Anda di halaman 1dari 15

MONITORING PENGENDALIAN EVALUASI DAN PELAPORAN

PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI PUSKESMAS

 
BAB. 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Monitoring, pengendalian, evaluasi, yang di dalamnya termasuk penilaian kinerja


organisasi dan pelaporan merupakan suatu fungsi manajemen yang harus menjadi pendukung
kompetensi seorang manajer kesehatan. Monitoring, pengendalian, dan evaluasi diperlukan
untuk mengetahui dan menjamin kemajuan suatu program atau kegiatan pelayanan, dan untuk
menilai hasil akhir dari suatu program ataupun kegiatan pelayanan. Sedang pelaporan adalah
sarana untuk informasi dan pertanggung jawaban pelaksanaan program.

Kepala Puskesmas dan para supervisor di puskesmas perlu melakukan monitoring,


pengendalian dan evaluasi seluruh kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di
puskesmas, namun sering karena keterbatasan-keterbatasan yang ada di Puskesmas maka
untuk evaluasi biasanya difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan program pokok Puskesmas.
Monitoring, pengendalian dan evaluasi sebenarnya merupakan bagian dari fungsi
pengawasan dan berkaitan erat dengan modul-modul lain yang menguatkan pelaksanaan
semua fungsi manajemen, mulai dari poerencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan,
pengawasan (controlling) itu sendiri, Tidak menutup kemungkinan pada pelaksanaan setiap
fungsi manajemen tersebut sudah ditemukan penyimpangan yang segera perlu diperbaiki/
diluruskan, maka modul ini sangat penting dikuasai pimpinan Puskesmas untuk menunjang
pelaksanaan tugas kepemimpinan dan manajemen Puskesmas.

2. Rumusan Masalah

Monitoring Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan mencakup penguatan pimpinan


Puskesmas dalam melaksanakan monitoring pengendalian evaluasi dan pelaporan program
sebagai bagian kemampuan pimpinan dalam melakukan pengawasan dan menilai
keberhasilan pelaksanaan program pelayanan kesehatan pertama di Puskesmas. Untuk itu
dalam makalah ini dibahas pula tentang penilaian kinerja organisasi, sebagai salah satu
pengukur pencapaian tujuan Puskesmas, khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama.

Makalah ini akan membahas tentang konsep dan pelaksanaan monitoring,dan


pengendalian, evaluasi, penilaian kinerja Puskesmas dan pelaporan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan pertama di Puskesmas. Diharapkan dapat menguatkan kemampuan
pimipinan Puskesmas dalam pengawasan dan penilaian program.

3. Tujuan Pembelajaran

A. Tujuan Pembelajaran Umum

Memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada para mahasiswa dalam


melakukan Monitoring dan pengendalian, evaluasi, penilaian kinerja dan pelaporan
pelayanan kesehatan tingkat pertama dipuskesmas
B. Tujuan Pembelajaran Khusus

Memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada para mahasiswa, sehingga para
mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan pengertian monitoring, pengendalian dan evaluasi program/kegiatan.


2. Menjelaskan perbedaan monitoring, pengendalian, dan evaluasi
3. Menjelaskan fungsi monitoring, pengendalian dan evaluluasii program/kegiatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
4. Merencanakan proses/ kegiatan monitoring, pengendalian dan evaluasi.
5. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evalusi program kegiatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
6. Menjelaskan pengertian penilaian kinerja
7. Menjelaskan fungsi dan proses penilaian kinerja
8. Melaksanakan penilaian kinerja
9. Menjelaskan pengertian pelaporan
10. Membuat pelaporan kegiatan/program pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Puskesmas
BAB II.

PEMBAHASAN

1. Pendahuluan

Untuk mencapai kinerja yang diharapkan, para manajer dan pemimpin Puskesmas perlu
melakukan monitoring dan pengendalian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama di Puskesmas.

