Anda di halaman 1dari 5

Fitur dan Menu Layanan ATM

ATM merupakan layanan perbankan 24 jam yang memungkinkan Anda untuk


melakukan berbagai transaksi perbankan tanpa Anda harus datang ke kantor cabang.
Layanan ATM Kami memiliki banyak fitur dan memberikan kemudahan, kenyamanan
dan keamanan untuk Anda.
Berbagai jenis transaksi dapat Anda lakukan melalui ATM seperti melakukan :
Transaksi non keuangan seperti informasi mengecek saldo rekening, melihat mutasi
rekening dan mencetak rekening koran ataupun.
Transaksi keuangan seperti :
1. Penarikan uang tunai.
2. Pengecekan saldo tabungan.
3. Transfer antar rekening BNI Syariah.
4. Transfer antar rekening bank melalui jaringan ATM bersama.
5. Pembayaran tagihan telepon :
6. Telkom, Kartu Halo Telkomsel, XL, Indosat.
7. Listrik (daerah tertentu : Kaltim, Sumbar, Jateng dan DIY, Batam, Sulut, Sulteng
dan Gorontalo dan Kalbar).
8. Pembelian Voucher Prabayar seperti : Telkomsel (Simpati dan As), Indosat
(Mentari, IM3 dan StarOne), XL (bebas dan jempol), ESIA dan Telkom Flexi.
9. Pembelian Tiket Airline yaitu : Garuda, Lion Air dan Mandala.
10. Pembayaran Uang Kuliah berbagai universitas/institute seperti : ITB, Trisakti,
Unpad, UNS, Unibraw, USU, Unsri, UNJ, UPN Jogya dsb.
11. Pembayaran berbagai tagihan Hasanah Card (kartu pembiayaan BNI Syariah).
12. Pembayaran zakat, infaq dan shadaqoh.
Agar Anda bisa bertransaki di ATM, Anda bisa datang ke kantor cabang BNI Syariah
untuk dibuatkan BNI Syariah Card.

Teknologi informasi

Perkembangan teknologi informasi yang pesat sangat dibutuhkan oleh perbankan guna
menghadapi persaingan, khususnya bersaing dengan perbankan syariah yang lain. BNI
Syariah sebagai anak perusahaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya
mengoptimalkan pemanfaatan sistem teknologi informasi dari Bank Induk melalui
pengembangan produk dan jasa perbankan syariah agar dapat tumbuh dan berkembang di
tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.

Teknologi informasi sebagai penggerak bisnis perusahaan


harus eksibel dan dapat diandalkan sehingga dapat mengikuti perkembangan berbagai produk
perbankan syariah serta mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan. Sebagai salah satu bank
syariah terbaik di Indonesia, BNI Syariah berupaya untuk menerapkan dan meningkatkan tata
kelola teknologi informasi.

Fokus operasional teknologi informasi pada tahun 2014 adalah mengoptimalkan pemanfaatan
Core Banking System PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, pengembangan Sharia Link
sebagai middleware system untuk mendukung layanan bisnis transaksional BNI Syariah,
pengembangan Electronic Financing Origination (eFO) secara berkelanjutan untuk
memenuhi kebutuhan otomasi pemrosesan pembiayaan dan otomasi pelaporan baik internal
maupun eksternal untuk mendukung kinerja bisnis perusahaan.

