Anda di halaman 1dari 20

Informalisasi Politik

di Sub-Sahara Afrika
Implikasi terhadap Pembentukan
Dinamika Ekonomi Politik
Internasional di SSA

Artanti Wardhani
Government & Politics in Sub-
Sahara Africa
z State-building, Nation-building, identity?
z Patronage System
z Big Men, new (old) elite
z Connection with former colonials
Neo-patrimonialism (Medard,
Chabal&Daloz)
z Patrimonialism, occurred during the colonial
period
z Covered under the modern statehood system
z Personalization of power
Karakter De-kolonisasi
France: well-planned, continuous support after
decolonization, moderate & peaceful
transition, cooperation (economics, defense)

England: sudden decolonization, fierce


resistance movement
Periode Kolonisasi
Pembangunan, termasuk infrastruktur, didasarkan pada
primary resource yang ada di wilayah tersebut.

Karakter saat dekolonisasi:


z Highly specialized export economies (monocrop:
tembakau, teh, kopi)
z A minute manufacturing base
z Lack of access to technology
z Kelompok kecil yang terlatih untuk modern business,
social service, public administration.
Kepentingan Ex-Colonial
Power
z Upaya mempertahankan hubungan dekat, economic
cooperation (export-import)
z Business interests
z Wilayah Afrika dianggap sebagai ‘their part of
Africa’, act of protection (mis: Commonwealth)
z Economic terms: kerangka ekonomi dari pemerintah
kolonial dipakai untuk meningkatkan pendapatan
z Political terms: “perlindungan” ex-colonial harus
dibalance dengan kemungkinan colonial
involvement yang baru
Imperial power into neo-colonial
exploitation?

Structural inequality
Afrika tergantung pada Barat untuk membeli
produk (mentah)nya, dan sebaliknya, membeli
produk turunannya dari Barat.

Strategi: diversifikasi ekonomi, policy of import


substitution, established local manufacturing
plants
Contoh hubungan ekonomi:
z Inggris, Perancis: hubungan dekat, melalui
Commonwealth, Franco-African community,
French Aid Program
z Belgia, Portugal: sulit, greater level of
insecurity
Contoh: Francophone
z Financial Arrangement, common currency
zone (CFA Franc sejak 1948-1994, fixed rate)
z Menjamin ready access untuk barang-barang
di Barat, mempertahankan gaya hidup urban
elite di Afrika
z CFA Franc awalnya merupakan subsidi bagi
Afrika, tapi karena harga export primary
products juga turun maka CFA Franc harus
distabilkan dengan biaya yang besar.
Multilateral Post-Colonialism
Lome Convention 1975
Menyatukan Afrika dalam European
community, sekaligus kerangka kerjasama
bagi sesama negara Afrika
z Common trading structure

z Aid provision

z Negara Afrika bisa mengejar kepentingan


kolektif maupun individu
Equal Position with Ex-Colonial
z Dengan masuknya Inggris,melebarkan
hubungan Afrika dengan Commonwealth,
jembatan antara Anglophone & Francophone
(yang sangat tergantungg pada Perancis)
z Membawa substantial barganing power
dalam ekonomi global, berlangsung saat oil
boom in 1973 & commodity boom yang
berlangsung sebentar
Sub-Regional Organizations
z ECOWAS (Economic Community of West African
States)
z IGAD (Inter Governmental Authority on
Development) East African States
z SADC (Southern African Development Community)
z NBA (Niger Basin Authority)
z Common Market for East & Southern Africa-
COMESA)
Lome II 1978/1070
z Collapse commodity boom
z Meningkatnya military intervension
z Melemahnya unity

Character:
Lome I : trading provisions =>enhanced
development
Lome II : aid provisions => inequalities
Debt Crisis
1970an: Pembangunan butuh kapita, yang
dipinjam dari Barat
z Konsekuensi dari menurunnya terms of trade
Afrika
z Peningkatan besar-besaran harga minyak di
tahun 1970an
z Meningkatnya suku bunga di awal 1980an
lanjutan
z Pemerintah Afrika meminjam modal , yang akan
dibayar dari hasil ekspor primary
products/monocrop. Tetapi harga produk tsb. jatuh.
z Naiknya harga minyak hanya menguntungkan
sebagian negara pengekspor minyak. Surplus yang
ditanamkan di bank-bank Eropa, dikembalikan ke
Afrika dalam tawaran development/cheap loan.
z Naiknya suku bunga di 1980an, menjadi tidak
terbayar.
Structural Adjustment
z Solusi dari Intl. Financial Institutions:
structural adjustment policy (SAP) conditions,
economic reforms
z SAP: Meningkatkan ‘producer prices’ ke
petani, mengakhiri subsidi pangan,
mengurangi tariffs, privatisasi BUMN,
mengurangi public spending
Dampak & Implikasi
z Ekonomi:
z Ekonomi stabil tapi tingkat pertumbuhan kecil

z Sosial:
z Pengurangan signifikan di public service
z Tingkat pengangguran tinggi
z Pajak, bahkan untuk basic service
z Kemiskinan meningkat
Dampak Politik
z State tidak bisa mendominasi urban constituency
karena, a.l. hilangnya subsidi pangan dan
pelayanan umum
z Kurangnya celah untuk memberi status “patron”
kepada “client” dalam birokrasi. Clients kehilangan
pekerjaan di BUMN (birokrasi)
z SAP mengundang food riots & industrial strikes
z Declining government & growing political
instability, for decades
Strategy for Improvements:
New Partnership for Africa’s Development (NEPAD)
z Established in 1999 by South Africa, Algeria, Nigeria, OAU,
Group of 77, Non-Aligned Movement
z Located in the broad international development debate,
multilateral space, emphasizing local ownership as African
driven & African focused
z Pursue pro-Africa policies, e.g. debt relief
z Millenium African Renaissance Program (MARP) delivered by
Thabo Mbeki (South Africa) in World Economic Forum, Davos
z Millenium Partnership for Africa’s Recovery Program
z G8 countries increased 5-9% of aid since 2005.
z Ownership terletak pada Afrika, tapi NEPAD menjadi external
development partners.
Non-Governmental Efforts
z Debt-relief, poverty alleviation
z Jubilee 2000 debt campaign
z Make Poverty History campaign
z Live8: Bono, Bob Geldof

----0---

Anda mungkin juga menyukai