Oleh :
Elis Rahmawati Mar’atus Sholihah
191720101001
Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
RINGKASAN RANCANGAN PROSES .................................................. iii
i
RINGKASANG RANCANGAN PROSES
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Rancangan Proses Kopi
Bubuk” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
Rekayasa Perancangan Proses.
Hormat saya,
iii
BAB I. PENDAHULUAN
1
BAB II. PEMBAHASAN
2
Gambar 1. Diagram Alir Kopi Bubuk Arabika
3
2.3 Kondisi-Kondisi Proses
Buah kopi mengalami beberapa tahapan sebelum akhirnya menjadi
kopi bubuk arabika berkualitas. Dalam proses pengolahan buah kopi
menjadi dua area yakni area perkebunan dan area pabrik. Pada area
perkebunan buah kopi yang dipetik dilakukan sortasi oleh petani kopi lalu
dikirim ke pabrik untuk selanjutnya buah kopi hasil sortasi akan melalui
beberapa proses.
a.)Proses Sortasi Buah Kopi
Menurut ICCRI, Buah sehat adalah buah matang yang bernas, tidak
terkena serangan hama dan penyakit dan ditandai oleh tampilan kulit buah
yang mulus dan segar. Buah kopi merah segera diolah lanjut tanpa
penundaan. Maka buah sehat tersebut didapatkan dari proses sortasi
buah kopi gelondongan dari perkebunan yang dilakukan sebelum proses
pengupasan kulit buah kopi.
b.)Proses Pulping
Proses pengolahan kopi bubuk ini diawali dengan pengupasan kulit
buah dengan mesin pulper. Ceicalia dan Meity (2013) mengatakan pada
proses ini, biji kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna kemerahan.
Maka dapat dikatakan proses ini Buah yang dilakukan pengupasan secara
mekanis untuk memisahkan biji berkulit tanduk [biji kopi HS] dan kulit
buah. Biji kopi HS diolah lanjut sebagai bahan minuman, sedangkan kulit
buah merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku
kompos, pakan ternak dan biogas (ICCRI).
c.) Proses Fermentasi
Setelah dilakukan proses pengupasan kulit buah, maka selanjutnya
dilakukan proses fermentasi yang bertujuan untuk menghilangkan lapisan
lendir yang tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi. Ceicalia dan Meity
(2013) mengatakan bahwa proses fermentasi dilakukan secara basah,
yaitu biji kopi yang basah ditaruh dalam karung dan didiamkan selama 24
jam. Prinsip fermentasi adalah peruraian senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam lapisan lendir dengan bantuan air dan oksigen.
4
Reaksi fermentasi bermula dari reaksi oksigen pada bagian atas. Lapisan
lendir akan terkelupas dan senyawa-senyawa hasil reaksi bergerak turun.
Tingkat kesempurnaan fermentasi dapat diukur secara visual yaitu dengan
melihat penampakan lapisan lendir di permukaan kulit tanduk atau dengan
mengusap lapisan lendir dengan tangan. Jika lendir tidak lengket, maka
fermentasi diperkirakan sudah selesai. Proses fermentasi ini dilakukan
dalam karung yang memiliki kapasitas 1ton.
d.)Proses Pencucian
Proses pencucian ini dilakukan setelah biji kopi dilakukan fermentasi
basah, dan pencucian ini bertujuan untuk menjadikan permukaan kulit
tanduk menjadi licin dan menghilangkan sisa lendir tersebut setelah
proses fermentasi. Pencucian dilakukan dengan mesin dengan kapasitas
500kg.
e.)Proses Pengeringan Mekanis
Menurut ICCRI, biji kopi HS dikeringkan secara mekanis pada suhu
50-55 oC. Kadar air biji kopi yang semula 55 % turun menjadi 12 %
selama 40 jam. Bahan bakar pengering adalah kayu yang diperoleh dari
hasil pangkasan pohon pelindung tanaman. Kipas udara pengering
digerakkan oleh motor listrik atau motor disel dengan bahan bakar bio-
disel. Pengering mekanis mempunyai fleksibilitas pengoperasian yang
tinggi dan mempunyai kapasitas pengeringan yang besar, namun
membutuhkan investasi yang besar juga.
f.) Proses Hulling
Proses pengupasan kulit tanduk (HS) ini bertujuan untuk
menghasilkan biji kopi beras yang terpisah dari kulit tanduk. Kadar air
sangat berpengaruh pada proses ini.Jika kadar air makin tinggi, maka
kapasitas pengupasan akan turun dan jumlah biji pecah sedikit meningkat.
