Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENDE


Jl. Prof. DR. WZ. Yohanes Tlp. (0381) 2627100. Website: www.blud-rsuende.com
-1-

PANDUAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENDE

TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Prof. Dr.W.Yohanes Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur
Telp. (0381) 2627100. Email : rsud.ende@gmail.com.Website: www.blud-rsuende.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH-2-SAKIT UMUM DAERAH ENDE


NOMOR :1111817 /PAN/FAR/VI/2019

TENTANG
PANDUAN PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ENDE

DIREKTUR RSUD ENDE

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian


di Rumah Sakit yang berorientasi kepada keselamatan
pasien, diperlukan suatu standar yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian;
b. Bahwa proses pelayanan kefarmasian dapat berjalan
dengan baik dan terstandar maka dibutuhkan panduan
pelaksanaan yang dipakai sebagai acuan bagi seluruh
pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Ende khususnya
instalasi farmasi dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam point 1 dan point 2, maka disusunlah
panduan penyiapan dan penyerahan obat
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/
Menkes/Per/VIII/2011 Keselamatan Pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD ENDE TENTANG PANDUAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ENDE;
KEDUA : Panduan Penyiapan dan Penyerahan Obat Rumah Sakit Umum
Daerah Ende sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini;
KETIGA : Panduan Penyiapan dan Penyerahan obat Rumah Sakit Umum
-3- dibahas sekurang-kurangnya setiap 3
Daerah Ende Ini, harus
(tiga) tahun sekalit dan apabila diperlukan dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah
Sakit Umum Daerah Ende;
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang perlu
penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan penyesuaian
sebagaimana mestinya;

Ende, 12 Juni 2019


Direktur RSUD Ende

dr. Aries Dwi Lestari, SP.PD,FINASIM


Pembina TK. I
Nip. 19770324 200502 2 004
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
-4-
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di rumah sakit yang menjamin
seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
siklus kegiatan dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, penarikan,
pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.

Obat sebagai suatu sumber penting dalam pelayanan pasien,harus


diorganisir dengan efektif dan efisian.untuk itu penyiapan dan penyaluran
obat maupun produk steril harus dilakukan sesuai dengan undang-undang,
peraturan dan standart praktek professional yang telah ditentukan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Ende. Apoteker bertanggung jawab melakukan
pekerjaan kefarmasian sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam hal
penyiapan dan peyerahan obat.

Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Depkes RI


(2003) memberikan ruang lingkup pengelolaan obat sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang mencakup perencanaan, permintaan obat, penerimaan obat,
penyimpanan, distribusi, pengendalian, pelayanan obat, serta pencatatan dan
pelaporan. Fungsi- fungsi pada pengelolaan obat membentuk suatu siklus
dimana setiap fungsi sangat berperan dalam menunjang fungsi lainnya.
Persiapan dan penyaluran obat dan produk steril adalah merupakan kegiatan
mendistribusikan/penyerahan obat baik steril maupun non steril sejak setelah
sediaan di siapkan oleh instalasi farmasi kemudian dihantarkan kepada
perawat, dokter atau professional pelayanan kesehatan lain untuk diberikan
pada penderita dan difungsikan untuk proses terapi bagi pasien rawat inap
atau rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.penyiapan dan
penyaluran obat dan produk steril harus dilakukan di dalam lingkungan yang
aman dan bersih,ini dimaksudkan agar petugas maupun obat serta
lingkungan yang bersangkutan terhindar dari efek toksik dan kontaminasi
yang berbahaya, untuk itu perlu adanya Panduan Pelayanan tentang
Penyiapan dan Penyaluran Obat serta Produk Steril di Rumah Sakit Umum
Daerah Ende..

