Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MODUL MATA KULIAH GELOMBANG

BERBASIS STEM (SCIENCE TECHNOLOGY ENGINEERING AND


MATHEMATICS) PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Sudirman*), Kistiono, Taufiq*)


*) Dosen Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Sriwijaya
Email: dirmanduriat@gmail.comdahdiwafiatul@gmail.com

Abstrak: Telah dihasilkan modul mata kuliah Gelombang berbasis STEM yang telah
dilakukan dan diujicobakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2016
Universitas Sriwijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul mata kuliah
Gelombang berbasis STEM yang valid dan praktis. Penelitian ini mengadaptasi model
pengembangan produk oleh Rowntree dan pada tahap evaluasi peneliti menggunakan prosedur
evaluasi formatif dari Tessmer. Teknik pengumpulan data menggunakan walkthrough dan
angket. Kevalidan modul ini dinilai oleh ahli dari tiga aspek yakni aspek isi (content), aspek
desain dan aspek bahasa. Hasil validasi dari ahlidiperoleh rata-rata 87,5 dengan katogori
valid. Untuk aspek kepraktisan modul diperoleh melalui angket pada one to one evalution dan
small group evalution dengan nilai rata-rata 86,75 dengan kategori praktis.
Kata kunci: penelitian pengembangan, modul,STEM, Gelombang.

PENDAHULUAN menjadi peringkat ke-36 dari 137 negara (WEF,


Berkembangnya ilmu pengetahuan dan 2017). Menurut berita yang dilaporkan oleh
teknologi yang semakin pesat di masa sekarang Kompas.com (29/9) Menteri Keuangan
ini sangat nyata dampaknya. Dapat dilihat dari (MenKeu) Sri Mulyani Indrawati
teknologi-teknologi canggih yang membantu mengungkapkan, terdapat beberapa faktor yang
kita di berbagai aspek kehidupan. Kemutakhiran menyebabkan peringkat daya saing global
teknologi yang kita miliki dalam membantu Indonesia meningkat. Faktor tersebut yaitu
kehidupan sehari-ari mengindikasikan bahwa fokus pemerintah terhadap pembangunan
hal tersebut tidak lepas dari berkembangnya infrastruktur di berbagai daerah, begitu juga
kemampuan mansia di bidang ilmu dalam pembangunan sumber daya manusia
pengetahuan. Penelitian serta pengembangan salah satunya melalui investasi pendidikan.
terus dilakukan di berbagai penjuru negara Daya saing tersebut juga dipengaruhi oleh
untuk menciptakan temuan-temuan baru demi beberapa faktor yang terdiri dari empat aspek
mencegah ketertinggalan. Secara tidak langsung yaitu penguatan kelembagaan, kebijakan yang
hal tersebut menumbuhkan semangat kompetisi baik dan inovatif, hard connectivity, dan soft
global di berbagai bidang kehidupan. World connectivity (WEF, 2017). Soft Connectivity
Economic Forum (WEF)pada hari Rabu (27/9) meliputi semua hubungan global yang terbagi
mempublikasikan laporan dari Global dua yaitu social capital dan knowledge capital
Competitiveness Report 2017-2018 bahwa, daya termasuk inovasi teknologi dan pendidikan
saing global Indonesia meningkat 5 peringkat (Devan, 2016). Di masa mendatang, Indonesia
dari tahun lalu yaitu dari peringkat ke-41 perlu meningkatkan kemampuan kompetitif

