159137776-Makalah-3-Forensik Lapkas
159137776-Makalah-3-Forensik Lapkas
MODUL FORENSIK
Kelompok IV
Jakarta, Indonesia
13 Oktober 2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB I : PENDAHULUAN 2
2. ASPEK HUKUM 4
3. PROSEDUR MEDIKOLEGAL 7
4. PEMERIKSAAN MEDIS 9
5. PEMERIKSAAN LABORATORIUM 11
6. INTERPRETASI HASIL 12
7. VISUM ET REPERTUM 15
8. PSIKOSOSIAL 17
9. PERAN LSM 18
BAB IV : KESIMPULAN 24
1
BAB I
PENDAHULUAN
dilakukan dengan teliti dan waspada. Pemeriksa harus yakin akan semua bukti-bukti yang
ditemukannya karena berbeda dengan di klinik. Ia tidak lagi mempunyai kesempatan untuk
melakukan pemeriksaan ulang guna memperoleh lebih banyak bukti tetapi dalam melaksanakan
kewajiban itu, dokter jangan sampai meletakkan kepentingan si korban di bawah kepentingan
pemeriksaan korban persetubuhan, yang diduga merupakan tindak kejahatan seksual, umumnya
dilakukan oleh dokter ahli Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan, kecuali di tempat yang
tidak ada dokter ahli demikian, dokter umumlah yang harus melakukan pemeriksaan itu.
2
BAB II
SKENARIO KASUS
Anda bekerja sebagai dokter di IGD sebuah rumah sakit. Pada suatu sore hari, seorang
laki-laki berusia 45 tahun membawa anak perempuannya yang berusia 14 tahun menyatakan
bahwa anaknya tersebut baru saja pulang “dibawa lari” oleh teman laki-laki yang berusia 18
tahun selama 3 hari ke luar kota. Sang ayah takut apabila telah terjadi sesuatu pada diri putrinya.
Ia juga bimbang apa yang akan diperbuatnya bila sang anak telah “disetubuhi” laki-laki tersebut
dan akan merasa senang apabila anda dapat menjelaskan berbagai hal tentang aspek medikolegal
3
BAB III
PEMBAHASAN
bernama Kidal. Kidal mengajak Kinan berlibur ke daerah puncak selama 3 hari, namun ayah
Kinan tidak memberikan izin padanya. Tanpa sepengetahuan ayanya, Kidal dan Kinan tetap
pergi berlibur di daerah puncak selama 3 hari. Sepulangnya dari puncak, Kinan sampai di
rumah dengan muka murung, sedih, serta ketakutan. Ayahnya pun memarahinya dengan
keras karena diam-diam pergi bersama pacarnya. Ayahnya mencurigai bahwa telah terjadi
sesuatu antara Kinan dan Kidal selama di puncak melihat perubahan psikis pada diri Kinan .
Ayah Kinan sangat takut, bimbang dan curiga pada Kidal yang mungkin telah melakukan
kejahatan seksual pada Kinan. Oleh karena itu, ayah Kinan mengajak Kinan ke dokter IGD
rumah sakit terdekat untuk menanyakan pada dokter tentang kondisi anaknya dan
Kejahatan terhadap kesusilaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan sesorang yang
menimbulkan kepuasan seksual dan di sisi lain perbuatan tersebut mengganggu kehormatan
orang lain. Kejahatan seksual ialah kejahatan yang timbul diperoleh melalui persetubuhan.
Pesetubuhan adalah masuknya penis ke dalam vagina, sebagian atau seluruhnya, dengan
atau tanpa ejakulasi, setidaknya melewati verstibulum. Percaabulan adalah setiap penyerangan
4
Aspek hukum mengenai kejahatan terhadap kesusilaan dan kejahatan seksual ialah :
1. KUHP
1a. Seorang pria telah kawin yang melakukan zinah, pada hal diketahui, bahwa pasal
27 BW berlaku baginya
1b. Seorang wanita telah kawin yang melakuakn zinah, pada hal diketahui, bahwa
Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang wanita
bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan, dengan
Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, pada hal diketahui
bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, diancam dengan pidana
1. Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, pada hal diketahui
atau sepatutnya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau
umurnya tidak ternyata, bahwa belum mampu dikawin, diancam dengan pidanan
1. Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di dalam perkawinan, yang diketahui
5
atau sepatutnya harus diduga bahwa belum mampu dikawin, diancam, apabila
perbuatan mengakibatkan luka-luka dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang anak untuk
perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan, dengan pidana penjara paling lama 9
tahun.
