Anda di halaman 1dari 3

EFIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

DOSEN : SANTI ROSALINA,SST,M.Kes

1. CERITAKAN BAGAIMANA CARA PENULARAN PENYAKIT TB PARU DAN


BAGAIMANA PROGNOSIS PENYAKIT?

Penularan TBC umumnya terjadi melalui udara. Ketika penderita TBC aktif memercikkan
lendir atau dahak saat batuk atau bersin, bakteri TB akan ikut keluar melalui lendir tersebut
dan terbawa ke udara. Selanjutnya, bakteri TB akan masuk ke tubuh orang lain melalui udara
yang dihirupnya.

Bakteri TB yang berada di udara bisa bertahan berjam-jam, terutama jika ruangan gelap dan
lembab, sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain. Umumnya penularan terjadi dalam
ruangan di mana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.

Penyakit TBC tidak menular melalui kontak fisik (seperti berjabat tangan) atau menyentuh
peralatan yang telah terkontaminasi bakteri TB. Selain itu, berbagi makanan atau minuman
dengan penderita tuberkulosis juga tidak menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.

PROGNOSIS PENYAKIT TB PARU:

Prognosis tuberkulosis (TB) tergantung pada diagnosis dini dan


pengobatan. Tuberkulosis extra-pulmonary membawa prognosis yang lebih buruk. Seorang
yang terinfeksi kuman TB memiliki 10% risiko dalam hidupnya jatuh sakit karena TB.
Namun penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti orang yang terkena HIV,
malnutrisi, diabetes, atau perokok, memiliki risiko lebih tinggi jatuh sakit karena TB.
Rekurensi pengidap TB yang mendapat terapi DOT (Directly Observed Treatment) berkisar
0-14%. Di negara-negara dengan angka TB yang tinggi, rekurensi biasanya terjadi setelah
pengobatan tuntas, hal ini cenderung dikarenakan oleh reinfeksi daripada relaps. Prognosis
buruk terdapat pada penderita TB extra pulmonary, gangguan kekebalan tubuh, lanjut usia,
dan riwayat terkena TB sebelumnya. Prognosis baik bila diagnosis dan pengobatannya
dilakukan sedini mungkin.

2. CERITAKAN BAGAIMANA ISPA MASIH MENJADI MASALAH KESEHATAN


UTAMA DI INDONESIA DAN BAGAIMANA DENGAN KASUS ISPA
DITEMPAT KERJA SAUDARA?

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian
terbanyak pada anak di negara berkembang seperti halnya di Indonesia . ISPA merupakan
masalah kesehatan utama di Indonesia karena masih tingginya angka kejadian ISPA
terutama pada balita. Angka kesakitan ini lebih tinggi pada daerah berpenduduk padat ISPA
mengakibatkan sekitar 20-30% kematian balita. Antara 40-60% dari kunjungan ke
puskesmas adalah karena penyakit ISPA. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA
yang berat masih sangat tinggi.Kematian seringkali disebabkan karena penderita
datang untuk berobat dalam keadaan berat dan seringkali disertai penyulit-penyulit dan
kurang gizi.
Kemudian masih banyaknya masyarakat di indonesiaa terutama ibu yang tidak mengerti
tentang manfaat pentingnya pemberian imunisasi, pemberian vitamin A dan pemberian
ASI bagi kekebalan tubuh bayi dan balita karena penyakit ISPA menyerang pada anak yang
daya tahan tubuhnya rendah, lingkungan dan sosio kultural merupakan beberapa variabel
yang dapat mempengaruhi insiden dan keparahan penyakit infeksi saluran pernapasan
akut,

KASUS ISPA DI PUSKESMAS TEMPAT SAYA BEKERJA:

Sampai saat ini, penyakit ISPA masih menjadi penyakit nomor satu yang derita masyarakat
diwilayah puskesmas perumnas dan sekitarnya dan diderita oleh semua kalangan umur,hal ini
dikarenakan masih

1. kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.


2. Masih ada anggota keluarga yang merokok

3. Masyarakat masih kurang mengerti tentang manfaat imunisasi,gizi yang seimbang dan
menjaga pola hidup yang sehat.

4. Faktor cuaca yang tidak menentu

5. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit ISPA

3. CERITAKAN BAGAIMANA PREVELAN DIARE,APA YANG MENJADI


FAKTOR DETERMINAN UTAMA DAN BAGAIMANA KONDISI
MASYARAKAT DITEMPAT TUGAS SAUDARA BAIK DITINJAU DAARI
BERBAGAI ASPEK SEHINGGA DIARE MASIH MENJADI MASALAH
DISANA?

- Prevelan diare:

Menurut data badan kesehatan dunia (WHO) daire adalah penyebab nomor satu
kematian balita diseluruh dunia ,prevelensi diare di indonesia menurut riset kesehatan
dasar adalah 9,0 % tertinggi di aceh dan terendah di yogyakarta Menurut data dari
World Health Organization (WHO) tahun 2006, setiap 1 dari 5 kematian anak
dibawah usia lima tahun di seluruh dunia meninggal karena diare dengan jumlah
kematian sekitar 760.000 kasus setiap tahun.

- Faktor determinan penyakit diare :

1. Faktor gizi

2. Sosial ekonomi

3. Sanitasi Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai