Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LAPORAN HASIL DISKUSI

MODUL DIETETIKA PENYAKIT INFEKSI


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Dietetika Penyakit Infeksi

Disusun Oleh
Kelompok Tutor 4
Anisa Rafni Rahmadhani 1306375153
Cindy Janice HMW 1306404885
Diah Ayu Lestari 1306375203
Dzurrotun Nafisah 1306375084
Fildzah Khairuna H 1306404821
Gadis Rizky Zakiyah 1306375121
Hajar Shofiyya 1306463414
Isna Aulia Fajarini 1306974895
Kristi Helena R 1306463282
Manzilla 1306374964
Nida Adzilah Auliani 1306375115
Sherly Ardi Vantono 1306412224
Vidya Arini 1306375065
Willy Wildan Saputra 1306412281
Winny Dhestia 1306463181
Yosua Hiramhy Ardian 1306412275

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI


DEPARTEMEN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, 2015
A. Skenario 2
Tn.D adalah seorang supir pribadi berusia 40 tahun. Beberapa hari yang lalu Tn.D
masuk RS karena diare dan sembelit secara bergantian selama 5 hari disertai demam tinggi
sepanjang hari kecuali di pagi hari suhu tubuhnya agak menurun. Saat sampai di rumah sakit,
berat badan Tn.D adalah 45 kg dengan tinggi badan 160 cm. Tn. D mengaku bahwa dirinya
telah bercerai dengan istrinya beberapa tahun yang lalu sehingga dirinya sering tidak makan
teratur dan aktifitas fisik yang dilakukan Tn.D sehari-hari adalah berkendara dari pgi sampai
malam jam 10.00-19.00 malam dan tdak pernah berolahraga. Pemeriksaan hasil laboratorium
menunjukkan suhu tubuh Tn.D pada saat masuk RS adalah 40oC; Hb 13,1 g/dL; Ht 40%;
Leukosit 4280; trombosit 391.000/ml; GDS 95 mg/dL; Albumin 3,4; Globulin 2,3 g/dL;
protein total 6,7 g/dL. Hasil tes widal menyatakan positif pada pemeriksaan S.Typhi o (1/80),
S. Paratyphi BO (1/320). S.Paratypgi BH (1/80), dan S. Paratyphi CO (1/320).

B. Kata Sulit
- GDS: Gula Darah Sewaktu
- Globulin: Protein sederhana dalam darah yang larut dalam air garam tetapi tidak larut
di air
- Tes widal: Tes yang digunakan untuk menguji apakah seseorang terkena demam
typhoid dengan prinsip reaksi antara antigen dan antobodi tubuh sehingga terjadi
aglutinasi.

C. Kata Sulit
- Dewasa - Hasil lab
- Tidak makan teratur - Diare
- Aktivitas fisik - Sembelit
- Tes widal - Demam

D. Kalimat Masalah
Seorang dewasa dengana aktivitas fisik ringan dan pola makan tidak teratur mengalami
demam, sembelit, diare, hasil lab tidak normal, dan hasil tes widal positif.
E. Pohon Masalah
Sembelit

Typhoid Demam tinggi

Diare

Tes Widal (+)

Infeksi Bakteri Ditandai dengan

Imunitas rendah Kelebihan BB

Personal
Hygiene Pola makan tidak teratur Aktifitas fisik ringan
buruk

Jajan Daya beli rendah


sembaran
gan

Sanitasi
lingkunga
n buruk

Pengetahuan Kurang

Pendidikan dan Sosek Rendah

F. Daftar Pertanyaan
1. Jelaskan definisi typhoid, adakah jenisnya? Jika ada, sebutkan!
2. Apa yang dimaksud dengan tes widal?
3. Apa perbedaan demam typhoid dan typhus dilihat dari penyebab dan gejala?
4. Bagaimana patofisiologi typhoid?
5. Jelaskan faktor risiko typhoid!
6. Jelaskan cara pencegahan typhoid!
7. Jelaskan diet untuk typhoid!
8. Adakah makanan yang dilarang penderita typhoid?
9. Bagaimana hubungan albumin rendah dengan typhoid?
10. Bagaimana hubungan pola makan tidak teratur dengan typhoid?
11. Bagaimana hubungan aktifitas fisik kurang dengan typhoid?
12. Bagaimana NCP untuk Tn. D?

