Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akne vulgaris (AV) merupakan penyakit peradangan pada folikel
pilosebasea kulit yang berperan memproduksi sebum, sering terjadi pada
usia remaja (Zaenglein et al., 2013).
Gambaran klinis pada AV meliputi produksi minyak yang berlebihan,
lesi non-inflamasi (komedo terbuka dan komedo tertutup), dan lesi inflamasi
(papula dan pustula). Distribusi AV, berdasarkan kerapatan dari unit
pilosebasea, meliputi antara lain sebagai berikut: wajah, dada bagian atas,
bahu, dan punggung (Williams et al., 2012).
Akne vulgaris umumnya terjadi pada masa remaja atau dewasa muda
dan bersifat swasirna. Hingga saat ini belum dapat diketahui penyebab dari
AV, tetapi diduga banyak faktor lain yang turut mempengaruhi timbulnya
AV, antara lain jenis kulit, kondisi psikologis, kebersihan wajah, hormonal,
input makanan, dan lingkungan. AV biasanya memburuk untuk sementara
waktu sebelum pelan-pelan mereda dalam jangka waktu 2 sampai 3 tahun
setelah itu akan menghilang sama sekali.
Puncak keparahan AV terjadi lebih dini pada anak perempuan dari
pada laki-laki, namun apabila terjadi pada laki-laki cenderung lebih parah.
Pada beberapa orang, gangguan ini bisa berlangsung lama, dan lesi AV terus
berkembang hingga usia dewasa (Williams et al., 2012).
Hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, sehingga sering
dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara fisiologis.Penyakit ini
memang jarang terdapat pada waktu lahir, namun ada kasus yang terjadi
pada masa bayi.Umumnya insidensi terjadi pada sekitar umur 14-17 tahun
pada wanita, 16-19 tahun pada pria dan masa itu lesi yang predominan
adalah komedo dan papul dan jarang terlihat lesi beradang (Wasitaatmadja,
2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan acne vulgaris ?
2. Apa etiologi dari acne vulgaris ?
3. Apa Patofisiologi acne vulgaris ?
4. Bagaimana pathway acne vulgaris ?
5. Apa saja kalsifikasi dari acne vulgaris ?
6. Apa manifestasi klinis dari acne vulgaris ?
7. Apa komplikasi dari acne vulgaris ?
8. Apa pemeriksaan penunjang acse vulgaris ?
9. Bagaimana penatalaksanaan acse vulgaris ?
10. Bagaimana pencegahan dari acse vulgaris ?
11. Apa prognosis dari acse vulgaris ?
12. Apa saja diagnose acse vulgaris ?

2
BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 Definisi

Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari


folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan
pustula (Tahir, 2010).

Acne vulgaris adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat


sehingga timbul bruntusan (bintik merah) dan abses (kantong nanah) yang
meradang dan terinfeksi pada kulit. Jerawat sering terjadi pada kulit wajah,
leher dan punggung.Baik laki-laki maupun perempuan (Susanto, 2013).

Acne Vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang paling


umum.Penyakit tersebut biasanya menyerang remaja walaupun bisa terdapat
disegala umur (Rathi, 2011).

Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan menahun folikel


pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh
sendiri (Wasitaadmaja, 2011 ).

Penyakit tersebut dicirikan dengan, komedo terbuka atau tertutup yang


tidak meradang, dan oleh papula, pustula, nodula yang meradang (Rao,
2014).

2.2 Etiologi
Etilogi dan Faktor Resiko Menurut Penilitian Kabau S pada tahun 2012
Penyebab pasti timbulnya AV sampai saat ini belum diketahui secara jelas.
Tetapi sudah pasti disebabkan oleh multifaktorial, baik yang berasal dari
luar (eksogen) maupun dari dalam (endogen) :
a. Genetik
Akne kemungkinan besar merupakan penyakit genetik dimana pada
penderita terdapat peningkatan respon unit pilosebaseus terhadap kadar

