Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

PENYAKIT DM DENGAN PENGENDALIAN KADAR


GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II
DI RSU PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Ananda Asriany Perdana, Burhannudin Ichsan, Devi Usdiana Rosyidah


Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Correspondence to: Burhannudin Ichsan
Email: Burhannudin.Ichsan@ums.ac.id

ABSTRACT
The level of DM knowladge with blood glucose controll was instrument to help diabetic patients did the
management of diabetes. Diabetic patients who had more and better informations about DM, than they changed
their life style, that could controll their disease. So, they would have longer and better live. This research was
observational analytic research with cross sectional approach. The sample was 33 diabetic patients who cared
their disease in RSU PKU Muhammadiyah Surakarta and who had fullled the predeterminated criteria, it was
taking with the purposive sampling technique. The research instrument used the level of DM knowladge quesioner
and medical record. From the statistical calculation, it was obtained that P value = 0,042. It could be concluded
that there was signicant the relationship between the level of DM knowladge with blood glucose controll of type
2 diabetic patients. Pasients who had high level knowladge would have good blood glucose controll.

Key Words : Level Knowladge, Diabetes Melitus of Type 2, Blood Glucose

PENDAHULUAN menderita DM, dan sebanyak 70% diantaranya


Diabetes merupakan suatu penyakit yang (4,2%) dari total penduduk) tidak tahu bahwa
menyebabkan kematian bagi empat juta orang dirinya menderita DM (Kariadi, 2009). Menurut
setiap tahunnya, penyebab utama serangan jantung, Rahmadiliyani dan Abi Muhsilin (2008) upaya
stroke, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi kaki. yang dilakukan pemerintah untuk mencegah
Dengan demikian diabetes merupakan penyakit peningkatan penderita diabetes melitus yaitu
tidak menular pertama yang dinyatakan oleh PBB dengan meningkatkan kesadaran mengenai
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) sebagai penyakit diabetes dan komplikasi pada semua pihak
yang memerlukan perhatian khusus bagi dunia masyarakat dan tenaga kesehatan lewat kampanye
(Soegondo & Sukardji, 2008). PBB membuat gaya hidup termasuk pola makan dan olahraga.
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap Berdasarkan data yang didapatkan dari
diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta sub bagian pencatatan medik di RSU PKU
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, Muhammadiyah Surakarta, jumlah pasien diabetes
pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak pada tahun 2010 sebanyak 292. Menurut Suyono
menjadi 300 juta orang (Suyono, 2007). (2005) prevelensi penderita DM yang cukup
Indonesia menduduki peringkat ke enam besar diperkirakan terjadi akibat bertambahnya
dengan jumlah penderita diabetes terbanyak populasi penduduk usia lanjut dan perubahan
setelah India, Cina, Rusia, Jepang, dan Brazil. gaya hidup, mulai dari pola makan atau jenis
Hasil penelitian departemen kesehatan yang makanan yang dikonsumsi sampai berkurangnya
dipublikasikan tahun 2008 menunjukan angka kegiatan jasmani. Untuk menyatakan bahwa kadar
prevelensi DM di Indonesia sebesar 5,7% glukosa darah terkendali, tidak dapat begantung
(sekitar 12 juta jiwa) dari penduduk Indonesia pada hilangnya gejala DM saja, tetapi harus

