Review Paper Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi
Oleoresin Jahe
Judul Ultrasonik sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe
Jurnal Jurnal Teknologi Volume & Vol. 12 No. 1, Hal. 14-21 Halaman Tahun 2014 Penulis Anwar Fuadi Reviewer Elis Rahmawati Mar’atus Sholihah (191720101001) Tanggal 25 September 2019
Tujuan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
Penelitian mengembangkan proses ekstraksi berbantuan gelombang untuk ekstraksi oleoresin jahe. Teknik ini dikenal dengan sonokimia yaitu pemanfaatan efek gelombang ultrasonik untuk mempengaruhi perubahan-perubahan yang terjadi pada proses. Subjek Subjek penelitian ini adalah Jahe dari perkebunan rakyat Penelitian Desa Alue Papen Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Deskriptif Kuantitatif Bahan & Alat Bahan yang digunakan berupa Jahe berasal dari perkebunan Mengukur rakyat Desa Alue Papen Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara, Etanol, Aquades, Kertas Saring.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ultrasonic
cleaning bath (Bransonic 8510), Rotary Vacum Evaporator (Yamato RE 200), Ayakan Restaz AS 200, Crucher Hammer Mill, Soxhlet, Penangas Air, Rangkaian Alat Ekstraksi. Proses Proses ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini mulai Ekstraksi dari : Oleoresin Jahe 1) Rimpang jahe dibersihkan, dipotong setebal 1-2mm, kemudian dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 haari hingga kandungan air mencapai 10%. 2) Dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan Hammer Mill sampai menjadi bubuk. 3) Bahan bubuk jahe dipisahkan menggunakan ayakan retsch AS 200. Bubuk jahe ditimbang sebanyak 50 gram lalu dimasukkan kedalam labu leher 2 dengan volume 500 ml dan ditambahkan pelarut etanol sebanyak 150 ml. 4) Labu yang dilengkapi dengan kondenser dan thermometer dimasukkan kedalam Ultrasonik Cleaning Bath dan ekstraksi dilakukan dengan frekuensi 42 KHz. 5) Temperatur dan waktu ekstraksi diatur sesuai dengan variabel percobaan. Dan hasil ekstraksi disaring dengan kertas saring whatman nomor 311844. 6) Kemudian pelarut diuapkan dengan menggunakan Rotary Vacum Evaporator pada tekanan 24 Kpa dan temperatur 50°C hingga menjadi produk oleoresin. 7) Produk oleoresin didinginkan dalam desikator dan ditimbang sampai berat konstan. Prosedur Prosedur analisis yang dilakukan dalam penelitian ini mulai Analisis dari : 1) Dilakukan Uji Oleoresin sesuai standar EOA No.243: penampakan dan bau, indeks bias dan kelarutan. 2) Lalu dilanjutkan dengan pengamatan komponen gas chromatografi (GC-MS). 3) Melihat struktur jahe menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Hasil Penelitian Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan dukungan gagasan bahwa ultasonik mampu berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi waktu dan nilai rendemen dari ektraksi jahe menjadi oleoresin. 1) Hasil pengamatannya adalah adanya gagasan semakin lama waktu ekstraksi akan meningkatkan nilai rendemen yang didapatkan. Tetapi pada penelitian ini menunjukan nilai rendemen tidak mengalami perubahan yang signifikan untuk waktu ekstraksi diatas 1 jam. 2) Dan pada hasil pengamatan perubahan signifikan nilai rendemen yang didapat ketika semakin bertambah dengan meningkatnya temperatur, hal ini disebabkan semakin banyaknya panas yang diterima oleh bahan untuk mengekstraak oleoresin yang dikandung dalam bahan tersebut. 3) Hubungan nilai rendemen dengan temperatur ekstraksi pada berbagai variasi waktu, secara umum kecenderungan yang hampir sama yaitu nilai rendemen oleoresin meningkat dengan kenikan temperatur dan penambahan waktu ekstraksi. 4) Hasil analisis komponen oleoresin jahe dengan GC-MS, dimana hanya diambil data 5 komponen Zingiberone, Trans- 6-Shogaol, farnesene, β-Sesquiphellandrene, Zingiberene. Hasil pengamatan menunjukan oleoresin hasil ekstraksi ultrasonik dan tanpa ultrasonik tidak mengandung gingerol. Dan menunjukan bahwa zingiberone merupakan komponen dengan komposisi terbesar yang teridentifikasi baik melalui ekstraksi ultrasonik, ekstraksi soxhlet, maupun ekstraksi menggunakan CO2 superkritik. 5) Hasil SEM irisan bahan sebelum proses ekstraksi memperlihatkan bahwa permukaan bahan dilapisi oleh selaput sel dan sekitar 20% permukaan bahan terjadi kerusakaan. Dan setelah proses ektraksi menggunakan ultrasonik dan pengadukan 150 rpm, permukaana bahan yang dilapisi selaput sel berkurang sangat signifikan dimaan sekitar 80% permukaan bahan terjadi kerusakan. 6) Perbandingan hasil oleoresin jahe hasil pengamatan dengan spesifikasi menurut EOA No.243 menunjukan harga indeks bias yang masih belum sesuai dengan standar EOA. Simpulan Dari keseluruhan penelitian yang dilakukan,metode ekstraksi berbantuan ultrasonik memiliki efisiensi waktu hampir 50% dibandingkan ekstraksi soxhlet. Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi nilai rendemen yang diperoleh, rendemen oleoresisn terbanyak diperoleh pada temperatur 50°C dengan jumlah oleoresin didapatkan antara 7 sampai 8%. Kekuatan Kekuatan penelitian ini adalah metode ekstraksi Penelitian menggunakan gelombang ultrasonik mendapatkan efisiensi lebih besar dan waktu operasinya lebih singkat dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan soxhlet. Kelemahan Kelemahan penelitian ini adalah faktor dari oleoresin yang Penelitian masih mengandung sedikit pelarut, sehingga indeks bias dari penelitian masih belum memenuhi spesifikasi menurut EO No.243.