Anda di halaman 1dari 13

NAMA : ELIS RAHMAWATI M.

NIM : D41140008

GOLONGAN: A

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2016/2017

07 MARET 2017

PERMODELAN SISTEM

1. Gambar di bawah ini menunjukkan pengetian dari suatu sistem. Cobalah anda
uraikan pengertian Sistem dan 7 sifat dasar suatu sistem. Berilah comtoh dan
uraikan suatu sistem dalam agroindustri!

Tujuan/

Sub Tujuan

Elemen
JAWAB :
Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan
satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan
kompleks. Berarti sistem sebagai suatu gugus dari elemen-elemen yang saling
berinteraksi secara teratur dalam rangka mencapai tujuan atau sub tujuan.
7 Sifat Dasar Sistem :
 Pencapai tujuan, orientasi pencapaian tujuan akan memberikan sifat dinamis
kepada sistem, memberi perubahan secara terus menerus.
 Kesatuan usaha, mencerminkan suatu sifat dasar sistem dimana hasil keseluruhsan
melebihi dari jumlah bagaian-bagiannya atau disebut konsep sinergi.
 Keterbukaan terhadap lingkungan merupakan sumber kesempatan maupun
hambatan pengembangan. Keterbukaan thd lingkungan membuat penilaian
terhadap suatu sistem menjadi relatif disebut equifinality. Tetapi pencapaian

1
tujuan suatu sistem dapat dilakukan melalui berbagai cara sesuai dengan
tantangan lingkungan yang dihadapi.
 Tranformasi, merupakan proses perubahan input menjadi output yang dilakukan
oleh sistem.

 Hubungan antar bagian, kaitan antara sub sistem inilah yang akan memberikan
analisis sistem suatu dasar pemahaman yang lebih luas.
 Sistem ada berbagai macam, antara lain sistem terbuka, sistem tertutup, dan
sistem dengan umpan balik.
 Mekanisme pengendalian, mekanisme ini menyangkut sistem umpan balik yang
merupakan suatu bagian yang memberikan informasi kepada sistem mengenai
efek dari perilaku sistem terhadap pencapaian tujuan atau pemecahan persoalan
yang dihadapi.
Contoh suatu Sistem :
Sistem Pola Poduksi Kopi Celup

Dalam sistem yang diuraikan dengan gambar diatas, dimaksudkan adalah untuk
menjabarkan pola produksi kopi celup dengan tahap awal adalah melakukan sortasi
bahan baku untuk memilih biji kopi terbaik, kemudian dilakukan pengupasan kulit
buah untuk memisahkan antara buah dengan kulit kopi, lalu dilakukan pencucian
untuk membersihkan dan memisahkan kotoran yang masih menempel pada buah
kopi, kemudian pengeringan dilakukan setelah pencucian, dan dilakukan

2
penyangraian untuk memunculkan aroma khas kopi dan menghasilkan warna kopi
yang diinginkan, dilanjutkan penggilingan untuk mendapatkan hasil kopi bubuk yang
halus, lalu pengayakan dilakukan untuk mendapatkan kopi bubuk dengan ukuran
yang seragam, kemudian dimasukan ke dalam kertas filter untuk dikemas, dan tahap
terakhir adalah pengepakan barang untuk selanjutnya dapat dipasarkan langsung
kepada pelanggan.

2. Uraian Istilah:
a. Analsis sistem
Analisis sistem merupakan sebuah teknik pemecahan masalah yang
menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-bagian komponen dengan tujuan
mempelajari seberapa bagus bagian-bagian komponen tersebut bekerja dan
berinteraksi untuk meraih tujuan (Whitten, et. al. 2004).Analisis sistem
mempunyai beberapa pendekatan masalah, yaitu: (Whitten, et. al. 2004)
1. Analisis Terstruktur (Structured Analysis)
Analisis Terstruktur merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada
proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan
persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya.
2. Teknik Informasi (Information Engineering)
Merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif
pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa dan
mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang
mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3. Discovery Prototyping
Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk
mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat
para pengguna bereaksi pada implementasi quick and dirt (bijaksana dan
efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-
persyaratan tersebut.
4. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis)
Analisis berorientasi objek adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data
dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA
(Object Oriented Analysis) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan

3
objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan
dan interaksi objek-objek.
b. Causal Loop Diagram
Model CLD adalah model yang banyak digunakan dalam pemecahan
masalah dengan pendekatan sistem yang mempertimbangkan kompleksitas
dinamis dari sistem atau untuk mendukung pendekatan sistem dinamik. Model
CLD menekankan perhatiannya kepada hubungan sebabakibat antar komponen
sistem yang digambarkan dalam suatu diagram berupagaris lengkung yang
berujung tanda panah yang menghubungkan antara komponen sistem yang satu
dengan lainnya.Ujung panah dibubuhi tanda huruf ”S” yang menandakan bahwa
jika komponen yang mempengaruhi atau sebagai penyebabnya berubah atau
meningkat maka komponen yang dipengaruhinya akan berubah atau meningkat
juga dan tanda huruf ”O” menandakan akbatnya berlawanan dengan pengertian
bila komponen yang mempengaruhi meningkat maka komponen yang
dipengaruhinya menurun. Pendekatan memalui model CLD mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :
1. Mendorong untuk dapat melihat permasalahan secara menyeluruh, baik dari
segi cakupan dan waktu sehingga dapat mencegah pemikiran yang sempit.
2. Gambaran rantai hubungan sebabakibat membuat lebih eksplisit dan dasar
pemikiran akan lebih baik.
3. Memungkinkan efektifitas komunikasi dapat berjalan dan perwujudan kerja
sama tim akan lebih baik.
4. Membantu mengeksplorasi alternatif kebijakan dan keputusan sehingga
konsekwensinya dapat diantisipasi lebih awal.
5. Memungkinkan keberadaan posisi yang baik untuk mengambil keputusan.

Dalam penyusunan CLD perlu diperhatikan beberapa faktor antara lain :


1. Mengetahui batasan masalah atau ruang lingkup.
2. Dimulai dari komponen yang menarik.
3. Mempertanyakan tentang pengaruh dari suatu komponen dan hal apa saja yang
mempengaruhinya.
4. Menentukan komponen yang terlibat.
5. Penggunaan kata benda terhadap komponen yang dibahas.
6. Menyegerakan tanda “S” dan “O” saat pembuatan diagram.

4
7. Pembuatan diagram harus realistis, mudah dipahami agar perubahan diagram
jika diperlukan dapat dilakukan secara baik.
c. Simulasi
Simulasi merupakan suatu teknik meniru operasi-operasi atau proses-proses
yang terjadi dalam suatu sistem dengan bantuan perangkat komputer dan dilandasi
oleh beberapa asumsi tertentu sehingga sistem tersebut bisa dipelajari secara
ilmiah.
d. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan adalah suatu disiplin ilmu sosial terapan yang
menggunakan berbagai macam metode penelitian dan argumen untuk
menghasilkan dan memindahkan informasi yang relevaan dengan kebijakan,
sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan
masalah-masalah kebijakan.

5
3. a. Cobalah anda desain dengan powersim data dibawah ini
JAWAB :

b. Lakukan Uji Validasi Model dengan MAPE pada variabel Jumlah Penduduk, apabila Jumlah
Penduduk aktual sebagai berikut :

Tahun Jumlah Penduduk Aktual


2016 2.019.000
2017 2.019.351
2018 2.019.581
2019 2.019.101
2020 2.020.751
2021 2.020.951
2022 2.020.580
2023 2.021.595
2024 2.021.755
2025 2.021.951
JAWAB :

6
Uji validitas dengan MAPE dilakukan untuk memperoleh keyakinan
sejauh mana kestabilan dari struktur model suatu sistem. Serta untuk mengetahui
bagaimana kesesuaian data simulasi dengan data aktual. Hal ini dilihat dari
kriteria pengujian dengan MAPE:

PRESENTASE KETERANGAN

<5% SANGAT TEPAT

5%-10% TEPAT

>10% TIDAK TEPAT

Maka dari itu, dari hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa struktur
model dari sistem Pengembangan Swasembada Daging Ayam Kabupaten Jember
2016-2025 menunjukan hasil yang tepat. Karena hasil analisis MAPE menunjukan