3
normal androgen dalam darah. Menurut sebuah penelitian, adanya gen
tertentu (CYP17-34C/C homozigot Chinese men) dalam sel tubuh
manusia, meningkatkan terjadinya akne.
b. Faktor Hormonal
Pada 60–70% wanita lesi akne menjadi lebih aktif kurang lebih satu
minggu sebelum haid oleh karena hormon progesteron. Estrogen dalam
kadar tertentu dapat menekan pertumbuhan akne karena menurunkan
kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon
Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
Progesteron dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek terhadap
efektifitas terhadap kelenjar lemak .Produksi sebum tetap selama siklus
menstruasi, akan tetapi kadang progesteron menyebabkan akne
premestrual.
c. Makanan (diet)
Terdapat makanan tertentu yang memperberat AV. makanan tersebut
antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,
dan sejenisnya), makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat,
dll), alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium (garam).
Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar komposisi sebum.
d. Faktor infeksi
dan Trauma Peradangan dan infeksi di folikel pilosebasea terjadi karena
adanya peningkatan jumlah dan aktivitas flora folikel yang terdiri dari
Propionilbacterium Acnes, Corynebacterium Acnes, Pityrosporum ovale
dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri-bakteri ini berperan dalam
proses kemotaksis inflamasi dan pembentukan enzim lipolitik yang
mengubah fraksi lipid sebum.
Propionilbacterium Acnes berperan dalam iritasi epitel folikel dan
mempermudah terjadinya akne. Selain itu, adanya trauma fisik berupa
gesekan maupun tekanan dapat juga merangsang timbulnya akne
vulgaris. Keadaan tersebut dikenal sebagai akne mekanika, dimana

4
faktor mekanika tersebut dapat berupa Gesekan, tekanan, peregangan,
garukan, dan cubitan pada kulit.
e. Kondisi Kulit
Kondisi kulit juga berpengaruh terhadap akne vulgaris. Ada empat jenis
kulit wajah, yaitu :
a) Kulit normal, ciri-cirinya: kulit tampak segar, sehat, bercahaya,
berpori halus, tidak berjerawat, tidak berpigmen, tidak berkomedo,
tidak bernoda, elastisitas baik.
b) Kulit berminyak, ciri-cirinya: mengkilat, tebal, kasar, berpigmen,
berpori besar
c) Kulit kering, ciri-cirinya: Pori-pori tidak terlihat, kencang, keriput,
berpigmen
d) Kulit Kombinasi, ciri-cirinya: dahi, hidung, dagu berminyak,
sedangkan pipi normal/kering atau sebaliknya.
e) Jenis kulit berhubungan dengan akne adalah kulit berminyak. Kulit
berminyak dan kotor oleh debu, polusi udara, maupun sel-sel kulit
yang mati yang tidak dilepaskan dapat menyebabkan penyumbatan
pada saluran kelenjar sebasea dan dapat menimbulkan akne.
g. Faktor pekerjaan
Penderita acne juga banyak ditemukan pada karyawan-karyawan pabrik
dimana mereka selalu terpajan bahanbahan kimia seperti oli dan debu-
debu logam.Akne ini biasa disebut “Occupational Acne”.

2.3 Patofisiologi
Kelenjar sebasea berada dibawah kendali endokrin khususnya hormon-
hormon androgen. Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi
kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta
mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang merembes naik hingga
puncak filokel rambut dan mengalir keluar dari permukaan kulit. Pada
remaja yang berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya
responsif kelenjar sebasea hingga akne terjadi ketika duktus polisebasea

5
tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk ini akan membentuk
komedo. Maka dari itu faktor-faktor predisposisi seperti hormone, diet dll
dapat mempengaruhi tercetusnya acne vulgaris karena merangsang
keluarnya sebum atau meningkatnya kelenjar sebasea.
Pada saat pubertas, jumlah P. acnes pada wajah dan pipi penderita acne
meningkat drastis, dan saat dewasa akan menunjukkan jumlah yang konstan.
Penelitian tentang DNA P.acnes yang dilakukan oleh Miura dkk.,
menemukan bahwa pada penderita acne berusia 10-14 tahun didapatkan
jumlah P.acnes di hidung dan dahi yang lebih tinggi secara signifikan
daripada non acne.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama ini, diduga P. acnes
berperan secara tidak langsung dalam patogenesis acne dengan merangsang
komedo dan menghasilkan substansi–substansi yang menyebabkan
terjadinya ruptur komedo, sehingga memulai respon inflamasi (Agustin,D.
2012).

