BAB. 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Pembelajaran
Memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada para mahasiswa, sehingga para
mahasiswa mampu:
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Untuk mencapai kinerja yang diharapkan, para manajer dan pemimpin Puskesmas perlu
melakukan monitoring dan pengendalian terhadap proses pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama di Puskesmas.
Monitoring adalah kegiatan untuk mengikuti suatu program dan pelaksanaanya secara
mantap, teratur dan terus menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati dan
mencatat keadaan serta perkembangan program tersebut.
Monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi pelaksanaan
dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu pelaksanaan
program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai tujuan program
(UNESCO).
Monitoring adalah suatu kegiatan untuk mengikuti perkembangan suatu program yang
dilakukan secara mantap dan teratur serta terus menerus (Suherman, dkk.1988).
Hasil monitoring dan pengendalian yang telah dianalisis dan diolah dapat dijadikan
sebagai informasi yang dapat dipahami dengan mudah oleh manajer/stake holder (Pimpinan
Puskesmas) untuk dasar pengambilan keputusan tindak lanjut, baik menyangkut kegiatan
yang sedang berjalan maupun kegiatan yang akan datang.
1. Menjamin kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
yang mencakup standar input (waktu, biaya, SDM, tehnologi, prosedur dll).
2. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk
melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program berkait, baik yang
sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
3. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang adanya
perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti dengan penyesuaian
kegiatan.
4. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja
program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara kontinyu dan dari
waktu ke waktu.
5. Informasi dari hasil monitoring dan pengendalian dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan yang tepat dan akuntabel, untuk menjamin pencapaian
hasil/tujuan yang lebih baik, efektif dan lebih efisien dalam penggunaan
sumberdaya. Adapun tujuan yang lain dari pelaksanaan monitoring dan
pengendalian adalah:
Pembelajaran untuk mengetahui mengapa program kegiatan dapat terlaksana
dengan baik atau tidak baik,apa penyebab yang mempengaruhinya serta
bagaimana koreksi dapat dilakukan.
Untuk melakukan verifikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program,
untuk mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensi/ekspansi
dan replikasi.
Untuk memodifikasi strategi yang kurang berhasil.
Untuk mengukur keberhasilan dan manfaat suatu intervensi.
Untuk memberi informasi kepada stakeholders agar stakeholders dapat
menyebutkan hasil dan kualitas program.
Untuk memberikan justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau
konstituen yang berkepentingan.
Pengendalian berbeda dengan monitoring hanya pada kewenangan dari manajer untuk
langsung melakukan intervensi ketika hasil monitoring tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Jadi pengendalian adalah kegiatan monitoring ditambah dengan tindakan
intervensi yang dilakukan oleh manajer (pengendali/ superisor/ pelaksana monitoring).
Perbedaan monitoring dan evaluasi ada pada tabel di bawah ini:
Table 1. Characteristics of Monitoring and Evaluation
Monitoring Evaluation
Continuous Periodic: at important milestones
such as the mid- term of
programme implementation; at the
end or a substantial period after
programme conclusion
Keepstrack; oversight; In-depth analysis; Compares
analyses and documents planned with actual achievements
progress
Focuses on inputs, activities, Focuses on outputs in relation to
outputs, implementation inputs; results in relation to cost;
processes, continued relevance, processes used to achieve results;
likely results at outcome level overall relevance; impact; and
sustainability
Answers what activities were Answers why and how results were
implemented and results achieved. Contributes to building
achieve theories and models for change
Alerts managers to problems Provides managers with
and provides options for strategy and policy options
corrective actions
Self-assessment by Internal and/or external
programme managers, analysis by programme
supervisors, community managers, supervisors,
stakeholders, and donors community stakeholders,
donors, and/or external
evaluators
Sources: UNICEF, 1991. WFP, May 2000.
