BIOTEKNOLOGI
“MIKROBA FERMENTASI”
OLEH
SEPRI DWI ARISTA
F201601092
G2 FARMASI
Tiada kata yang dapat saya sampaikan kecuali rasa syukur kehadirat Allah SWT
hingga saat ini sayadiberikan kesempatan untuk dapat menulis makalah ini, dan
hanya karna rahmat yang diberikan-Nya saya dapat merangkai makalah ini hingga
selesai . Apapun yang kamisajikan semoga selalu bermanfaat bagi pembacanya.
Pada makalah ini, saya membahas mengenai Mikrroba Fermentasi . Selesainya
penulisan makalah ini berkat bantuan dari beberapa pihak, oleh karna itu saya
sampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada rekan-rekan
yang dengan berkat dukungannya saya dapat menyelesaikan makalah ini.Saya
sangat menyadari , makalah saya sangat banyak kekurangan baik isi
materimaupun teknik penulisan . Oleh sebab itu, kritik, dan saran, serta pendapat
dari pembaca sangat saya harapkan sebagai bekal pembenahan makalah saya
selanjutnya.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Fermentasi
B. Peranan Mikroba Fermentasi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. #ata fermentasi berasal dari
bahasa latin “fervere” yang berarti merebus to boil. Arti kata dari bahasa latin
tersebut dapat dikaitkandengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih.
keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan atau biji-
bijian. gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme
anaerobik terhadap kandungan gula. Fermentasi mempunyai artiyang berbeda
bagi ahli biokimia dan mikrobiologi industri. Arti fermentasi pada bidang
biokimiadihubungkan dengan pembangkitan energi oleh katabolisme senyawa
organik. Pada bidang mikrobiologi industri, fermentasi mempunyai arti yang lebih
luas, yang menggambarkan setiap proses untuk menghasilkan produk dari
pembiakan mikroorganisme.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Definisi Fermentasi
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari
bahasa latin “fervere” yang berarti merebus. Menurut Iglesias et al. (2014)
fermentasi merupakan proses yang memanfaatkan mikroba dengan tujuan
merubah substrat menjadi produk tertentu seperti yang diharapkan. Menurut
Chilton et al., (2015) definisi pakan fermentasi adalah pakan yang diberi
perlakuan dengan penambahan mikro-organisme atau enzim sehingga terjadi
perubahan biokimiawi dan selanjutnya akan mengakibatkan perubahan yang
signifikan pada pakan.
4. Khamir
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol dimana
produk utamadari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae
adalah jenis yang utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol
seperti bir dan anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam
perusahaan roti (Kurtzman, 2005).
Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae,
yang dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, tape, dan bir sejak ribuan tahun
yang silam dalam bentuk ragi. Saccharomyces cerevisiae dapat
mengkonversi karbohidrat menjadi karbon dioksida dan alkohol melalui
proses fermentasi, karbon dioksida digunakan dalam proses pembuatan roti
(baking) dan alkohol dalam minuman beralkohol.[5] Saccharomyces
cerevisiae juga merupakan organisme model penting dalam penelitian biologi
sel modern, dan juga salah satu mikroorganisme eukariot yang paling sering
diteliti secara menyeluruh (Kurtzman, 2005)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme
dari beberapa golongan bakteri, kapang dan khamir dapat digunakan dalam
fermentasi bahan pangan. Salah satu contohnya yaitu bakteri asam laktat
Lactobacillus bulgaricus dalam pembuatan mentega, bakteri propionibacterium
dalm pembuatan keju swiss, Acetobacter xylinum dalam pembuatan nata de
coco, khamir Saccharomyces cereviseae dalam pembuatan wine, kapang
Aspergillus oryzae dalam pembuatan kecap.
B. Saran
Sebaiknya dalam mata kuliah Bioteknologi ini tentang fermentasi dapat di
lakukan praktikum dalam pembuatan produk pangan dengan bantuan
mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Chilton, S.N., J.P. Burton and G. Reid. 2015. Inclusion of Fermented Foods in
Food Guides around the World. Nutrients 7: 390-404. doi:10.3390/nu7010390
Iglesias, A., A. Pascoal, A. B.Choupina, C. A. Carvalho, X. Feás and L. M.
Estevinho. 2014. Developments in the Fermentation Process and Quality
Improvement Strategies for Mead Production. Molecules 19: 12577- 12590.
doi:10.3390/molecules190812577
Kurtzman CP, Fell JW (2005). Biodiversity and Ecophysiology of Yeasts (in: The
Yeast Handbook, Gábor P, de la Rosa CL, eds.). Berlin: Springer. hlm. 11–
30. ISBN 3-540-26100-1.
Priscilla C. Sanchez (2009). Philippine Fermented Food: Principles and
Technology. University of Hawaii Press. ISBN 978-971-542-554-4.Page.219-220
Sastraatmadja DD, Tomita F, Kasai T. 2002. Production of high-quality oncom, a
traditional Indonesian fermented food, by the inoculation with selected mold
strains in the form of pure culture and solid inoculum]. J. Grad. Sch. Agr.
Hokkaido Univ 70:111-127.
Seppo Salminen, Atte von Wright, Arthur Ouwehand (2004). Lactic Acid
Bacteria: Microbiological and Functional Aspects, Fourth Edition. CRC
Press. ISBN 978-0-8247-5332-0.