Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada kasus bayi dengan


hiperbilirubin pada bayi Ny. M S di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru yang dilakukan
dengan melaksanakan penerapan asuhan keperawatan dikaitkan antara teori yang
digunakan sebagai landasan didalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan ada atau tidaknya kesenjangan

antara teori dan praktek di lapangan, penulis uraikan sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada kasus bayi Ny. M.S ibu mengatakan cemas bayinya malas minum. Dari
hasil pemeriksaan ditemukan keadaan umum sedang,perut tidak terjadi pembesaran
hati,warna kuning pada kepala, leher, badan sampai lutut, reflek morro dan grasping
kuat, BAK berwarna kuning jernih dan BAB kuning kecoklatan. hasil bilirubin total
17,74 mg%, bilirubin direk 0,32 %. Menurut Surasmi (2003) bayinya malas minum,
Menurut matondang (2003) pada bayi hiperbilirubin derajat III keadaan umum lemah.
Menurut saifudin ( 2002 ) pada bayi dengan hiperbilirubin derajaIII terdapat pembesaran
hati. Menurut farrer (2007) pada kasus hiperbilirubin derajat III reflek lemah. Menurut
Prihardjo ( 2002 ) pada bayi hiperbilirubin dengan derajat III BAK berwarna dempul
dan BAK berwarna gelapMenurut Saifuddin (2002) pada bayi dengan hiperbilirubin
derajat III hasil laboraotorium kadar bilirubin diatas 10 – 14 mg% (normal < 5 mg%).
Sehingga pada tahap ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lahan praktek
yaitu dikasus keadaan umum sedang dan diteori lemah,dikasus perut tidak ada
pembesaran hati sedangkan diteori ada pembesaran hati, dikasus reflek morro dan gasping
kuat sedangkan diteori lemah, dikasus BAK berwarna kuning jernih dan BAB kuning
kecoklatan sedangkan diteori BAK berwarna dempul dan BAK berwarna gelap.

2. Interpretasi Data

Bayi Ny. MS lahir normal cukup bulan, umur 8 hari, dengan Hiperbilirubin
dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, peningkatan kadar bilirubin
dalam darah. Kebutuhan yang diberikan pemenuhan cairan dan nutrisi yang adekuat,
mengobservasi keadaan umum dan keadaan hiperbilirubin.Menurut Manuaba (2002),
masalah yang sering dijumpai pada bayi adalah gangguan sistem pernafasan, reflek hisap
dan menelan minuman, kesadaran menurun atau sering tidur, kebutuhan yang harus
diberikan pada bayi dengan hiperbilirubin pemberian cairan yang cukup, mengobservasi
keadaan umum secara intensif dan kolaborasi dengan dr. Sp.A. Pada langkah ini penulis
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dilahan praktek.
3. Diagnosa Potensial

Masalah potensial pada bayi dengan hiperbilirubin Derajat III yaitu potensial
terjadi hiperbilirubin derajat IV. Menurut Varney (2007), diagnosa potensial pada bayi
dengan hiperbilirubin derajat IV akan muncul apabila kadar bilirubin semakin
meningkat lebih dari 10 – 14 mg%. Pada kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada dilahan praktek.

4. Antisipasi

Langkah antisipasi yang dilakukan antara lain : kolaborasi dengan dokter


spesialis anak, untuk pemberian : Foto terapi dengan program penyinaran selama selama
6 jam dan istirahat 2 jam. Pada teori Antisipasi menurut Varney (2007), Antisipasi untuk
tanda hiperbilirubin derajat IV pada kasus ini antara lain : perhatikan hasil darahbilirubin :
jika hasilnya 7 mg % atau lebih segera hubungi dokter spesialis anak, bayi perlu terapi.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan.

5. Rencana Tindakan

Perencanaan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir dengan Hiperbilirubin


derajat III antara lain beri informasi kepada ibu dan keluarga tentang keadaan bayi,
observasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital, observasi keadaan hiperbilirubin ,
kaji reflek menghisap dan menelan, kolaborasi dengan petugas laborat untuk
pemeriksaan laboratorium, jaga kehangatan suhu inkubator 28oc, beri selimut bayi, beri
ASI/PASI sesuai kebutuhan, observasi BAB dan BAK, kolaborasi dengan dokter spesialis
anak untuk pemberian terapi, yaitu : beri foto terapi sinar sesuai program, yaitu selama 6
jam dan 2 jam istirahat. Perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
hiperbilirubin derajat III menurut Varney (2007) antara lain :
mengobservasi keadaan umum dan tanda vital, memenuhi kebutuhan dan cairan memeriksa
bilirubin dalam darah dengan pemeriksaan laboratorium, pemenuhan kebutuhan
bayi dengan baik, dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk dilakukan
terapi selanjutnya.Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.

6. Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan sehingga pelaksanaan

ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

7. Evaluasi

Evaluasi pada bayi dengan hiperbilirubin derajat III menurut Saifuddin


(2002), yaitu : KU dan kesadaran bayi kembali normal, kebutuhan cairan terpenuhi,
warna kuning pada kepala, badan, paha sampai lutut sudah tidak terlihat atau sudah
berkurang, berat badan bayi naik, BAB 2 x sehariberwarna kuning dan BAK 3
atau 4 x berwarna kuning jernih terpantau dengan baik setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari didapatkan hasil keadaan umum baik, pada kepala sampai
leher masih berwarna kuning, reflek hisap bayi kuat, bayi nampak bersih, ASI sudah
diberikan 80 cc, Bayi sudah BAB 2 kali berwarna kuning kecoklatan (konsistensi lembek)
dan BAK kurang lebih 4-5 kali berwarna kuning jernih, Bayi nampak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai