‫س ْنبلَةُ ك‬
ُ‫ُۗحبةُ ِما َئة‬
َ ُ‫ضاعِ فُ َوالله‬ َ ‫ني‬ ُْ ‫ِم‬
َ ‫شاءُ ل‬
َ َ‫َعلِيمُ َواسِ عُ َواللهُ ُۗي‬
Arti:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S Ali-Baqarah: 261).
Infak adalah suatu kewajiban yang harus tetap dilakukan dalam keadaan apapun.
Dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan lapang maupun sempit.

ََ‫ظ ِم ي نََ َو ال ض ََّّر ا ِءَ ال سَّ َّر ا ِءَ ف ِ ي ي ُن فِ ق ُو نََ ل َّ ِذ ي ن‬


ِ ‫عَ ِنَ َو ال ع َ ا ف ِ ي نََ ال غ َي ظََ َو ال كَ ا‬
َ‫اس‬ِ َّ ‫ّللاَُ َۗال ن‬
َّ ‫َح بَُّ َو‬ ِ ُ ‫ال ُم ح ِس ن ِ ي نََ ي‬
Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang, Allah menyukai orang-orang berbuat kebajikan.”(Q.S Ali-Imran 134)
Jika umat Islam sudah melaksanakan kewajiban infak serta dana yang terhimpun
dikelola secara baik dan bertanggungjawab, maka banyak persoalan sosial dan
keummatan bias diatasi.
Untuk itu kami Baitul Maal TAMZIS mengajak saudara sesama muslim untuk
memberikan infak/ sedekah terbaiknya. Insya Allah infak/ sedekah saudara-saudara
akan kami kelola sesuai syariah dan akan kami laporkan penggunaannya secara
periodik.
Baitul Maal TAMZIS
Baitul Maal TAMZIS adalah lembaga sosial bagian dariBaitut Tamwil TAMZIS yang
secara khusus mengelola dan memberdayakan umat. Tujuan Baitul Maal TAMZIS
adalah untuk mengangkat derajat dan martabat kaum dhuafa sebagaimana
diperintahkan oleh syariah Islam.
Baitul Maal TAMZIS berdiri sejak 2006 yang secara umum mengelola dana zakat,
infak/ sedekah dan wakaf untuk kesejahteraan umat secara umum melalui beberapa
program antara lain: Beasiswa ustadz dan ustadzah, pemberdayaan ekonomi,
Santunan anak yatim dan dhuafa dan Peduli kemanusiaan.

Pentingnya Infak/ Sedekah

1. Indikator utama ketundukan sesorang terhadap ajaran Islam (QS. 9:5 & 11)
2. Ciri orang yang mendapatkan kebahagiaan (QS. 23:4)
3. Mendapatkan pertolongan-Nya (QS. 9:71 dan QS. 22:40-41)
4. Memperhatikan hak fakir dan Miskin serta para mustahik (QS. 9:60)
5. Membersihkan diri dan hartanya, menyuburkan, mengembangkan dan
mensucikan jiwanya (QS. 9:103 dan QS. 30:39)

Ancaman Bagi yang Enggan Infak/ Sedekah

1. Berhak untuk diperangi (HR. Imam Bukhari dan Muslim)


2. Harta bendanya hancur dan rusak (HR. Imam Bazzar danBaihaqi)
3. Jika keengganan itu telah memasal, maka Allah SWT akan menurunkan
azab-Nya dalam bentuk kemarau panjang (HR. Imam Thabrani)

Hikmah Infak/ Sedekah

1. Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa maupun mustahik ke arah


kehidupan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya, terhindar dari kekufuran, memberantas sifat iri, dengki dan terjaga
dari martabatnya ketika melihat orang kaya yang berkecukupan tidak
2. Perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat, menumbuhkan
akhlak mulia, ketenangan hidup sekaligus mengembangkan harta yang
dimilikinya.

Pemanfaatan Infak/ Sedekah


Infak yang terkumpul sepenuhnya digunakan untuk meningkatkan kualitas umat
Islam yang diselenggarakan oleh Baitul Maal TAMZIS

Tata Cara Penyerahan Infak/ Sedekah


1. Menyerahkan langsung Infak kekantor TAMZIS terdekat.
2. Auto debet dari rekening Anggota simpanan Ijabah TAMZIS
3. Hubungi Bapak Zubaeri (081331530539 dan Bapak Eko (085701271807)

WAKAF UANG TAMZIS (WUT)


Manfaatnya Mengalir Abadi

Dasar Wakaf Uang


Al Quran dan Hadist

ُ‫َن‬
ْ ‫ى ا ْل ِبرُ َت َنالوا ل‬
َُٰ ‫ون ِمما ت ْنفِقوا َحت‬
َُ ُّ‫ما ُۚتحِ ب‬
َ ‫ن ت ْنفِقوا َو‬
ُْ ‫يءُ ِم‬
ْ َ‫ه َف ِإنُ ش‬
َُ ‫َعلِيمُ ِبهُِ الل‬

“Kamu sekali-kali tidak akan samapai kepada kebaikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu
nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran : 92)
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah amalanya kecuali tiga perkara:
shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendo’akan orang
tuanya”. (HR. Ahmad)

Dasar Fatwa MUI dan Negara


Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga membolehkan wakaf uang
(2003:86). Fatwa komisi Fatwa MUI itu dikeluarkan pada tanggal 11 Mei 2002.
Dalam fatwa tersebut ditetapkan bahwa:
Wakaf uang (Cash Wakaf/ Waqf al-Nuqud) merupakan wakaf yang dilakukan
seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk uang tunai
(cash). Termasuk dalam pengertian uang adalah surat-surat berharga. Wakaf uang
hukumnya jawaz (boleh) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk
hal-hal yang dibolehkan secara Syari. Nilai pokok wakaf harus dijamin
kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan.
Di Negara Indonesia, wakaf uang sudah diatur pelaksanaannya melalui Peraturan
Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 42 tahun 2006.

Sekilas Wakaf Uang


Kata Wakaf berasal dari bahasa Arab Waqf yang berarti menahan, berhenti, atau
diam. Jika dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, ia
berarti pembekuan hak milik untuk kegunaan tertentu (Ibnu Manzhur:9/359).
Secara terminologi, wakaf diartikan sebagai penahan hak milik atas materi benda
(al-‘ain) untuk tujuan menyedekahkan manfaat (al-manfa’ah) (al-Jurjani:328).
Istilah wakaf uang belum dikenal di zaman Rasulullah. Wakaf uang (cash waqf) baru
dipraktekan sejak awal abad kedua Hijriyah. Imam Az Zuhri (wafat 124 H) salah
seorang ulama terkemuka dan peletak dasar tadwin al-hadits memfatwakan,
dianjurkan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan sarana dakwah, sosial, dan
pendidikan umat Islam.
Di Indonesia, wakaf Uang baru popular tahun 200-an. Wakaf uang banyak
diinvestasikan pada bisnis berbasis syariah. Keuntungan dari hasil investasi tersebut
digunakan kepada segala sesuatu yang bermanfaat secara social keagamaan.
Wakaf uang adalah wakaf yang dilakukan sesorang, kelompok orang, lembaga atau
badan hokum dalam bentuk uang tunai. Termasuk dalam pengertian uang adalah
surat-surat berharga.
Wakaf UANG TAMZIS sudah berjalan sejak 2006. Adapun Wakaf Uang TAMZIS ini
merupakan upaya mengoptimalkan potensi-potensi wakaf yang ada dalam diri
karyawan dan anggota TAMZIS. Kedepan, akan dikembangkan pada lembaga ata
institusi yang senafas dan kepada masyarakat secara umum.
Dengan program WAKAF UANG TAMZIS ini mudah-mudahan potensi tersebut bisa
dimaksimalkan untuk program-program sosial-keagamaan yang selama ini telah
berjalan.

Mengapa Wakaf Uang

1. Siapapun Bisa

Dengan pemahaman dan kesadaran baru tentang wakaf uang, orang yang ingin
wakaf tak harus menunggu kaya. Setiap lembar uang yang Anda miliki bias dijadikan
amal jariyah yang abadi. Kapapun bisa.