Perencanaan, monitoring (dan pengendalian) dan evaluasi merupakan kegiatan yang


berkaitan. Berdasarkan perencanaan yang telah disusun,serta lokakarya mini Puskesmas,
pelaksanaan kegiatan perlu dimonitor dan dikendalikan agar selalu disiplin mengikuti rencana
yang telah ditetapkan serta keputusan-keputusan dalam lokakarya mini. Perlu pula dilakukan
monitoring terhadap perubahan lingkungan organisasi yang mungkin dapat mendasari
perlunya dilakukan koreksi atau penyesuaian terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan
(seperti misal pemotongan anggaran, adanya perubahan pola penyakit akibat terjadinya
wabah, adanya bencana alam, diberlakukanya aturan perundangan yang baru dsb).Hasil
monitoring dan pengendalian harus dikemas dalam bentuk informasi yang jelas, lengkap dan
mudah dipahami bagi semua yang terlibat dalam kegiatan (pimpinan sampai staf pelaksana/
pendukung) sehingga dapat dipakai untuk melakukan koreksi (bila diperlukan) atau
penyesuaian kegiatan atau bahkan juga replaning. Monitoring dan pengendalian dilakukan
terhadap kegiatan program atau pelayanan kesehatan yang sedang berjalan, sehingga koreksi
(bia ditemukan penyimpangan) dapat dilaksanakan segera saat itu untuk lebih dapat
menjamin pencapaian tujuan Puskesmas atau tujuan yang telah disesuaikan.

2. Pengertian monitoring dan pengendalian 

Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara
mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.

Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan
dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO).

Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang
dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).

Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang mempunyai


tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang bagaimana kegiatan-
kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari waktu ke waktu serta
pencapaian hasil yang diharapkan kepada manajer dan stakeholders.
Monitoring melacak kinerja yang nyata terhadap apa yang direncanakan atau diharapkan
dengan menggunakan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Monitoring meliputi
kegiatan pengumpulan dan analisis data tentang proses dan hasil dari pelaksanaan program
atau kegiatan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi.
Monitoring Pengendalian adalah tindak lanjut dari monitoring. Monitoring sebenarnya lebih
ditekankan pada kegiatan mencermati proses pelaksanaan kegiatan serta adanya perubahan
lingkungan organisasi. Hasil monitoring akan memberikan umpan balik, apakah kegiatan
dapat berjalan semestinya, ataukah terjadi adanya penyimpangan dari yang direncanakan,
atau bahkan perencanaan yang tidak tepat atau menjadi tidak tepat oleh adanya perubahan
lingkungan. Hasil monitoring dipakai sebagai dasar tindakan manajemen, mulai dari
penjaminan kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/ atau
penyesuaian.Pengertian inilah yang dilmaksud sebagai pengendalian, sehingga sering
pengendalian tidak dapat dipisahkan atau bahkan sulit dibedakan dengan monitoring itu
sendiri. Monitoring dan pengendalian adalah sebuah kesatuan kegiatan, yang sering juga
disebut sebagai on-going evaluation atau former evaluation.

3. Fungsi monitoring dan pengendalian

Adalah fungsi manajemen yang berkesinambungan untuk memberikan rekomendasi


untuk melakukan tindakan koreksi kepada pimpinan puskesmas dan stakeholders lainnya.
Bila kemudian tindakan koreksi dilakukan maka fungsi pengendalian akan terlaksana secara
lengkap.

Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat dijadikan
sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh manajer/stake holder (Pimpinan
Puskesmas) untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan
yang sedang berjalan maupun kegiatan yang akan datang.

4. Tujuan monitoring dan pengendalian

1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang
sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian
hasil/tujuan yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan
sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan monitoring dan
pengendalian adalah:
 Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana
dengan baik atau tidak baik,apa penyebab yang mempengaruhinya serta
bagaimana koreksi dapat dilakukan.
 Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program,
untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi
dan replikasi.
 Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
 Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
 Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
 Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.