BNI Syariah Kembangkan Hasanah Digital


Jakarta, 22 Februari 2017 bertempat di Hotel Shangrilla Jakarta. Pesatnya
perkembangan teknologi secara geografis serta bergesernya preferensi masyarakat
dalam mengakses layanan keuangan secara digital, menginisiasi BNI Induk
meluncurkan terobosan BNI Digital Nation 2017 yakni platform digital bagi nasabah
dalam bertransaksi perbankan.
Sejalan dengan inovasi tersebut, BNI Syariah sebagai anak perusahaan sangat
mendukung digitalisasi perbankan melalui Hasanah Lifestyle Banking dengan
memberikan one service Hasanah yang memberikan produk dan layanan sesuai syariah
yang dapat diakses melalui aplikasi hasanah mobile di smartphone/gadget. Hal ini
memudahkan nasabah dalam mengetahui informasi fitur-fitur layanan dan produk BNI
Syariah dimanapun dan kapanpun sehingga nasabah tidak perlu repot ke bank untuk
bertransaksi.
Dalam kesempatan ini, BNI Syariah akan menampilkan layanan hasanah lifestyle
banking application diantaranya produk Wakaf Hasanah (berwakaf secara
online), Migrant Mortgage (pembelian rumah untuk TKI), Umrah & Hajj (layanan
ibadah lengkap dengan map locator), halal tourism dan hasanah wallet.
“Besarnya pengaruh media digital saat ini mendorong BNI Syariah untuk terus
berinovasi dengan menjadi bagian gaya hidup Hasanah salah satunya dengan
kemudahan transaksi syariah melalui platform digital yang modern sehingga nasabah
dapat merasakan pengalaman berHasanah dimanapun dan kapanpun bersama BNI
Syariah”, tutur Imam T Saptono, Direktur Utama BNI Syariah.
Wakaf Hasanah
Wakaf Hasanah digital (wakafhasanah.bnisyariah.co.id) merupakan produk yang
diinisiasi oleh BNI Syariah untuk memfasilitasi masyarakat berwakaf. Dana yang
terhimpun selanjutnya disalurkan ke proyek-proyek produktif meliputi commercial
tower, rumah sakit dan lembaga pendidikan. Saat ini ada lima lembaga pengelola
wakaf/nadzir yang telah bekerja sama dengan BNI Syariah. Antara lain, Yayasan
Dompet Dhuafa, Yayasan Rumah Zakat, Global Wakaf, Yayasan Pesantren Al -Azhar,
dan Badan Wakaf Indonesia. Informasi wakaf Hasanah secara real-time dapat diperoleh
para wakif melalui layanan customer care wakaf Hasanah seperti BNI Call Centre
1500046 dan staff customer service yang tersedia di seluruh Kantor Cabang BNI
Syariah.
Umroh dan Hajj
Dalam aplikasi ini, nasabah dapat mengetahui informasi pada saat menunaikan ibadah
haji dan umroh diantaranya lokasi rumah sakit di Mekkah dan Madinah, tips haji dan
umroh, letak ATM di Tanah Suci dan info-info lainnya sehingga memudahkan saat
beribadah di Tanah Suci.
Kinerja Bisnis BNI Syariah Triwulan 4 – 2016
Kinerja BNI Syariah tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif. Tercatat l aba bersih
triwulan IV – 2016 sebesar Rp 277.37 Miliar atau meningkat 21.38% dari Desember
2015 sebesar Rp 228.52 Miliar. Dari segi asset BNI Syariah terus mengalami pergerakan
positif yakni posisi per Desember 2016 sebesar Rp 28.31 Triliun atau naik 23.01 % dari
posisi Desember 2015 sebesar Rp 23.01 Triliun. Pertumbuhan asset ini disokong oleh
adanya peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 15.36% dengan posisi per
Desember 2016 Rp 20.49 Triliun.
Komposisi pencapaian pembiayaan BNI Syariah per Desember 201 6 terbagi menjadi
empat sektor yakni pembiayaan konsumtif sebesar Rp 10.91 Triliun (53.26%),ritel dan
produktif sebesar Rp 8.00 Triliun (39.06%), mikro sebesar Rp 1.20 Triliun (5.88%) dan
hasanah card sebesar Rp 367.59 Miliar (1.79%).
Laba positif juga didukung oleh pertumbuhan ekspansi dana pihak ketiga sebesar Rp
24.23 Triliun, tumbuh 25.41% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp
19.32 Triliun, dengan komposisi rasio dana murah (CASA) sebesar 47,63% dari periode
di tahun sebelumnya 46.15%. Dari sisi effisiensi, laba juga disokong oleh penurunan
biaya operasional (BOPO) menjadi 87.67% dimana sebelumnya sebesar 89.63%.
Kualitas pembiayaan (NPF) tetap terjaga dibawah 3%.

BNI Syariah Siapkan Strategi Untuk Hadapi Era Disrupsi


https://www.bnisyariah.co.id/id-id/beranda/berita/siaranpers/ArticleID/1651/BNI-Syariah-
Siapkan-Strategi-Untuk-Hadapi-Era-Disrupsi

