PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan acne vulgaris ?
2. Apa etiologi dari acne vulgaris ?
3. Apa Patofisiologi acne vulgaris ?
4. Bagaimana pathway acne vulgaris ?
5. Apa saja kalsifikasi dari acne vulgaris ?
6. Apa manifestasi klinis dari acne vulgaris ?
7. Apa komplikasi dari acne vulgaris ?
8. Apa pemeriksaan penunjang acse vulgaris ?
9. Bagaimana penatalaksanaan acse vulgaris ?
10. Bagaimana pencegahan dari acse vulgaris ?
11. Apa prognosis dari acse vulgaris ?
12. Apa saja diagnose acse vulgaris ?
2
BAB II
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Etilogi dan Faktor Resiko Menurut Penilitian Kabau S pada tahun 2012
Penyebab pasti timbulnya AV sampai saat ini belum diketahui secara jelas.
Tetapi sudah pasti disebabkan oleh multifaktorial, baik yang berasal dari
luar (eksogen) maupun dari dalam (endogen) :
a. Genetik
Akne kemungkinan besar merupakan penyakit genetik dimana pada
penderita terdapat peningkatan respon unit pilosebaseus terhadap kadar
3
normal androgen dalam darah. Menurut sebuah penelitian, adanya gen
tertentu (CYP17-34C/C homozigot Chinese men) dalam sel tubuh
manusia, meningkatkan terjadinya akne.
b. Faktor Hormonal
Pada 60–70% wanita lesi akne menjadi lebih aktif kurang lebih satu
minggu sebelum haid oleh karena hormon progesteron. Estrogen dalam
kadar tertentu dapat menekan pertumbuhan akne karena menurunkan
kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon
Gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
Progesteron dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek terhadap
efektifitas terhadap kelenjar lemak .Produksi sebum tetap selama siklus
menstruasi, akan tetapi kadang progesteron menyebabkan akne
premestrual.
c. Makanan (diet)
Terdapat makanan tertentu yang memperberat AV. makanan tersebut
antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,
dan sejenisnya), makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat,
dll), alkohol, makanan pedas, dan makanan tinggi yodium (garam).
Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar komposisi sebum.
d. Faktor infeksi
dan Trauma Peradangan dan infeksi di folikel pilosebasea terjadi karena
adanya peningkatan jumlah dan aktivitas flora folikel yang terdiri dari
Propionilbacterium Acnes, Corynebacterium Acnes, Pityrosporum ovale
dan Staphylococcus epidermidis. Bakteri-bakteri ini berperan dalam
proses kemotaksis inflamasi dan pembentukan enzim lipolitik yang
mengubah fraksi lipid sebum.
Propionilbacterium Acnes berperan dalam iritasi epitel folikel dan
mempermudah terjadinya akne. Selain itu, adanya trauma fisik berupa
gesekan maupun tekanan dapat juga merangsang timbulnya akne
vulgaris. Keadaan tersebut dikenal sebagai akne mekanika, dimana
4
faktor mekanika tersebut dapat berupa Gesekan, tekanan, peregangan,
garukan, dan cubitan pada kulit.
e. Kondisi Kulit
Kondisi kulit juga berpengaruh terhadap akne vulgaris. Ada empat jenis
kulit wajah, yaitu :
a) Kulit normal, ciri-cirinya: kulit tampak segar, sehat, bercahaya,
berpori halus, tidak berjerawat, tidak berpigmen, tidak berkomedo,
tidak bernoda, elastisitas baik.
b) Kulit berminyak, ciri-cirinya: mengkilat, tebal, kasar, berpigmen,
berpori besar
c) Kulit kering, ciri-cirinya: Pori-pori tidak terlihat, kencang, keriput,
berpigmen
d) Kulit Kombinasi, ciri-cirinya: dahi, hidung, dagu berminyak,
sedangkan pipi normal/kering atau sebaliknya.
e) Jenis kulit berhubungan dengan akne adalah kulit berminyak. Kulit
berminyak dan kotor oleh debu, polusi udara, maupun sel-sel kulit
yang mati yang tidak dilepaskan dapat menyebabkan penyumbatan
pada saluran kelenjar sebasea dan dapat menimbulkan akne.
g. Faktor pekerjaan
Penderita acne juga banyak ditemukan pada karyawan-karyawan pabrik
dimana mereka selalu terpajan bahanbahan kimia seperti oli dan debu-
debu logam.Akne ini biasa disebut “Occupational Acne”.
2.3 Patofisiologi
Kelenjar sebasea berada dibawah kendali endokrin khususnya hormon-
hormon androgen. Dalam usia pubertas hormon androgen menstimulasi
kelenjar sebasea dan menyebabkan kelenjar tersebut membesar serta
mensekresi suatu minyak alami yaitu sebum yang merembes naik hingga
puncak filokel rambut dan mengalir keluar dari permukaan kulit. Pada
remaja yang berjerawat, stimulasi androgenik akan meningkatkan daya
responsif kelenjar sebasea hingga akne terjadi ketika duktus polisebasea
5
tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan yang terbentuk ini akan membentuk
komedo. Maka dari itu faktor-faktor predisposisi seperti hormone, diet dll
dapat mempengaruhi tercetusnya acne vulgaris karena merangsang
keluarnya sebum atau meningkatnya kelenjar sebasea.
Pada saat pubertas, jumlah P. acnes pada wajah dan pipi penderita acne
meningkat drastis, dan saat dewasa akan menunjukkan jumlah yang konstan.
Penelitian tentang DNA P.acnes yang dilakukan oleh Miura dkk.,
menemukan bahwa pada penderita acne berusia 10-14 tahun didapatkan
jumlah P.acnes di hidung dan dahi yang lebih tinggi secara signifikan
daripada non acne.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama ini, diduga P. acnes
berperan secara tidak langsung dalam patogenesis acne dengan merangsang
komedo dan menghasilkan substansi–substansi yang menyebabkan
terjadinya ruptur komedo, sehingga memulai respon inflamasi (Agustin,D.
2012).
6
PATHWAY
Hormone Androgen
Stimulasi kelenjar
sebasea
Kelenjar sebasea
membesar
Sekresi sebum
Sebum mencapai
folikel rambut
7
Masuk ke
permukaan kulit
Duktus pilosebaseus
tersumbat
ACNE VULGARIS
Penipisan dinding folikuler Inflamasi di dalam jaringan kulit Kurang terpapar informasi
GANGGUAN RASA
NYAMAN
8
2.4 Klasifikasi
J Majority, 2015 mengelompokkan acne vulgaris menjadi :
a. Acne komedonal
a) Grade 1: Kurang dari 10 komedo pada tiap sisi wajah
b) Grade 2 : 10-25 komedo pada tiap sisi wajah
c) Grade 3 : 25-50 komedo pada tiap sisi wajah
d) Grade 4 : Lebih dari 50 komedo pada tiap sisi wajah
b. Acne papulopustul
a) Gade 1 : Kurang dari 10 lesi pada tiap sisi wajah
b) Grade 2 : 10-20 lesi pada tiap sisi wajah
c) Grade 3 : 20-30 lesi pada tiap sisi wajah
d) Grade 4 : Lebih dari 30 lesi pada tiap sisi wajah
c. Acne konglobata
Merupakan bentuk akne yang berat, sehingga tidak ada pembagian
tingkat beratnya penyakit.Biasanya lebih banyak diderita oleh laki-
laki.Lesi yang khas terdiri dari nodulus yang bersambung, yaitu suatu
masa besar berbentuk kubah berwarna merah dan nyeri.Nodul ini mula-
mula padat, tetapi kemudian dapat melunak mengalami fluktuasi dan
regresi, dan sering meninggalkan jaringan paru.
9
papul miliar yang ditengahnya mengandung sumbatan sebum, nila
berwarna hitam akibat mengandung unsur melanin disebut komedo
hitam atau komedo terbuka. Sedangkan bila berwarna putih karena
letaknya lebih dalam sehingga tidak mengandung unsur melanin disebut
dengan komedo putih atau komedo tertutup (Wasitaadmadja, 2011).
2.6 Komplikasi
Komplikasi atau dampak dari jerawat antara lain akne komedonal, akne
papulo-pustuler, akne konglobata dan akne berat lainnya (Murtiastutik,
2009). Penderita jerawat memiliki kadar androgen serum dan kadar sebum
lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, meskipun kadar androgen
serum penderita jerawat masih dalam batas normal (Movita, 2013).
