Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi sebuah negara tidak terlepas dari stabilitas


dari mata uang negara tersebut yang tentu menjadi sebuah faktor yang akan
menentukan jalannya sebuah sistem ekonomi yang baik dalam sebuah negara atau
perusahaan. Indonesia yang terkenal akan kekayaan alamnya dan jalurnya yang
strategis merupakan sebuah tantangan yang sangat menggiurkan bagi investor
investor asing untuk menanamkan sahamnya di negeri ini. Dengan demikian akan
melahirkan banyak kegiatan ekonomi yang membutuhkan sebuah sistem yang bisa
menjamin kelangsungan dari kegiatan ekonomi tersebut.

Mata uang merupakan sebuah alat transaksi yang suatu saat mengalami
penurunan dan peningkatan (fluktuasi), dengan demikian dibutuhkan sebuah
sistem yang bisa menjaga ataupun mengurangi ketidak pastian pergerakan harga
dimasa yang akan datang, kagiatan ini disebut sebagai hedging.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hending atau lindung nilai ?
2. Apa saja jenis-jenis lindung nilai atau hending pada umumnya ?
3. Apa saja jenis hending menurut Syariah?
4. Bagaimana implementasi hending dalam fatwa DSN MUI ?
C. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui hending menurut konvensional, dan membandinkan
bagaimana islam memandang hending atau lindung nilai, serta bagaimana
impelemantasinya melaui DSN MUI.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGARTIAN
Dengan adanya risiko fluktuasi nilai tukar, manajemen perusahaan yang
memiliki transaksi internasional berusaha untuk menghindari maupun mengurangi
kerugian dari fluktuasi nilai tukar tersebut. Adapun tindakan yang dilakukan pihak
manajemen salah satunya dengan menggunakan teknik lindung nilai atau disebut
hedging. Hedging berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “hedge” yang berarti
pagar. Kata hedging ini telah menjadi bagian dari perbendaharaan kata dalam
manajemen keuangan terutama dalam hal yang berkaitan dengan pembatasan dan
pengendalian risiko keuangan1.

Hedging atau lindung nilai dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai
suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan resiko
pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk
mengurangi timbulnya resiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap
dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.

Menurut Madura (2006) hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk


melindungi sebuah perusahaan dari exposure nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi
nilai tukar adalah sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi
nilai tukar2
Shapiro (2007) menjabarkan bahwa hedging adalah : “Hedging a particular
currency exposure means establishing an offsetting currency position such that
whatever is lost or gained on the original currency exposure is exactly offset by a
corresponding foreign exchange gain or lost on the currency hedge.”
Artinya hedging atas suatu risiko mata uang berarti membuat suatu posisi mata
uang yang berlawanan sedemikian rupa sehingga kerugian atau keuntungan dari risiko

1
MUSHLIHATUN NUR. ANALISIS KEBIJAKAN LINDUNG NILAI DAN PENGARUHNYA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN : STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA (SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN
BOGOR BOGOR 2013) hlm 7
2
Ibid

2
mata uang yang semula dihapuskan oleh keuntungan dan kerugian dari mata uang
yang di-hedge tersebut.3

Seorang hedger atau pelaku lindung nilai biasanya akan melakukan investasi
pada suatu sekuritas yang diyakininya memiliki harga dibawah nilai pasar yang
seharusnya dan menggabungkannya dengan sekuritas lainnya yang berhubungan
dengan sekuritas tersebut. 4

Menurut Holbrook Working, seorang perintis teori lindung nilai menyebut


teori ini dengan istilah speculation in the basis (spekulasi dasar), di mana dasarnya
adalah perbedaan antara nilai teoritis lindung nilai dengan nilai pasar sesungguhnya.
Beberapa bentuk resiko yang diambil merupakan suatu resiko yang menyatu dari
kegiatan bisnis yang dilakukan, dan beberapa merupakan hal yang wajar pada bisnis
tertentu seperti misalnya pada bisnis tertentu seperti misalnya pada bidang usaha
kenaikan dan penurunan harga adalah hal yang wajar5.