2) Barang siapa melakukan perbuatan cabul dengan seseorang pada hal diketahui
atau sepatutunya harus diduga, bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kalu
3) Barang siapa membujuk seseorang yang diketahui atau sepatutunya harus diduga,
bahwa umurnya belum lima belas tahun atau kala umurnya tidak ternyata, bahwa
Orang yang cukup umur, yang melakukan perbuatan cabul dengan orang lain sama
kelamin, yang diketahui atau sepatutnya harus diduga, bahwa belum cukup umur,
6
2. UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
a. Pasal 81
Dengan kekerasan atau ancaman memaksa anak (belum18 tahun) bersetubuh dengannya
atau dengan orang lain dikenai pidana penjara paling lama lima belas tahun atau pidana
b. Pasal 82
Dengan kekerasan atau ancaman, tipuan, kebohongan, bujukan terhadap anak (belum 18
tahun) berbuat cabul dengannya atau dengan orang lain dikenai pidana penjara paling
lama lima belas tahun atau pidana sebesar paling banyak tiga ratus juta rupiah
Adapun prosedur medikolegal yang harus diperhatikan pada kasus kejahatan seksual :
1. Setiap pemeriksaan untuk pengadilan harus berdasarkan permintaan tertulis dari penyidik
2. Korban harus diantar oleh polisi karena tubuh korban merupakan benda bukti. Kalau
korban datang sendiri dengan membawa surat permintaan dari polisi, jangan diperiksa,
3. Setiap visum et repertum harus dibuat berdasarkan keadaan yang didapatkan pada tubuh
4. Ijin tertulis untuk pemeriksaan ini dapat diminta pada korban sendiri atau jika korban
adalah seorang anak, dari orang tua atau walinya. Jelaskan terlebih dahulu tindakan-
tindakan apa yang akan dilakukan pada korban dan hasil pemeriksaan akan disampaikan
pada pengadilan. Hal ini perlu diketahui walaupun pemeriksaan dilakukan atas
7
permintaan polisi, belum tentu korban akan menyetujui pemeriksaan itu dan tidak
menolaknya. Selain itu bagian yang akan diperiksa merupakan the most private part dari
5. Seorang perawat atau bidan harus mendampingi dokter pada waktu memeriksa badan.
korban menunggu dengan perasaan was-was dan cemas di kamar periksa. Apalagi bila
korban adalah seorang anak. Semua yang ditemukan harus dicatat, jangan tergantung
perkara cepat dapat diselesaikan. Seorang terdakwa dapat cepat dibebaskan dari tahanan,
8. Terkadang dokter yang sedang berpraktek pribadi diminta oleh seorang ibu/ayah untuk
memeriksa anak perempuannya, karena ia merasa sangsi apakah anaknya masih perawan,
atau karena ia merasa curiga kalau-kalau atas diri anaknya baru terjadi persetubuhan.
Dalam hal ini sebaiknya ditanyakan dulu maksud pemeriksaan, apakah sekedar ingin
mengetahui saja, atau ada maksud untuk melakukan penuntutan. Bila dimaksudkan akan
melakukan penuntutan maka sebaiknya dokter jangan memeriksa anak itu. Katakan
dilakukan di rumah sakit. Mungkin ada baiknya dokter memberikan penerangan pada
ibu/ayah itu, bahwa jika umur anaknya sudah 15 tahun, dan jika persetubuhan terjadi
tidak dengan paksaan makan menurut undang-undang, laki-laki yang bersangkutan tidak
dapat dituntut. Pengaduan mungkin hanya akan merugikan anaknya saja. Lebih baik lagi
jika orang tua itu dianjurkan untuk meminta nasehat dari pengacara. (2)
8
Jika orang tua hanya sekedar ingin mengetahui saja maka dokter dapat melakukan
pemeriksaan. Perlu deielaskan lebih dahulu bahwa hasil pemeriksaan tidak akan dibuat
dalam bentuk surat keterangan karena tidak mengetahui untuk apa surat keterangan itu.