7. Pengertian Evaluasi
Untuk mencapai dan menilai kinerja yang diharapkan, manajer dan pemimpin pada
organisasi di sektor kesehatan (termasuk Puskesmas) perlu melakukan evaluasi terhadap
penyelenggaraan pelayanan kesehatan maupun program-program kesehatan.
Perencanaan, monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang berkaitan.
Evaluasi perlu dilakukan terhadap setiap fungsi manajemen yang dilakukan, mulai dari
perencanaan, penggerakan dan pengorganisasian, serta pengawasan. Selain itu evaluasi juga
perlu dilakukan pada setiap tahap dalam proses manajemen, mulai dari input, proses, output,
outcome dan dampak. kegiatan/program, Tidak kalah pentingnya evaluasi juga harus
dilakukan pada akhir kegiatan untuk menilai pencapaian tujuan atau target suatu program
atau kegiatan pelayanan.
Hasil evaluasi selain digunakan untuk melakukan koreksi terhadap kegiatan atau program
pelayanan yang sedang berjalan, juga digunakan untuk melakukan perencanaan
pengembangan program dan kegiatan di waktu mendatang.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis
dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau
program yang telah selesai. Evaluasi dilakukan secara selektif untuk menjawab pertanyaan
spesifik, yang akan dijadikan pedoman bagi pengambil keputusan atau manajer, serta untuk
menyediakan informasi apakah asumsi atau teori yang melatar belakangi suatu program
adalah valid, apakah program berhasil atau tidak berhasil dan mengapa. Evaluasi biasanya
bertujuan untuk memastikan atau menilai apakah suatu program itu relevan, dirancang
dengan baik, efisien, efektif, memberi dampak positif, dan dapat berkesinambungan (sustain),
atau bahkan dikembangkan
Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam
kegiatan/ program seperti modal, sarana dan prasaran, SDM, dana, tehnologi,
procedure, dll
Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan, missal
ketaatan waktu pelaksana an, ketaatan pada SOP atau procedure, hambatan2 yang
ditemukan dll
Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan, seperti cakupan program,
kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan dll
Evaluasi outcame yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output,
misalnya penurunan kasus malaria, menurunnya kasus komplikasi pada
kehamilan dan persalinan dll
Evaluasi Impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome,
misalnya tingkat kesehatan penduduk meningkat, turunnya KI dan AKB dst
Proses evaluasi biasanya terdiri dari paling sedikit 5 (lima) tahap yaitu:
1. Penetapan indicator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan, biasanya
sudah dilaksanakan pada dengan perencanaan kegiatan
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata (riel)
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
• Pengamatan (observasi)
• Laporan, baik lisan maupun tertulis
• Mertode-metode otomatis
• Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll
• Penelitian atau survai sampel
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan
atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan standar
yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat
menginterprestasi adanya penyimpangan.Titik kritis yang penting lainnya adalah ketika
mencari jawaban mengapa penyimpangan terjadi, yang berarti mencari penyebab terjadinya
penyimpangan.Pengambilan Tindakan Koreksi Bila diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi), merancang
tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta melaksanakan
intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
Mengubah standar
Kegunaan terpenting dari evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiat an yang dialaksanakan
dapat mencapai tujuan yang telah direncana kan atau ditetapkan.Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Adapun kegunaan yang lain dari pelaksanaan evaluasi adalah:
a. Merumuskan hasil yang diinginkan menajer harus merumuskan hasil yang akan
dicapai dengan sejelas mungkin. Misalnya meningkatkan kualitas ANC sesuai standar
mutu Depkes RI, Menurunkan angka kematian ibu sebesar 10 persen selama 2 tahun,
Meningkatkan cakupan pelayanan ibu hamil risti hingga 100 % selama 3 tahun,
Rujukan kasus balita gizi buruk mencapai 100 % pada setiap tahunnya, SOP
penangan kegawat daruratan ibu bersalin yang ditetapkan secara rinci dan jelas dll.