Jerawat (acne vulgaris) dapat menyebabkan beberapa komplikasi,
komplikasi dapat terjadi pada jerawat dengan atau tanpa pengobatan, atau
sebagi efek samping dari pengobatan. Komplikasi yang mungkin timbul
berupa :
2. Acne keloidalis : umumnya muncul pada area janggut, garis rahang dan
kulit kepala bagian posterior pada individual yang memiliki predisposisi
genetik untuk reaksi keloid terhadap inflamasi
10
2.7 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium bukan merupakan
indikasiuntuk penderita acne :ulgaris, kecuali jika dicurigai adanya
hiperandrogenisme.
a. Pemeriksaan histopatologi.
b. pemeriksaan mikrobiologi untuk pemeriksaan terhadap mikroorganisme
misalnyaPropionibacterium acne dan juga dilakukan analisiskomposisi
asam lemak di kulit
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan harus dimulai sedini mungkin untuk meminimalkan resiko
jaringan parut atau efek psikologis yang merugikan. Tujuan penatalaksanaan
ini untuk mengurangi lesi non-inflamasi, memperbaiki lesi inflamasi yang
ada, dan menekan jumlah P.acnes (Ayer dan Burrows, 2006).
Pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara memberikan obat-obat
topikal, obat sistemik, bedah kulit atau kombinasi cara-cara tersebut
(Wasitaatmadja, 2011).
1. Pengobatan topikal dilakukan untuk mencegah pembentukan komedo,
menekan peradangan, dan mempercepat penyembuhan lesi, tediri atas:
Bahan iritan yang dapat mengelupas kulit (sulfur, benzoil peroksida,
retinoid, dll) Antibiotika topikal untuk mengurangi jumlah mikroba
dalam folikel (oksitetrasiklin, eritomisin, klindamisin fosfat)
Antiperadangan topikal, salap atau krim kortikosteroid ringan atau
sedang (hidrokortison 1-2,5%) Lainnya misalnya etil laktat yang dapat
menghambat pertumbuhan jasad renik.
2. Pengobatan sistemik untuk menekan aktivitas jasad renik, mengurangi
reaksi radang, menekan produksi sebum dan mempengaruhi
keseimbangan hormonal, terdiri atas: Antibakteri sistemik (tetrasiklin,
azitromisin, klindamisin, dll) . Obat hormonal untuk menekan produksi
androgen dan secara kompetitif menduduki reseptor organ target di
kelenjar sebasea, misalnya estrogen atau antiandrogen siproteron asetat.
11
Kortikosteroid sistemik diberikan untuk menekan peradangan dan
menekan sekresi kelenjar adrenal, misalnya prednison atau
deksametason Vitamin A dan retinoid oral sebagai antikeratinisasi
Antiinflamasi non-steroid (ibuprofen,dapson,dll).
3. Bedah kulit diperlukan untuk memperbaiki jaringan parut. Tindakan
dilakukan setelah akne vulgarisnya sembuh. Jenis-jenis bedah kulit
adalah bedah skalpel, bedah listrik, bedah kimia, bedah beku,
dermabrasi.
4. Terapi terbaru dengan spironolakton untuk menambah efikasi terapi
kombinasi hormonal estrogen dan antiandrogen terhadap akne apabila
akne disertai gejala sebore dan hipertrikosis.
5. Terapi sinar. Terapi Sinar Biru (Blue Light Therapy): membasmi P.acnes
dengan cara merusak porfirin dalam sel bakteri. Photodynamic Therapy
(PDT)
2.9 Pencegahan
b) Minum air putih minimal 8 gelas sehari, dengan air putih yang cukup
kulit akan lebih elastis dan metabolisme tubuh menjadi lancar dan
normal dan detokfikasi tubuh dari dalam keluar.
12
g) Dapat juga menggunakan cairan cleanser, tetapi hindari
menggunakan scrub yang malah dapat mengiritasi kulit dan dapat
memperparah akne.
2.10 Prognosis
Prognosis jerawat (acne vulgaris) dapat menyebabkan jaringan parut
permanen yang sulit untuk diperbaiki.Selain itu, jerawat dapat menyebabkan
efek yang lama dan merugikan terkait dengan psikososial dan fisik terkait
dengan adanya depresi dan kecemasan, terlepas dari tingkat keparahan
penyakit, meskipun efek psikologis biasanya membaik seiring dengan
pengobatan.(Barnes, 2012).