6
PATHWAY

Faktor Faktor Kondisi Faktor Genetik Diet : makanan tinggi


pekerjaan
Hormonal Infeksi/trauma Kulit lemak, tinggi karbohidrat
Respon unit
pilosebaaeus Konsentrasi insulin like
Folikel Kulit berminyak Stress
pilosebasea Mudah menempel growth factor (IGF-1)
kotoran dan debu, Sekresi ACTH
sel-sel kulit yang
Jumlah dan aktivitas
mati yang tidak
flora folikel
dilepaskan
Propionilbacterium
Acnes Penyumbatan
pada saluran
kelenjar sebasea

Hormone Androgen

Stimulasi kelenjar
sebasea

Kelenjar sebasea
membesar

Sekresi sebum

Sebum mencapai
folikel rambut

7
Masuk ke
permukaan kulit

Duktus pilosebaseus
tersumbat

ACNE VULGARIS

Penipisan dinding folikuler Inflamasi di dalam jaringan kulit Kurang terpapar informasi

Terbentuk pustul Sebum bergabung dengan


Cemas dengan kondisi yang
keratin
dialami
Pustul pecah
Terbentuk whitehead comedo
DEFISIT PENGETAHUAN
Isi folikuler pecah dan
Whitehead comedo teroksidasi
mengiritasi dermis

Membentuk lesi baru Terbentuk blackhead comedo

Terkonsentrasi dalam jumlah


Respon peradangan Terbentuk papul
yang banyak
KERUSAKAN INTEGRITAS
Sekresi mediator kimia Terbentuk nodul
KULIT
(histamine)
GANGGUAN CITRA TUBUH
Gatal

GANGGUAN RASA
NYAMAN

8
2.4 Klasifikasi
J Majority, 2015 mengelompokkan acne vulgaris menjadi :
a. Acne komedonal
a) Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b) Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c) Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d) Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
b. Acne papulopustul
a) Gade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b) Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c) Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d) Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah
c. Acne konglobata
Merupakan bentuk akne yang berat, sehingga tidak ada pembagian
tingkat beratnya penyakit.Biasanya lebih banyak diderita oleh laki-
laki.Lesi yang khas terdiri dari nodulus yang bersambung, yaitu suatu
masa besar berbentuk kubah berwarna merah dan nyeri.Nodul ini mula-
mula padat, tetapi kemudian dapat melunak mengalami fluktuasi dan
regresi, dan sering meninggalkan jaringan paru.

2.5 Manifestasi klinis


Akne vulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi:
1. komedo terbuka dan tertutup, papula, pustula dan lesi nodulokistik
(Darmstadt dan Gary, 1999). Tempat predileksi akne vulgaris adalah di
muka, bahu, dada bagian atas, dan punggung bagian atas.
2. Lokasi kulit lain, misalnya leher, lengan atas, dan glutea kadang-kadang
terkena. Erupsi kulit polimorfi, dengan gejala predominan salah satunya,
komedo, papul yang tidak beradang dan pustul, nodus dan kista yang
beradang.
3. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan penderita adalah
keluhan estetis. Komedo adalah gejala patognomonik bagi akne berupa

9
papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, nila
berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo
hitam atau komedo terbuka. Sedangkan bila berwarna putih karena
letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut
dengan komedo putih atau komedo tertutup (Wasitaadmadja, 2011).

2.6 Komplikasi
Komplikasi atau dampak dari jerawat antara lain akne komedonal, akne
papulo-pustuler, akne konglobata dan akne berat lainnya (Murtiastutik,
2009). Penderita jerawat memiliki kadar androgen serum dan kadar sebum
lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, meskipun kadar androgen
serum penderita jerawat masih dalam batas normal (Movita, 2013).
Jerawat (acne vulgaris) dapat menyebabkan beberapa komplikasi,
komplikasi dapat terjadi pada jerawat dengan atau tanpa pengobatan, atau
sebagi efek samping dari pengobatan. Komplikasi yang mungkin timbul
berupa :

1. Selulitis lokal : acne kistik menjadi sangat terinflamasi sehingga


menyebabkan infeksi pada jaringan sekitar

2. Acne keloidalis : umumnya muncul pada area janggut, garis rahang dan
kulit kepala bagian posterior pada individual yang memiliki predisposisi
genetik untuk reaksi keloid terhadap inflamasi

3. Folikulitis gram negatif : erupsi pustular dapat muncul pada pasien


dengan terapi antibiotik oral yang diperpanjang

4. Acne conglobata : bentuk acne nodularkistik yang berat yang


menyebabkan saluran sinus berepitel

5. Hiperpigmentasi : Lesi akut acne yang telah memudar akan


meninggalkan bintik atau bekas gelap, hal ini dikarenakan inflamasi
yang akan meningkatkan produksi melanin. (Raw, J. 2016)

