PANDUAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN ENDE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Prof. Dr.W.Yohanes Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur
Telp. (0381) 2627100. Email : rsud.ende@gmail.com.Website: www.blud-rsuende.com
TENTANG
PANDUAN PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD ENDE TENTANG PANDUAN
PENYIAPAN DAN PENYERAHAN OBAT RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH ENDE;
KEDUA : Panduan Penyiapan dan Penyerahan Obat Rumah Sakit Umum
Daerah Ende sebagaimana tercantum dalam lampiran
Keputusan ini;
KETIGA : Panduan Penyiapan dan Penyerahan obat Rumah Sakit Umum
-3- dibahas sekurang-kurangnya setiap 3
Daerah Ende Ini, harus
(tiga) tahun sekalit dan apabila diperlukan dapat dilakukan
perubahan sesuai dengan perkembangan yang ada di Rumah
Sakit Umum Daerah Ende;
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat hal-hal yang perlu
penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan penyesuaian
sebagaimana mestinya;
A. LATAR BELAKANG
-4-
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Apoteker bertanggung jawab terhadap pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai di rumah sakit yang menjamin
seluruh rangkaian kegiatan perbekalan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan
Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta
memastikan kualitas, manfaat, dan keamanannya. Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu
siklus kegiatan dimulai dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, penarikan,
pengendalian, dan administrasi yang diperlukan bagi kegiatan Pelayanan
Kefarmasian.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum -5-
Tersedianya acuan tentang penyiapan dan penyaluran obat serta produk
steril di Rumah sakit untuk menjamin obat aman dan berkualitas.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya system yang seragam untuk penyiapan dan penyerahan
obat
b. Mempertahankan mutu dan kondisi obat agar tetap stabil selama
proses penyaluran
c. Meminimalkan kesalahan obat dan memaksimalkan keamanan pada
penderita
d. Meminimalkan pemborosan dan penyalahgunaan obat
e. Efesiensi penggunaan
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam pedoman ini meliputi pengkajian resep,telaah
obat, penyiapan dan penyerahan obat. Untuk menjamin keamanan, mutu,
manfaat dan khasiat obat yang disiapkan dan diserahan pada pasien, maka
Rumah Sakit wajib meyiapkan dan menyerahkan obat dalam lingkungan
yang aman bagi pasien, petugas dan lingkungan,serta untuk mencegah
kontaminasi tempat penyiapan obat harus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan praktek profesi.
D. DEFINISI
1. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau
dokter hewan kepada Apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat
kepada pasien.
2. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk
manusia.
3. Bahan Obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat
yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai
bahan baku farmasi termasuk baku pembanding.
4. Teknik aseptic adalah metode atau cara yang dilakukan sebelum dan selama
proses peracikan obat yang dapat mengurangi resiko paparan terhadap
petugas dan pasien dengan menurunkan/meniadakan jumlah
mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.
BAB II
TATA LAKSANA
B. TELAAH OBAT
Telaah obat dilakukan terhadap obat yang telah siap, meliputi 5 informasi, yaitu:
1.Identitas Pasien
2. Ketepatan obat
3. Dosis
4. Rute pemberian
5. Waktupemberian
C. PENYIAPAN
1. Penyiapanobat non steril
-7-
a) Memeriksa dan mengecek kesesuaian jenis obat dan kuantitas serta
jumlahnya dengan resep.
b) Memeriksa kesesuaian dosis obat kecuali obat injeksi sesuai dengan
resep yang tertulis.
c) Memastikan bahwa obat yang disiapkan sesuai dengan nama pasien yang
tertera dalam resep.
d) Mengemas obat sesuai dengan kaidah pengemasan yang benar untuk
menghindari terjadinya kerusakan obat dan menstabilkan mutu obat pada
waktu disalurkan.
e) Memberikan label secara tepat,dengan menuliskan secara lengkap,
tanggal penyiapan, nomor resep, identitas pasien meliputi nama, tangal
lahir, nomor rekam medik, nama obat, dosis/kekuatan
obat,konsentrasi,tanggal penyiapan,tanggal kadaluarsa .
3. Aseptic dispensing
a) Defenisi
Aseptic dispensing adalah metode atau cara yang dilakukan
sebelum dan selama proses peracikan obat yang dapat mengurangi
resiko paparan terhadap petugas dan pasien dengan
menurunkan/meniadakan jumlah mikroorganisme yang masuk
kedalam tubuh.
Teknik aseptic dikerjakan di ruangan pencampuran, dengan tidak
menggunakan Laminar Air Flow. Semua produk dan alat harus dalam
keadaan steril.Gunakan teknik ‘No-touch”, yaitu tidak menyentuh
bagian/area yang dapat terkontaminasi bakteri, seperti jarum, ujung
syringe, tutup vial.
Agar pencampuran mencapai standard maka hal-hal yang harus
diperhatikan, antara lain;
1) Menggunakan literature standard (Literatur yang dipakai di Rumah
Sakit Umum Daerah Ende adalah buku pedoman dasar
dispensing sediaan steril dan buku pedoman pencampuran obat
suntik dan penanganan sitostatika, Direktorat BinaFarmasi
Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2009)
2) Menggunakan Alat Pelindung Diri
3) Menyiapkan tenaga yang kompeten, memiliki sertifikat pelatihan
teknik aseptic.
-8-
b) Prosedur Aseptic dispensing
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri dengan benar.
