Review Paper Pengaruh Volume Minyak Goreng dan Bentuk Biji
Edamame terhadap Karakteristik Produk Edamame Goreng
Metode Penggorengan Vakum
Judul Pengaruh Volume Minyak Goreng dan Bentuk Biji
Edamame (Glycine Max LINN. MERRILL) terhadap Karakteristik Produk Edamame Goreng Metode Penggorengan Vakum Jurnal Jurnal Pangan dan Agroindustri Volume & Vol. 5 No. 1, Hal. 26-37 Halaman Tahun 2017 Penulis Umi Nadhiroh dan Wahono Hadi Susanto Reviewer Elis Rahmawati Mar’atus Sholihah (191720101001) Tanggal 5 Oktober 2019
Tujuan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki
Penelitian karakteristik edamame goreng dengan mengetahui pengaruh volume minyak : bahan dan bentuk biji edamame. Objek Objek penelitian ini adalah Edamame Goreng. Penelitian Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial. Faktor pertama perbandingan volume minyak : bahan (v/b) (24:1, 30:1, dan 36:1), dan faktor kedua adalah bentuk biji edamame (utuh, campuran 50:50, dan pecah). Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Bahan & Alat Bahan yang digunakan berupa biji edamame beku PT Mitra Mengukur Tani Dua Tujuh menjadi bahan baku utama dalam pembuatan edamame goreng. Serta bahan lain yang digunakan adalah minyak goreng berfortifikasi vitamin A.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penggorengan vakum (Vacuum Frying) merk “Lokal” dengan kapasitas 12 L dan menggunakan sistem Water Jett dengan injector sebagai sistem pemvakumannya. Alat lain yang digunakan timbangan analitik merk “Carmy” model EK3250 dan mesin peniris minyak (Spinner) merk “Moswell” model “Aqua-125” memiliki kapasitas putaran 2850 rpm (Revolution per Minute). Alat analisis yang digunakan adalah timbangan analitik “Denver Instrument M-310”, oven listrik 220 V “Memmert”, lemari asam, alat destruksi, alat destilasi “Buchi K-350”, “Thermolyne”, kertas saring halus, soxhlet “Gerhardt”, kapas steril, benang wol, corong plastik, spatula besi, spatula kaca, cawan porselen, bola hisap “Sicherheits”, colorimeter “Konica Minolta”, pemegang buret, dan texture analyzer “Brookfield”. Proses Vacuum Proses vacuum frying yang dilakukan dalam penelitian ini Frying mulai dari : 1) Persiapan bahan, biji edamame dicuci dan dipisahkan berdasarkan bentuknya, ditimbang kemudian dibekukan dalam freezer kurang lebih 15°C selama 48 kurang lebih 3 jam. 2) Penggorengan vakum, minyak goreng dipanaskan hingga mencapai suhu 80°C, selanjutnya bahan dimasukkan dalam keranjang penggoreng dan vacuum chamber ditutup rapat. 3) Sistem pemvakuman dinyalakan hingga tekanan dalam chamber mencapai (-) 70cmHg. 4) Proses penggorengan berlangsung selama 50 menit, dan dilakukan pengadukan setiap 5-10 menit. 5) Setelah penggorengan, sistem pemvakuman dimatikan dan tekanan dalam chamber diturunkan. 6) Bahan dikeluarkan kemudian ditiriskan menggunakan spinner selama 40 detik. 7) Produk dikemas menggunakan plastik zip-look ukuran 0,1mm sebelum dilakukan analisis. Prosedur Prosedur analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mulai Analisis dari : 1) Analisis bahan baku meliputi kadar air metode oven kering, protein metode Kjeldahl, abu metode pengabuan kering (AOAC, 1990), kadar lemak metode soxhlet (Modifikasi SNI, 1992), kadar karbohidrat metode by difference, dan analisis warna L*, a*, b*. 2) Analisis produk meliputi kadar air metode oven kering, protein metode Kjeldahl, abu metode pengabuan kering (AOAC, 1990), kadar lemak metode soxhlet (Modifikasi SNI, 1992), kadar karbohidrat metode by difference, dan analisis warna L*, a*, b*, rendemen (Hustiany, 2005), daya serap minyak (Kodavali, 2012), daya patah (Brookfield Engineering Laboratories, inc.), dan analisis organoleptik uji skor dan kesukaan (SNI, 2006). 