Beberapa bentuk resiko lainnya adalah tidak diinginkan namun tidak dapat
dihindari tanpa melakukan lindung nilai. Hedging (lindung nilai) biasanya seringkali
digunakan untuk kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan ekspor. Sedangkan
pada perbankan dan lembaga keuangan lainnya menggunakan lindung nilai untuk
mengendalikan ketidaksesuaian antara aktiva dan kewajibannya seperti misalnya
ketidaksesuaian saat jatuh tempo antara posisi jual, suku bunga pinjaman tetap dan
deposito jangka pendek.

Sedangkan menurut Islam yang dimaksud dengan hedging atau lindung nilai
(al-Tahawwuth) atas nilai tukar adalah cara atau teknik atau strategi untuk
mengurangi resiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan timbul akibat adanya
fluktuasi nilai tukar6.

Sedangkan dilihat dari fatwa DSN_MUI menyebutkan bahwa hending atau


lindung nilai adalah Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:hending atau Lindung
Nilai (al-Tahawwuth/Hedgingi atas Nilai Tukar adalah cara atau teknik untuk

3
Ibid. hlm 8
4
RYAN SURYA SETYAWAN, TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK HEDGING MENGGUNAKAN
METATRADER 4 PADA TRANSAKSI KOMODITI EMAS SKRIPSI (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2018). Hlm 25
5
Ibid
6
Ibid, hlm 26

3
mengurangi risiko yang timbul maupun yang diperkirakan akan timbul akibat adanya
fluktuasi nilai tukar, Lindung Nilai Syariah (al-Tahawwuth al-Islami/Islamic
Hedging) atas Nilai Tukar adalah cara atau teknik lindung nilai atas nilai tukar
berdasarkan prinsip syariah;
Berdasarkan defenisi diatas bahwa hending atau lindung nilai adalah
menajeman resiko akibat turun naiknya mata uang (valuta asing ) yang berpengaruh
keuntunagn dan kerugian perusahan.
B. JENIS-JENIS TEKNIK LINDUNG NILAI/ HENDING PADA UMUMNYA
Madura (2006) menjelaskan jika suatu perusahaan internasional memutuskan
untuk melakukan hedging sebagian atau seluruh eksposur transaksinya, maka
perusahaan dapat memilih berbagai teknik hedging berikut7:
a. Lindung Nilai Futures
Suatu perusahaan yang membeli kontrak futures mata uang memilik hak untuk
menerima sejumlah mata uang tertentu pada kurs yang telah ditetapkan pada tanggal
tertentu. Sebagai lindung nilai utang masa depan dalam mata uang asing, perusahaan
dapat membeli kontrak futures dalam mata uang yang akan diperlukan dalam jangka
pendek. Dengan memiliki kontrak ini, perusahaan telah menetapkan jumlah dalam
mata uang asal yang diperlukan untuk melunasi utang.
b. Lindung Nilai Forward
Seperti juga kontrak futures, kontrak forward dapat digunakan untuk
menetapkan kurs masa depan yang digunakan perusahaan untuk membeli atau
menjual suatu mata uang. Perbedaannya kontrak forward umumnya digunakan untuk
transaksi besar, sementara kontrak futures digunakan untuk jumlah yang lebih kecil.
Selain itu, perusahaan dapat meminta kontrak forward dalam jumlah yang tepat sama
dengan jumlah yang diinginkan, sementara kontrak futures memiliki jumlah unit mata
uang yang standar.
c. Lindung Nilai Pasar Uang
Lindung nilai pasar uang melibatkan mengambil posisi di pasar uang untuk
menutup posisi utang atau piutang di masa depan. Terdapat dua jenis yakni, lindung
nilai pasar uang atas utang dan lindung nilai pasar uang atas piutang. Lindung nilai
pasar uang atas utang dilakukan jika perusahaan memiliki kelebihan kas, perusahaan
dapat membuat deposito jangka pendek dalam mata uang asing yang akan