10
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium bukan merupakan
indikasiuntuk penderita acne :ulgaris, kecuali jika dicurigai adanya
hiperandrogenisme.
a. Pemeriksaan histopatologi.
b. pemeriksaan mikrobiologi untuk pemeriksaan terhadap mikroorganisme
misalnyaPropionibacterium acne dan juga dilakukan analisiskomposisi
asam lemak di kulit

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan harus dimulai sedini mungkin untuk meminimalkan resiko
jaringan parut atau efek psikologis yang merugikan. Tujuan penatalaksanaan
ini untuk mengurangi lesi non-inflamasi, memperbaiki lesi inflamasi yang
ada, dan menekan jumlah P.acnes (Ayer dan Burrows, 2006).
Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obat
topikal, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut
(Wasitaatmadja, 2011).
1. Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi, tediri atas:
Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (sulfur, benzoil peroksida,
retinoid, dll) Antibiotika topikal untuk mengurangi jumlah mikroba
dalam folikel (oksitetrasiklin, eritomisin, klindamisin fosfat)
Antiperadangan topikal, salap atau krim kortikosteroid ringan atau
sedang (hidrokortison 1-2,5%) Lainnya misalnya etil laktat yang dapat
menghambat pertumbuhan jasad renik.
2. Pengobatan sistemik untuk menekan aktivitas jasad renik, mengurangi
reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi
keseimbangan hormonal, terdiri atas: Antibakteri sistemik (tetrasiklin,
azitromisin, klindamisin, dll) . Obat hormonal untuk menekan produksi
androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target di
kelenjar sebasea, misalnya estrogen atau antiandrogen siproteron asetat.

11
Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan
menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednison atau
deksametason Vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi
Antiinflamasi non-steroid (ibuprofen,dapson,dll).
3. Bedah kulit diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut. Tindakan
dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh. Jenis-jenis bedah kulit
adalah bedah skalpel, bedah listrik, bedah kimia, bedah beku,
dermabrasi.
4. Terapi terbaru dengan spironolakton untuk menambah efikasi terapi
kombinasi hormonal estrogen dan antiandrogen terhadap akne apabila
akne disertai gejala sebore dan hipertrikosis.
5. Terapi sinar. Terapi Sinar Biru (Blue Light Therapy): membasmi P.acnes
dengan cara merusak porfirin dalam sel bakteri. Photodynamic Therapy
(PDT)

2.9 Pencegahan

1. Menghindari peningkatan jumlah dan perubahan isi sebum (kelenjar


minyak)

a) Diet rendah lemak dan karbohidrat.

b) Minum air putih minimal 8 gelas sehari, dengan air putih yang cukup
kulit akan lebih elastis dan metabolisme tubuh menjadi lancar dan
normal dan detokfikasi tubuh dari dalam keluar.

c) Melakukan perawatan kulit.

d) Mandi sesegera mungkin setelah aktifitas berkeringat.

e) Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari.

f) Jangan mencuci muka berlebihan dengan sabun (6-8 kali sehari)


karena dapat menyebabkan akne detergen.

12
g) Dapat juga menggunakan cairan cleanser, tetapi hindari
menggunakan scrub yang malah dapat mengiritasi kulit dan dapat
memperparah akne.

h) Hindari pemakaian anti septik atau medicated soap yang sering


mengakibatkan kulit menjadi iritasi.

2. Menghindari faktor pemicu terjadinya acne

a) Hidup teratur dan sehat, cukup istirahat, olahraga sesuai kondisi


tubuh.

b) Penggunaan kosmetika secukupnya.

c) Bersihkan kuas kosmetika secara teratur dengan air sabun dan


membuang alat make up yang sudah lama dan sudah tidak layak
pakai.

d) Hindari bahan kosmetika yang berminyak, tabir surya, produk


pembentuk rambut atau penutup jerawat. (Djuanda A. 2010.)

e) Hindari penusukan, pemencetan lesi, mencongkel dan sebagainya


karena dapat menyebabkan infeksi, menimbulkan bekas,
memperparah akne dan bahkan membuat kesembuhan lebih lama.

f) Menjauhi terpacunya kelenjar minyak, misalkan minuman keras,


rokok, polusi debu, lingkungan yang tidak sehat dan sebagainya.

2.10 Prognosis
Prognosis jerawat (acne vulgaris) dapat menyebabkan jaringan parut
permanen yang sulit untuk diperbaiki.Selain itu, jerawat dapat menyebabkan
efek yang lama dan merugikan terkait dengan psikososial dan fisik terkait
dengan adanya depresi dan kecemasan, terlepas dari tingkat keparahan
penyakit, meskipun efek psikologis biasanya membaik seiring dengan
pengobatan.(Barnes, 2012).

13
KONSEP

KEPERWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi Kebutuhan Dasar Yang Mengalami Gangguan

Kategori dan Subkategori Masalah Normal

Fisiologis Respirasi Tidak ada masalah

Sirkulasi Tidak ada masalah

Nutrisi dan cairan Tidak ada masalah

Eliminasi Tidak ada masalah

Aktivitas dan istirahat Tidak ada masalah

Neurosensori Tidak ada masalah

Reproduksi dan Tidak ada masalah


Seksualitas

Psikologis Nyeri dan Gatal


Kenyamanan

14
Integritas ego Terbentuk nodul

Pertumbuhan dan tidak ada masalah


perkembangan
Perilaku Kebersihan diri tidak ada masalah

Penyuluhan dan Cemas dengan kondisi


pembelajaran yang dialami

Relasional Interaksi social tidak ada masalah

Lingkungan Keamanan dan Terbentuknya papul


proteksi

15
2. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : FaktorHormonal, GANGGUAN RASA
Klien mengeluh gatal FaktorInfeksi/trauma, NYAMAN

DO : KondisiKulit, Faktor
klien tampak tidak pekerjaan, Genetik,
nyaman dengan area Diet : makanan tinggi
yang gatal lemak, tinggi
karbohidrat

Hormone Androgen
meningkat

Stimulasi kelenjar
sebasea

Kelenjar sebasea
membesar

Sekresi sebum

Sebum mencapai folikel


rambut

Masuk ke permukaan
kulit

Duktus pilosebaseus
tersumbat

16
ACNEVULGARIS

Terbentuk pustul

Pustul pecah

Isi folikuler pecah dan


mengiritasi dermis

Membentuk lesi baru

Respon peradangan

Sekresi mediator kimia


(histamine)

Gatal
2 DS : ACNE VULGARIS KERUSAKAN
Klien mengeluh adanya INTEGRITAS KULIT

papul Inflamasi di dalam

DO : jaringan kulit

Terlihat adanya papul


pada klien Sebum bergabung
dengan keratin

Terbentuk whitehead
comedo

Whitehead comedo
teroksidasi

Terbentuk blackhead

17
comedo

Terbentuk papul
3 DS : ACNE VULGARIS GANGGUAN CITRA
TUBUH
Klien mengeluh adanya
nodul Inflamasi di dalam

DO : jaringan kulit

Klien tampak tidak


nyaman dengan nodul. Sebum bergabung
dengan keratin

Terbentuk whitehead
comedo

Whitehead comedo
teroksidasi

Terbentuk blackhead
comedo

Terbentuk papul

Terkonsentrasi dalam
jumlah yang banyak

Terbentuk nodul
4 DS : ACNE VULGARIS DEFISIT
PENGETAHUAN
Klien sangat cemas
dengan kondisinya saat Kurang terpapar
informasi
ini
DO : Cemas dengan kondisi
Klien terlihat sangat yang dialami
gelisah

18
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa gangguan rasa nyaman
2. Diagnosa kerusakan intergritas kulit
3. Diagnosa gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh (mis,
jerawat) d.d fungsi/struktur tubuh berubah/hilang. Mengungkapkan
perasaan negatif tentang perubahan tubuh.
4. Diagnosa defisit pengetahuan

19
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA OUTCOMES INTERVENSI RASIONAL