G. Jawaban

1. Jelaskan definisi typhoid, adakah jenisnya? Jika ada, sebutkan!

Demam typhoid (enteric fever) adalah sebuah penyakit sistemik akur yang biasanya
disebabkan oleh Salmonella typhi. S. typhi merupakan bakteri gram negatif. Sedangkan
paratyphi disebabkan oleh S. Paratypi A dan B. Typhoid yang menyerang anak-anak
dampaknya lebih berbahaya dibandingkan typhoid yang menyerang orang dewasa. Typhoid
menyebar melalui jalur fekal-oral. Typhoid merupakan penyakit endemis di negara-negara
berkembang. Di negara maju, typhoid sangat jarang terjadi. Penderita typhoid bisa bersifat
carrier tanpa menunjukkan gejala klinis, namun tetap dapat menularkan typhoid ke orang
lain.

2. Apa yang dimaksud dengan tes widal?

Prinsip: pasien dengan demam typhoid akan memiliki antibody did ala serumnya yang
dapat bereaksi dan beraglutinasi dilusi ganda. Aglutanasi merupakan reaksi antibodi dengan
antigen.

2 macam uji widal:

 Uji widal tabung: inkubasi membutuhkan waktu 1 malam, sensitivitas dan spesifistas
lebih tinggi karena menggunakan antigen s.typhi dari daerah endemis
 Uji widal peluncuran: inkubasi hanya membutuhkan waktu 1 menit

3. Apa perbedaan demam typhoid dan typhus dilihat dari penyebab dan gejala?

Tyhpus adalah infeksi yang ditularkan melalui kutu tikus atau binatang mengerat lainnya
(rodensia) yang hidup dipermukaan tubuh binatang tersebut. Bakteri infeksi yang ditularkan
adalah Rickettsia.
Thypoid adalah infeksi yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang tercemar
oleh penderita thypoid. Bakteri infeksi yang ditularkan adalah Salmonella. Selain itu, typhoid
dapat ditemukan dengan ciri-ciri berikut:

- Anamnesis
o Demam naik secara bertahap tiap hari, mencapai suhu tertinggi pada akhir
minggu pertama, minggu kedua demam terus menerus tinggi.
o Anak sering mengigau (delirium), malaise, anoreksia, nyeri kepala, nyeri
perut, diare, muntah, perut kembung.
o Penurunan kesadaran, kejang, dan ikterus.
- Pemeriksaan Penunjang
o Darah tepi perifer: anemia, leukopenia, limfositosis rrelatif, trombositopenia.
- Pemeriksaan Serologi:
o Serologi Widal: kenaikan titer S. thyphy titer O 1:200
o Kadar IgM dan IgGs

4. Bagaimana patofisiologi typhoid?

S. Typhi menembus
S. Typhi S. Typhi melewati
mukosa epitelial
bermultiplikasi di pylorus dan tiba di
dan tiba di lamina
sel fagosit usus halus
propoa

Basilus typhoid yang sebagian basili tetap Makrofag menelan


lain menetap di tinggal di jaringan basilus tetapu tidak
nodus limfatikus limfoid usus halus membunuh

Basilus tiba di aliran Basilus tiba di limpa,


darah melalui aliran liver, sumsum
Gejala klinis muncul
limfa melewati tulang selama masa
duktus toraksikus inkubasi

