NIM : PO714201171047
CI lahan CI institusi
2019
1. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
2. Etiologi
Plasenta bertumbuh pada segmen bawah uterus tidak selalu jelas dapat diterangkan .
bahwasanya vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atropi pada desidua akibat
persalinan yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa , tidaklah selalu benar . Memang
dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup seperti pada kehamilan
kembar maka plasenta yang letaknya normal sekalipun akan memperluaskan permukaannya
3. Patofisiologi
Perdarahan anter partum akibat plasenta previa terjadi sejak kehamilan 20 minggu
saat sekmen uterus telah terbentuk dan mulai melebar dan menipis. Umumnya terjadi pada
trimester ke tiga karena segmen bawah uterus lebih banyak mengalami perubahan.
Pelebaran sekmen bawah uterus dan pem bukaan servik menyababkan sinus uterus
robek karena lepasnya plasenta dari dinding uterus atau karena robekan sinus marginalis dari
segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti pada plasenta letak normal.
b. Plasenta Previa Lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta.
c. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium internus servisis) tertutup oleh
jaringan plasenta.
d. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan
belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir
4. Gejala Klinis
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Episode pendarahan significan yang pertama biasanya terjadi di rumah pasien, dan
biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat dirumah sakit dan tidak dilakukan
pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan perdarahan yang sangat berat. Dirumah sakit
TTV pasien diperiksa, dinilai jumlah darah yang keluar, dandilakukan close match.
b. Penatalaksanaan keperawatan
Meja Operasi), bila ada kontraksi tangani seperti kehamilan preterm. Bila tidak ada
renjatan usia gestaji 37 minggu atau lebih, taksiran berat janin 2500g atau lebih lakukan
PDMO, bila ternyata plasenta previa lakukan persalinan perabdominam, bila bukan usahakan
partus pervaginam.
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medicalrecord dll.
b) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu/trimester III.
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
b) Riwayat mensturasi
berdasarkan HPHt dapat digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan
c) Riwayat Kontrasepsi
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
- Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
(3) Hidung
(5) Leher
- Diafragma meningga.
(8) Abdomen
(9) Vagina
- Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick)
- Hipertropi epithelium
2. Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam jumlah yang besar.
c. Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah abnormal,
Post SC
3. Rencana keperawatan
N Diagnosa
Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o Keperawatan
1 Penurunan Setelah dilakukkanya 1. Kaji dan catat TTV, 1. Pengkajian yang akurat
kardiak output tindakan TD serta jumlah mengenai status
berhubungan keperawatan 2 X 24 perdarahan. hemodinamik merupakan
dengan jam diharapkan 2. Bantu pemberian dasar untuk perencanaan,
perdarahan penurunan kardiak pelayanan kesehatan intervensi, evaluasi.
dalam jumlah output tidak terjadi atau mulai sarankan 2. Memperbaiki volume
yang besar atau teratasi dengan terapi cairan IV atau vaskuler membutuhkan
kriteria hasil : terapi transfusi darah terapi IV dan intervensi
o Volume darah sesuai kebutuhan. farmakologi. Kehilangan
intravaskuler dan volume darah harus
kardiak output dapat diperbaiki untuk mencegah
diperbaiki sampai komplikasi seperti infeksi,
nadi, tekanan darah, gangguan janin dan
nilai hemodinamik, gangguan vital ibu hamil.
serta nilai
laboratorium
menunjukkan tanda
normal
2 Ansietas Setelah dilakukan1. 1. Terapi bersama 1. Hal yang diberikan perawat
berhubungan tindakan pasangan dan akan memperkuat penjelasan
dengan keperawatan selama menyatakan perasaan. dokter dan untuk memberitahu
kurangnya 3 x 24 diharapkan2. Menentukan tingkat dokter jika ada penjelasan
pengetahuan ansietas dapat pemahaman pasangan yang penting.
efek perdarahan berkurang dengan tentang situasi dan 2. Pendidikan pasien yang
dan kriteria hasil : manajemen yang sudah diberikan merupakan cara
manejemennya.1. Pasangan dapat direncanakan. yang efektif mencegah dan
mengungkapkan 2. Berikan pasangan menurunkan rasa cemas.
harapannya dengan informasi tentang Pengetahuan akan mengurangi
kata-kata tentang manajemen yang sudah ketakutan akan ha-hal yang
manajemen yang direncanakan. tidak diketahui.
sudah direncanakan,
sehingga dapat
mengurangi
kecemasan pasangan.
3. Resiko tinggi Kriteria evaluasi : 1. 1. Kaji jumlah darah 1. Hemoragi berlebihan dan
cedera (janin) Menunjukkan profil yang hilang. Pantau menetap dapat mengancam
b/d hipoksia darah dengan hitung tanda/gejala syok hidup klien
jaringan/ SDP, Hb, dan2. 2. Catat suhu, hitung 2. Heparin dapat digunakan
organ,profil pemeriksaan SDP, dan bau serta pada KID di kasus kematian
darah koagulasi DBN warna rabas vagina, janin, atau kematian satu janin
abnormal,kerus normal. dapatkan kultur bila pada kehamilan multiple
akan system dibutuhkan. 3. untuk mencegah atau
imun. 3. 3. Catat masukan/ meminimalkan infeksi.
haluaran urin. Catat 4. untuk mencegah atau
berat jenis urin. meminimalkan infeksi.
4. 4. Berikan heparin, bila 5. Untuk mencegak infeksi
diindikasikan
5. 5. Berikan antibiotic
secara parenteral
Post SC
Mansjoer, Arief. 2012. Kapita Selekta Kedokteran , edisi ketiga . Media Aesculapius FKUI
.Jakarta
Murah, Manoe dkk. 2012. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan Ginekologi.