7
MUSHLIHATUN NUR.op cit hlm 9-11

4
dibutuhkannya di masa depan. Sedangkan lindung nilai pasar uang atas piutang
dilakukan dengan meminjam dalam mata uang tersebut sekarang dan
mengkonversinya menjadi dolar. Piutang yang diterima akan digunakan untuk
melunasi pinjaman tersebut.
d. Lindung Nilai Opsi Mata Uang
Opsi mata uang memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis lindung
nilai yang sebelumnya yaitu mengisolasi perusahaan terhadap dampak negatif dari
pergerakan kurs tetapi membuat perusahaan dapat memanfaatkan dampak positif dari
pergerakan kurs. Opsi beli mata uang memberikan hak untuk membeli sejumlah mata
uang tertentu dengan harga tertentu (exercise price) selama suatu periode waktu
tertentu. Namun tidak ada kewajiban bagi pemiliknya untuk membeli pada harga
tersebut ketika kurs spot mata uang ternyata lebih rendah dari harga exercise price-
nya. Opsi jual mata uang memberikan hak untuk menjual sejumlah mata uang tertentu
pada harga tertentu selama suatu periode waktu tertentu. Perusahaan dapat
menggunakan opsi jual sebagai lindung nilai piutang dalam mata uang asing, karena
opsi ini menjamin adanya harga tertentu yang digunakan untuk menjual mata uang
dari pelunasan piutang.
e. Kontrak Forward Jangka Panjang
Seperti kontrak forward jangka pendek, forward jangka panjang dapat
disesuaikan dengan kebutuhan khusus perusahaan. Untuk mata uang utama, dapat
digunakan jangka waktu 10 tahun atau lebih. Karena bank mengandalkan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjang sesuai kontrak forward, maka bank hanya
memilih konsumen yang dapat dipercaya.
f. Swap Mata Uang
Swap dapat memiliki berbagai bentuk. Salah satu bentuk swap mata uang
melibatkan dua perusahaan yang memiliki kebutuhan jangka panjang yang berbeda.
Utuk menciptakan swap mata uang, perusahaan mengandalkan perantara keuangan
yang dapat memenuhi kebutuhannya. Bank-bank besar dan perusahaan investasi
menggunakan pialang yang bertindak sebagai perantara swap.
g. Pinjaman Paralel
Pinjaman paralel melibatkan pertukaran mata uang antara dua pihak, dengan
perjanjian untuk menukar kembali mata uang tersebut dengan kurs tertentu, pada
suatu tanggal tertentu di masa depan. Pinjaman paralel mencerminkan dua swap mata
uang, satu kali swap saat penandatanganan kontrak pinjaman dan swap lainnya pada

5
tanggal tertentu di masa depan. Pinjaman paralel dianggap akuntan sebagai pinjaman,
dan karenanya disajikan pada laporan keuangan.
C. MANFAAT DAN KEGUNAAN HENDING/LINDUNG NILAI8
Manfaat utama dari hedging adalah untuk melindungi perusahaan dari risiko
kerugian akibat fluktuasi nilai tukar seperti yang dikatakan oleh Shapiro (2007): “The
basic value of hedging, therefore is to protect a company unexpected exchange rate
change.” Dengan melakukan hedging, maka suatu perusahaan akan dapat menetapkan
secara pasti jumlah hutang yang harus dibayar maupun jumlah tagihan yang akan
diterima di masa yang akan datang
Dengan melakukan hedging, berarti perusahaan tidak akan dipengaruhi lagi
oleh fluktuasi nilai tukar yang terjadi di pasar, sehingga dengan demikian perusahaan
akan dapat menetapkan secara lebih akurat anggaran perusahaan yang selanjutnya
bermanfaat dalam penetapan strategi dan kebijakan perusahaan. Namun di lain pihak,
dengan melakukan hedging, perusahaan tidak bisa lagi mengharapkan keuntungan
yang mungkin akan terjadi bila nilai tukar berfluktuasi ke arah yang menguntungkan
bagi perusahaan, misalnya bagi perusahaan yang memiliki hutang dalam mata uang
asing akan memperoleh keuntungan bila nilai tukar mata uang domestik menguat
pada saat hutang jatuh tempo.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakekat hedging yang
menguntungkan adalah, perusahaan dapat mengubah kondisi ketidakpastian yang
dihadapi menjadi kondisi yang lebih pasti, karena dengan melakukan hedging maka
risiko fluktuasi mata uang telah dialihkan kepada pihak lain, dalam hal ini adalah
pihak yang menjual hedging (kontrak). Hedging merupakan suatu perlindungan
terhadap gerakan yang berlawanan dari nilai tukar.
Dengan demikian Hedging, adalah suatu bentuk jaminan yang membantu
untuk mengurangi risiko kerugian.Hedging sangat bermanfaat bagi perusahaan atau
negara yang beroperasi dan sering bertransaksi menggunakan suku bunga atau nilai
tukar. Menghadapi suku bunga yang cenderung naik dan nilai tukar berfluktuatif,
kebutuhan hedging juga dirasakan semakin besar, khususnya bagi perusahaan yang
kerap melakukan ekspor dan impor.

