Anda di halaman 1dari 3

1. Ciptaan seperti apakah yang tidak dapat didaftarkan Hak Cipta-nya?

Jawab:

Pada dasarnya tidak semua ciptaan bisa didaftarkan ke Ditjen HKI. Ciptaan tidak dapat
didaftarkan jika: Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Ciptaan tidak orisinal.
Ciptaan tidak diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Ciptaan yang sudah menjadi milik umum.

2. Apakah pengertian lisensi dalam HKI?

Jawab:

Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terbit
kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk dengan
disertai kewajiban pemberian royalti kepada pemegang hak cipta oleh penerima lisensi. Kecuali,
jika ada perjanjian lainnya. Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi kepada pihak lain
berdasarkan surat perjanjian lisensi. Agar dapat mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga,
perjanjian lisensi ini wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal HKI, Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia.

Perjanjian lisensi yang memuat ketentuan yang dapat menimbulkan akibat yang
merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaiangan
usaha yang tidak sehat, dilarang oleh undang-undang.

3. Saya ingin mengembangkan usaha hingga ke luar negeri. Bagaimana cara mengurus HKI untuk
merek saya di luar negeri? Perlukah saya mengurusnya di Indonesia juga?

Jawab:

Ketika memasang target produk Anda akan dilempar ke pasar di luar negeri, maka Anda
sebaiknya mendaftarkan merek Anda di negara-negara dimana produk tersbut diperdagangkan.
Inilah perlunya Anda membuat business planagar bisa mengetahui dengan lebih mudah, target
pengembangan usaha Anda ke depan. Pendaftaran merek hanya berlaku di negara di mana merek
tersebut didaftarkan. Kecuali, bagi merek yang telah memiliki nama internasional, maka tanpa
mengurus hak kepemilikan merek, merek tersebut telah secara otomatis dilindungi oleh negara.
Saat ini penerapan perdagangan bebas akan memungkinkan pihak lain dari negara lain
masuk ke Indonesia. Jadi, meski produk Anda tidak dijual di Indonesia, tak ada salahnya jika
Anda tetap mendaftarkannya di Ditjen HKI. Jangan sampai, ketika ada merek asing yang sama
datang dan mendaftar ke Ditjen HKI, Anda sudah terlambat.

4. Saya memegang merek dagang sebuah salon. Ternyata ada salon lain yang menggunakan nama
yang sama dengan salon milik saya. Saya harus melakukan apa?

Jawab:

Anda bisa membuat laporan dengan mengajukan permohonan Penetapan Sementara ke


Pengadilan Niaga dengan menunjukkan bukti-bukti kuat sebagai pemegang hak dan bukti adanya
pelanggaran. Penetapan sementara ditujukan untuk mencegah berlanjutnya pelanggaran hak cipta
seperti impor dan penghilangan barang bukti.

5. Bisnis saya adalah membuat kue ulang tahun anak. Saat ini saya menggunakan beberapa karakter
popular sebagai hiasan kue, seperti Angry Birds, Barney, Sponge Bob, dan lain-lain. Saya
mengambil gambar-gambar tersebut dari internet. Apakah saya melakukan pelanggaran hak cipta?

Jawab:

Karakter seperti Angry Birds, Barney atau lainnya termasuk karya seni yang dilindungi
oleh hak cipta. Setiap penggunaan karakter yang bukan hak milik pribadi, harus meminta izin
kepada pemegang hak ciptanya. Jika tidak dilakukan, mungkin saja suatu hari pemilik hak cipta
akan menuntut Anda.

6. Saya mengubah warna dan jenis huruf pada merek yang saya gunakan dan sudah didaftarkan di
Ditjen HKI. Apakah saya perlu mendaftarkan kembali?

Jawab:

Undang-undang mengatur bahwa sebuah merek harus digunakan untuk jenis barang
dan/atau jasa yang sesuai dengan jenis barang dan/atau jasa yang didaftarkan dan sesuai merek
yang didaftar. Dalam Undang-undang dijelaskan pula bahwa ketidaksesuaian dalam penggunaan
meliputi ketidaksesuaian dalam bentuk penulisan kata atau huruf dan juga penggunaan warna
yang berbeda. Mengacu pada ketentuan ini, sangat disarankan kepada pemilik merek untuk
mendaftarkan mereknya di Ditjen HKI sesuai dengan tampilan yang sebenarnya (actual use).
Maka, jika terjadi perubahan tampilan pada merek terdaftar, sebaiknya desain merek yang baru
juga didaftarkan ke Ditjen HKi melalui pengajuan permohonan baru. Sehingga merek baru
tersebut memperoleh perlindungan yang maksimal termasuk terhadap risiko penghapusan merek.

7. Apakah sebuah merek dapat hilang perlindungannya?

Jawab:

Sebuah merek bisa saja dihapuskan pendaftarannya dan tidak lagi dilindungi jika merek
yang didaftarkan digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan yang
didaftarkan. Penghapusan ini bisa berdasarkan prakarsa Ditjen HKI atau berdasarkan keputusan
pengadilan yang mengabulkan gugatan penghapusan dari pihak lain.

Selain itu, sebuah merek juga bisa dihapuskan pendaftarannya atau digugat penghapusan
oleh pihak lain jika terbukti dalam waktu tiga tahun berturut-turut merek yang terdaftar tidak
dipakai dalam perdagangan barang/jasa. Penghapusan merek ini tentu saja didasari pada fakta-
fakta yang diperoleh melalui survei atau penyelidikan di lapangan.

8. Apakah ada standar besarnya royalti yang harus dibayarkan kepada pencipta atau pemegang hak
cipta?

Jawab:

Tidak ada standar, namun biasanya besarnya royalti yang wajib dibayarkan kepada
pemegang hak cipta oleh penerima lisensi adalah berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
dengan berpedoman pada kesepakatan organisasi profesi.

Anda mungkin juga menyukai