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum -5-
Tersedianya acuan tentang penyiapan dan penyaluran obat serta produk
steril di Rumah sakit untuk menjamin obat aman dan berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya system yang seragam untuk penyiapan dan penyerahan
obat
b. Mempertahankan mutu dan kondisi obat agar tetap stabil selama
proses penyaluran
c. Meminimalkan kesalahan obat dan memaksimalkan keamanan pada
penderita
d. Meminimalkan pemborosan dan penyalahgunaan obat
e. Efesiensi penggunaan

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pedoman ini meliputi pengkajian resep,telaah
obat, penyiapan dan penyerahan obat. Untuk menjamin keamanan, mutu,
manfaat dan khasiat obat yang disiapkan dan diserahan pada pasien, maka
Rumah Sakit wajib meyiapkan dan menyerahkan obat dalam lingkungan
yang aman bagi pasien, petugas dan lingkungan,serta untuk mencegah
kontaminasi tempat penyiapan obat harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan praktek profesi.

D. DEFINISI
1. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan kepada Apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat
kepada pasien.
2. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
3. Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat
yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai
bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.
4. Teknik aseptic adalah metode atau cara yang dilakukan sebelum dan selama
proses peracikan obat yang dapat mengurangi resiko paparan terhadap
petugas dan pasien dengan menurunkan/meniadakan jumlah
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
BAB II
TATA LAKSANA

A. PENGKAJIAN / TELAAH RESEP


Sebelum obat diserahkan kepada-6- pasien, petugas farmasi (Apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian) harus melakukan pengkajian / telaah resep terlebih
dahulu.Pengkajian/telaah resep dilakukan untuk memastikan resep memenuhi
syarat secara administrativ, farmasetik dan klinis.
Tata cara telaah resep yang dilakukan adalahsebagai berikut :
1. Setiap resep yang masuk di Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dilakukan
telaah resep terlebih dulu, sebelum obat diserahkan kepada pasien.
2. Telaah resep yang dilakukan meliputi:
a. Persyaratan administrasi, meliputi:
1) Nama, tanggallahir, nomorrekammedis (label identitaspasien)
2) Tangalresep
b. Persyaratan farmasetik, meliputi;
1) Kejelasantulisanresep
2) Tepatpasien
3) Tepatobat
4) Tepatdosis
5) Tepatwaktupemberian
6) Tepatrutepemberian
7) Duplikasi
c. Persyaratanklinis, meliputi
1) Alergi
2) Polifarmasi
3) Interaksiobat
4) KontraIndikasi
3. Telaah resep dilakukan oleh Apoteker danTenagaTeknis Kefarmasian.
4. Telaah resep tetap dilakukan ketika Apoteker tidak hadir. telaah resep
ketika apoteker tidak hadir dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian
yang ditunjuk.
5. Jika resep yang tertulis tidak memenuhi persyaratan, maka harus segera
dilakukan klarifikasi kepada dokter penulis resep sebelum diberikan kepada
pasien.
6. Semua klarifikasi dan pertanyaan kepada dokter penulis resep harus
dilakukan pendokumentasian.

B. TELAAH OBAT
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap, meliputi 5 informasi, yaitu:
1.Identitas Pasien
2. Ketepatan obat
3. Dosis
4. Rute pemberian
5. Waktupemberian

C. PENYIAPAN
1. Penyiapanobat non steril
-7-
a) Memeriksa dan mengecek kesesuaian jenis obat dan kuantitas serta
jumlahnya dengan resep.
b) Memeriksa kesesuaian dosis obat kecuali obat injeksi sesuai dengan
resep yang tertulis.
c) Memastikan bahwa obat yang disiapkan sesuai dengan nama pasien yang
tertera dalam resep.
d) Mengemas obat sesuai dengan kaidah pengemasan yang benar untuk
menghindari terjadinya kerusakan obat dan menstabilkan mutu obat pada
waktu disalurkan.
e) Memberikan label secara tepat,dengan menuliskan secara lengkap,
tanggal penyiapan, nomor resep, identitas pasien meliputi nama, tangal
lahir, nomor rekam medik, nama obat, dosis/kekuatan
obat,konsentrasi,tanggal penyiapan,tanggal kadaluarsa .

2. Penyiapan obat steril


Penyiapan obat steril dengan menggunakan teknik aseptic
dispensing.Obat disiapkan dan diserahkan dalam lingkungan yang aman
dan bersih. pencampuran obat kemoterapi, Pencampuran obat intravena,
epidural, dan nutrisi parenteral tidak dilakukan di Rumah sakit Umum
Daerah Ende. Petugas Farmasi hanya melakukan pengenceran KCL. Staf
yang menyiapkan produk steril terlatih dengan prinsip penyiapan obat.