8
Ibid.hlm12

6
D. JENIS-JENIS LINDUNG NILAI SYARI’AH
Berikut ini merupakan macam-macam dari lindung nilai syariah (al-
Tahawwuth al-Islami) yang dibedakan dari jenis transaksinya yaitu:
1. Aqd al-Tahawwuth al-Basith (Transaksi Lindung Nilai Sederhana) Adalah
transaksi lindung nilai dengan skema forward aggreement yang diikuti dengan
transaksi spot pada saat jatuh tempo serta penyelesaiannya berupa serah terima
mata uang.
2. Aqd al-Tahawwuth al-Murakkab (Transaksi Lindung Nilai Kompleks) Adalah
transaksi lindung nilai dengan skema berupa rangkaian transaksi spot dan forward
agreement yang diikuti dengan transaksi spot pada saat jatuh tempo serta
penyelesaiannya berupa serah terima mata uang.
3. Aqd al-Tahawwuth fi Suq al-Sil‟ah (Transaksi Lindung Nilai melalui Bursa
Komoditi Syariah) Adalah transaksi lindung nilai dengan skema berupa rangkaian
transaksi jual beli komoditi (sil‟ah) dalam mata uang rupiah yang diikuti dengan
jual beli komoditi (sil‟ah) dalam mata uang asing serta penyelesaiannya berupa
serah terima mata uang pada saat jatuh tempo9
E. IMPLEMENTASI DALAM FATWA DSN MUI TENTANG
HENDING/LINDUNG NILAI
Dalam fatwa DSN-Mui diterangakan secara jelas terkait dengan hending dan
apa-apa saja akaq yang digunakan dalam hending atau lindung nilai.
Transaksi Lindung NilaiSyariah (al-Tahawwuth al-Islami/Islamic Hedging)
atas Nilai Tukar berdasarkan kebutuhan nyata (al-hajah almassah)boleh dilakukan
dengan syarat mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam fatwa
Ketentuan Akad
Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar dapat menggunakan salah satu
akad sebagai berikut:
a. 'Aqd al-Tahawwuth al-Basith;
b. 'Aqd al-Tahawwuth al-Murakkab; dan
c. 'Aqd al-Tahawwuthfi Suq al-Sil'ah10;

9
Ibid, hlm 27
10
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 96IDSN-MVI/No 12015 Tentang TRANSAKSI LINDUNG
NILAI SYARIAH (AL-TAHAWWUTH AL-ISLAMI / ISLAMIC HEDGING) ATAS NILAI TUKAR hlm 8

7
Ketentuan Mekanisme masing-masing aqad diatas 11
1. Mekanisme Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar dengan 'Aqd
al Tahawwuth al-Basith adalah sebagai berikut:
a. para pihak saling berjanji (muwa 'adah), baik secara tertulis maupun tidak
tertulis, untuk melakukan satu kali Transaksi Spot atau lebih pada masa yang akan
datang yang meliputi kesepakatan atas:
(1) Mata uang yang diperjualbelikan,
(2) jumlah nominal,
(3) nilai tukar atau perhitungan nilai tukar, dan
(4) waktu pelaksanaan;
b. pada waktu pelaksanaan, para pihak melakukan Transaksi Spot (ijab-qabul)
dengan' harga yang telah disepakati yang diikuti dengan serah terima mata uang yang
dipertukarkan.
2. Mekanisme Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar dengan 'Aqd al-
Tahawwuth al-Murakkab adalah sebagai berikut:
a. para pihak melakukan Transaksi Spot;
b. para pihak saling berjanji (muwa 'adah) untuk melakukan satu kali Transaksi Spot
atau lebih pada masa yang akan datang yang meliputi kesepakatan atas:
(1) Mata uang yang diperjual belikan,
(2) jumlah nominal,
(3) nilai tukar atau perhitungan nilai tukar, dan
(4) waktu pelaksanaan;
c. pada waktu pelaksanaan, para pihak melakukan Transaksi Spot (ijob-qabuly dengan
harga yang telah disepakati yang diikuti dengan serah terima mata uang yang
dipertukarkan.
3. Mekanisme Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar dengan 'Aqd al-
Tahawwuth bi al-Sil 'ah adalah sebagai berikut:
Mekanisme 1:
a. Bursa Komoditi Syariah memfasilitasi pelaku transaksi lindung nilai syariah atas
nilai tukar untuk melakukan transaksi atas sil 'ah di Bursa Komoditi Syariah;
b. Para pihak melakukan dua transaksi sil 'ah secara berurutan:
Transaksi Pertama:

11
Ibid

8
1) Konsumen Komoditi yang memiliki kewajiban mata uang asing melakukan
pemesanan sil 'ah dan berjanji (wa'd) untuk membeli sil 'ah tersebut secara tunai,
bertahap, atau tangguh kepada Peserta Komersial dalam mata uang yang diserahkan;
2) Berdasarkan pemesanan sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas, Peserta
Komersial membeli silan secara tunai dari sejumlah Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diserahkan;
3) Peserta Komersial menerima dokumen kepemilikan yang berupa Surat Penguasaan
Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT) yang diterbitkan Bursa Komoditi Syariah sebagai
bukti pembelian komoditi;
4) Konsumen Komoditi membeli sil.'an dari Peserta Komersial dengan akad jual-beli
murabahah dalam mata uang yang diserahkan, yang pembayarannya dilakukan secara
tunai, bertahap, atau tangguh sesuai kesepakatan, dan diikuti dengan serah terima
dokumen kepemilikan;
5) Konsumen Komoditi menjual sil 'ah secara tunai kepada Peserta Pedagang
Komoditi dalam mata uangyang diserahkan;
Transaksi Kedua:
1) Konsumen Komoditi (LKS atau Nasabah) memberikan kuasa (akad wakalah)
kepada Peserta Komersial untuk membeli sil 'ah secara tunai dalam mata uang yang
diserahkan;
2) Berdasarkan akad wakalah di atas, Peserta Komersial mewakili Konsumen
Komoditi membeli sil 'ah secara tunai dari sejumlah Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diserahkan;
3) Konsumen Komoditi menerima dokumen kepemilikan yang berupa Surat
Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT) yang diterbitkan Bursa Komoditi
Syariah sebagai bukti pembelian komoditi;
4) Peserta Komersial membeli sil 'ah dari KonsumenKomoditi dengan akad jual-beli
murabahah dalam mata uang yang diterima, yang pembayarannya dilakukan secara
tunai, bertahap, atau tangguh sesuai kesepakatan,dan diikuti dengan serah terima
dokumen kepemilikan;
5) Peserta Komersial menjual sil 'ah secara tunai kepada Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diserahkan;
6) Konsumen Komoditi menerima mata uang yang diterima dari Peserta Komersial
dalam rangka menunaikan kewajibannya kepada pihak lain dan menyerahkan mata
uang yang diserahkan kepadaPeserta Komersial.

9
Mekanisme 2:
a. Bursa Komoditi Syariah memfasilitasi pelaku transaksi lindung nilai syariah atas
nilai tukar untuk melakukan transaksi atas sil 'ah di Bursa Komoditi Syariah;
b. Para pihak rrielakukan dua transaksi sil 'ah secara berurutan:
Transaksi Pertama:
1) Konsumen Komoditi yang memiliki kewajiban mata uang asing melakukan
pemesanan sil 'ah dan berjanji (wa'd) untuk membeli sii'ah terse but secara tunai,
bertahap, atau tangguh kepada Peserta Komersial dalam mata uang yang diserahkan;
2) Berdasarkan pemesanan sebagaimana dimaksud pada angka 1) di atas, Peserta
Komersial membeli sil'ah secara tunai dari sejumlah Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diserahkan;
3) Peserta Komersial menerima dokumen kepemilikanyang berupa Surat Penguasaan
Atas KomoditiTersetujui (SPAKT) yang diterbitkan Bursa KomoditiSyariah sebagai
bukti pembelian komoditi;
4) Konsumen Komoditi membeli sil 'ah dari PesertaKomersial dengan akad jual-beli
murabahah dalam mata uang yang diserahkan, yang pembayarannya dilakukan secara
tunai, bertahap, atau tangguh sesuai kesepakatan, dan diikuti dengan serah terima
dokumen kepemiIikan;
5) Konsumen Komoditi menjual sil 'ah secara tunai kepada Peserta Pedagang
Komoditi dalam mata uang yang diserahkan;
Transaksi kedua:
1) Konsumen Komoditi (LKS atau Nasabah) memberikan kuasa (akad wakalah)
kepada Peserta KomersiaJ untuk membeli sil 'ah secara tunai dalam mata uang yang
diterima;
2) Berdasarkan akad wakalah di atas, Peserta Komersial mewakili Konsumen
Komoditi membeli sil 'ah secara tunai dari sejumJah Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diterima;
3) Konsumen Komoditi menerima dokumen kepemilikan yang berupa Surat
Penguasaan Atas Komoditi Tersetujui (SPAKT) yang diterbitkan Bursa Komoditi
Syariah sebagai bukti pembelian komoditi;
4) Peserta Komersial membeli sil 'ah dari Konsumen Komoditi dengan akad jual-beli
murabahah dalam mata uang .yang diterima, yang pembayarannya dilakukan secara
tunai, bertahap, atau tangguh sesuai kesepakatan, dan diikuti dengan serah terima
dokumen kepemiJikan;

10
5) Peserta Komersial menjual sil 'ah secara tunai kepada Peserta Pedagang Komoditi
dalam mata uang yang diterima;
6) Konsumen Komoditi menerima mata uang yang diterima dari Peserta Komersial
dalam rangka menunaikan kewajibannya kepada pihak lain dan menyerahkan mata
uang yang diserahkan kepada Peserta Komersial.
Adapun ketentuan lain yang harus terpenuhi menurut DSN MUI adalah
Dalam Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar berlaku batasan dan
ketentua sebagai berikut:
1. Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar tidak boleh dilakukan untuk
tujuan yang bersifat spekulatif (untung-untungan);
2. Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar hanya boleh dilakukan apabila
terdapat kebutuhan nyata untuk mengurangi risiko nilai tukar pada masa yang akan
datang terhadap mata uang asing yang tidak dapat dihindarkan.
3. Hak pelaksanaan muwa'adah dalam mekanisme lindung nilai tidak boleh
diperjualbelikan;
4. Transaksi Lindung Nilai Syariah atas Nilai Tukar hanya dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko atas:
a. Paparan (exposure) risiko yang dihadapi Lembaga Keuangan Syariah karena
posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing yang tidak seimbang;
b. Kewajiban atau tagihan dalam mata uang asing yang timbul dari kegiatan
yang sesuai prinsip syariah dan peraturanperundang-undangan yang berlaku
berupa (i) Perdagangan barang dan jasa di dalam dan luar negeri; dan (ii)
investasi berupa direct investment, pinjaman, modal dan investasilainnya di
dalam dan luar negeri.
5. Pelaku transaksi Lindung Nilai syariah atas Nilai Tukar adalah antara lain:
a. Lembaga Keuangan Syariah (LKS);
b. Lembaga Keuangan Konvensional (LKK) hanya sebagai penerima lindung
nilai dari LKS;
c. Bank Indonesia;
d. Lembaga bisnis yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah;
e. Pihak lainnya yang kegiatannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
6. Nilai tukar atau perhitungan nilai tukar harus disepakati pada saat saling berjanji
(muwa'adah);