1. Gangguan Rasa Nyaman(00214) 1. Status Kenyamanan 1. Pemberian Obat 1. Pemberian Obat
Domain 12 : Kenyaman Kriteria Hasil : Observasi : Observasi :
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik Setelah di lakukan tindakan 1. Monitor klien 1. Agar pasien dapat
Definisi : Merasa kurang nyaman, keperawatan selama 3x24 terhadap efek lanjut, mengetahui efek lanjut
lega, dan sempurna dalam dimensi jam masalah status toksisitas, dan dari obat tersebut.
fisik, psikospiritual, lingkungan, keyamanan dapat teratasi interaksi pemberian
budaya, dan/atau sosial. dengan indikator : obat
Batasan karakteristik : 1. Kesejahteraan fisik (3) Mandiri : Mandiri :
1. Gatal 2. Kontrol terhadap 1. Beritahukan klien 1. Agar pasien dapat
2. Merasa kurang senang gejala(3) mengenai jenis obat, mengetahui
dengan situasi 3. Kesejahteraan alasan pemberian keberhasilan dari obat
3. Merasa tidak nyaman psikologis(3) obat, hasil yang di tersebut.
Faktor Yang Berhubungan : Keterangan : harapkan dan efek 2. Agar tidak terjadi
1. Gejala terkait penyakit 1. Sangat terganggu lanjutan yang akan komplikasi setelah
2. Kurang kontrol situasi 2. Banyak terganggu terjadi sebelum pemberian obat.
3. Cukup terganggu pemberian obat.

20
4. Sedikit terganggu 2. Catat tanggal
5. Tidak terganggu kadaluarsa obat yang
tertera pada wadah
obat
Kolaborasi : Kolaborasi :
- -
HE : HE :
- -
2. Status Kenyamanan: 2. Manajemen obat 2. manajemen obat
fisik Observasi : Observasi :
Kriteria hasil : 1. Monitor efek samping 1. Agar pasien mengetahui
Setelah di lakukan tindakan obat efek samping dari obat
keperawatan selama 3x24 tersebut.
jam masalah status Mandiri : Mandiri :
kenyamanan: fisik dapat 1. Berikan informasi 1. Agar pasien dapat
teratasi dengan indikator : mengenai penggunaan mengetahui penggunaan
1. Gatal-gatal (3) obat bebas dan obat-obat bebas yang
Keterangan : bagaimana obat-obatan dapat mempengaruhi
1. Berat tersebut dapat kondisi pasien saat ini.

21
2. Cukup berat mempengaruhi kondisi
3. Sedang saat ini
4. Ringan
5. Tidak ada Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan 1. Agar kesembuhan
profesional perawatan pasien bisa tetap terjaga
kesehatan lainnya
untuk meminimalkan
jumlah dan frekuensi
obat yang di butuhkan
agar di dapatkan efek
terapeutik

HE : HE :
1. Ajarkan passien dan 1. Agar pasien dan
keluarga mengenai keluarga dapat
metode pemberian mengetahui bagaimana
obat yang sesuai cara pemberian obat
yang sesuai.

22
2. Kerusakan Integritas 1. Integritas jaringan: 1. Pengecekan kulit 1. Pengecekan kulit
Kulit(00046) kulit & membran Observasi : Observasi :
Domain 11: mukosa 1. Monitor kulit untuk 1. Agar dapat mengetahui
Keamanan/Lingkungan Kriteria Hasil : adanya kekeringan adanya kekeringan atau
Kelas 2 : Cedera Fisik Setelah di lakukan tindakan yang berlebihan dan kelembaban pada kulit.
Definisi : Kerusakan pada keperawatan selama 3x24 kelembaban
epidermis dan/atau dermis jam masalah integritas
Batasan Karakteristik : jariangan: kulit & membran Mandiri : Mandiri :
1. Kerusakan integritas kulit mukosa dapat teratasi 1. Lakukan langkah- 1. Agar pasien tidak
Faktor Yang Berhubungan : dengan indikator : langkah untuk mengalami kerusakan
Eksternal : 1. Pigmentasi abnormal(3) mencegah kerusakan pada kulit lebih lanjut.
1. Lembab 2. Lesi pada kulit(3) lebih lanjut
Internal : 3. Lesi mukosa
1. Gangguan pigmentasi membran(3) Kolaborasi : Kolaborasi :
2. Gangguan turgor kulit Keterangan : - -
1. Berat HE : HE :
2. Cukup berat 1. Ajarkan anggota 1. Agar pasien dan
3. Sedang keluarga pemberian anggota keluarga
4. Ringan asuhan mengenai mengetahui tanda-tanda

23
5. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kerusakan kulit dengan
kulit, dengan tepat. tepat.