Mungkin saja untuk melakukan penuntutan atau untuk menuduh seseorang yang tidak
bersalah. Sebaiknya dokter meminta izin tertulis untuk memeriksa dan memberitahukan
1. Anamnesis
Pada umumnya anamnesis yang diberi orang sakit dapat dipercaya, sebaliknya
anamnesis pada korban kejahatan seksual tidak selalu benar. Terdorong oleh
berbagai maksud atau perassan, misalnya untuk memras, rasa dendam, menyesal atau
karena takut pada ayah/ibu, korban mungkin mengemukakan hal-hal yang tidak
benar. Anamnesis merupakan suatu yang tidak dapat dilihat atau ditemukan oleh
pada visum et repertum. Anamnesis terdiri dari bagian yang bersifat umum dan
khusus. (1)
a. Anamnesis Umum
Status perkawinan ?
Siklus haid ?
9
Penyakit kelamin dan penyakit kandungan serta penyakit penyerta ?
b. Anamnesis Khusus
pakaian?
2. Pemeriksaan pakaian
Pakaian diteliti helai demi helai, apakah terdapat robekan lama atau baru sepanjang
jahitan atau melintang pakaian, kancing terputus akibat tarikan, bercak darah, air
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
10
leher, pergelangan tangan, lengan, paha bagian dalam, pinggang.
b. Pemeriksaan khusus
Ada tidaknya rambut kemaluan saling melekat menjadi satu karena air
mani yang mengering dan cari bercak mani sekitar alat kelamin
Periksa jenis selaput dara, adakah ruptur atau tidak, catat lokasi ruptur
bila ada
telunjuk, atau 2 jari. Ukuran pada perawan 2,5 cm. Lingkaran yang
minimal 9 cm
V. Pemeriksaan Laboratorium
Untuk pemeriksaan cairan mani dan sel mani dalam lendir vagina, lakukan dengan
mengambil lendir vagina dengan menggunakan pipet pasteur atau diambil dengan ose batang
11
gelas, atau swab. Bahan diambil dari forniks posterior, bila mungkin dengan spekulum. Pada
anak-anak atau bila selaput dara utuh, pemgambilan bahan sebaiknya dibatasi dari vestibulum
saja. Pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan toksikologi terhadap urin dan darah juga
Pemeriksaan pada pria yang dicurigai tersangka dapat dilakukan terhadap pakaian, catat
adanya bercak semen, darah, dsb. Darah mempunyai nilai karena kemungkinan berasal dari
darah deflorasi. Di sini penentuan golongan darah penting untuk dilakukan. Mungkin dapat
ditemukan tanda bekas kekerasan akibat perlawanan korban. Untuk mengetahui apakah seorang
pria baru melakukan persetubuhab dapat dilakukan pemeriksaan ada tidaknya sel epitel vagina
Pemeriksaan terhadap epitel vagina pada glands penis dapat dilakukan dengan
menekankan kaca obyek pada glands penis daerah korona atau frenulum, kemudian diletakkan
terbalik di atas cawan yang berisi larutan lugol. Uap yodium akan mewarnai lapisan pada kaca
obyek tersebut. Sitoplasma sel epitel vagina akan berwarna coklat tua karena mengandung
glikogen. Warna coklat tua tadi cepat hilang namun dengan meletakkan kembali sediaan di atas
1. Anamnesis
a. Anamnesis Umum
12
Korban berusia 14 tahun, lahir pada tanggal 10 July 1998
penyerta lainnya
b. Anamnesis Khusus
tersebut
2. Pemeriksaan pakaian
Pada saat pemeriksaan, korban datang dengan pakaian yang rapi dan bersih, serta tidak
adanya robekan dimanapun. Hal ini kemungkinan korban sudah mengganti pakaian
3. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan umum
13
tidur/bius, adakah tanda needle marks
b. Pemeriksaan khusus
Ditemukan rambut kemaluan saling melekat menjadi satu karena air mani
Terdapat robekan lama pada selaput dara hingga ke dasar sesuai dengan
Orificium berukuran 9 cm
robekan
14
VII. Visum et Repertum
VISUM ET REPERTUM
NO: KF 24/VR/VIII/2012
Berhubung dengan surat Saudara: I Nyoman Suriana, BRIPDA, NRP: delapan empat nol
sembilan nol tiga enam empat, Nomor Polisi B garis miring tiga ratus dua puluh Sembilan garis
miring enam romawi garis miring dua ribu enam garis miring Sek.Mgs, tertanggal enam oktober
dua ribu dua belas, maka kami yang bertanda tangan dibawah ini dokter IDA BAGUS PUTU
ALIT, DFM, Sp.F, dokter pemerintah pada Bagian Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit
Trisakti menerangkan bahwa kami pada tanggal sepuluh oktober dua ribu dua belas pukul
sepuluh lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Bagian Barat telah melakukan pemeriksaan
terhadap korban dengan nomor rekam medis nol satu nol lima tiga sembilan empat satu yang
berdasarkan surat tersebut ............................................................................................................
Nama : Kinan
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : Empat belas tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jalan Anugerah lima puluh satu Jakarta Barat
Hasil pemeriksaan
15
Mulut alat kelamin : Pada kedua bibir kecil kemaluan tampak kemerahan, tanda
kekerasan, lecet...................................................................................................
Selaput dara : Terdapat robekan lama pada selaput dara hingga ke dasar sesuai
dengan arah jarum jam enam .................................................................................................
Leher rahim : Tampak merah keunguan dengan permukaan licin, lunak .................
g. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya sel mani dalam leher rahim............
KESIMPULAN
Pada anak perempuan yang baru berumur 14 tahun ini ditemukan sel mani dalam liang vagina,
selanjutnya ditemukan robekan selaput dara pada lokasi pukul enam sesuai dengan arah jarum
jam.Dari hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium memang benar yang
bersangkutan telah terjadi persetubuhan yang lama
Demikian saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-
baiknya mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP------------------------------------------------
16
VIII. Aspek Psikososial
bersifat psikologik maupun social yang mempunyai pengaruh timbal balik. Masalah psikososial
adalah masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai
akibat terjadinya perubahan social dan atau gejolak social dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan gangguan jiwa. Pelaku merupakan pelaksana utama dalam hal terjadinya
perkosaan tetapi bukan berarti terjadinya perkosaan tersebut semata-mata disebabkan oleh
perilaku menyimpang dari pelaku,tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berada di luar
diri si pelaku. Namun secara umum dapat disebutkan bahawa faktor-faktor penyebab timbulnya
A. Faktor Interna
Faktor intern adalah faktor-faktor yang terdapat pada diri individu. Faktor ini khusus
dilihat dari individu serta dicari hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kejahatan perkosaan.
a. Faktor Kejiwaan
Kondisi kejiwaan atau keadaan diri yang tidak normal dari seseorang dapat juga
mendorong seseorang melakukan kejahatan. Misalnya, nafsu seks yang abnormla, sehingga
melakukan pemerkosaan terhadap korban wanita yang tidak menyadari keadaan si penjahat,
Dalam keadaan sakit jiwa, si penderita kelainan mental yang didapat baik dari faktor
keturunan maupun dari sikap kelebihan dalam pribadi orang tersebut, sehingga pada akhirnya ia
sulit menetralisir rangsangan seksual yang tumbuh dalam dirinya dan rangsangan seksual sebagai
17
energi psikis tersebut bila tidak diarahkan akan menimbulkan hubungan-hubungan yang
Dalam keadaan seperti ini sering dijumpai dalam perbuatan manusia itu terdapat
muncul dapat menimbulkan perbuatan yang menyimpang maupun cenderung pada kejahatan.
Sedangkan aspek psikologis sebagai salah satu aspek dari hubungan seksual adalah
aspek yang mendasari puas atau tidaknya dalam melakukan hubungan seksual dengan segala
eksesnya.Jadi bukanlah berarti dalam mengadakan setiap hubungan seksual dapat memberikan
kepuasan, oleh karena itu pula kemungkinan akses-akses tertentu yang merupakan aspek
psikologis inilah yang dapat merupakan penyimpangan hubungan seksual terhadap pihak lain
Orang yang mengidap kelainan jiwa dalam hal melakukan pemerkosaan cenderung
melakukannya dengan sadis. Sadisme ini terkadang juga termasuk misalnya melakukan di
hadapan orang lain atau melakukan bersama-sama dengan orang lain. Kemudian di samping itu,
zat-zat tertentu seperti alkohol dan penggunaan narkotika dapat juga membuat seseorang yang
normal melakukan perbuatan yang tidak normal. Seseorang yang sudah mabuk akibat meminum
minuman keras akan berani melakukan tindakan yang brutal. Dalam kondisi jiwanya yang tidak
stabil, ia akan mudah terangsang oleh hal-hal yang buruk termasuk kejahatan seksual.