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 17


dengan pemeriksaan glukosa darah atau kadar tingkat pengetahuan penderita DM masih rendah
glikohemoglobin (HbA1c). Kendala pemeriksaan (Waspadji, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh
(HbA1c) adalah relatif mahal, dan belum semua Nina Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin (2008)
laboratorium dapat melakukan pemeriksaan mengenai pengetahuan tentang penyakit dan
ini. Cara yang lebih sederhana dapat dilakukan komplikasi DM di Puskesmas Gatak Sukoharjo
dengan pemeriksaan glukosa darah secara berkala. menunjukan tingkat pengetahuan pasien DM
Pada pasien DM proses glikolisasi hemoglobin tentang penyakit DM masih cukup banyak yang
meningkat secara proporsional dengan rata-rata kurang, dimana yang memiliki pengetahuan yang
glukosa darah selama 8-10 minggu terakhir. Bila baik 9,5%, pengetahuan sedang 47,6%, dan tingkat
kadar glukosa darah berada pada kisaran normal pengetahuan kurang 42,9% dan pasien dengan
70-140 mg% selama 8-10 minggu terakhir, maka kadar glukosa darah terkendali baik terdapat
hasil (HbA1c) akan menunjukan nilai normal yang 7,1%, terkendali sedang 52,4 %, dan terkendali
berarti kadar glukosa darah terkendali (Soewondo, kurang 40,5%.
2005). Beberapa penelitian menunjukan
Menurut hasil penelitian dari Diabetes terdapat hubungan yang bermakna antara
Control and Complication Trial (DCCT) yang tingkat pengetahuan dengan pengendalian
dilakukan di Amerika telah membuktikan bahwa kadar glukosa darah yaitu penelitian yang
pengendalian kadar glukosa darah mendekati dilakukan Rahmadiliyani dan Muhlisin (2008)
normal akan dapat mencegah terjadinya dan penelitian yang dilakukan Jazillah (2003),
komplikasi diabetes melitus seperti penyakit sedangkan penelitian kolaborasi yang dilakukan
serebrovaskuler, penyakit jantung koroner, oleh Setyaningrum Rahmawaty dan Ucik Witasari
penyakit pembuluh darah tungkai, mata, ginjal, (2010) menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
dan syaraf. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
terlihat kadar glukosa darah merupakan indikator pengendalian kadar glukosa darah. Berdasarkan
penting dalam pengendalian DM sehingga latar belakang di atas penulis tertarik untuk
penderita DM dapat mempertahankan kualitas melakukan penelitian tentang hubungan tingkat
hidupnya (Waspasji, 2007). pengetahuan pasien DM tipe II tentang penyakit
Berbagai penelitian menunjukan bahwa DM dengan pengendalian kadar glukosa darah di
kepatuhan pada pengobatan penyakit yang RSU PKU Muhammadiyah Surakarta.
bersifat kronik, pada umumnya rendah. Penelitian
terhadap penderita diabetes, menunjukan 80% METODE PENELITIAN
diantaranya menyuntik insulin dengan cara yang Penelitian ini merupakan penelitian
tidak tepat, 58% memakai dosis yang salah, analitik dengan pendekatan cross sectional untuk
dan 75% tidak mengikuti diet yang dianjurkan. mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain tentang penyakit DM dengan pengendalian kadar
yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan glukosa darah.
seseorang. Pengetahuan merupakan dasar utama Sampel diambil secara purposive sampling
untuk pengobatan dan pencegahan diabetes yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu
yang sempurna. Orang diabetes yang memiliki yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
pengetahuan yang minim tentang diabetes melitus ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
akan lebih mudah menderita komplikasi DM sebelumnya. Kriteria Inklusi dari penelitian ini
(Basuki, 2005). adalah a. Pasien DM tipe II yang terdaftar di RSU
Pengetahuan pasien tentang DM merupakan PKU Muhammadiyah Surakarta.b. Pasien yang
sarana yang dapat membantu penderita melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah
menjalankan penanganan diabetes sehingga puasa pada dua bulan terakhir dan c.Pasien DM
semakin banyak dan semakin baik pasien DM yang bersedia menjadi responden. Sementara
mengetahui tentang diabetes melitus, kemudian kriteria eksklusinya adalah a. Pasien DM yang
selanjutnya mengubah perilakunya, akan dapat mengalami gangguan kognitif (demensia).b.
mengendalikan kondisi penyakitnya sehingga Pasien DM dengan komplikasi penyakit kronis
ia dapat hidup lebih lama dengan kualitas hidup yang berat.c.Pasien DM yang tidak menyelesaikan
yang baik. Berbagai penelitian menunjukan bahwa kuesioner yang diberikan.