2. Bisa Dimana Saja

Wakaf uang lebih gampang. Karena kami penanggungjawab WAKAF UANG


TAMZIS menyediakan kotak di masing-masing meja karyawan atau kantor TAMZIS
di seluruh Indonesia. Dengan begitu, niat wakaf uang Anda dimanapun bias
dilaksanakan. Tak usah menunggu.

3. Uang Tak Berkurang

Uang yang AndaWakafkan, tak sepeserpun akan berkurang jumlahnya. Justru


sebaliknya, uang tersebut akan berkembang melalui investasi yang dijamin aman,
dengan pengelolaan secara amanah, yakni bertanggungjawab, professional dan
transparan.

Penerima Manfaat
Wakaf Uang TAMZIS (WUT) memiliki fokus utama pada aspek pengelolaan asset
wakaf produktif secara optimal sehingga dapat memberi manfaat sebesar mungkin.
Hasil dari pengelolaan dari wakaf uang tersebut akan diserahkan pada Baitul Maal
TAMZIS untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak dalam bentuk program-
program pendidikan, kesehatan, sosial umum dan pemberdayaan ekonomi.
Dari pengalaman menyalurkan zakat, infak dan sedekah (ZIS) sejak 2006, Baitul
Maal TAMZIS yang telah menyalurkan kepada yang berhak dengan tepat sasaran,
tepat guna dan tepat akuntabilitas.
Kita tahu, Mauquf Alaih (Penerima Manfaat) adalah Rukun dalam Wakaf, maka
Anda selaku Donatur Wakaf uang dapat mengarahkan Penerima Manfaat atas
wakaf Anda pada program:

1. Bisnis berbasis syariah untuk pengembangan Insan Produktif;


2. Pendidikan untuk pengembangan Insan Qur’ani;
3. Pemberdayaan ekonomi untuk pengembangan Insan Mandiri;
4. Wakaf saran ibadah; Makmur Masjidku; atau
5. Menyerahkan kepada Nazhir untuk penyaluran (Tidak Terikat)

Program
Sebagai gambaran, berikut sekilas program-program Wakaf Uang TAMZIS di bidang
Bisnis Berbasis Syariah, Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi dan Wakaf Sarana
Ibadah:
1. Bisnis Berbasis Syariah;
Syariah Integratif Zone (SIZ)
Syariah Integratif Zone (SIZ) adalah konsep pengelolaan dan pengembangan dana
wakaf produktif yang integrative antar wilayah berbasis syariah. Bisa bentuk property
seperti pembangunan Ruko, pasar tradisional syariah, masjid social entrepreneur,
gedung pertemuan muslim, pesantren usaha, hotel syariah, swalayan berbasis
syariah. Hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di masa depan
yang lebih produktif dan optimal dalam pengelolaan wakaf.
2. Pendidikan Ustad/ ustadzah TPQ;
Pengembangan Insan Qur’ani
Pengmbangan InsanQur’ani adalah program pendidikan dan pelatihan untuk
menciptakan Ustad/ Ustadzah berkarakter qur’ani. Mulai skill dan metode mengajar
Qur’an dan mampu memberi tauladan akhlak yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an.
3. Pemberdayaan ekonomi UKM;
Masyarakat Mandiri
Masyarakat Mandiri merupakan program pendampingan bagi pengusaha kecil yang
akan mengembangkan usahanya. Bisa berbentuk konsultasi gratis, pendampingan
pengembangan usaha dan permodalan bagi usaha. Misi utamanya adalah
menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat yang berbasis
kewirausahaan social secara terintegrasi dan berkelanjutan hingga menjadi
pengusaha mandiri.
4. Wakaf Sarana Ibadah;
Makmur Masjidku
Makmur masjidku merupakan wakaf sarana untuk menunjang kekhusukan jamaah
dalam beribadah di masjid. Berupa mukena, Al-Qur’an, sarung dll.

Anda mungkin juga menyukai