5. Jelaskan faktor risiko typhoid!


a. Berpergian ke negara lain, terutama negara berkembang
b. Berhubungan dekat dengan penderita, misalnya dengan mencium, memeluk, saling
menggunakan alat makan yang sama.
c. Meminum air yang tidak di klorinasi
d. Lingkungan
Lingkungan yang kotor akan mengandung vektor yang menjadi perantara dari
bakteri salmonella dan lingkungan yang kotor akan memudahkan bakteri ini
berkembang biak.
e. Vektor
Binatang-binatang perantara dari Salmonella diantaranya adalah lalat dan kecoa.
f. Kebersihan Diri
a) Perawatan diri khususnya cuci tangan akan memudahkan masuknya bakteri
melalui sistem pencernaan.
b) Membeli jajanan di pinggir jalan yang kurang terjamin kebersihannya,
terutama minuman es yang berasal dari air yang kotor
6. Jelaskan cara pencegahan typhoid!
a. Mencegah mengonsumsi makanan dan minuman berisiko
b. Vaksinasi
Untuk vaksinasi biasanya diberikan jika ingin travel ke luar negeri. Vaksinasi
ada dua tipe. Tipe yang pertama yaitu Ty21 a yang diberikan oral serta
ketahanan vaksinasi ini yaitu 5 tahun. Lalu, vaksin ViCPS yang diberikan
secara injeksi serta ketahanan vaksinasi yaitu 2 tahun.
c. Mencegah mengonsumsi es batu yang sumber airnya tidak jelas
d. Mencegah makan buah dan sayuran mentah yang tidak bisa dikupas kulitnya
e. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah BAB dan sebelum makan
f. Mencegah mengonsumsi makanan dan minuman yang di jual di jalan

7. Jelaskan diet untuk typhoid!

Jenis diet yang tepat untuk penderita typhoid adalah TETP dan diet sisa rendah dalam
bentuk lunak. Diet sisa rendah adalah makanan yang terdiri dari bahamn makanan rendah
serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Sisa yang dimaksud adalah bagian-bagian
dari makanan yang tidak dapat diserap tubuh seperti yang terdapat didalam susu dan
produk susu serta daging yang berserat kasar. Tujuan diet sisa rendah adalah untuk
memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meniggalkan sisa
sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak merangsang saluran pencernaan.
Selain itu, bentuk makanan diet rendah serat adalah makanan yang berbentuk lunak.
Makanan lunak ini bertujuan untuk mencegah terjadinya perforasi usus.

Diet sisa rendah biasanya rendah dalam beberapa jenis zat gizi, sehingga hanya
diberikan untuk jangka waktu pendek. Oleh karena itu, umumnya pasien diberikan
suplemen tambahan, seperti vitamin dan mineral, dan/atau makanan parenteral.Terdapat
dua jenis diet sisa rendah berdasarkan beratnya penyakit:

a. Diet sisa rendah I


Diet sisa rendah I adalah makanan yang diberikan dalam bentuk disaring atau
diblender. Makanan ini menghindari makanan berserta tinggi dan sedang, bumbu yang
tajam, susu, daging berserat kasar, dan membatasi penggunaan gula dan lemak.
Kandungan maksimal serat diet sisa rendah I adalah 4 gram. Diet ini rendah energi dan
sebagian besar zat gizi.
b. Diet sisa rendah II
Diet sisa rendah II merupakan makanan peralihan dari diet sisa rendah I ke makanan
biasa. Diet ini diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit bersifat kronis.
Makan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Makan berserat sedang
diperbolehkan dalam jumlah terbatas, sedangkan makan berserat tinggi tidak
diperbolehkan. Susu diberikan maksimal 2 gelas sehari. Lemak dan gula diberikan dalam
bentuk mudah dicerna. Bumbu kecuali cabe, merica, dan cuka boleh diberikan dalam
julah terbatas. Kandungan maksimal serat diet sisa rendah II adalah 8 gram.