Jakarta, 22 Maret 2019. BNI Syariah sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi era
disrupsi. Era disrupsi ini terjadi ditunjukkan dengan perubahan yang cukup cepat dan
mengganggu eksisting bisnis.
Disrupsi bukan hanya mengubah cara berbisnis melainkan fundamental bisnis. Untuk
perbankan salah satu disrupsi ditunjukkan dengan mulai bermunculan perusahaan keuangan
digital atau fintech yang mulai menggerus fungsi bank. Untuk menghadapi era disrupsi ini,
BNI Syariah mengoptimalkan pengembangan digital.
Hal ini disampaikan Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto
dalam acara talkshow Republika Café CEO 2019 dengan tema “Benarkah Disrupsi
Mematikan Bisnis” di D'consulate Wahid Hasyim, Jakarta.
Wahyu Avianto mengatakan dari sisi pengembangan digital, BNI Syariah terus
bertransformasi untuk memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat. “Dengan
dukungan teknologi dan jaringan BNI Incorporated, BNI Syariah siap memberikan layanan
yang terbaik,” kata Wahyu, Jumat (22/3).
Selain itu, secara umum untuk menghadapi era disrupsi, BNI Syariah terus melakukan
adaptasi dan kolaborasi. Bank juga melakukan transformasi baik dari sisi SDM maupun
infrastruktur baik perangkat lunak dan perangkat keras.
Pada tahun ini, BNI Syariah menekankan pengembangan digital untuk ekosistem halal.
Digitalisasi halal ekosistem dilakukan dengan beberapa langkah strategis.
BNI Syariah tergabung sebagai anggota AFSI (Asosiasi Fintech Syariah Indonesia) sekaligus
mensupport kebutuhan penggunaan fitur-fitur payment/transfer bank yang digunakan oleh
para startup/fintech untuk mendukung pengembangan ekosistem halal syariah.
Selain itu, kolaborasi dilakukan BNI Syariah dengan Fintech Syariah, seperti PT. Ammana
Fintek Syariah untuk melahirkan solusi Digital Wakaf yang bertujuan mendorong partisipasi
masyarakat terhadap wakaf produktif guna membangun Indonesia yang lebih baik. Sosialisasi
kepada masyarakat tentang kemudahan platform Ammana untuk berwakaf melalui
23 Nadzhir (Lembaga Wakaf) yang tergabung sebagai anggota Forum Wakaf Produktif.
Dengan strategi tersebut diharapkan bank bisa mengantisipasi risiko disrupsi yang berpotensi
menyebabkan kemunduran bisnis. BNI Syariah juga terus meningkatkan kualitas layanan
seperti himbauan shalat tepat waktu di seluruh kantor cabang BNI Syariah dan
menghapuskan sistem denda.

Hadapi Persaingan, Bank BNI Ubah Strategi

JAKARTA. Persaingan yang ketat memaksa perbankan melakukan berbagai strategi untuk
memenangkan pertempuran. Itulah yang Bank BNI lakukan.

Bank BUMN akan mengubah pola bisnis dari product centric menjadi customer centric. Jadi
nantinya, Bank BNI akan lebih aktif menanyakan kebutuhan para nasabah.

Untuk itu, BNI membutuhkan lebih banyak karyawan di front office. Sekarang komposisi
karyawan BNI di front office dan back office adalah 30:70. Untuk perubahan strategi ini,
"Kami akan balik menjadi 70% di front office dan 30 di back office," kata Direktur Utama
Bank BNI Gatot Suwondo.

Selain mengubah komposisi karyawan, untuk mendukung rencana itu BNI juga siap
mengucurkan investasi US$ 200 juta hingga lima tahun ke depan.

Sementara dari sisi kinerja, di kuartal I 2010 lalu BNI berhasil membukukan outstanding
kredit sebesar Rp 118,72 triliun. Angka ini naik 3,44% dibanding periode sama tahun
sebelumnya yang hanya membukukan kredit Rp 114,77 triliun.

Namun, jika dibandingkan outstanding kredit di akhir Desember 2009, maka nilai tersebut
turun sekitar Rp 2 triliun. Tahun lalu bank berlogo angka 46 ini berhasil
membukukan outstanding kredit sebesar Rp 120 triliun.

Direktur Tresuri dan Internasional Bank BNI Bien Subiantoro mengatakan, rendahnya
penyaluran kredit BNI pada kuartal I 2010 karena minimnya penyerapan kredit. "Jika
dibandingkan Desember 2009, kredit kami turun karena adanya pelunasan utang dua debitur
besar Bank BNI, salah satunya adalah PT Cikarang Listrindo," ujar Bien. Untuk melunasi
utangnya, Cikarang Listrindo menerbitkan obligasi sekitar US$ 210 juta.

Kata Bien, penurunan ini tak perlu dikhawatirkan. Sebab, BNI telah memiliki komitmen
penyaluran kredit sebesar Rp 5,5 triliun dalam tiga bulan kedepan. "Kredit ini akan
disalurkan untuk sektor jasa dunia usaha, manufaktur, transportasi dan telekomunikasi,"
tambahnya.

Meski kreditnya turun, BNI berhasil membukukan laba bersih Rp 1,03 triliun di kuartal I
2010, naik 62% dibanding kuartal I 2009 sebesar Rp 635 miliar. ”Salah satu pendorong
pertumbuhan laba adalah konsistensi mesin-mesin bisnis BNI yang menghasilkan fee
income," ujar Gatot.
Tahun ini Bank BNI menargetkan pertumbuhan 14%- 17% di semua lini. Ini berdasarkan
asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5%. "Jika pertumbuhan ekonomi 5,8%, pertumbuhan
kami bisa 20%. Tapi kami tetap memilih target konservatif," ujar Gatot.

Anda mungkin juga menyukai