24
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL
3. GANGGUAN CITRA 1. HARGA DIRI 1. PROMOSI CITRA TUBUH PROMOSI CITRA TUBUH
TUBUH Setelah dilakukan tindakan
D.0083 keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
Kategori: Psikologis harga diri dapat teratasi dengan. 1. Identifikasi perubahan citra Agar dalam perubahan perawatan
Subkategori: Intergritas Indikator : tubuh yang mengakibatkan diketahui secara pasti tentang
Ego 1. Penilaian diri positif 3 isolasi sosial dampak yang tertaut.
Definisi : 2. Postur tubuh menampakan
Perubahan presepsi wajah 3 Terapeutik : Terapeutik :
tentang penampilan, 3. Percaya diri berbicara 3 1. Diskusikan perubahan tubuh Supaya penyembuhan perawatan
struktur dan fungsi fisik dan fungsinya klien ditandai dengan perubahan
individu. b.d perubahan Keterangan : yang pasti
struktur tubuh (mis, 1. Menurun
amputasi, trauma, luka 2. Cukup menurun Edukasi : Edukasi :
bakar, obesitas, jerawat) 3. Sedang 1. Jelaskan pada keluarga tentang Agar klien tetap mendapatkan
d.d fungsi/struktur tubuh 4. Cukup meningkat perawatan perubahan citra perawatan yang dekat secara
berubah/hilang. 5. Meningkat tubuh emosional.
mengungkapkan perasaan
negatif tentang perubahan

25
tubuh. 2. STATUS KOPING 2. PROMOSI KOPING PROMOSI KOPING
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
keperwatan 3x24 jam masalah 1. Identifikasi pemahaman proses Agar klien mampu mengetahu
status koping dapat teratasi penyakit gejala yang akan di atasi dalam
dengan Indikator : perawatan
1. Tanggung jawab diri 3
2. Minat mengikuti perawatan Terapeutik : Terapeutik :
/pengobatan 3 1. Hindari mengambil keputusan Supaya perawatan penyembuhan
3. Kemampuan membina saat pasien berada dibawah klien dapat teratasi sesuai dengan
hubungan 3 tekanan benar
Keterangan :
1. Menurun Edukasi : Edukasi :
2. Cukup menurun 1. Anjurkan keluarga terlibat Agar keluarga klien mampu
3. Sedang mengetahui perawatan
4. Cukup meningkat penyembuhan dengan tepat.
5. Meningkat

26
4. DEFISIT 1. MOTIVASI 1. EDUKASI KESEHATAN EDUKASI KESEHATAN
PENGETAHUAN Setelah dilakukan tindakan
D.0111 keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
Kategori; perilaku motivasi dapat teratasi dengan 1. Identifikasi kesiapan dan Agar klien dapat menerima
Subkategori: penyuluhan indikator : kemampuan menerima perawatan dengan tenang
dan pembelajaran 1. Pikiran berfokus masadepan informasi
Definisi : 3
Ketiadaan atau kurangnya 2. Harga diri positif 3 Terapeutik : Terapeutik :
informasi kognitif 3. Keyakinan positif 3 1. Sediakan materi dan Supaya klien dalam perawatan
berkaitan dengan topik Keterangan : media pendidikan mampu mengetahui
tertentu b.d kurang 1. Menurun kesehatan penyembuhan dengan benar
terpapar informasi d.d 2. Cukup menurun
menunjukkan presepsi 3. Sedang Edukasi : Edukasi :
yang keliru terhadap 4. Cukup meningkat 1. ajarkan pasien dan Agar klien dan keluarga mampu
masalah. 5. Meningkat keluarga cara mencegah megetahui perubahan perawatan
Menunjukkan perilaku infeksi ( mis, menghindari secara klinis
berlebihan (mis, apatis) keramaian, memelihara
kebersihan dan cuci
tangan)