8. Adakah makanan yang dilarang penderita typhoid?

Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan


Sumber Beras dibubur/ditim, roti bakar, Beras ketan, beras
karbohidrat kentang rebus, krakers, tepung- tumbuk/merah, roti wholle-
tepungan dibubur atau dibuat wheat, jagung, ubi, singkong,
puding talas, tarcis, dodol, dan kue-
kue lain yang manis dan gurih
Sumber protein Daging empuk, hati, ayam, ikan Daging berserat kasar serta
hewani direbus, ditumis, dikukus, daging, ikan, ayam yang
diungkep, dipanggang, telur diawetkan, daging babi, telur
rebus, ditim, diceplok air, didadar, mata sapi
dicampur dalam makanan dan
minuman, susu maksimal 2 gelas
per hari
Sumber protein Tahu, tempe ditim, direbus, Kacang merah serta kacang-
nabati ditumis, pindakas, susu kedelai kacang kering sepeti kacang
tanah, kacang hijau, kacang
kedelai, dan kacang tolo
Sayuran Sayuran yang berserta rendah dan Sayuran yang berserta tinggi
sedang seperti kacang panjang, seperti daun singkong, daun
buncis muda, bayam, labu siam, katuk, daun pepaya, gaun dan
tomat masak, wortel direbus, buah melinjo, oyong, pare,
dikukus, ditumis serta semua sayuran yang
dimakan mentah
Buah-buahan Semua sari buah, buah segar yang Buah-buahan yang dimakan
marang (tanpa kulit dan biji) dan dengan kulit seperti apel,
tidak banyak menimbulkan gas, jambu biji dan pir serta jeruk
seperti pepaya, pisang, jeruk, yang dimakan dengan kulit
avokado, dan nanas ari, buah yang menimbulkan
gas seperti durian dan nangka
Lemak Margarin, mentega, dan minyak Minyak untuk menggoreng
dalam jumlah terbatas untuk lemak hewani, kelapa, dan
menumis, mengoles dan setup santan
Miuman Kopi, teh encer, dan sirup Kopi, teh kental, minuman
yang mengandung soda dan
alkohol
Bumbu Garam, versin, gula, cuka, salam, Cabe dan merica
laos, kunyit, kunci dalam jumlah
terbatas

9. Bagaimana hubungan albumin rendah dengan typhoid?


Albumin disintesis oleh hati. Albumin dapat mempertahankan keseimbangan distribusi air
dalam tubuh. Nilai albumin yang meningkat dapat mengindikasikan terjadinya dehidrasi dan
leukemia. Sedangkan nilai albumin yang menurun mengindikasikan terjadinya malnutrisi,
hipertiroid, edema, asites, sirosis, gangguan fungsi hati, perdarahan, luka bakar, infeksi kronik,
maupun
Saat mengalami demam typhoid, tubuh akan mengalami perubahan hematologi yang cukup
signifikan dan gangguan fungsi hati. Perubahan hematologi yang dapat terjadi adalah anemia,
leukositosis, dan leukopenia. Sedangkan gangguan hati yang umumnya terjadi adalah penurunan
kadar albumin dan peningkatan urea darah, bilirubin, alkaline fosfat, dan aspartat
aminotranferase.

10. Bagaimana hubungan pola makan tidak teratur dengan typhoid?


Pola makan yang tidak teratur dapat mempengaruhi imunitas seseorang. Imunitas
memegang peranan penting sebagai respon pertahanan tubuh terhadap bakteri. Imunitas
seluler mempunyai peranan dalam pertahanan melawan penyakit infeksi, terutama yang
disebabkan oleh bakteri pathogen intraseluler, seperti bakteri S. Typhi.

11. Bagaimana hubungan aktifitas fisik kurang dengan typhoid?


Aktivitas fisik yang baik dan olahraga cukup meningkatkan imunitas seseorang. Ini
berhubungan dengan aliran darah yang terlatih, sehingga jika sewaktu- waktu ada infeksi
atau benda asing, darah dan antibody dapat sampai dan menangani tujuan dengan lebih
cepat. Sebaliknya, aktivitas fisik yang kurang akan menurunkan imunitas tubuh
seseorang. Imunitas yang rendah akan menyebabkan risiko tinggi terhadap terinfeksinya
suatu penyakit. Sehingga aktivitas fisik diperlukan untuk meningkatkan imunitas tubuh
seseorang agar tidak mudah terinfeksi pathogen, dalam hal ini S. Thypi.