13
KONSEP
KEPERWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identifikasi Kebutuhan Dasar Yang Mengalami Gangguan
14
Integritas ego Terbentuk nodul
15
2. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : FaktorHormonal, GANGGUAN RASA
Klien mengeluh gatal FaktorInfeksi/trauma, NYAMAN
DO : KondisiKulit, Faktor
klien tampak tidak pekerjaan, Genetik,
nyaman dengan area Diet : makanan tinggi
yang gatal lemak, tinggi
karbohidrat
Hormone Androgen
meningkat
Stimulasi kelenjar
sebasea
Kelenjar sebasea
membesar
Sekresi sebum
Masuk ke permukaan
kulit
Duktus pilosebaseus
tersumbat
16
ACNEVULGARIS
Terbentuk pustul
Pustul pecah
Respon peradangan
Gatal
2 DS : ACNE VULGARIS KERUSAKAN
Klien mengeluh adanya INTEGRITAS KULIT
DO : jaringan kulit
Terbentuk whitehead
comedo
Whitehead comedo
teroksidasi
Terbentuk blackhead
17
comedo
Terbentuk papul
3 DS : ACNE VULGARIS GANGGUAN CITRA
TUBUH
Klien mengeluh adanya
nodul Inflamasi di dalam
DO : jaringan kulit
Terbentuk whitehead
comedo
Whitehead comedo
teroksidasi
Terbentuk blackhead
comedo
Terbentuk papul
Terkonsentrasi dalam
jumlah yang banyak
Terbentuk nodul
4 DS : ACNE VULGARIS DEFISIT
PENGETAHUAN
Klien sangat cemas
dengan kondisinya saat Kurang terpapar
informasi
ini
DO : Cemas dengan kondisi
Klien terlihat sangat yang dialami
gelisah
18
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa gangguan rasa nyaman
2. Diagnosa kerusakan intergritas kulit
3. Diagnosa gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh (mis,
jerawat) d.d fungsi/struktur tubuh berubah/hilang. Mengungkapkan
perasaan negatif tentang perubahan tubuh.
4. Diagnosa defisit pengetahuan
19
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
20
4. Sedikit terganggu 2. Catat tanggal
5. Tidak terganggu kadaluarsa obat yang
tertera pada wadah
obat
Kolaborasi : Kolaborasi :
- -
HE : HE :
- -
2. Status Kenyamanan: 2. Manajemen obat 2. manajemen obat
fisik Observasi : Observasi :
Kriteria hasil : 1. Monitor efek samping 1. Agar pasien mengetahui
Setelah di lakukan tindakan obat efek samping dari obat
keperawatan selama 3x24 tersebut.
jam masalah status Mandiri : Mandiri :
kenyamanan: fisik dapat 1. Berikan informasi 1. Agar pasien dapat
teratasi dengan indikator : mengenai penggunaan mengetahui penggunaan
1. Gatal-gatal (3) obat bebas dan obat-obat bebas yang
Keterangan : bagaimana obat-obatan dapat mempengaruhi
1. Berat tersebut dapat kondisi pasien saat ini.
21
2. Cukup berat mempengaruhi kondisi
3. Sedang saat ini
4. Ringan
5. Tidak ada Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Konsultasikan dengan 1. Agar kesembuhan
profesional perawatan pasien bisa tetap terjaga
kesehatan lainnya
untuk meminimalkan
jumlah dan frekuensi
obat yang di butuhkan
agar di dapatkan efek
terapeutik
HE : HE :
1. Ajarkan passien dan 1. Agar pasien dan
keluarga mengenai keluarga dapat
metode pemberian mengetahui bagaimana
obat yang sesuai cara pemberian obat
yang sesuai.
22
2. Kerusakan Integritas 1. Integritas jaringan: 1. Pengecekan kulit 1. Pengecekan kulit
Kulit(00046) kulit & membran Observasi : Observasi :
Domain 11: mukosa 1. Monitor kulit untuk 1. Agar dapat mengetahui
Keamanan/Lingkungan Kriteria Hasil : adanya kekeringan adanya kekeringan atau
Kelas 2 : Cedera Fisik Setelah di lakukan tindakan yang berlebihan dan kelembaban pada kulit.