b. Faktor Moral
Moral merupakan faktor penting untuk menentukan timbulnya kejahatan. Moral sering
disebut sebagai filter terhadap munculnya perilaku yang menyimpang, sebab itu moral adalah
ajaran tingkah laku tentang kebaikan dan merupakan hal yang vital dalam menentukan tingkah
laku. Dengan bermoralnya seseorang maka dengan sendirinya dia akan terhindar dari
18
segala perbuatan yang tercela sedangkan orang yang tidak bermoral cenderung untuk melakukan
kejahatan.
Pada kenyataannya, moral bukan sesuatu yang tidak bisa berubah, melainkan ada pasang
surutnya, baik dalam diri individu maupun masyarakat. Timbulnya kasus-kasus perkosaan,
disebabkan moral pelakunya yang sangat rendah. Dari kasus-kasus tersebut banyak di antaranya
terjadi, korbannya bukanlah orang asing lagi baginya bahkan saudara dan anak kandung sendiri.
Kasus-kasus tersebut memberikan kesan kepada kita bahwa pelakunya adalah orang-orang yang
tidak bermoral sehingga dengan teganya melakukan perbuatan yang terkutuk itu terhadap putri
kandungnya sendiri. Di lain kasus melakukan perbuatan tidak manusiawi itu secara bersama-
Salah satu hal yang mempengaruhi merosotnya moral sesorang dipengaruhi oleh
kurangnya didikan agama. Agama merupakan unsur pokok kebutuhan spritual dalam kehidupan
manusia. Norma-norma yang terdpat di dalamnya mempunyai nilai yang tertinggi dalam hidup
manusia. Norma-norma tersebut adalah norma-norma ketuhanan dan segala sesuatu yang
digariskan oleh agama adalah baik dan membimbing ke arah jalan yang baik dan benar sehingga
bila manusia benar-benar mendalam dan mengerti agam, pastilah ia akan menjadi manusia yang
baik dan tidak akan berbuat hal-hal yang merugikan atau kejahatan walaupun menghadapi
banyak godaan.
B. Faktor eksterna
Faktor eksterna adalah faktor-faktor yang berada di luar diri si pelaku. Faktor eksterna ini
berpangkal pokok pada individu. Dicari hal-hal yang mempunyai hubungan dengan kejahatan
19
Meningkatnya kasus-kasus kejahatan kesusilaan atau perkosaan terkait erat dengan aspek
sosial budaya. Aspek sosial budaya yang berkembang di tengah-tengah masyarakat itu sendiri
sangat mempengaruhi naik turunnya moralitas seseorang. Suatu kenyataan yang terjadi dewasa
ini, sebagai akibat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka tidak dapat
tersebut, berkembanglah budaya yang semakin terbuka, pergaulan yang semakin bebas, cara
berpakaian kaum hawa yang semakin merangsang, dan kadang dengan berbagai perhiasan yang
mahal, kebiasaan bepergian jauh sendirian adalah faktor-faktor dominan yang mempengaruhi
mempengaruhi tinggi rendahnya moralitas masyarakat. Bagi orang yang mempunyai moralitas
tinggi atau iman yang dapat mengatasi diri sehingga tidak diperbudak oleh hasil peradaban
tersebut, melainkan menyaring dengan menyerap hal-hal positif. Salah satu contoh faktor sosial
budaya yang dapat mendukung timbulnya perkosaan adalah remaja berpacaran sambil menonton
film porno tanpa adanya rasa malu. Kebiasaan yang demikian pada tahap selanjutnya akan
mempengaruhi pikiran si pelaku sehingga dapat mendorong untuk menirukan adegan yang
dilihatnya, maka timbul kejahatan kesusilaan dengan berbagi bentuknya dan salah satu di
Rehabilitasi korban tindak pidana perkosaan adalah tindakan fisik dan psikososiak
sebagai usaha untuk memperoleh fungsi dan penyesuaian diri secara maksimal dan untuk
mempersiapkan korban secara fisik, mental dan sosial dalam kehidupannya di masa akan datang.