Agar dapat dengan mudah di evaluasi maka semua kegiatan dan tujuan/sasaran
kegiatan dengan mengacu kepada SMART, yaitu Spesifik, Measurable, Apropriate,
Realistik dan Timebound. Selain itu hasil yang diinginkan harus dihubungkan dengan
individu yang bertanggung jawab
b. Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
Tujuan evaluasi sebelum dan selama kegiatan dilaksanakan adalah agar manajer dapat
mengatasi atau memperbaiki adanya penyimpangan.Sedang pada evaluasi akhir
berkaitan dengan perencanaan kegiatan dan pengembangannya di masa datang.Tugas
penting manajer adalah merancang program eva luasi untuk menemukan sejumlah
indicator yang terpercaya sebagai penunjuk apakah penyimpangan terjadi sehingga
perlu tindakan koreksi. Beberapa hal yang dapat membantu manajer memperkirakan
apakah hasil yang diinginkan tercapai atau tidak adalah:
1) Pengukuran masukan/input
2) Pengukuran hasil kegiatan pada tahap permulaan
3) Gejala-gejala adanya penyimpangan dan identifikasi penyebab
4) Perubahan dalam kondisi yang diasumsikan (termasuk perubahan
lingkungan)
5) Pengukuran hasil akhir dari sebuah kegiatan/program:
c. Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan
suatu kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan serta seberapa
besarkah penyimpangan terjadi, sehingga focus perhatian manajer terhadap kejadian
penyimpangan menjadi tepat
d. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Langkah berikutnya adalah menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi
penunjuk (indicator) dan memandingkan nya dengan standar.Jejaring informasi dibangun
mulai dari siapa mengumpulkan data, mengukur kegiatan, siapa mengolah dan menganalisis
data menjadi informasi hasil evaluasi, bagaimana metode pengumpulan data dan pengolahan
dilakukan, kepada siapa informasi dilaporkan. Jejarng informasi dianggap baik bila tidak
hanya keatas tetapi juga kesamping dan kebawah, yaitu kepada
siapa yang akan melaksanakan tindakan koreksi. Pengambil keputusan tentang koreksi
dilakukan oleh manajer atas tetapi pelaksanaan koreksi adalah staf.Selain itu jejaring
informasi harus cukup efisien untuk menyediakan informasi balik yang relevan kepada
personalia/petugas kunci yang memerlukannya.
Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi Menilai informasi dan
mengambil keputusan untuk tindakan koreksi atau perbaikan.Setelah hasil evaluasi diperoleh
maka dibandingkan dengan standard dan penentuan apakah koreksi/ intervensi perlu
dilakukan.Apa bila yam aka rekomendasi koreksi disusun dan kemudian dilaksanakan.
Informasi tentang temuan penyimpangan dari standar harus dievaluasi terlebih dahulu,
sebelum tindakan koreksi alternative dikembangkan, dievaluasi/dinilai dan
diimplementasikan.
BAB.III
1. KESIMPULAN
Yang dimaksud dengan monitoring adalah upaya yang dilakukan secara rutin untuk
mengidentifikasi pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah
direncanakan, waktu pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan
dalam mencapai tujuan program (UNESCO)
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis
dan objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau
program yang telah selesai.
Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang
dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya dll.
Selain itu untuk pembelajaran, verivikasi dan meningkatkan kualitas manajemen program,
mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensifikasi/ekspansi dan replikasi,
memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil, mengukur keberhasilan dan
manfaat suatu intervensi, memberi informasi kepada stakeholders dan justifikasi atau validasi
kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.
Agar mahasiswa dapat lebih aktif lagi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang
dilaksanakan di puskesmas guna mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang laporan
evaluasi program pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh puskesmas.
Daftar Pustaka ;
1. (Suherman, dkk.1988).
2. UNESCO
4. https://chpm.fk.ugm.ac.id/index.php/id/home/root/mainmenu/85-id/pml-ntt/640-
modul-vi-monitoring-pengendalian-evaluasi-dan-pelaporan-pelayanan-kesehatan-
tingkat-pertama-di-puskesmas