Definisi : Kerusakan pada keperawatan selama 3x24 kelembaban
epidermis dan/atau dermis jam masalah integritas
Batasan Karakteristik : jariangan: kulit & membran Mandiri : Mandiri :
1. Kerusakan integritas kulit mukosa dapat teratasi 1. Lakukan langkah- 1. Agar pasien tidak
Faktor Yang Berhubungan : dengan indikator : langkah untuk mengalami kerusakan
Eksternal : 1. Pigmentasi abnormal(3) mencegah kerusakan pada kulit lebih lanjut.
1. Lembab 2. Lesi pada kulit(3) lebih lanjut
Internal : 3. Lesi mukosa
1. Gangguan pigmentasi membran(3) Kolaborasi : Kolaborasi :
2. Gangguan turgor kulit Keterangan : - -
1. Berat HE : HE :
2. Cukup berat 1. Ajarkan anggota 1. Agar pasien dan
3. Sedang keluarga pemberian anggota keluarga
4. Ringan asuhan mengenai mengetahui tanda-tanda
23
5. Tidak ada tanda-tanda kerusakan kerusakan kulit dengan
kulit, dengan tepat. tepat.
24
NO SDKI SLKI SIKI RASIONAL
3. GANGGUAN CITRA 1. HARGA DIRI 1. PROMOSI CITRA TUBUH PROMOSI CITRA TUBUH
TUBUH Setelah dilakukan tindakan
D.0083 keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
Kategori: Psikologis harga diri dapat teratasi dengan. 1. Identifikasi perubahan citra Agar dalam perubahan perawatan
Subkategori: Intergritas Indikator : tubuh yang mengakibatkan diketahui secara pasti tentang
Ego 1. Penilaian diri positif 3 isolasi sosial dampak yang tertaut.
Definisi : 2. Postur tubuh menampakan
Perubahan presepsi wajah 3 Terapeutik : Terapeutik :
tentang penampilan, 3. Percaya diri berbicara 3 1. Diskusikan perubahan tubuh Supaya penyembuhan perawatan
struktur dan fungsi fisik dan fungsinya klien ditandai dengan perubahan
individu. b.d perubahan Keterangan : yang pasti
struktur tubuh (mis, 1. Menurun
amputasi, trauma, luka 2. Cukup menurun Edukasi : Edukasi :
bakar, obesitas, jerawat) 3. Sedang 1. Jelaskan pada keluarga tentang Agar klien tetap mendapatkan
d.d fungsi/struktur tubuh 4. Cukup meningkat perawatan perubahan citra perawatan yang dekat secara
berubah/hilang. 5. Meningkat tubuh emosional.
mengungkapkan perasaan
negatif tentang perubahan
25
tubuh. 2. STATUS KOPING 2. PROMOSI KOPING PROMOSI KOPING
Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
keperwatan 3x24 jam masalah 1. Identifikasi pemahaman proses Agar klien mampu mengetahu
status koping dapat teratasi penyakit gejala yang akan di atasi dalam
dengan Indikator : perawatan
1. Tanggung jawab diri 3
2. Minat mengikuti perawatan Terapeutik : Terapeutik :
/pengobatan 3 1. Hindari mengambil keputusan Supaya perawatan penyembuhan
3. Kemampuan membina saat pasien berada dibawah klien dapat teratasi sesuai dengan
hubungan 3 tekanan benar
Keterangan :