3. Aseptic dispensing
a) Defenisi
Aseptic dispensing adalah metode atau cara yang dilakukan
sebelum dan selama proses peracikan obat yang dapat mengurangi
resiko paparan terhadap petugas dan pasien dengan
menurunkan/meniadakan jumlah mikroorganisme yang masuk
kedalam tubuh.
Teknik aseptic dikerjakan di ruangan pencampuran, dengan tidak
menggunakan Laminar Air Flow. Semua produk dan alat harus dalam
keadaan steril.Gunakan teknik ‘No-touch”, yaitu tidak menyentuh
bagian/area yang dapat terkontaminasi bakteri, seperti jarum, ujung
syringe, tutup vial.
Agar pencampuran mencapai standard maka hal-hal yang harus
diperhatikan, antara lain;
1) Menggunakan literature standard (Literatur yang dipakai di Rumah
Sakit Umum Daerah Ende adalah buku pedoman dasar
dispensing sediaan steril dan buku pedoman pencampuran obat
suntik dan penanganan sitostatika, Direktorat BinaFarmasi
Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2009)
2) Menggunakan Alat Pelindung Diri
3) Menyiapkan tenaga yang kompeten, memiliki sertifikat pelatihan
teknik aseptic.
-8-
b) Prosedur Aseptic dispensing
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri dengan benar.
3. Membersihkan ruang pencampuran obat suntik
4. Mengemasan kembali obat suntik dari kemasan awal ke dalam
kemasan akhir yang lebih kecil sesuai kebutuhan individu pasien
dengan menggunakan teknik aseptic sehingga sterilitas obat suntik
tetap terjaga
5. Mencampurkan dua atau lebih jenis obat suntik dengan
menggunakan teknik dan perlengkapan aseptic sehingga diperoleh
sediaan jadi yang steril.
c) Area kritis “No- touch”
Teknika septic membutuhkan teknik spesifik untuk: syringes,
needles, vials, ampules, membuka kemasan, pembuatan produk steril,
limbah.Areakritis “No –touch” dari alat-alat steril adalah bagian dari
alat itu sendiri (jarum, syringe, ampul, dan vial) yang tidak boleh
disentuh. Area kritis dari alat-alat steril tersebut antara lain : Spuit
(plunger bagian dalam,ujung spuit)

Janganmenyentuhbagianluer-lock tip/ plunger.

Hub :Tempat dimana jarum menempel pada syringe tip dan cairan dari syring
mengalir ke jarum.
Bevel :Ujung jarum miring dan bagian miring dari needle .
Pencampuran obat elektorlit konsentrat (KCl) wajib dilakukan oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang telah memiliki sertifikat
pelatihan teknik aseptis.Sedangkan pencampuran obat suntik lainnya
didelegasikan kepada perawat.
Prosedur Pencampuran obat -9-elektrolit konsentrat (KCl)
1. Perawat/doker mengisi formulir permintaan pencampuran elektrolit
konsentrat
2. Petugas Farmasi memeriksa kesesuaian nama obat, dosis jenis dan
volume pelarut, rute pemberian, lama pemberian.
3. Petugas farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (KCl) dan pelarut
sesuai lembar permintaan
4. Beri label secara tepat meliputi Identitas pasien ( Nama, Tanggal Lahir,
Nomor Rekam medik) ,nama obat,dosis / konsentrasi,rute pemberian,
durasi, tanggal dan waktu penyiapan, tanggal dan waktu selesai ,
stabilitas penyimpanan, kadaluarsa.
5. Petugas Farmasi melakukan pencampuran elektrolit konsentrat dengan
teknic aseptic.
d) Stabilitas pencampuran
Semua obat akan mengalami penurunan stabilitas setelah dicampur.
Sediaan obat yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam
batas yang dapat diterima selama periode penyimpanan dan penggunaan
dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimiliki pada saat
dibuat.
Faktor yang menentukan stabilitas antara lain
1. BUD (Beyond Use Date) adalah waktu dimana setelah sediaan
racikan/campuran tidak dapat digunakan lagi dan ditentukan dari
tanggal produk ini diracik/dicampur, dinyatakan dalam jam, tanggal,
bulan dan ditulis oleh yang meracik.
2. Suhu dan tempat penyimpanan
3. Rekonstitusi dan cara pencampuran.
D. PENYERAHAN
Penyerahan obat dilakukan oleh petugas yang berkompeten yaitu Apoteker
dan Tenaga Teknis Kefarmasian.Tahapan dalam penyerahan obat meliputi
pengecekan obat dengan 7 benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
indikasi, benar rute pemberian, benar frekuensi pemberian, benar dokumentasi).
Penyerahan obat harus menyampaikan cara pemberian obat, dosis obat, waktu
penggunaan obat dan aturan pakai. Penyerahan obat harus disertai informasi
obat meliputi informasi nama obat, fungsi, efek samping potensial, makanan dan
gaya hidup yang dihindari dan dilakukan serta cara dan aturan pakai.
Penyaluran obat sudah dalam bentuk yang paling siap (UDD).
Prinsip 7 (tujuh) benar dalam pemberian obat
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa. Cocokkan kembali
identitas pasien yang tertera dalam etiket dengan identitas pasien pada
resep. Identitas pasien (nama, nomor RM, tgl lahir)
2. BenarObat
Sebelum obat diberikan, obat harus diperiksa. Cocokkan kembali obat yang
sudah disiapkan dengan obat yang diminta dokter pada resep termasuk
kekuatan obat, bentuk sediaan obat (tablet, sirup, injeksi, suppositoria,
salep, semprot, nebule, puyer dll).-10-