12. Bagaimana NCP untuk Tn. D?

Gambaran Umum Pasien

Nama : Tn. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 40 tahun
Status : Bercerai
Pekerjaan : Supir Pribadi
Diagnosis medis : Demam paratyphoid
I. Asesmen Gizi
1. Data Antropometri
Berat badan : 45 kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 17,6 kg/m2 (kurus; Depkes (2013))

2. Data Biokimia
Nilai
Pemeriksaan Aktual Rujukan Acuan Ket.
Normal
Leukosit 4.280 3200 – Pedoman Intepretasi Normal
mm3 10.000/mm3 Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.

Hemoglobin 13.1 g/dl 13-18 g/dl Pedoman Intepretasi Normal


Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.
Trombosit 391 mm3 170 – 380. Pedoman Intepretasi Tinggi

103/mm3 Data Klinik. Kemenkes


RI, 2011.

Hematokrit 40% 40-60% Normal

Albumin 3.4 g/dL 3.5- 5.0 American Diabetes Rendah


g/dL Association.
Globulin 2,3 g/dL Normal
Protein Tot 6,7 g/dL Normal
Tes Widal
S Typhi O 1/80 Pedoman Intepretasi Positif
Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.
S Parathypi 1/320 Pedoman Intepretasi Positif
BO Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.
S Parathypi 1/80 Pedoman Intepretasi Positif
BH Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.
S Parathypi 1/320 Pedoman Intepretasi Positif
CO Data Klinik. Kemenkes
RI, 2011.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Tn. D mengalami demam


paratyphoid yang ditandai dengan rendahnya albumin dan positifnya tes widal.

3. Pemeriksaan Klinik/Fisik
Pemeriksaan pada tanggal : 5 November 2015
Nilai
Pemeriksaan Aktual Rujukan Acuan Ket.
Normal
Suhu 40o C 36,5 – 37,5 o
Council for Tinggi
C Continuing
Pharmacetical
Education,
2013.

Suhu tubuh Tn.D tidaklah normal pada malam hari yang bisa mencapai 40o C.
Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan asupan dan juga mempengaruhi beban
kerja tubuh.
Tn.D mengalami diare dan sembelit secara bergantian selama lima hari.

4. Riwayat Gizi
Sebelum sakit :
Tn.D, tidak memiliki pola makan yang teratur semenjak bercerai.
Pekerjaan Tn.D sebagai supir pribadi juga berperan dalam pengaturan pola
makan Tn.D yang tidak teratur. Tn.D Bekerja dari jam 10.00-19.00 dan tidak
pernah berolahraga dalam kehidupannya sehari- hari. Kekurangan asupan dari
ketidakteraturan konsumsi asupan sehari- hari terlihat dari IMT Tn.D Sebesar
17,6 kg/m2.