3) Analisis pada minyak goreng yang sudah digunakan untuk menggoreng adalah analisis bilangan peroksida metode titrasi. Hasil Penelitian Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan dukungan gagasan bahwa ultasonik mampu berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi waktu dan nilai rendemen dari ektraksi jahe menjadi oleoresin. 1) Hasil analisis bahan baku yang dibandingkan dengan data literatur terdapat perbedaan yang disebabkan oleh sumber bahan baku yang berbeda, usia panen, penanganan pasca panen, serta metode analisis yang digunakan. 2) Hasil analisis ragam menunjukan bahwa interaksi antar kedua faktor tidak berpengaruh terhadap kadar air edamame goreng, namun kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air produk. Kadar air edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 2,84-10,81%. Sehingga semakin tinggi volume minyak mengakibatkan kadar air produk semakin rendah. Hal ini berkaitan dengan lama periode suhu bahan konstan. 3) Hasil analisis rerata kadar lemak edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 34,91-51,75%. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tidak terjadi interaksi antar kedua faktor, namun keduanya memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar lemak. Semakin tinggi volume minyak menyebabkan kadar lemak produk semakin meningkat. Selain itu, bentuk biji yang utuh juga memilki kadar lemak paling tinggi bila dibandingkan dengan bentuk utuh dan campuran.meningkatnya kadra lemak menyebabkan penguapan air dalam bahan selama penggorengan. 4) Hasil analisis kadar protein produk edamame goreng dengan perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 24,78-33,31%. Dan analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antar kedua faktor, namun keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein. Semakin tinggi volume minyak menghasilkan kadar protein produk yang semakin rendah, dan bentuk biji yang pecah juga memiliki kadar protein paling rendah. 5) Hasil analisis kadar abu dan karbohidrat produk edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 1,28-2,56% bk dan 22,19-29,23%. Dan analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antar kedua faktor, namun keduanya berpengaruh sangat nyata terhadap kadar abu dan karbohidrat. Semakin tinggi volume minyak menghasilkan kadar abu dan karbohidrat yang semakin rendah pada produk. Bentuk biji yang utuh memiliki kadar abu dan karbohidrat lebih tinggi bila dibandingkan dengan bentuk biji campuran dan pecah. 6) Hasil analisis peningkatan bilangan peroksida pada minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng edamame goreng, berkisar antara 0,09-0,79 Mek O2/kg. Terjadi interaksi sangat nyata antara perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame. Sehingga semakin tinggi volume minyak yang digunakan semakin rendah peningkatan bilangan peroksida yang terjadi. Sedangkan pada bentuk biji edamame, biji yang pecah mengakibatkan peningkatan bilangan peroksida paling tinggi dibandingkan biji campuran dan utuh. 7) Analisis daya serap minyak bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak minyak goreng yang terserap oleh bahan, degan cara mengukur selisih volume minyak goreng sebelum dan sesudah penggorengan. Dan hasil analisis ragam menunjukan bahwa kedua faktor berpengaruh sangat nyata terhadap daya serap minyak. Daya serap minyak akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antar 0,10-0,17 L. Semakintinggi volume minyak menyebabkan daya serap minyak semakin tinggi, begitu pula dengan bentuk biji yang pecah, bentuk yang pecah menghasilkan daya serap minyak yang lebih tinggi daripada bentuk biji utuh dan campuran. 