3. BenarDosis
Tenaga farmasi menyiapkan obat dalam bentuk dan dosis yang paling siap
untuk digunakan pasien. Karena itu sebelum obat diberikan, dosis obat
harus diperiksa. Perhatikan kembali dosis obat / kekuatan obat / komposisi
obat yang telah disiapkan, aturan pakai yang tertera pada label/etiket
apakah sesuai dengan dosis obat yang diminta dokter pada resep untuk
tiap kali konsumsi pasien.

4. Benar cara /rute pemberian


Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat
kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral,
topikal, rektal, inhalasi.

5. Benar waktu pemberian


Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung
untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika
obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang
harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan
pada lambung misalnya asam mefenamat

6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
7. Benar Informasi
Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien
& atau keluarganya.Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang
benar.Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.Rencana lama terapi
juga dikomunikasikan pada pasien.semua informasi yang telah diberikan
pada pasien & keluarganya ini ditulis dalam “Form rekam medic dan
ditandatangani pasien/ keluarga pasien.

Untuk pasien rawat jalan, Obat yang sudah disiapkan dan sudah diberi
etiket / label sesuai dengan nama pasien dan langsung diserahkan kepada
pasien yang bersangkutan.Untuk pasien rawat inap, Obat yang sudah
disiapkan dan sudah diberi etiket / label sesuai dengan nama pasien di
antarkan keruang perawat untuk diberikan kepada pasien oleh perawat.
BAB III
PENUTUP

Panduan Penyiapan dan Penyaluran Obat serta Produk Steril merupakan


acuan bagi Rumah Sakit Umum Daerah-11- Ende untuk menjamin mutu dan kualitas
obat. Penyiapan dan Penyaluran obat dan produk steril harus dilakukan di dalam
lingkungan yang aman dan bersih,ini dimaksudkan agar petugas maupun obat serta
lingkungan yang bersangkutan terhindar dari efek toksik dan kontaminasi yang
berbahaya.
Dalam pelaksanaannya di lapangan akan menghadapi berbagai kendala,
untuk itu butuh dukungan dan kerjasama dari seluruh unit terkait di Rumah Sakit.
Kami menyadari bahwa PanduanPenyiapan dan Penyaluran Obat serta Produk
Steril ini masih jauh dari sempurna, karena itu kami menerima saran dan kritik guna
menyempurnakan pedoman ini.
Akhir kata, semoga PanduanPenyiapan dan Penyaluran Obat serta Produk
Sterilini dapat berguna dalam meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Ende dan
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
-12-

Anda mungkin juga menyukai