134
agar bisa bersaing secara global, baik dalam keterbatasan sumber belajar yang digunakan
penguasaan ilmu pengetahuan ataupun mahasiswa dalam pembelajaran. Selama ini
teknologi. Hal inilah menjadi alasan sumber belajar mahasiswa hanya berpusat
dibutuhkannya pengembangan kegiatan kepada pendidik dan buku teks yang digunakan.
pembelajaran yang dapat mencakup sains Pendidik menjadi sumber belajar utama bagi
(sicence), teknologi (technology), rekayasa mahasiswa, tanpa penjelasan dari pendidik,
(engineering), dan matematika (mathemmatics) mahasiswa tidak dapat mempelajari dan
yang biasa disingkat dengan sebutan STEM. memahami materi pembelajaran dengan
Pendidikan STEM memainkan peran sendirinya. Penggunaan buku teks yang biasa
penting dalam pendidikan modern bagi negara digunakan sebagai sumber belajar juga kurang
untuk tetap mengikuti persaingan dalam membantu mahasiswa dalam memahami makna
ekonomi global (Mustafa, dkk., 2016). Bahkan, fisis, matematis, serta penerapannya pada
di negara Amerika selama masa konsep fisika.
pemerintahannya, Presiden Obama Solusi yang dapat diberikan untuk
memprioritaskan perbaikan dalam pendidikan membantu mahasiswa mengatasi kesulitan
STEM (LaForce, dkk., 2016). Dengan tersebut yaitu diperlukannya suatu bahan ajar
penerapan pendidikan STEM dapat yang dapat membantu mahasiswa belajar secara
mengembangkan proses berpikir ilmiah siswa mandiri. Pada penelitian ini, bahan ajar yang
terhadap permasalahan yang harus dipecahkan digunakan berupa modul berbasis STEM
(Scoot, 2012) serta memperoleh keterampilan sebagai salah satu sumber belajar mandiri bagi
dalam mengaplikasikan pengetahuan ilmiah mahasiswa. Penelitian pengembangan modul
yang menjadi salah satu tuntutan STEM bagian berbasis STEM telah dilakukan sebelumnya
engineering(Firman, 2016). Perkembangan oleh Wulandari (2018) yang mengembangkan
teknologi tidak lepas dari kontribusi modul pendaahuluan fisika inti berbasis STEM
perkembangan ilmu fisika, dapat dikatakan untuk mahasiswa pendidikan fisika. Modul
demikian karena ilmu fisika merupakan ilmu yang dikembangkan dinyatakan sangat valid
yang mempelajari gejala-gejala alam yang dengan rerata validasi sebesar 74,33 pada tahap
terjadi pada suatu materi atau energi yang validasi STEM, 40,01 pada tahap validasi
menempati suatu ruang dan massa (Chodijah, content, 38,00 pada tahap validasi desain, dan
dkk., 2012). Kajian tentang materi dan energi 33,00 pada tahap validasi bahasa, serta
merupakan kajian ilmu pengetahuan alam yang memperoleh rerata hasil uji praktisitas sebesar
bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami 65,66 pada tahap one-to-one evaluation dengan
seperti halnya materi gelombang yang biasa kategori sangat praktis, dan 69,80 pada tahap
didefinisikan sebagai rambatan energi, maka small group evaluation dengan kategori sangat
pendidik perlu menyususn strategi agar praktis. Penelitian ini juga mengembangkan
komunikasi dalam pembelajaran lebih mudah modul berbasis STEM, hanya saja materi yang
untuk dipahami. dikembangkan dalam modul yaitu materi
Berdasarkan rekap nilai mata kuliah gelombang. Di dalam materi gelombang, unsur-
gelombang mahasiswa Program Studi unsur sains sangat menonjol yang melibatkan
Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya, banyak sekali variabel-variabel fisika yang
terdapat sebanyak 36,8% mahasiswa kelas saaling berhubungan, sehingga dapat dilakukan
indralaya yang memperoleh nilai di bawah rata- interverensi-interverensi dan rekayasa
rata, sedangkan untuk kelas palembang (engineering) untuk itulah penggunaan
sebanyak 81,5% yang memperoleh nilai di pendekatan STEM dalam pembelajaran
bawah rata-rata. Kesulitan mahasiswa dalam gelombang sangat cocok. Penelitian ini
memahami materi gelombang dikarenakan mengggunakan pendekatan STEM, dengan