Ceicalia dan Meity (2013) mengatakan bahwa kadar air juga berpengaruh
pada ukuran biji kopi. Makin tinggi kadar air biji kopi, ukuran bijinya
semakin besar, maka terkadang perlu dilakukan penyesuaian terhadap
penyetelan mesin. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengupasan
5
sebaiknya dilakukan pada biji kopi yang telah dingin karena sifat fisiknya
telah stabil , maka dari itu proses pengeringan sebelum proses hulling ini
sangat penting.
g.)Proses Sortasi Biji Kopi Kering
Pada proses sortasi ini akan dilihat apakah terdapat biji kopi yang
rusak atau tidak sesuai dengan standar yang telah disesuaikan.
Sedangkan untuk kriteria ukuran biji kopi kering menurut ICCRI dengan
disortasi secara mekanik untuk memisahkan biji ukuran besar [ukuran >
6,5 mm], ukuran medium [5,5 mm<d<6,5mm] dan ukuran kecil [< 5,5 mm].
Biji pecah dan biji kecil terpisah di rak paling bawah.
h.)Proses Penggudangan
Biji kopi beras atas dasar ukurannya dikemas dalam karung goni [@
60 – 90 kg] berlabel produksi dan disimpan dalam gudang yang bersih
dan berventilasi cukup. Tumpukan karung-karung disangga di atas palet
kayu dan tidak menempel di dinding gudang (ICCRI).
6
menguap lebih cepat, warna bubuk menjadi lebih gelap dan muncul bau
mirip karet (rubbery).
k.) Proses Pengayakan
Pengayakan bertujuan untuk memeperoleh kopi bubuk yang halus
dan seragam. Pada umunya dilakukann dengan alat pengayak yang
mempunyai ukuran 40 mesh. Ukuran mesh menunjukkan bahwa setiap 1
inchi2 terdapat sejumlah lubang ayakan. Ukuran butir-butir (partikel-
partikel) bubuk kopi akan berpengaruh terhadap rasa seduhan dan aroma
kopi.
l.) Proses Pengemasan
Pengemasan bertujuan mempertahankan mutu fisik dan cita rasa,
menghindari kontaminasi bau, mempermudah penanganan, mempercepat
prosedur pengangkutan, serta menghindari serangan kutu dan jamur.
7
2.5 Pemilihan Peralatan dan Mesin
Dalam menunjang proses produksi, rancangan pada setiap tahap
proses pengolahan memanfaatkan alat dan mesin untuk mempermudah
pekerja dalam proses pengolahan. Jenis alat-alat mesin yang digunakan
dalam proses pengolahan kopi Arabika beragam, di tiap-tiap tahapan
proses yang sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan dan mesin pengolahan kopi arabika ditempatkan diruang
pengolahan. Tiap tahapan proses membutuhkan mesin dan alat
pembantu. Untuk menjaga keamanan pekerja (operator mesin), mencapai
hasil yang maksimal dan perawatan mesin dan alat. dibeberapa bagian
mesin dan peralatan terpasang standar prosedur operasinal.
a. Timbangan Analitis / Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang buah kopi yang digunakan
untuk proses pengolahan biji kopi. tingkat ketelitian pada alat ini mencapai
1 kg dan berat maksimum yang dapat dibaca adalah 1000kg.
Spesifikasi :
a.) Akurasi dan Kapasitas Durascale DS 150 SLW : timbangan Durascale
DS 150 SLW memiliki batas berat maksimal paling besar pada seri
Durascale SLW yaitu 150 kg. Durascale DS 150 SLW memiliki akurasi
10 gr. DS 150 SLW memiliki ukuran permukaan penimbang lebih
besar dari DS 30SLW dan DS 60 SLW yaitu 40 cm x 50 cm.
b.) Layar dan Sumber Energi Timbangan : durascale DS 150 SLW
menggunakan layar LED 1.2 inch. DS 150 SLW dapat dihubungkan ke
stop kontak atau menggunakan baterai untuk penggunaan selama 35
jam.
c.) Platform Baja Tahan Karat : timbangan Digital Platform Durascale DS
150SLW dibuat dengan menggunakan baja tahan karat sehingga
mudah dibersihkan dan tahan lama.