27
2. PROSES INFORMASI 1. EDUKASI DIET EDUKASI DIET
Setelah dilakukan tindakan
keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
proses informasi dapat teratasi 1. Identifikasi pengetahuan Agar mampu memudahkan
dengan Indikator : saat ini perawatan klien
1. Memahami kalimat 3
2. Proses pikir teratur 3 Terapeutik : Terapiutik :
3. Proses pikir logis 3 1. Beri kesempatan pasien Supaya tetap dalam perawatan
dan keluarga bertanya yang benar
Keterangan :
1. Menurun Edukasi : Edukasi :
2. Cukup menurun 1. Informasikan makanan Agar klien tetap dalam
3. Sedang yang diperoleh dan penyembuhan pemberitahuan
4. Cukup meningkat dilarang perawatan
5. Meningkat
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Rujuk keahli gizi dan Agar klien tetap dalam status gizi
sertakan keluarga, jika yang sesuai
perlu.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Acne vulgaris adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat
sehingga timbul bruntusan (bintik merah) dan abses (kantong nanah) yang
meradang dan terinfeksi pada kulit.Jerawat sering terjadi pada kulit wajah,
leher dan punggung.Baik laki-laki maupun perempuan (Susanto, 2013).
Acne Vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang paling
umum.Penyakit tersebut biasanya menyerang remaja walaupun bisa terdapat
disegala umur (Rathi, 2011). Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan
menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan
dapat sembuh sendiri (Wasitaadmaja, 2011 ).

3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat
mampu memahami tentang asuhan keperawatan penyakit ini, sehingga kita
mampu memberikan asuhan keperawatan secara maksimal.Tentunya dalam
pembuatan makalah ini maih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Agustin,D. (2012). faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada pekerja


shift di pt krakatau tirta industri cilegon. Skripsi. Universitas Indonesia

Ayer, J., & Burrow. 2006. Acne: more than Skin Dee. Postgrad Med J. 82: 500-
506.

Barnes, L., Levender, M., Fleischer, A., & Feldmen, S. (2012, 04). Quality of
Life Measures for Acne Patients.NCBI.

Darmstadt, L. Gary, Al Lane. 1999. Akne. Dalam: Wahab, Samik., ed. Nelson
Ilmu Kesehatan Anak Vol. 3. Jakarta: EGC, 2319-2323

J Majority. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris.Jurnal Media Medika


Indonesiana. 43(1);6-12. 2015.

Legiawati L. Perawatan Kulit pada Akne.Medicinal Jurnal Kedokteran


Indonesia. 14(2):17-19. 2010.

Movita, T. 2013. Acne Vulgaris.CDK-203. 40(3): 269-272.

Plewig, G, Kligman, AM, 2005. Acne and rosacea : Acne. New York : Springer-
Verlag Berlin Heidelberg. p. 268-87

Raw, J. (2016, may 20). Acne Vulgaris.Medscape.

Rao, J. (2015). Acne Vulgaris.Retrieved from.http://emedicine.


Medscape.com/article/1069804-overviuw

Syarif M Wasitaatmadja. 2011. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI

Susanto, R, C. & G A Made Ari M. (2013).Penyakit Kulit Dan Kelamin.


Yokyakarta : Nuha Medika

Tahir, M. (2010) Patogenesis of acne Vulgaris. Journal of Pakistan Association of


Dermatologists ;10 :93-97.

30
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan


kepada penulis dalam menyelesaikan“ Asuhan keperawatan pada klien Dislokasi” ini,
dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan harapan mampu
menambah dan meningkatkan wawasan penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk kebaikan di kemudian hari.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Gorontalo, 23 Oktober 2019

Kelompok 5

31
DAFTA R ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

Latar Belakang ................................................................................................. 1

Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

Konsep Medis .................................................................................................. 3

2.1 Definisi............................................................................................... 3
2.2 Etiologi............................................................................................... 3
2.3 Patofisiologi ....................................................................................... 5
2.4 Klasifikasi .......................................................................................... 9
2.5 Manifestasi Klinis .............................................................................. 9
2.6 Komplikasi ......................................................................................... 10
2.7 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................... 11
2.8 Pentalaksanaan ................................................................................... 11
2.9 Pencegahan ........................................................................................ 12
2.10 Prognosis ............................................................................................ 13

Konsep Keperawatan ....................................................................................... 14

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 29

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 29


3.2 Saran .................................................................................................. 29

Daftar Pustaka

32
ASUHAN KEPERAWATAN

“AKNE VULGARIS”

DISUSUN OLEH :

1. AINUN ASRI AMZ BADU 841417159


2. ANGGUN OKTAVRINDA LUNETO 841417150
3. NUR FAJRIATIKA LIHAWA 841417168
4. NURAIN BAGI 841417076
5. TRI SUSATRO A. HEMETO 841417169
6. ZULKARNAIN MUSA 841417110
7. DINDA AYU F. HUMOLUNGO 841417184
8. DEWI PERTIWI WIRATMA 841417188

33

Anda mungkin juga menyukai