20
Tujuan rehabilitasi meliputi aspek medis, psikologis, dan sosial. Aspek medis bertujuan
mengurangi invaliditas dan aspek psikologis serta sosial bertujuan ke arah tercapainya
penyesuaian diri, harga diri, dan juga tercapainya pandangan dan sikap yang sehat dari keluarga
dan masyarakat terhadap para korban tindak pidana perkosaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
para korban tindak pidana perkosaan selalu mendapatkan pelayanan medik psikiatrik yang
intensif.
Dalam bidang perlindungan anak adanya eskalasi kriminalis terhadap anak belum banyak
menunjukkan selama tahun 200a terdapat 455 kasus kekerasan terhadap anak. Di samping itu,
data dari Kejaksaan Agung selama tahun 2006 terdpaat 600 kasus kekerasan terhadap anak yang
telah diputus oleh peradilan. Anak masih dijadikan objek sasaran perlakuan yang tidak
seharusnya atau menjurus ke bentuk kriminalitas pleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,
dan oleh oknum pelaku anak. Hal itu banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang sarat dengan
informasi dan teknologi, pornografi, dan lain-lain memicu kegiatan yang bersifat kriminal,
pembunuhan. (3)
Komnas Perlindungan Anak, jumlah yang terperangkap dalam perdagangan anak pada tahun
2006 adalag 42.771 orang meningkat menjadi 745.817 orang pada tahun 2007 dan pada akhir
Juni 2008 jumlahnya mencapai 400.000 orang. Di lingkungan pendidikan yang diharapkan
sebagai wadah mendidik anak sebagai tunas bangsa pun tidak terlepas dari adanya bentuk-bentuk
21
kekerasan terhadap anak. Sebagai contoh, masih ada kekerasan di antara murid sekolah dalam
bentuk bullying atau dengan dalih orientasi masa pendidikan sekolah, sampai kekerasan yang
dilakukan oleh guru sekolah. Dalam bidang hukum, perlindungan anak juga menjadi fokus
penting karena perlindungan terhadap anak yang terlibat kasus hukum masih kurang
mendapatkan penanganan yang semestinya. Bentuk penghukuman terhadap narapidana anak juga
harus dipertimbangkan dengan baik. Oleh karena itu, hukuman dapat diganti, misalnya dalam
bentuk kerja sosial dan lain sebagainya. Di bidang kesehatan dan pendidikan, masih banyak anak
Indosia yang belum mendapatkan hak tersebut. Mengingat jumlah anak Indonesia sebesar 30%
dari 243 juta jiwa penduduk Indonesia, anak merupakan potensi strategis dari sebuah bangsa
penelitian kepada orang tua dan harus mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak
(pasal 47)
perlindungan terhadap anak di dalam dan di lingkungan sekolah dari tindakan kekerasan
yang dilakukan oleh guru, pengelola sekolah, atau teman-temannya di dalam sekolah
perawatan anak terlantar, baik dalam lembaga maupun di luar lembaga (pasal 55)
berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual,
22
dan pelibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga
23
BAB V
KESIMPULAN
Forensik Klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mencakup
pemeriksaan forensik terhadap korban hidup dan investigasinya, kemudia aspek medikolegal,
juga psikopatologinya, dengan kata lain forensik klinik merupakan are praktek medis yang
mengintegrasikan antara peranan medis dan hukum terutama dalam kasus-kasus berkaitan
kejahatan susila. Namun untuk menyelesaikan permasalahan kasus kejahatan seksual, tidak
hanya membutuhkan intervensi medis semata-mata tapi, menuntut diambilnya langkah penangan
yang holistik dan komprehensif termasuk dukungan psikososial yang secara otomatis
Tugas dokter tidak hanya menjalankan fungsi maksimal dalam bidang kesehatan, namun
dokter tersebut dituntut untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan kedokteran seoptimal mungkin
24
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
terhadap Tubuh dan Jiwa Manusia. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FKUI; 1994.
p.33-37.
3. Ira Dwiati. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Perkosaan Dalam
Oktober 2012
25