6. Langkah-langkah monitoring dan pengendalian

Langkah utama monitoring dan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan


program/ kegiatan. Standar biasa mencakup semua input yang digunakan
(dana, meteri/bahan, cara atau metode, SDM, Prosedur, Tehnologi dll).
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja (pengamatan) dari
pelaksanaan kegiatan/ proses kegiatan yang dipilih untuk dibandingkan
dengan standar/indikator (baik kualitatif maupun kuantitatif) yang telah
ditentukan.
3. Mengamati perubahan lingkungan dan mengumpulkan data untuk pengkajian
pengaruh lingkungan tersebut terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan.
4. Pengolahan, analisis data dan sistesis hasil. Data yang dikumpulkan
(termasuk perubahan lingkungan) diolah dan dianalisis untuk membuat
penilaian dan kesimpulan tentang proses pelaksanaan kegiatan. Hasil analisis
dan kesimpulan akan digunakan lebih lanjut untuk perumusan rekomendasi
tindak lanjut.
5. Pengambil keputusan melakukan tindakan (termasuk koreksi dn penyesesuai
kegiatan, maupun perencanaan ulang).
6. Menyampaikan semua hasil monitoring, pengendalian dan tindak lanjut
kepada pihak yang berkepentingan sebagai wujud akuntabilitas dan proses
pengambilan keputusan lebih lanjut.

Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan dari manajer untuk
langsung melakukan intervensi ketika hasil monitoring tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Jadi pengendalian adalah kegiatan monitoring ditambah dengan tindakan
intervensi yang dilakukan oleh manajer (pengendali/ superisor/ pelaksana monitoring).
Perbedaan monitoring dan evaluasi ada pada tabel di bawah ini:
Table 1. Characteristics of Monitoring and Evaluation

   
Monitoring Evaluation
   
Continuous Periodic: at important milestones
such as the mid- term of
programme implementation; at the
end or a substantial period after
programme conclusion
   
Keepstrack; oversight; In-depth analysis; Compares
analyses and documents planned with actual achievements
progress
   
Focuses on inputs, activities, Focuses on outputs in relation to
outputs, implementation inputs; results in relation to cost;
processes, continued relevance, processes used to achieve results;
likely results at outcome level overall relevance; impact; and
sustainability
   
Answers what activities were Answers why and how results were
implemented and results achieved. Contributes to building
achieve theories and models for change
   
Alerts managers to problems Provides managers with
and provides options for strategy and policy options
corrective actions
   
Self-assessment by Internal and/or external
programme managers, analysis by programme
supervisors, community managers, supervisors,
stakeholders, and donors community stakeholders,
donors, and/or external
evaluators
Sources: UNICEF, 1991. WFP, May 2000.

Monitoring, pengendalian dan evaluasi merupakan alat manajemen untuk


memberikan informasi kepada pengambil keputusan dan menunjukkan akuntabilatas program
atau kegiatan. Evaluasi bukan pengganti monitoring dan pengendalian, demikian sebaliknya
monitoring dan pengendalian tidak bisa menggantikan evaluasi. Data yang dihasilkan secara
sistematis pada waktu kegiatan monitoring sangat menentukan keberhasilan evaluasi

7. Pengertian Evaluasi

Untuk mencapai dan menilai kinerja yang diharapkan, manajer dan pemimpin pada
organisasi di sektor kesehatan (termasuk Puskesmas) perlu melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan maupun program-program kesehatan.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan.

Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari
perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga
perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses manajemen, mulai dari input, proses, output,
outcome dan dampak. kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus
dilakukan pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu program
atau kegiatan pelayanan.
Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau program
pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan
pengembangan program dan kegiatan di waktu mendatang.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis
dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau
program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan
spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer, serta untuk
menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu program
adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya
bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang
dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat berkesinambungan (sustain),
atau bahkan dikembangkan

8. Tujuan utama evaluasi adalah:

1. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan


pelaksanaan program atau kegiatan berkait dengan intervensi program yang sedang
berjalan maupun intervensi di masa mendatang.
2. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/kegiatan kepada
pihak yang berkepentingan.
Memperhatian pengertian dan tujuan diatas, maka evaluasi perlu dilakukan pada
setiap fungsi manajemen, untuk menjamin suatu kegiatan benar-benar dibutuhkan
serta tepat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
9. Tipe-Tipe Evaluasi
1. Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:

 Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan


(feedforward evaluation)
 Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan
kegiatan (Concurrent Evaluation)
 Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai
evaluasi akhir kegiatan/ program (feedback evaluation)

2. Menurut criteria kegiatan/ program

 Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam
kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi,
procedure, dll
 Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal
ketaatan waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang
ditemukan dll
 Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program,
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
 Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output,
misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada
kehamilan dan persalinan dll
 Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome,
misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst

Tahapaan Proses Evaluasi

Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya
sudah dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan

Terdapat sementara ahli yang menambahkan tahap identifikasi penyebab


penyimpangan yang terjadi, yang menjawab mengapa penyimpangan harus terjadi.
Identifikasi penyebab akan sangat penting dan diperlukan dalam merancang tindakan
koreksi.Penetapan indicator dan standar
Tahap pertama dalam evaluasi adalah penetapan indilator dan standar.Indikator adalah
penunjuk evaluasi sedang standar adalah suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan
sebagai patokan untuk menilai kegiatan atau hasil-hasil kegiatan. Pada umumnya penetapan
indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan proses perencanaan.
Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai standar evaluasi.
Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan sasaran, target penurunan AKI
dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga bentuk standar yang sering dipakai
adalah:

 Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan


pelanggan dll
 Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan.
Standar biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
 Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu
atau untuk pencapaian tujuan tertentu.

Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan

Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan


kehandalan evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun
tahap ini, yaitu:

 Berapa kali pelaksanaan pengukuran indicator evaluasi harus dilakukan, missal


sekali, bulanan, tahunan dll
 Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, dalam bentuk tulisan,
menginpeksi visual (pengamatan), menghitung, menimbang dll
 Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi ? manajer saja atau tim
evaluasi dsb
 Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, hasil nya dapat diolah dan
dianalisa, dengan biaya yang “relative” murah

Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat


melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:

• Pengamatan (observasi)
• Laporan, baik lisan maupun tertulis
• Mertode-metode otomatis
• Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll
• Penelitian atau survai sampel

Pembandingan hasil pengukuran dengan standar serta analisa penyimpangan

Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan
atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar
yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat
menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika
mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya
penyimpangan.Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi), merancang
tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan
intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:

Mengubah standar

1. Memperbaiki prosedur, tehnologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan


2. Menggantii kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
3. Menambah sarana dan prasarana kegiatan
4. Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan dll

Kegunaan dan Pentingnya Evaluasi

Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an yang dialaksanakan
dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan.Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:

Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program berhasil atau tidak berhasil:

5. Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas dan manajemen


program.
6. Untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi
dan replikasi.
7. Untuk memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil.
8. Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
9. Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
10. Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.

Merancang Proses Evaluasi

Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5


langkah dasar, yaitu:

a. Merumuskan hasil yang diinginkan menajer harus merumuskan hasil yang akan
dicapai dengan sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan kualitas ANC sesuai standar
mutu Depkes RI, Menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun,
Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun,
Rujukan kasus balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap tahunnya, SOP
penangan kegawat daruratan ibu bersalin yang ditetapkan secara rinci dan jelas dll.
Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan tujuan/sasaran
kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Spesifik, Measurable, Apropriate,
Realistik dan Timebound. Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan
individu yang bertanggung jawab
b. Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat
mengatasi atau memperbaiki adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir
berkaitan dengan perencanaan kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas
penting manajer adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah
indicator yang terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi sehingga
perlu tindakan koreksi. Beberapa hal yang dapat membantu manajer memperkirakan
apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah:

1) Pengukuran masukan/input
2) Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
3) Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
4) Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan
lingkungan)
5) Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program:

c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan
suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta seberapa
besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus perhatian manajer terhadap kejadian
penyimpangan menjadi tepat
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik

Langkah berikutnya adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi
penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar.Jejaring informasi dibangun
mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis
data menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejarng informasi dianggap baik bila tidak
hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada
siapa yang akan melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi
dilakukan oleh manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring
informasi harus cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada
personalia/petugas kunci yang memerlukannya.

Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi Menilai informasi dan
mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan.Setelah hasil evaluasi diperoleh
maka dibandingkan dengan standard dan penentuan apakah koreksi/ intervensi perlu
dilakukan.Apa bila yam aka rekomendasi koreksi disusun dan kemudian dilaksanakan.

Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus dievaluasi terlebih dahulu,
sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan, dievaluasi/dinilai dan
diimplementasikan.
BAB.III

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah
direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan
dalam mencapai tujuan program (UNESCO)

.Yang dimaksud, pengendalian adalah tindakan manajemen, mulai dari penjaminan


kegiatan tetap pada tracknya sampai pada tindakan koreksi dan/atau penyesuaian pelaksanaan
program berdasarkan hasil monitoring (temuan adanya penyimpangan).

Fungsi monitpring dan pengendalian adalah fungsi manajemen yang


berkesinambunganuntuk memberikan rekomendasi untuk melakukan tindakan koreksi kepada
pimpinan puskesmasdan stakeholders lainnya. Bila kemudian tindakan koreksi dilakukan
maka fungsi pengendalianakan terlaksana secara lengkap.
Tujuan monitoring dan pengendalian adalah untuk menjamin agar kegiatan program
dapat dilaksanakan sesuai rencana dan dapat disesuaikan dengan perubahan lingkungan
organisasi agar Tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Langkah-langkah pelaksanaan monitoring dan pengendalian adalah

1. Menetapkan standar dan indikator untuk menilai proses pelaksanaan program/


kegiatan
2. Mengumpulkan data dan melakukan investigasi kinerja dari pelaksanaan kegiatan
3. Mengamati perubahan lingkungan serta pengaruhnya terhadap kegiatan program
4. Pengolahan dan analisis data serta sisteis hasil untuk perumusan tindak lanjut/
intervensi
5. Pengambilan keputusan dan melakukan tindakan (termasuk koreksi dn
penyesesuai kegiatan, maupun perencanaan ulang)
6. Akuntabilitas pelaksanaan program kepada stakeholder

Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis
dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau
program yang telah selesai.

Tujuan evaluasi adalah memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang


kebijakan, strategi dan pelaksanaan program berkait dengan intervensi program yang sedang
berjalan maupun di masa mendatang. Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja program/ kegiatan kepada pihak yang berkepentingan

Tipe-tipe Evaluasi : Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program yaitu pada


perencanaan (feedforward evaluation), kegiatan yang sedang berjalan/ proses pelaksanaan
kegiatan (Concurrent Evaluation) dan setelah kegiatan selesai dilaksanakan (feedback
evaluation).Menurut criteria kegiatan program yaitu evaluasi input, evaluasi proses, evaluasi
ourput, evaluasi outcome dan evaluasi impact.

Tahap proses evaluasi adalah :

a. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan,


b. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
c. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata
d. Pembandingan hasil ukur dengan standar
e. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila diperlukan

Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang
dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Selain itu untuk pembelajaran, verivikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program,
mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensifikasi/ekspansi dan replikasi,
memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil, mengukur keberhasilan dan
manfaat suatu intervensi, memberi informasi kepada stakeholders dan justifikasi atau validasi
kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.

Cara merancang proses evaluasi adalah:

a. Merumuskan hasil yang diinginkan menajer


b. Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan
suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
e. Menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi penunjuk (indicator)
dan memandingkan nya dengan standar.
f. Membangun jejaring informasi
g. Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi
2. SARAN

Agar mahasiswa dapat lebih aktif lagi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan di puskesmas guna mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang laporan
evaluasi program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas.

Daftar Pustaka ;

1. (Suherman, dkk.1988).

2. UNESCO

3. Sources: UNICEF, 1991. WFP, May 2000.

4. https://chpm.fk.ugm.ac.id/index.php/id/home/root/mainmenu/85-id/pml-ntt/640-
modul-vi-monitoring-pengendalian-evaluasi-dan-pelaporan-pelayanan-kesehatan-
tingkat-pertama-di-puskesmas

Anda mungkin juga menyukai