7
nilai 0.10 yang berarti sesuai dengan presentase 10% yang berada pada jarak
TEPAT, dimana kesesuaian antara data simulasi dari sistem pengembangan
swasembada daging ayam kabupaten Jember 2016-2015 tidak melebihi data
aktual jumlah penduduk.

c. Berapakah Tingkat Produksi Ayam Pedaging, Konsumsi Daging Ayam


Pedaging, dan Tingkat Swasembada Ayam Pedaging dalam bentuk tabel
periode 2016-2025

Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tabel tingkat produksi,
konsumsi, dan swasembada ayam pedaging tahun 2016-2015 menunjukan
bahwa tingkat produksi ayam pedaging dari tahun 2016-2025 konstan atau tidak
mengalami penurunan maupun kenaikan tetap pada angka 288.000. sedangkan

8
tingkat konsumsi ayam pedaging mengalami kenaikan secara terus-menrus yang
signifikan dari tahun 2016-2025 yang awalnya sebesar 14.133.000 menjadi
14.151.836,30 di tahun 2025. Serta untuk tingkat swasembada ayam pedaging
mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2016-2025 mencapai titik
angka sebesar 72.570,68.
Sehingga dari uraian hasil analisis tersebut, dengan konstannya produksi
ayam pedaging di kabupaten Jember di tahun 2016-2025 dan meningkatnya pula
tingkat konsumsi ayam pedaging oleh pelanggan di kabupaten Jember pada
tahun 2016-2025 tetapi tidak diimbangi dengan kecukupan penyediaan karena
merosotnya angka pemenuhan ayam pedaging dari tahun 2016-2025.

d. Buatlah Tabel dan Graph Tingkat Produksi Ayam Pedaging, Konsumsi


Daging Ayam Pedaging, dan Tingkat Swasembada Ayam Pedaging dalam
bentuk tabel periode 2016-2025 apabila sejak tahun 2019 terjadi lonjakan
jumlah siklus beternak per tahun meningkat menjadi 4 kali

9
Dari hasil analisis diatas, dapat diketahui bahwa tabel tingkat produksi,
konsumsi, dan swasembada ayam pedaging tahun 2016-2015 setelah mengalami
pelonjakan pada siklus beternak per tahun meningkat menjadi 4 kali pada tahun
2019 menunjukan bahwa tingkat produksi ayam pedaging dari tahun 2016-2018
konstan atau tidak mengalami penurunan maupun kenaikan tetap pada angka
288.000. tetapi pada tahun 2019 mulai mengalami kenaikan menjadi 1.152.000
sampai pada tahun 2025. sedangkan tingkat konsumsi ayam pedaging
mengalami kenaikan secara terus-menerus yang signifikan dari tahun 2016-2025
yang awalnya sebesar 14.133.000 menjadi 14.151.836,30 di tahun 2025. Serta
untuk tingkat swasembada ayam pedaging setelah mengalami penurunan yang
signifikan dari tahun 2016-2018 mencapai titik angka sebesar 69.728,01.
Kemudian pada tahun 2019 naik menjadi 72.804,02 dan tahun 2020 naik lagi ,
tetapi setlah kenaikan yang melonjak pada tahun 2021 mengalami penurunan
terus-menerus sampai dengan 2025.
Sehingga dari uraian hasil analisis tersebut, dengan adanya perubahan
pelonjakan siklus beternak 4 kali dalam setahun mempengaruhi pada
meningkatnya produksi ayam pedaging di kabupaten Jember pada tahun 2016-
2025 dan meningkatnya pula tingkat konsumsi ayam pedaging oleh pelanggan di
kabupaten Jember pada tahun 2016-2025 tetapi masih tidak diimbangi dengan
kecukupan penyediaan karena fluktuasi angka pemenuhan atau kecukupan ayam
pedaging dari tahun 2016-2025.