11
7. Penyelesaian transaksi lindung nilai, berupa serah terima mata uang pada saat jatuh
tempo dilakukan secara penuh (full commitment). Penyelesaian transaksi dengan cara
muqashshah (netting) hanya diperbolehkan dalam hal terjadi perpanjangan transaksi
(roll-over),percepatan transaksi (roll-back), atau pembatalan transaksi yang
disebabkan oleh perubahan obyek lindung nilai.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hedging, adalah suatu bentuk jaminan yang membantu untuk mengurangi
risiko kerugian.Hedging sangat bermanfaat bagi perusahaan atau negara yang
beroperasi dan sering bertransaksi menggunakan suku bunga atau nilai tukar.
Menghadapi suku bunga yang cenderung naik dan nilai tukar berfluktuatif, kebutuhan
hedging juga dirasakan semakin besar, khususnya bagi perusahaan yang kerap
melakukan ekspor dan impor.
macam-macam dari lindung nilai syariah (al-Tahawwuth al-Islami) yang
dibedakan dari jenis transaksinya yaitu:
4. Aqd al-Tahawwuth al-Basith (Transaksi Lindung Nilai Sederhana) Adalah
transaksi lindung nilai dengan skema forward aggreement yang diikuti dengan
transaksi spot pada saat jatuh tempo serta penyelesaiannya berupa serah terima
mata uang.
5. Aqd al-Tahawwuth al-Murakkab (Transaksi Lindung Nilai Kompleks) Adalah
transaksi lindung nilai dengan skema berupa rangkaian transaksi spot dan forward
agreement yang diikuti dengan transaksi spot pada saat jatuh tempo serta
penyelesaiannya berupa serah terima mata uang.
6. Aqd al-Tahawwuth fi Suq al-Sil‟ah (Transaksi Lindung Nilai melalui Bursa
Komoditi Syariah) Adalah transaksi lindung nilai dengan skema berupa rangkaian
transaksi jual beli komoditi (sil‟ah) dalam mata uang rupiah yang diikuti dengan
jual beli komoditi (sil‟ah) dalam mata uang asing serta penyelesaiannya berupa
serah terima mata uang pada saat jatuh tempo
Transaksi Lindung NilaiSyariah (al-Tahawwuth al-Islami/Islamic Hedging)
atas Nilai Tukar berdasarkan kebutuhan nyata (al-hajah almassah)boleh dilakukan
dengan syarat mengikuti ketentuan-ketentuan yang diatur dalam fatwa
B. KRITIK DAN SARAN

Semoga makalah ini bermanfaat terutama kami pemakalah dan pembaca pada
umunya, kami pemakalah menharapkan kritik dan saranya dari pemabaca, agar
mencapai kesampurnaan sebagaimana yang kita harapkan.

13
Daftar Pustaka

NUR MUSHLIHATUN. ANALISIS KEBIJAKAN LINDUNG NILAI DAN


PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN : STUDI EMPIRIS PADA
BURSA EFEK INDONESIA (SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT
PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013)
SETYAWAN RYAN SURYA, TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP
PRAKTEK HEDGING MENGGUNAKAN METATRADER 4 PADA TRANSAKSI
KOMODITI EMAS SKRIPSI (UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2018)
FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 96IDSN-MVI/No 12015
Tentang TRANSAKSI LINDUNG NILAI SYARIAH (AL-TAHAWWUTH AL-ISLAMI
/ ISLAMIC HEDGING) ATAS NILAI TUKAR

14

Anda mungkin juga menyukai