8
Gambar 3. Timbangan Analitik/Digital
9
c. Mesin Pulper
Raung pulper berfungsi untuk mengupas buah kopi (memisahkan biji
kopi dengan kulitnya) dan mencuci biji kopi basah (memisahkan biji kopi
dari lendir). Prinsip dari mesin ini adalah buah kopi akan diberi tekanan
dan gaya gesek yang mengakibatkan biji kopi terpisah dari daging dan
kulit buahnya. Silinder (terdiri dari ulir penekan kopi, silinder pengaduk dan
mangel) dan pisau statis pada mesin tersebut akan berputar sehingga
buah kopi yang masuk akan mengalami gesekan dari selinder tersebut
dengan screen plat. Mangel berperan untuk mengupas kulit dan daging
buah kopi. Tenaga perpuataran tersebut dihasilkan dari elektromotor yang
dihubungkan melalui sabuk ke roda penggerak. Selama proses
pengupasan, akan dilakukan penyemprotan air melalui dua sisi, yaitu dari
dalam silinder dan dari luar screen plat. Penyemprotan berfungsi untuk
membersihkan hasil pulping, sehingga kulit dan daging buah kopi dapat
jatuh di lubang pengeluaran yang sudah ditentukan.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas 1 ton / jam
b.) Persyaratan input (masukan) : Buah kopi petik merah, masih segar
dan telah disortasi
c.) Penggerak motor bakar 5,5 PK HONDA
d.) Type 2 [double] silinder
e.) Transmisi pulley dan sabuk karet V
f.) Dilengkapi dengan kopling dan pelindung
g.) Bahan pengupas kulit : plat tembaga profil
h.) Rangka mesin : Baja profil kotak
i.) Dimensi (P X L X T )mm : 1090 x 745 x 1463
10
Gambar 5. Mesin Pulper
11
e. Mesin Pengering Mekanis (Dryer)
Mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap
memiliki mutu yang baik sampai ke tahap proses pengolahan berikutnya.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas 1.5 ton/batch [1 batch = 25 jam]
b.) Persyaratan : Untuk Kopi HS Waktu pengeringan 25 jam dari kadar air
awal 45% sampai dengan pengeringan 12 % dan untuk kopi
gelondong basah (buah kopi) waktu pengeringan 48 jam dari kadar
awal 45 % sampai 12%
c.) Sumber panas : tungku kayu, dengan 2 kipas aksial penggerak motor
diesel 6 – 7 PK ber-SNI
d.) Lantai pengering : Ayakan alumunium
e.) Sistem pemanasan biji : Tidak langsung lewat pipa pindah panas
f.) Rangka mesin : Baja profil kotak
g.) Dimensi (P X L X T)mm : 4800 x 2160 x 3950
12
b.) Persyaratan : Biji kopi HS dari proses pengeringan dengan kadar air
12%
c.) Penggerak motor diesel 16 – 18 PK ber-SNI
d.) Bahan pengupas kulit : Baja
e.) Rangka mesin : Baja profil kotak
f.) Pelengkap : Kipas sentrifugal sebagai pemisah kulit
g.) Dimensi (P X L X T )mm : 1900 x 750 x 1500
13
g.)Dimensi (P X L X T )mm : 1515 X 900 X 1175
14
i. Mesin Penghalus (Grinder)
Biji kopi sangrai dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai
diperoleh butiran kopi bubuk dengan kehalusan tertentu. Butiran kopi
bubuk mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa
pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke
dalam air panas.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas : 60 kg/jam
b.) Persyaratan : Bahan yang digunakan adalah biji kopi yang sudah
disangrai dengan K. Air = 3 – 5 %
c.) Type : piringan
d.) Lubang pemasukan bahan : Dimensi 1000 x 1220 x 520 mm [PxLxT]
e.) Piringan penggiling :Dimensi 520 x 590 mm [DxT]
f.) Sumber energi : Penggerak motor listrik 20 PK / motor diesel 20 PK
ber –SNI di lengkapi dengan meja kerja dan ruang pengumpul hasil
bubuk [boks plastik]
g.) Transmisi : Sabuk karet V di lengkapi dengan kopling dan pelindung
h.) Rangka mesin : Baja profil kotak
i.) Dimensi keseluruhan (PXLXT) mm : 1500X1000X 2000
15
j. Alat Ukur Kadar Air
Spesifikasi :
a.)Sumber arus : Baterai type AA 2500 mAh rechargeable 6 buah
b.)Skala meter : 5-35%
c.) Dimensi : 13,5x12x8cm
d.)Berat : 690 g
16
Gambar . Layout Pabrik Kopi Bubuk
Keterangan
1 Sortasi
2 Pengupasan Kulit Buah (Pulping)
3 Pencucian
4 Fermentasi
5 Sanitasi
6 Pengeringan Mekanis
7 Pengupasan Kulit Tanduk ( Hulling )
8 Sortasi Biji Kering
9 Penggudangan
10 Penyangraian ( Roasting )
11 Penggilingan
12 Pengemasan
A Kantor
B Ruang Istirahat
C Toilet
D Penyimpanan Limbah Kulit Ceri
17
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan rancangan proses diatas dapat disimpulkan
bahwa :
18
DAFTAR PUSTAKA
19