3. Membersihkan ruang pencampuran obat suntik
4. Mengemasan kembali obat suntik dari kemasan awal ke dalam
kemasan akhir yang lebih kecil sesuai kebutuhan individu pasien
dengan menggunakan teknik aseptic sehingga sterilitas obat suntik
tetap terjaga
5. Mencampurkan dua atau lebih jenis obat suntik dengan
menggunakan teknik dan perlengkapan aseptic sehingga diperoleh
sediaan jadi yang steril.
c) Area kritis “No- touch”
Teknika septic membutuhkan teknik spesifik untuk: syringes,
needles, vials, ampules, membuka kemasan, pembuatan produk steril,
limbah.Areakritis “No –touch” dari alat-alat steril adalah bagian dari
alat itu sendiri (jarum, syringe, ampul, dan vial) yang tidak boleh
disentuh. Area kritis dari alat-alat steril tersebut antara lain : Spuit
(plunger bagian dalam,ujung spuit)
Hub :Tempat dimana jarum menempel pada syringe tip dan cairan dari syring
mengalir ke jarum.
Bevel :Ujung jarum miring dan bagian miring dari needle .
Pencampuran obat elektorlit konsentrat (KCl) wajib dilakukan oleh
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang telah memiliki sertifikat
pelatihan teknik aseptis.Sedangkan pencampuran obat suntik lainnya
didelegasikan kepada perawat.
Prosedur Pencampuran obat -9-elektrolit konsentrat (KCl)
1. Perawat/doker mengisi formulir permintaan pencampuran elektrolit
konsentrat
2. Petugas Farmasi memeriksa kesesuaian nama obat, dosis jenis dan
volume pelarut, rute pemberian, lama pemberian.
3. Petugas farmasi menyiapkan elektrolit konsentrat (KCl) dan pelarut
sesuai lembar permintaan
4. Beri label secara tepat meliputi Identitas pasien ( Nama, Tanggal Lahir,
Nomor Rekam medik) ,nama obat,dosis / konsentrasi,rute pemberian,
durasi, tanggal dan waktu penyiapan, tanggal dan waktu selesai ,
stabilitas penyimpanan, kadaluarsa.
5. Petugas Farmasi melakukan pencampuran elektrolit konsentrat dengan
teknic aseptic.
d) Stabilitas pencampuran
Semua obat akan mengalami penurunan stabilitas setelah dicampur.
Sediaan obat yang stabil adalah suatu sediaan yang masih berada dalam
batas yang dapat diterima selama periode penyimpanan dan penggunaan
dimana sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimiliki pada saat
dibuat.
Faktor yang menentukan stabilitas antara lain
1. BUD (Beyond Use Date) adalah waktu dimana setelah sediaan
racikan/campuran tidak dapat digunakan lagi dan ditentukan dari
tanggal produk ini diracik/dicampur, dinyatakan dalam jam, tanggal,
bulan dan ditulis oleh yang meracik.
2. Suhu dan tempat penyimpanan
3. Rekonstitusi dan cara pencampuran.
D. PENYERAHAN
Penyerahan obat dilakukan oleh petugas yang berkompeten yaitu Apoteker
dan Tenaga Teknis Kefarmasian.Tahapan dalam penyerahan obat meliputi
pengecekan obat dengan 7 benar (benar pasien, benar obat, benar dosis, benar
indikasi, benar rute pemberian, benar frekuensi pemberian, benar dokumentasi).
Penyerahan obat harus menyampaikan cara pemberian obat, dosis obat, waktu
penggunaan obat dan aturan pakai. Penyerahan obat harus disertai informasi
obat meliputi informasi nama obat, fungsi, efek samping potensial, makanan dan
gaya hidup yang dihindari dan dilakukan serta cara dan aturan pakai.
Penyaluran obat sudah dalam bentuk yang paling siap (UDD).
Prinsip 7 (tujuh) benar dalam pemberian obat
1. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa. Cocokkan kembali
identitas pasien yang tertera dalam etiket dengan identitas pasien pada
resep. Identitas pasien (nama, nomor RM, tgl lahir)
2. BenarObat
Sebelum obat diberikan, obat harus diperiksa. Cocokkan kembali obat yang
sudah disiapkan dengan obat yang diminta dokter pada resep termasuk
kekuatan obat, bentuk sediaan obat (tablet, sirup, injeksi, suppositoria,
salep, semprot, nebule, puyer dll).-10-
3. BenarDosis
Tenaga farmasi menyiapkan obat dalam bentuk dan dosis yang paling siap
untuk digunakan pasien. Karena itu sebelum obat diberikan, dosis obat
harus diperiksa. Perhatikan kembali dosis obat / kekuatan obat / komposisi
obat yang telah disiapkan, aturan pakai yang tertera pada label/etiket
apakah sesuai dengan dosis obat yang diminta dokter pada resep untuk
tiap kali konsumsi pasien.
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau
obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat alasannya dan dilaporkan.
7. Benar Informasi
Semua rencana tindakan/ pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien
& atau keluarganya.Jelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang
benar.Jelaskan efek samping yang mungkin timbul.Rencana lama terapi
juga dikomunikasikan pada pasien.semua informasi yang telah diberikan
pada pasien & keluarganya ini ditulis dalam “Form rekam medic dan
ditandatangani pasien/ keluarga pasien.
Untuk pasien rawat jalan, Obat yang sudah disiapkan dan sudah diberi
etiket / label sesuai dengan nama pasien dan langsung diserahkan kepada
pasien yang bersangkutan.Untuk pasien rawat inap, Obat yang sudah
disiapkan dan sudah diberi etiket / label sesuai dengan nama pasien di
antarkan keruang perawat untuk diberikan kepada pasien oleh perawat.
BAB III
PENUTUP