Anda di halaman 1dari 3

Tipe Syringomyelia

Terdapat beberapa jenis syringomyeliai diantaranya:


 Communicating syringomyelia
Communicating syringomyelia adalah dilatasi kanalis spinalis yang
bersifat primer dan hampir selalu dihubungkan dengan abnormalitas dari
foramen magnum seperti Chiari malformation tipe I
 Non-communicating
Non-communicating syringomyelia kista terbentuk pada substansi dari
medula spinalis dan tidak berhubungan langsung dengan kanalis sentralis
atau spatium subarachnoid. Tipe ini kemungkinan disebabkan oleh trauma,
idiopatik, neoplasma (kebanyakan glioma) atau arachnoiditis, tanpa
keterlibatan fossa posterior atau foramen magnum
Berdasarkan gambaran patologi dan postulat tentang mekanisme perkembangan
syringomyelia, maka syringomyelia dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Hankey dan Wardlaw, 2002; Minagar dan Alexander, 2003; Galhom, 2005):
 Tipe I. Syringomyelia dengan obstruksi foramen magnum dan dilatasi
kanal sentralis, dapat disertai dengan malformasi Chiari tipe I, atau disertai
dengan lesi obstrukstif foramen magnum yang lain.
 Tipe II. Syringomyelia tanpa obstruksi foramen magnum (idiopatik).
 Tipe III. Syringomyelia dengan penyakit medula spinalis yang lain (tumor
medula spinalis, mielopati traumatik, arakhnoiditis spinal dan
pakimeningitis, myelomalasia sekunder).
 Tipe IV. Hidromyelia murni dengan atau tanpa hidrosefalus.
Patofiologi
Sampai saat ini patofisiologi terjadinya Syringomyelia masih belum diketahui.
Belum ada kesepakatan tentang patofisiologi Syringomyelia, khususnya yang
terjadi pada malformasi Chiari I (Hankey dan Wardlaw, 2002; Minagar dan
Alexander, 2002; Minagar dan Alexander, 2003; Galhom, 2005).
Salah satu dari postulat yang dikemukakan untuk menerangkan patofisiologi
syringomyelia adalah teori Hidrodinamik dari Gardner. Aliran normal cairan
serebrospinal dari ventrikel keempat dapat terganggu oleh kegagalan pembukaan
saluran keluar dari ventrikel keempat secara kongenital. Sebagai akibatnya,
pulsasi tekanan cairan serebrospinal, yang ditimbulkan oleh pulsasi sitolik dari
pleksus choroideus, disalurkan melalui ventrikel keempat menuju kanal sentralis
medula spinalis, kemudian menyebabkan pembentukan kavitas sentral yang
meluas sepanjang substansi kelabu dan serat-serat lintasan saraf (Hankey dan
Wardlaw, 2002; Minagar dan Alexander, 2002; Galhom, 2005).
Teori ini didukung oleh seringnya dijumpai syringomyelia bersama-sama dengan
malformasi kongenital pada tautan kranioservikal yang dapat mengganggu aliran
normal cairan serebrospinal, misalnya pada malformasi Arnold-Chiari, dan
sindrom Klippel-Feil (fusi antara satu atau lebih vertebra servikal), dan
abnormalitas kongenital lainnya seperti spina bifida dan hidrosefalus (Hankey dan
Wardlaw, 2002; Minagar dan Alexander, 2002; Minagar dan Alexander, 2003).
Bendungan sirkulasi cairan serebrospinal secara anatomis maupun fisiologis, yang
terjadi sebagai respon terhadap ekspansi otak selama sistol jantung, menyebabkan
terjadinya aliran dari tengkorak menuju ke ruangan subarakhnoid spinal dan
mendorong tonsil serebelar masuk ke dalam ruang subarakhnoid. Kemudian
terbentuk pulsasi bertekanan, yang mendorong cairan serebrospinal dari ruang
subarakhnoid menuju ke medula spinalis melalui ruang Virchow-Robin (Hankey
dan Wardlaw, 2002; Minagar dan Alexander, 2002).
Pada pasien dengan syringomyelia paska trauma, dapat terjadi nekrosis dan
pembentukan kista pada tempat terjadinya cedera yang disebabkan oleh cairan
yang dihasilkan oleh akson yang rusak (Minagar dan Alexander, 2002;).
Syringomyelia yang terjadi pada arakhnoiditis spinal dapat disebabkan oleh
mekanisme vaskular. Pada syringomyelia yang terkait dengan tumor,
pertumbuhan tumor dapat mengganggu suplai darah medula spinalis dan
mengakibatkan iskemia, nekrosis, dan pembentukan kavitas (Minagar dan
Alexander, 2002;).
DAFTAR PUSTAKA
Galhom AA. Syringomyelia. 2005. Available from : http://www.emedicine.com
Goetz, L. Posttraumatic Syringomyelia. 2007. Available from :
http://www.emedicine.com
Hankey GJ, and Wardlaw JM. Syringomyelia. dalam Clinical Neurology. Manson
Publishing. pp: 541 – 533. 2002.
Minagar JA, and Alexander S. Arnold-Chiari Malformation and Syringomyelia.
dalam Randolph W. Evans. Saunder’s Mannual of Clinical Practice. WB
Saunders. . pp 903 – 909. 2003.
Ropper AH, and Brown RH. Diseases of the Spinal Cord. dalam Adams and
Victor’s Principles of Neurology, Eight Edition. McGraw-Hill Publishing. pp
1084 – 1087. 2005

Anda mungkin juga menyukai