8) Hasil analisis randemen edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 37,44-46,55%. Rendemen semakin meningkat seiring dengan bertambahnya volume minyak, bentuk bijiyang pecah juga memiliki nilai rendemen yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan biji campuran dan utuh. 9) Hasil analisis daya patah edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 193,07 hingga 707 nyata terhadap daya patah produk edamame goreng. Sehingga semakin tinggi volume minyak yang digunakan, menghasilkan daya patah produk yang semakin rendah, serta bentuk biji edamame yang pecah memiliki daya patah lebih rendah bila dibandingkan dengan biji campuran dan utuh. 10) Hasil analisis warna produk edamame goreng akibat perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berkisar antara 51,54-55,41 untuk nilai L* (tingkat kcerahan), (-) 10,74 hingga (-) 7,95 untuk nilai a* (tingkat kemerahan), dan 22,12-24,48 untuk nilai b* (tingkat kekuningan). Volume minyak tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada warna produk, namun bentuk biji edamame berpengaruh sangat nyata terhadap intensitas warna produk. Serta biji yang pecah memilki tingkat kecerhan lebih tinggi, tingkat kemerahan lebih rendah, dan tingkat kekuningan lebih tingkat kecerahan lebih tinggi, tingkat kemerahan lebih rendah, dan tingkat kekuningan lebih tinggi daripada biji yang utuh. Perbedaan intensitas warna yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh warna permukaan bahan yang berbeda. 11) Hasil penilaian uji organoleptik menunjukkan bahwa perlakuan yang dilakukan berpengaruh nyata terhadap kenampakan produk. Berdasarkan uji skor, rerata skor yang diberikan panelis berkisar antara 5,64 hingga 6,62 (cenderung seragam), dan skor tertinggi didapatkan oleh perlakuan volume minyak : bahan 30 : 1 dengan bentuk biji utuh. Sedangkan berdasarkan uji hedonik, rerata nilai yang diberikan oleh panelis berkisar ntara 4,82 (agak suka) hingga 5,64 (suka), dan nilai tertinggi didapatkan oleh perlakuan volume minyak : bahan 24 : 1 dengan bentuk biji pecah. 12) perlakuan terbaik secara kimia dan fisikk didapatkan oleh perlakuan volume minyak : bahan 30 : 1 dengan bentuk Sbiji yang utuh (V2B1), sedangkan perlakuan terbaik secara organoleptik didapatkan oleh perlakuan volume minyak : bahan 24 : 1 dengan bentuk biji yang pecah (V1B3). Simpulan Dari keseluruhan penelitian yang dilakukan, perlakuan volume minyak dan bentuk biji edamame berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air, lemak, protein, abu, karbohidrat, bilangan peroksida, daya serap minyak, rendemen, dan daya patah. Serta perlakuan terbaik secara kimia dan fisik didapatkan oleh perlakuan volume minyak : bahan 30:1 dengan bentuk biji yang utuh dengan karakteristik, kadar air (9,90% bb), lemak (37,35% bk), protein (31,48% bk), abu (2,38% bk), karbohidrat (28,79% bk), peningkatan bilangan peroksida (0,10 Mek O2 /kg), daya serap minyak (0,05 L), rendemen (40,89%), daya patah (653,07 g), nilai L (51,58), nilai a* (-9,37), dan warna b* (22,17).
Ekstraksi Minyak Kelapa (Cocos Nucifera L) (Kajian Cara Pengecilan Ukuran Daging Kelapa Dalam Pembuatan Santan Dan Lama Pemanasan Gelombang Mikro Terhadap Rendemen Dan Mutu Minyak Kasar) (Abstrak) .Ps
ACFrOgD55hTBYQOSkdnGwF0WScqYlulYcK 5V1gOgD3HikVgIGmUn2N4s6SDs4c6-jpSgMncbswxiMhx2mpxIpI6Sc-lfIUi374J9BcKcVyYIaAEytZ74RrvhXfftkoiyIeSWz4sMgAH8z0FgZ0 PDF