1. Menurun Edukasi : Edukasi :
2. Cukup menurun 1. Anjurkan keluarga terlibat Agar keluarga klien mampu
3. Sedang mengetahui perawatan
4. Cukup meningkat penyembuhan dengan tepat.
5. Meningkat
26
4. DEFISIT 1. MOTIVASI 1. EDUKASI KESEHATAN EDUKASI KESEHATAN
PENGETAHUAN Setelah dilakukan tindakan
D.0111 keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
Kategori; perilaku motivasi dapat teratasi dengan 1. Identifikasi kesiapan dan Agar klien dapat menerima
Subkategori: penyuluhan indikator : kemampuan menerima perawatan dengan tenang
dan pembelajaran 1. Pikiran berfokus masadepan informasi
Definisi : 3
Ketiadaan atau kurangnya 2. Harga diri positif 3 Terapeutik : Terapeutik :
informasi kognitif 3. Keyakinan positif 3 1. Sediakan materi dan Supaya klien dalam perawatan
berkaitan dengan topik Keterangan : media pendidikan mampu mengetahui
tertentu b.d kurang 1. Menurun kesehatan penyembuhan dengan benar
terpapar informasi d.d 2. Cukup menurun
menunjukkan presepsi 3. Sedang Edukasi : Edukasi :
yang keliru terhadap 4. Cukup meningkat 1. ajarkan pasien dan Agar klien dan keluarga mampu
masalah. 5. Meningkat keluarga cara mencegah megetahui perubahan perawatan
Menunjukkan perilaku infeksi ( mis, menghindari secara klinis
berlebihan (mis, apatis) keramaian, memelihara
kebersihan dan cuci
tangan)
27
2. PROSES INFORMASI 1. EDUKASI DIET EDUKASI DIET
Setelah dilakukan tindakan
keperwatan 3x24 jam masalah Observasi : Observasi :
proses informasi dapat teratasi 1. Identifikasi pengetahuan Agar mampu memudahkan
dengan Indikator : saat ini perawatan klien
1. Memahami kalimat 3
2. Proses pikir teratur 3 Terapeutik : Terapiutik :
3. Proses pikir logis 3 1. Beri kesempatan pasien Supaya tetap dalam perawatan
dan keluarga bertanya yang benar
Keterangan :
1. Menurun Edukasi : Edukasi :
2. Cukup menurun 1. Informasikan makanan Agar klien tetap dalam
3. Sedang yang diperoleh dan penyembuhan pemberitahuan
4. Cukup meningkat dilarang perawatan
5. Meningkat
Kolaborasi : Kolaborasi :
1. Rujuk keahli gizi dan Agar klien tetap dalam status gizi
sertakan keluarga, jika yang sesuai
perlu.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Acne vulgaris adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit tersumbat
sehingga timbul bruntusan (bintik merah) dan abses (kantong nanah) yang
meradang dan terinfeksi pada kulit.Jerawat sering terjadi pada kulit wajah,
leher dan punggung.Baik laki-laki maupun perempuan (Susanto, 2013).
Acne Vulgaris merupakan salah satu penyakit kulit yang paling
umum.Penyakit tersebut biasanya menyerang remaja walaupun bisa terdapat
disegala umur (Rathi, 2011). Akne Vulgaris adalah penyakit peradangan
menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan
dapat sembuh sendiri (Wasitaadmaja, 2011 ).
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan kita sebagai seorang perawat
mampu memahami tentang asuhan keperawatan penyakit ini, sehingga kita
mampu memberikan asuhan keperawatan secara maksimal.Tentunya dalam
pembuatan makalah ini maih terdapat banyak kesalahan sehingga kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Ayer, J., & Burrow. 2006. Acne: more than Skin Dee. Postgrad Med J. 82: 500-
506.
Barnes, L., Levender, M., Fleischer, A., & Feldmen, S. (2012, 04). Quality of
Life Measures for Acne Patients.NCBI.
Darmstadt, L. Gary, Al Lane. 1999. Akne. Dalam: Wahab, Samik., ed. Nelson
Ilmu Kesehatan Anak Vol. 3. Jakarta: EGC, 2319-2323
Plewig, G, Kligman, AM, 2005. Acne and rosacea : Acne. New York : Springer-
Verlag Berlin Heidelberg. p. 268-87
Syarif M Wasitaatmadja. 2011. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
30
KATA PENGANTAR
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan untuk kebaikan di kemudian hari.
Kelompok 5
31
DAFTA R ISI
2.1 Definisi............................................................................................... 3
2.2 Etiologi............................................................................................... 3
2.3 Patofisiologi ....................................................................................... 5
2.4 Klasifikasi .......................................................................................... 9
2.5 Manifestasi Klinis .............................................................................. 9
2.6 Komplikasi ......................................................................................... 10
2.7 Pemeriksaan Penunjang ..................................................................... 11
2.8 Pentalaksanaan ................................................................................... 11
2.9 Pencegahan ........................................................................................ 12
2.10 Prognosis ............................................................................................ 13
Daftar Pustaka
32
ASUHAN KEPERAWATAN
“AKNE VULGARIS”
DISUSUN OLEH :
33