5. Riwayat Personal
Status sosial ekonomi : Menengah ke bawah
 Pekerjaan : Supir Mobil Pribadi

Riwayat penyakit terdahulu : Tidak diketahui

Riwayat penyakit keluarga : Tidak diketahui

Riwayat penyakit sekarang : Demam Thypoid

II. Diagnosis Gizi


1. Domain Asupan
Asupan energi inadekuat berkaitan dengan faktor psikologis(bercerai) dan
ditandai dengan berat badan kurang dan IMT 17,6 kg/m2.
2. Domain Klinis
A. Berat Badan kurang berkaitan dengan asupan makan yang tidak adekuat
ditandai dengan hasil IMT 17.6 kg/m2
B. Perubahan nilai lab terkait zat gizi khusus berkaitan dengan infeksi
thypoid ditandai dengan kadar albumin rendah (3.4 gr/dl)
C. Demam thypoid berkaitan dengan gangguan pola makan dan aktivitas
fisik kurand ditandai dengan diare, sembelit, demam, dan suhu tubuh
meningkat di malam hari (40o C) dan tes widal positif
3. Domain Perilaku
a. Gangguan pola makan berkaitan dengan pekerjaan dan faktor
psikologis ditandai dengan berat badan kurang
b. Aktivitas fisik kurang berkaitan dengan pekerjaan ditandai dengan
tidak pernah berolahraga
III. Intervensi
1. Perhitungan kebutuhan pasien (Harris-Benedict, 1919)
BMR = 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) - (6,8 x U)

= 66 + (13,7 x 45) + (5 x 165) - (6,8 x 40)

= 1210.5 kkal

BMR x aktivitas fisik (bed rest) x faktor stress

= 899,2 x 1,2 x 1,4

= 2033.64 kkal

BMR x aktivitas fisik x faktor stress + kenaikan suhu tubuh


Energi total = BMR total + BMR x % kenaikan suhu tubuh
= 2033.64 + 1210.5 x 3 x 13%
= 2033.64 + 1210.5x39%
= 2505.7 kkal
2. Preskripsi Diet
a. Tujuan intervensi
i. Membantu meningkatkan IMT ke nilai normal
ii. Meningkatkan asupan energi sesuai dengan kebutuhan pasien secara
bertahap
iii. Memperbaiki pola makan yang tidak teratur dan meningkatkan
aktivitas fisik yang kurang
iv. Membantu proses penyembuhan demam thypoid
v. Membantu meningkatkan nilai albumin ke nilai normal
b. Jenis diet : TKTP (2505 kkal), Rendah serat
Asupan harian diberikan sebanyak 2505 kkal per hari, namun dengan tujuan
memenuhi kebutuhan energinya dari stress dan faktor kenaikan suhu tubuhnya.
Namun, target untuk pasien menghabiskan asupan dalam 1 hari adalah sebesar
80% dari asupan yang diberikan atau tepatnya sekitar 2004 kkal per hari.
Rendah serat diberikan untuk meringkankan kerja dari saluran pencernaan,
sehingga dapat mendukung proses penyembuhan.

c. Bentuk makanan : Lunak


Makanan diberikan dalam bentuk lunak karena terjadi gangguan
fisiologis dalam pencernaan Tn.D
d. Syarat diet (Penuntun Diet)
 Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
 Protein tinggi, yaitu 2.0-2.5 g/ kg BB
 Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energy total
 Karbohidrat cukup, yaitu sisda dari kebutuhan energy total
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai dengan kebutuhan normal
 Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
e. Rute makanan : Oral
f. Pembagian energi dan porsi makan dalam sehari
No Zat Gizi Presentase Kalori Gram (gr)
(%) (kkal)
1. Protein (2g/Kg BB/Hari) 14,4% 360 90
2. Karbohidrat 65% 1628.7 407.2
3. Lemak 20.6% 516.2 57
Total 100% 2505.7 554.2

g. Contoh Menu Sehari

Makan Pagi Makan Siang Makan Malam


Bubur Nasi tim Nasi
Ayam Kecap Sayur Bayam Sup Makaroni
Tahu kukus merah Jus Mangga
Telur rebus Pepes Ikan
Semangka Tempe Goreng
Jus Melon
Snack Malam
Snack Pagi Snack Siang Teh manis
Bolu Kukus Bubur Sumsum Roti Keju
Teh manis

Makan Pagi
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Bubur 1.00 175 40 4 0
2 Ayam Kecap suwir 1.00 50 0 7 2
3 Tahu kukus dadu 0.50 37.5 3.5 2.5 1.5
wortel rebus
4 cincang 0.25 12.5 2.5 0.75 0
5 Telur rebus 1.00 75 0 7 5
6 Semangka 1.00 50 12 0 0
Total 400 58 21.25 8.5