135
tujuan agar dapat mengembangkan konten dan Tahap pengembangan merupakan tahap
praktek dalam pembelajaran serta dapat perancangan desain produk awal. tahap ini
mengaplikasikan pendidikan STEM saat dimulai dari (1) pengembangan topik, yaitu
menghadapi situasi atau permasalahan di penentuan pokok bahasan pembelajaran
kehidupan nyata (Kaniawati, 2016). gelombang berdasarkan indikator dan tujuan
Pembelajaran berbasis STEM terdiri dari yang akan dicapai; (2)
empat elemen, yaitu science, technology, penyusunan draf, yang dilakukan pada tahap
engineering, dan mathematics yang dapat ini yaitu menyusun struktur pembelajaran atau
meningkatkan hubungan antara semua elemen kerangka bahan ajar, dengan mengurutkan
STEM tersebut sehingga pembelajaran dapat pokok bahasan dan komponen pendukungnya
lebih bermakna. Pembelajaran berbasis STEM secara sistematis; (3) produksi prototipe 1 untuk
diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa mendapatkan modul gelombang yang sesuai
untuk menyukai dan menguasai sains, dengan perencanaan yang telah ditentukan.
teknologi, rekayasa dan matematika. Mahasiswa
akan dibimbing secara terstruktur melalui Self
petunjuk-petujuk dalam modul, dengan harapan Evaluation
mahasiswa mampu meningkatkan Expert One-to-One
pemahamannya. Inovasi dalam pengembangan Review
modul ini merupakan salah satu cara untuk
mendukung satu rencana strategis Universitas
Sriwijaya dalam menuju World Class
Universityseperti yang tercantum pada tugas Small
pokok dan fungsi Universitas Sriwijaya yaitu Group
meningkatkan atmosfir akademik, kenyamanan
Field Test
belajar, bekerja dan berkarya, serta
menyelenggarakan pengelolaan pendidikan Gambar 1. Alur Desain Formative Evaluation
tinggi yang efisien, efektif dan modern untuk (Tessmer, 1993) Self Evaluation (Evaluasi
mewujudkan Good University Governance. sendiri)
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengambil
judul Pengembangan Modul Mata Kuliah Setelah peneliti menghasilkan prototipe 1,
Gelombang Berbasis Sicence Technology peneliti akan menilai atau mengevaluasi sendiri
Engineering and Mathematics pada Program prototipe 1 yang sudah dibuat sebelumnya
Studi Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya. dengan melihat kesesuaian modul yang
Prosedur Penelitian dikembangkan dengan kaidah pengembangan
1. Tahap Perencanaan modul yang berlaku, desain modul, penulisan
Langkah awal dalam prosedur penelitian dan kebahasaan yang digunakan dalam modul,
pengembangan ini ialah sebuah prencanaan serta ketepatan representasi konsep. Tujuan dari
dengan menganalisis kebutuhan peserta didik evaluasi diri ini yaitu untuk memastikan bahan
terlebih dahulu. Untuk mengetahui apa saja ajar yang dibuat sudah baik yaitu mencakup 3
yang dibutuhkan oleh peserta didik, masalah aspek berupa materi, media, dan desain
yang dihadapi dalam proses pembelajaran
gelombang, serta menganalisis silabus. Setelah Expert Review Evaluation (Evaluasi
hasil analisis kebutuhan didapat, peneliti validator)
merumuskan tujuan pembelajaran dan indikator Hasil prototipe1 yang telah dikembangkan
yang akan dicapai pada tahapself evaluation diberikan kepada ahli
2. Tahap Pengembangan untuk divalidasi. Uji validitas yang dilakukan

136
yaitu validasi isi, bahasa, dan desain dari tersebut. Setelah didapatkan tanggapan siswa
prototipe 1. Para ahlidiberi lembar validasi yang pada tahap small group evaluation, prorotipe 2
sudah disusun oleh peneliti, kemudian diminta direvisi kembali untuk menghasilkan prototipe
untuk menilai dan memberikan saran serta 3 yang merupakan produk akhir penelitian.
komentarnya terhadap prototipe 1 yang telah
dikembangkan. Hasil validasi yang berupa HASIL DAN PEMBAHASAN
tanggapan atau komentar dan saran-saran dari
ahli akan dijadikan acuan untuk merevisi Tabel 1. Hasil Interprestasi Uji ValidasI
prototipe 1. Modul
Ahli 1 2 Rata- Kategori
One to One Evaluation (Evaluasi Orang per rata
Orang) Materi 86 87 86,5 Valid
Pada tahap ini, peneliti meminta tiga Bahasa 88 89 88,5 Valid
orang mahasiswa angkatan 2015 Progran Studi Desain 87 88 87,5 Valid
Rata-rata 87,5 Valid
Pendidikan Fisika Universitas Sriwijaya yang
telah mengikuti mata kuliah gelombang untuk Tabel 2.
Interprestasi Uji Kepraktisan
mewakili populasi. Sampelnya yaitu terdiri dari Modul
mahasiswa berkemampuan tinggi, sedang, dan Nilai 1 2 Rata- Kategori
rendah untuk menilai prototipe 1 yang sudah rata
direvisi. Ketiga mahasiswa dibimbing untuk 87,2 86,3 86,75 Praktis
mempelajari prototipe 1 yang sudah direvisi,
kemudian di akhir pembelajaran mahasiswa Tabel 3. Analisis Materi Gelombang
akan diberikan lembar angket yang berisi Berbasis STEM
penilaian siswa terhadap prototipe 1 yang sudah Materi Scie Tech Engine Mathemati
nce nolog ering cs
direvisi tersebut. Kemudian peneliti y
menganalisis hasil evaluasi one to one sebagai Pendahuluan √ √ √
acuan untuk merevisi prototipe 1 untuk Gelombang Tali √ √ √ √
menghasilkan prototipe 2 yang valid dan Gelombang √ √ √ √
praktis. Osilasi
(Harmonik)
Gelombang √ √ √ √
Small Group Evaluation (Evaluasi Kelompok Bunyi
Kecil) Gelombang √ √ √ √
Elektomagnetik
Tahap ini merupakan tahap pengujicobaan Polarisasi √ √ √ √
prototipe 2 kepada kelompok kecil mahasiswa Interfrensi dan √ √ √ √
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Difraksi
Gelombang
Sriwijaya yang dipilih berdasarkan tingkat
kemampuan mahasiswa. Mahasiswa yang Modul gelombnag berbasiss STEM yang
dipilih diminta untuk mengikuti pembelajaran dikembangkan diuji pada tahap evaluasi dari
menggunakan prototipe 2. Setelah melakukan evaluasi formatif Tessmer yang bertujuan
pembelajaran, mahasiswa diberikan lembar untuk mengetahui kevalidan dan kepraktisan.
angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Pada tahap self evaluation penelitian dilakukan
terhadap prototipe 2 yang telah dipelajari. pengecekan terhadap prototipe I yang
Lembar angket yang digunakan sama seperti dikembangkan, ternyata masih ada yang harus
lembar angket yang digunakan pada tahap one diperbaiki seperti kurang jelas litersai STEM
to one evaluation tujuannya yaitu untuk terutama pada aspek teknologi dan
menguji tingkat kepraktisan prototipe 2 injeneringnya. Karena itu peneliti melakukan

137
revisi kembali dan dilanjutkan ke tahap yang dibawa foton lebih besar dari bahan
berikutnya yakni tahap expert review pada tembaga (ambang bahan) maka elekton-elektron
dosen ahli. Pada tahap expert reviewini adalah akan lepas menuju kutub anoda. Lepasnya
untuk melihat kevalidan modul gelombang dari elektron-elektron ini menghasilkan arus listrik,
segi konten (materi), bahasa, dan STEM. semakin frekuensi cahaya besar semakin
Namun instrumen yang digunakan untuk banyak elektron yang lepas atau energi
memvalidasi modul terlebih dahulu divalidasi kinetiknya semakin besar.
kelayakannya oleh dosen ahli sejawat. Gelombang bunyi dengan frekuensi lebih
Selanjutnya modul yang dikembangkan dari 20 KHz (ultaviolet) dapat digunakan dalam
divalidasi oleh dua dosen ahli dan bidang kesehatan yaitu ultrasonografi (USG),
diperolehrata-rata sebesar 87,5 dengan kategori menghancurkan batu ginjal, menyelidiki otak,
valid. hati dan liver. Selain itu manfaat gelombang
Pada tahap selanjutnya one-to-one- bunyi dapat untuk mengukur kedalaman laut,
evalution, mahasiswa mengisi angket dan mendeteksi keretakan logam, memperlancar
memberikan komentar serta saran guna komunikasi, mendeteksi batu karang,
memperbaiki prototitipe I. Hasil angket yang mengetahui segerombolan ikan di laut,
telah diisi oleh mahasiswa diperoleh sebesar mendeteksi minyak bumi, dan lain-lain.
87,2 dengan kategori sangat praktis. Pada konsep osilasi kegunaanya dapat
Selanjutnya pada tahap small group peneliti ditemui pada spring bed supaya tidur lebih
melakukan uji coba produk dalam kelompok nyaman, bidang pemesinan dan mekanik yaitu
kecil yang bertujuan untuk memperoleh shockabsorber (redaman), garpu tala dengan
gambaran tingkat kepraktisan modul gelombang ukuran yang berbeda menghasilkan bunyi pola
berbasis STEM yang dikembangkan. titinada yang berbeda. Fluida kental
Mahasiswa disuruh untuk mengisi angket dan menyebabkan gaya redaman yang bergantung
memberikan komentar dan saran, guna merevisi pada kecepatan relatif dari ke dua ujungnya.
dan perbaikan dari modul tersebut. Dari hasil Semakin kecil massa m pada gigi garpu tala
angket ini diperoleh sebesar 86,3 yang artinya makin tinngi frekuensi, dan sebaliknya.
termasuk kategori sangat praktis. Sehingga Interfrensi dan difraksi gelombang kegunaanya
diperoleh nilai angket yang diperoleh di bidang teknik holografi (gambar 3 demensi),
mahasiswa rata-rata sebesar 86,75 dengan menjelaskan pada sinyal radio dan menjelaskan
kategori sangat praktis. fenomena alam tejadinya plangi. Sedangkan
Modul gelombang berbasis STEM dari untuk literasi sains dan matematika pada
literasi yang diperoleh untuk teknologi dan konsep-konsep gelombang adalah sangat
enjinering lebih didominasi pada konsep-konsep penting. Konsep gelombang harus dijelaskan
gelombang elektromagnetik dan bunyi. Aplikasi secara sains (fisis) dan secara matematika. Dan
dari gelombang elektrognetik dari kehidupan biasanya pemahaman konsep gelombang yang
sehari-hari banyak dijumpai. Contoh aplikasi lebih komplek dibutuhkan matematika yang
gelombang elektromagnetik antara lain dalam lebih tinggi.
bidang kesehatan, pertanian, pertahanan, dan
telekomunikasi. Cahaya merupakan gelombang DAFTAR PUSTAKA
elektromagnetik dapat digunakan pengisian Afriana, J. (2016). Penerapan Project Based
baterai untuk menggerakkan mobil, menyalakan Learning Terintegrasi STEM untuk
lampu, dan lain-lain. Sel solar juga merupakan Meningkatkan Literasi Sains Siswa
aplikasi dari cahaya yang menggunakan prinsip Ditinjau dari Gender. Jurnal Inovasi
efek foto listrik. Hal ini dapat dijelaskan Pendidikan IPA. 2(2): 202-212.
frekuensi cahaya yang diantarkan oleh paket

138
Andrianti, Y., dkk. (2016). Pengembangan Firman, H. (2016). Pendidikan STEM Sebagai
Media Powtoon Berbasis Audiovisual Kerangka Inovasi Pembelajaran Kimia
pada Pembelajaran Sejarah. Jurnal untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa
Criksetra. 5(9): 58-68. dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Disajikan dalam Prosiding Seminar
Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu
Nasional Kimia dan Pembelajarannya, 17
Pendekaatan Praktek. Jakarta: PT
September 2016. FMIPA Universitas
Rineka Cipta.
Negeri Surabaya.
Arlitasari, O., dkk. (2013). Pengembangan
Firman, H. (2015). Pedidikan Sains Berbasis
Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
STEM: Konsep, Pengembangan, dan
Salingtemas dengan Tema Biomassa
Peranan Riset Pascasarjana. Disampaikan
Sumber Energi Alternatif Terbarukan.
pada Seminar Nasional Pendidikan IPA
Jurnal Pendidikan Fisika. 1(1): 81-89.
dan PLKH Universitas Pakuan, Agustus
Asmuniv, A. (2015). Pendekatan Terpadu 2015. Bandung: Universitas Pendidikan
Pendidikan STEM Upaya Mempersiapkan Indonesia.
Sumber Daya Manusia Indonesia yang
Kaniawati, D.S., dkk. (2015). Study Literasi
Memiliki Pengetahuan Interdisipliner
Pengaruh Pengintegrasian Pendekatan
dalam Menyongsong Kebutuhan Bidang
STEM dalam Learning Cycle 5E terhadap
Karir Pekerjaan Masyaraka Ekonomi
Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
ASEAN (MEA).
pada Pembelajaran Fisika. Disajikan
http://www.vedcmalang.com/pppptkboem
dalam Prosiding Seminar Nasional
lg/index.php/menuutama/listrik-
Fisika, 21 November 2015. UPI Bandung.
electro/1507-asv9. Diakses 05 September
2017. Laboy-Rush, D. (2010). Integrated STEM
Education trhough Project-Based
Chodijah, S., dkk. (2012). Pengembangan
Learning. New York: Learning.com.
Perangkat Pembelajaran Fisika
Menggunakan Model Guided Inquiry LaForce, M., dkk. (2016). The Eight Essential
yang Dilengkapi Penilaian Fortofolio Elements of Inclusive STEM High
pada Materi Gerak Melingkar. 1: 1-19. Schools. International Journal of STEM
Education. 3(21): 1-11.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran.
Yogyakarta: Gava Media. Mustafa, N., dkk. (2016). A Meta-Analysis on
Effective Strategies for Integrated STEM
Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan
Education. Advanced Science Letters.
Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas.
22(12): 4225-4228.
Devan, J. (2016). Cities: Key Concepts and an
Pemanasari, A. (2016). STEM Education:
Analytical Framework. Disajikan dalam
Inovasi dalam Pembelajaran Sains.
Pertemuan Dewan Forum Ekonomi
Disajikan dalam Prosiding Seminar
Dunia membahas Daya Saing, Juni
Nasional Pendidikan Sains, 22 Oktober
2016, Switzerland.
2016. Surakarta.
Dewi, H.R., dkk. (2017). Peningkatan
Pertiwi, R.S. (2017). Pengembangan Lembar
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
Kerja Siswa dengan Pendekatan STEM
Melalui Penerapan Inkuiri Terbimbing
(Science, Technology, Engineering,
Berbasis STEM. Disajikan dalam Seminar
Mathematics) untuk Melatih
Nasional Pendidikan Fisika III, 15 Juli
Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
2017. FKIP Universitas PGRI Madiun.

139
pada Materi Fluida Statis. Tesis. FKIP Septiani, E.T. (2014). Penggunaan Bahan Ajar
Universitas Lampung. Leaflet terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Materi Pokok Sistem Gerak Manusia
Prastowo, A. (2012). Panduan Kreatif Membuat
Kelas VIII SMPN 22 Bandar Lampung.
Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA
Digital Repository UNILA.
Press (Anggota IKAPI).
Sholikhakh, R.A., dkk. (2012). Pengembangan
Prawiradilaga, S.D. (2008). Prinsip Desain
Perangkat Pembelajaran Beracuan
Pembelajaran. Jakarta: Kencana Predana
Konstruktivisme dalam Kemasan CD
Media Group.
Interaktif Kelas VIII Materi Geometri dan
Pribadi, B.A. & Sjarif, E. (2010). Pendekatan Pengukuran. Unnes Journal of Research
Konstruktivistik dan Pengembangan Mathematics Education. 1(1): 13-19.
Bahan Ajar pada Sistem Pendidikan Jarak
Sudijono, A. (2010). Pengantar Statistik
Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka dan
Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Jarak Jauh. 11(2): 117-128.
Persada.
Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-
Sugiyono, S. (2010). Metode Penelitian
Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Rahmiza, S., dkk. (2015). Pengembangan LKS Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
STEM (Science, Technology,
Sugiyono, S. (2012). Metode Penelitian
Engineering, and Mathematics) dalam
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Meningkatkan Motivasi dan Aktivitas
Belajar Siswa SMA Negeri Tessmer, M. (1993). Planning and Conducting
Formative Evaluation. Routledge:
1 Beutong pada Materi Induksi
London.
Elektromagnetik. Jurnal Pendidikan
SainsIndonesia.3(1):1-9. World Economic Forum (WEF). (2016).
Competitive Cities and Their
Scoot, C. (2012). An Investigation od Science
Connections to Global Value Chains.
Technology Engineering and Mathematics
Switzerland: WEF.
(STEM) Focused High Scools in the U.S.
Journal of STEM Education. 13(5): 30-
39.

140

Anda mungkin juga menyukai