18 Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013


Analisa data dilakukan untuk menjawab HASIL DAN PEMBAHASAN
hipotesis penelitian. Pada penelitian ini analisa Responden dalam penelitian ini adalah
data dilakukan dengan uji Chi-Square. Seluruh penderita diabetes melitus tipe II yang sedang
data yang diperoleh diolah dengan sistem menjalani rawat jalan di RSU PKU Muhammadiyah
komputerisasi dengan program SPSS 17. SPSS Surakarta yaitu mulai bulan September sampai
merupakan paket program statistik yang berguna dengan November 2011 dan memenuhi kriteria
untuk mongolah data dan menganalisis data inklusi yang ditetapkan oleh penulis. Penelitian
penelitian. Agar analisis menghasilkan informasi ini dilakukan dengan cara memberikan kuesioner
yang benar, ada empat tahapan dalam mengolah langsung kepada responden serta memberikan
data, yaitu: editing, coding, processing, dan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
cleaning. kepada 33 responden yang ditemui.

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan dengan kendali kadar glukosa darah
Kendali kadar glukosa darah Jumlah total P
Tingkat pengetahuan Baik Sedang Kurang

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

Baik 11 33,4 6 18,1 1 3,1 18 54,6


Tidak Baik 1 3,1 5 15,1 9 27,2 15 45,4 0,001

Total 11 33,5 11 33,2 10 30,3 33 100


Sumber : data primer

Berdasarkan di atas dapat dilihat bahwa yang berhubungan dengan gaya hidup. Banyak
kelompok responden dengan tingkat pengetahuan orang yang mempunyai gaya hidup seperti
baik rata-rata memilki kadar glukosa darah jarang melakukan aktivitas �sik, makan terlalu
terkendali baik sebanyak 11 responden (33,4%), banyak mengandung lemak dan gula, serta
terkendali sedang 6 responden (18,1%), dan sedikit mengandung serat dan karbohidrat. Gaya
terkendali kurang 1 responden (3,1%). Pada hidup seperti ini dapat menjadi penyebab utama
responden yang memilki pengetahuan tidak baik tercetusnya diabetes (Soegondo, 2008).
rata-rata memilki kadar glukosa darah terkendali Berdasarkan pengelolaan dan analisa
baik 1 responden (3,1%), terkendali sedang 5 data menggunakan uji Chi-Square diketahui
responden (15,1%), dan terkendali kurang 9 terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat
responden (27,2%). pengetahuan dengan pengendalian kadar glukosa
Setelah dilakukan uji Chi-Square, darah. Hal ini berarti bahwa kelompok responden
menunjukkan bahwa harga chi-square (X2), dengan pengetahuan baik, kadar glukosa darahnya
hitung sebesar 14673 dengan nilai Asymp.sig cenderung lebih terkendali dibanding dengan
yaitu 0,001. Oleh karena p < 0,05, maka dapat kelompok responden yang memiliki tingkat
diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak, artinya pengetahuan kurang. Apabila dilihat dengan hasil
“ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kajian yang lebih mendalam dengan beberapa
penyakit DM dengan pengendalian kadar glukosa responden diperoleh hasil bahwa responden yang
darah”. memilki pengetahaun rendah tentang DM ternyata
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit memilki pemahaman yang kurang baik mengenai
metabolik heterogen yang bersifat kronik, dan DM.
hingga kini menjadi masalah kesehatan karena Setiap pasien DM perlu mendapatkan
prevelensinya di kalangan tertentu cukup tinggi informasi minimal yang diberikan setelah
dan meningkat dengan cepat (Dwi Retno Adi diagnosis ditegakan, mencakup pengetahuan dasar
Winarni, Soedirman S, dan Suyoto, 2002). tentang DM, pemantauan mandiri, sebab-sebab
Diabetes melitus tipe II merupakan penyakit tingginya kadar glukosa darah, obat hipoglikemia

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 19


oral, perencanaan makan, pemeliharaan kaki, dalam pengelolaan penyakit DM. Pemantauan
kegiatan jasmani, pengaturan pada saat sakit, kadar glukosa darah merupakan bagian yang tak
dan komplikasi. Di dalam pelaksanaanya terpisahkan dari pengelolaan DM, karena dengan
penyampaian informasi tersebut perlu dilakukan pengendalian kadar glukosa darah yang baik dapat
secara bertahap. Harus dihindari informasi yang menurunkan risiko terjadinya komplikasi kronis
terlalu sedikit atau terlalu banyak dalam waktu diabetes.
yang singkat. Dalam menyampaikan informasi, Penelitian yang memiliki hasil yang
faktor yang perlu diperhatikan adalah kondisi berbeda dengan penelitian ini adalah penelitian
pasien DM, baik kondisi �sik dalam hal ini kolaborasi yang dilakukan oleh Setyaningrum
beratnya penyakit maupun kondisi psikologis, Rahmawaty dan Ucik Witasari (2010) menunjukan
karena itu dalam pemberian penyuluhan kesehatan hasil bahwa tidak ada hubungan yang bermakna
harus diamati secara terus-menerus oleh petugas antara tingkat pengetahuan dengan pengendalian
kesehatan baik dokter maupun ahli gizi. Tujuan kadar glukosa darah. Menurut Notoatmodjo
pendidikan kesehatan bagi pasien DM pertama- dalam Jazillah (2002) menyatakan bahwa tingkat
tama adalah meningkatkan pengetahuan mereka pengetahuan ternyata belum menjamin seseorang
karena pengetahuan merupakan titik tolak untuk bersikap sesuai dengan pengetahuan yang
perubahan sikap dan gaya hidup mereka. Pada dimilkinya, karena adanya sistem kepribadian,
akhirnya yang menjadi tujuan pendidikan adalah pengalaman, adat istiadat yang dipegang oleh
perubahan perilaku pasien DM dan meningkatnya individu tersebut. Meskipun demikian dalam
kepatuhan yang selanjutnya meningkatkan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan
kualitas hidup, sehingga perlu kerjasama yang antara lain: Pada penelitian ini tidak dilakukan
baik antara petugas kesehatan dengan pasien DM uji validitas dan realibilitas disebabkan karena
dan keluarganya agar pengobatan diabetes dapat keterbatasan waktu penelitiaan.
berhasil (Basuki, 2005).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian SIMPULAN
sebelumnya yang dilakukan oleh Jazillah (2003) Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dimana hubungan tingkat pengetahuan dan di RSU PKU Muhammadiyah Surakarta, maka
kendali glukosa darah menunjukan terdapat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Ada
hubungan yang linier negatif dengan keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan pasien DM
sedang, yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat tentang DM dengan kendali kadar glukosa darah.
pengetahuan responden semakin terkendali kadar Semakin baik tingkat pengetahuan pasien DM
glukosa darahnya. Responden yang mempunyai tentang DM, semakin terkendali kadar glukosa
pengetahuan rendah tentang pengelolaan DM darahnya.
mempunyai resiko kadar glukosa darahnya DAFTAR PUSTAKA
tidak terkendali 2,34 kali dibandingkan dengan Basuki E., 2005. Penyuluhan Diabetes Melitus. Jakarta,
responden yang mempunyai pengetahuan tinggi. Balai Penerbit FK UI, pp. 131-35.
Berdasarkan penelitian yang yang dilakukan
Dahlan S., 2009. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan
Rahmadiliyani dan Abi Muhlisin (2008) Sampel Dalam Penelitian. Jakarta, Penerbit
menunjukan terdapat hubungan yang signi�kan Salemba Medika, pp. 43-4.
antara pengetahuan tentang penyakit dan Depkes, 1998. Konsensus Pengelolaan Diabetes
komplikasi pada penderita DM dengan tindakan Melitus di Indonesia. (30 Desember 2011)
mengontrol kadar glukosa darah.
Depkes, 2006. Konsensus Pengelolaan Diabetes
Hal ini juga sesuai juga dengan pendapat Melitus di Indonesia. (15 Maret 2011)
Notoadmodjo (2010) yang menyatakan bahwa
Dorlan, 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorlan Edisi
salah satu faktor yang menentukan perilaku 25. Jakarta: Penerbit EGC, pp. 309
kesehatan seseorang adalah tingkat pengetahuan.
Dwi Retno A., Soedirman, dan Suyoto, 2002.
Menurut Soewondo (2005), dengan meningkatnya Dermatofotosis Pada Penderita DM
pengetahuan pasien DM dapat melakukan Tipe II : Pengaruh Kontrol Gula Darah,
penatalaksanaan penyakitnya sehingga kondisi Obesitas, dan Durasi Sakit. Berkala Ilmu
kesehatan pasien menjadi lebih baik. Dimana Kedokteran.34:22-9
monitor glukosa darah merupakan hal utama