10
e. Buatlah Graph hubungan antara Jumlah Penduduk dengan Tingkat
Swasembada Daging Ayam periode 2016-2025

Dilihat dari hasil analisis pada grafik diatas, diketahui bahwa jumlah
penduduk kabupaten Jember pada tahun 2016-2025 mengalami pertumbuhan
yang signifikan secara terus-menerus. Dan diketahui pula bahwa tingkat
penyediaan atau kecukupan daging ayam di kabupaten Jember mengalami
penurunan yang signifikan dari tahun 2016-2018 mencapai titik angka sebesar
69.728,01. Kemudian pada tahun 2019 naik menjadi 72.804,02 dan tahun 2020
naik lagi , tetapi setlah kenaikan yang melonjak pada tahun 2021 mengalami
penurunan terus-menerus sampai dengan 2025.

11
Sehingga dari uraian hasil analisis tersebut, bahwa pada tahun 2016-2025
dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk terus-menerus tidak
diiringi dengan tingkat penyediaan atau kecukupan daging ayam di kabupaten
Jember.

f. Bagaimana kebijakan yang harus diambil stock swasembada daging pangan


pada periode 2016-2025
Untuk mencapai kondisi terpenuhinya kecukupan atau penyediaan daging
pangan sebagai sumber protein hewani dalam periode 2016-2025 sebagai berikut :
 Menekan Laju Pertumbuhan Penduduk
Dengan meningkatanya pertumbuhan penduduk secara terus-menerus yang tidak
diimbangi dengan pemenuhan daging ayam. Sehingga penekanan pada laju
kelahiran dapat menjadi salah satu usaha mencapai swasembada daging ayam.
 Peningkatan Sumber Daya Manusia Peternakan
Untuk mencapai swasembada daging ayam, tidak hanya pada ayam saja yang
diperhatikan. Tetapi juga sumber daya manusia sebagai pengelola untuk
menciptakan produk berdaya saing unggul yang bernilai tinggi.
 Pembuatan Rumah Pemotongan Ayam (RPA) Center
Proses pembuatan rumah pemotongan ayam ini dilakukan sebagai usaha untuk
mempercepat laju produksi daging ayam sebagai pemenuhan dan mencapai
swasembada daging ayam pada tahun 2016-2025.
 Program Pemberdayaan Subsistem Hulu dan Hilir
Program ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi
yang nantinya akan mampu meningkatkan nilai dan volume pasar.untuk mencapai
swasembada daging ayam yang berkuaalitas pada tahun 2016-2025.
 Meningkatkan Teknik Budidaya dan Manajemen Pemeliharaan
Memanfaatkan peran penting dari lembaga pendidikan, pelatihan, litbang, dinas
dan asosiasi peternakan, dan perusahaan besar untuk memperkenalkan dan
mensosialisasikan teknik budidaya dan manajemen pemeliharaan yang baik
khususnya untuk peternak rakyat dan memfasilitasi serta mendorong peningkatan
dayasaing produk untuk mencapai swasembada daging ayam.
 Pemilihan dan Penambahan Day Old Chick (DOC)
Untuk membantu meningkatkan laju pertumbuhan populasi ras ayam pedaging,
dapat dilakukan dengan memilih DOC berkualitas dan melakukan penambahan
agar semakin membantu peningkatan swasembada rasa yam pedaging.
 Penanganan dan Pencegahan Wabah Penyakit
Pelaksanaan ini dilakukan untuk mengatasi wabah penyakit yang menular pada
ras ayam. Sehingga diperlukan perlakuan yang sesuai Standart Operational

12
Procedure, hal ini juga dapat menekan laju kematian dari ayam sebagai upaya
meningkatkan produksi untuk mencapai swasembada daging ayam di tahun 2016-
2025.
 Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Lingkungan Peternakan
Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam lingkungan di peternakan
yang mendukung dalam upaya swasembada daging ayam di tahun 2016-2025.
 Penyesuaian Supply Chain Management
Dalam penyesuaian dan pembenaran rantai pasok sebagai tataniaga dalam
memasarkan ayam pedaging. Sehingga pentingnya manajemen rantai pasok ini
menjadi salah satu usaha swasembada daging ayam di tahun 2016-2025.
 Memperluas stakeholder
Upayakan membentuk kemitraan, asosiasi, dan kelembagaan untuk meningkatkan
pengetahuan pasar dan tekhnologi demi terciptanya iklim usaha yang kondusif
untuk meningkatkan produksi sebagai bentuk swasembada daging ayam di tahun
2016-2025.

13

Anda mungkin juga menyukai