Snack Pagi
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
75
1 Bolu kukus gram 155 32.2 3.3 1.5
2 Te h -
3 Gula 1.00 50 12 0 0
Total 205 44.2 3.3 1.5

Makan Siang
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Nasi tim 1.50 262.5 60 6 0
2 Bayam Merah 1.00 50 10 3 0
3 Pepes Ikan 1.00 50 0 7 2
4 Tempe bakar 1.00 75 7 5 3
5 Kecap 1.00 0 0 0 0
6 Jus Melon 1.00 50 12 0 0
7 Gula 1.00 50 12 0 0
Total 537.5 101 21 5

Snack Siang
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
Bubur Sumsum
1 Tepung Beras 0.50 87.5 20 2 0
2 Susu Skim 0.50 37.5 5 3.5 0
3 Gula 1.50 75 18 0 0
Total 200 43 5.5 0

Makan Malam
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Nasi Putih 1.00 175 40 4 0
Sup Makaroni
2 Makaroni 0.50 87.5 20 2 0
3 wortel 0.25 6.25 1.25 0.25 0
4 telur puyuh 0.50 37.5 0 3.5 2.5
5 tahu 0.50 37.5 3.5 2.5 1.5
6 ayam tanpa kulit 0.50 25 0 3.5 1
7 Jus Mangga 1.00 50 12 0 0
Total 418.75 76.75 15.75 5

Snack Malam
No Bahan Makanan Penukar Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Roti 0.50 87.5 20 2 0
2 Keju 0.50 62.5 5 3.5 3
3 Te h -
5 Gula 1.00 50 12 0 0
Total 200 37 5.5 3

Total Asupan 2011.25 359.95 72.3 28


IV. Rencana Monitoring dan Evaluasi

No. Parameter Target Implementasi Waktu


Berat Badan Kembali Mengukur Berat
1 Kurang Normal Badan 3-7 hari
asupan Rumah memantau sisa
2 Asupan makan sakit lebih dari makanan setiap kali makan
80%

Kembali cek rekam


3a Suhu normal medis setiap hari
Kembali cek rekam
3b Albumin normal medis setiap hari
cek rekam
3c Diare Tidak diare medis setiap hari
cek rekam
3d Tidak sembelit Tidak Sembelit medis setiap hari
Mengetahui
Pengetahuan pola makan
tentang aktivitas dan kebutuhan
fisik dan pola aktivitas yang setelah pasien rawat inap
4 makan baik konseling selama 1-2 bulan
Daftar Pustaka

Abro, AH., dkk. 2009. Ischemia Modified Albumin A Potent Marker in Acute Myocardial Infraction
in Normolipidaemic. Pak J Med Sci; 25 (2): 166-171

Background document:The diagnosis, Treatment, and Prevention of Thyphoid Fever. 20003.


Online [www.who.int] [diakses 16 Nov 2015]

CDC. n.d. Typhoid Fever. [Online] Available at


<http://www.cdc.gov/nczved/divisions/dfbmd/diseases/typhoid_fever/> [Diakses pada : 16
Nov 2015]

Gasem, et al. 2011. Poor Food Hygiene and Housing as Risk Factors for Typhoid Fever in
Semarang, Indonesia. Tropical Medicine and International Health Journal

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Intepretasi Data Klinik.

Parry, CM., et al. 2015. Review Article of Thyphoid Fever. The New England Journal of
Medicine. Online [www.nejm.org] [diakses 16 Nov 2015]

Tifoid. NSW Government Health. [online] Available at: www.mhsc.health.nsw.gov-au.


[Accessed on 16 Nov 2015]

Wardana, et al. 2011. Diagnosis Demam Typhoid dengan Pemeriksaan Widal. Jurnal
Universitas Airlangga

Wardhani,P., Prihatini. (2005). Widal Tube Test Capability Using Imported Antigens and
Local Antigens. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory.
12(1). Page:31-37

Anda mungkin juga menyukai