20 Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013


Jazilah, 2003. Hubungan Tingkat Pengetahaun, Sikap Soegondo S., 2007. Farmakoterapi Pada Pengendalian
dan Praktik (PSP) Penederita Diabetes Kadar Glukosa Diabetes Melitus Tipe 2.
Melitus Mengenai Pengelolaan Diabetes Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 1860-63.
Melitus dengan Kendali Kadar Glukosa Soewondo P., & Hari H., 2007. Asidosis Laktat.
Darah. Tesis Megister Ilmu Kesehatan (Gizi Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 1881-83.
dan Kesehatan). Pascasarjana Universitas Soewondo P., 2005. Pemantauan Pengendalian
Gajah Mada, Yogyakarta. Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FK
Jazilah, Paulus Wijono, Toto Sudargo, 2005. UI, pp. 153-9.
Hubungan Tingkat Pengetahaun, Sikap dan Soewondo P., 2007. Ketoasidosis Diabetik. Jakarta:
Praktik (PSP) Penderita Diabetes Melitus Balai Penerbit FK UI, pp. 1874-76.
Mengenai Pengelolaan Diabetes Melitus Soewondo P., 2007. Koma Hiperosmolar Hiperglikemi
dengan Kendali Kadar Glukosa Darah. Non Ketotik. Jakarta: Balai Penerbit FK UI,
Sains Kesehatan Program Pasca Sarjana pp. 1878-80.
Universitas Gajah Mada.16:213-222 Sukardji K., 2005. Penatalaksanaan Gizi Pada
Kariadi S., 2009. Diabetes Siapa Takut Panduan Diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FK
Lengkap untuk Diabetesi, Keluarganya, dan UI, pp. 43-53.
Profersional Medis. Bandung: Qanita, pp. Sulistyaningsih, Sofari B., Suroto V., 2009. Studi
74-106. Korelasi Tingkat Pengetahuan Bidan
Notoatmodjo S., 2008. Metodelogi Penelitian Praktik Swasta Di Kabupaten Bantul
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Dengan Kelengkapan Partograf Dan
Notoatmodjo S., 2010. Metodelogi Penelitian Kewenangannya Memaparkan Isi Rekam
Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Medis. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan.
5: 28-38
Rahmadiliyani N., Muhlisin A., 2008. Hubungan
Suyono S., 2005. Kecenderungan Jumlah Penyandang
Antara Pengetahuan Tentang Penyakit Dan
Diabetes. Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp.
Komplikasi Pada Penderita Diabetes Melitus
1-4.
Dengan Tindakan Mengontrol Kadar Gula
Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas I Suyono S., 2007. Diabetes Melitus Di Indonesia.
Gatak Sukoharjo. Jurnal Ilmu Keperawatan Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 1852-56.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 1: Waspadji S., 2005 Diabetes Melitus: Mekanisme
63-7 Dasar dan Pengelolaannya yang Rasional.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 29-41.
Soegondo S & Sukardji K., 2008. Hidup Secara
Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing Waspadji S., 2005. Diabetes Melitus, Penyulit Kronik,
Manis Sakit Gula. Jakarta: Balai Penerbit dan Pencegahannya. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI, pp. 169-78.
FK UI, pp. 17-21.
Waspadji S., 2007. Komplikasi Kronik Diabetes :
Soegondo S., 2005. Prinsip Pengobatan Diabetes,
Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan
Insulin, dan Obet Hipoglikemik Oral.
Strategi Pengelolaan. Jakarta: Balai Penerbit
Jakarta: Balai Penerbit FK UI, pp. 111-12. FK UI, pp. 1884-88.

Biomedika, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2013 21

Anda mungkin juga menyukai