Anda di halaman 1dari 23

RANCANGAN PROSES

“KOPI BUBUK ARABIKA”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Rekayasa Perancangan Proses

Oleh :
Elis Rahmawati Mar’atus Sholihah
191720101001

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
RINGKASAN RANCANGAN PROSES .................................................. iii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Perancangan ................................................... 1

BAB II. PEMBAHASAN .......................................................................... 2


2.1 Deskripsi Proses ..................................................................... 2
2.1.1 Penentuan Input Proses. ............................................... 2
2.2 Diagram Alir Rancangan Proses ............................................ 2
2.3 Kondisi-Kondisi Proses .......................................................... 4
2.4 Analisa Kesetimbangan Massa ............................................. 7
2.5 Pemilihan Peralatan dan Mesin .............................................. 8
2.6 Layout Pabrik ......................................................................... 16

BAB III. PENUTUP ................................................................................ 18


3.1 Kesimpulan ............................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................19

i
RINGKASANG RANCANGAN PROSES

Kopi yang dihasilkan di Indonesia menjadi yang terbaik ketiga setelah


Brazil, Vietnam dan Columbia. Kopi juga salah satu komoditi pertanian
yang menjadi prioritas pengembangan oleh pemerintah Indonesia,
berbagai jenis kopi yang dihasilkan yang berbeda setiap daerah. Secara
umum yang diketahui adalah kopi arabika, kopi robusta dan kopi liberika.
dalam perancangan proses ini yang dianalisis adalah kopi bubuk arabika.
Kopi bubuk merupakan biji kopi sangrai yang dihaluskan tanpa campuran
bahan apapun dengan mekanisme rancangan yang terdiri dari beberapa
tahapan mulai dari sortasi buah kopi, pulping, fermentasi, pencucian,
pengeringan mekanis, hulling, sortasi biji kering, penggudangan, roasting,
penggilingan, pengayakan dan pengemasan. Selain deskripsi proses,
dalam rancangan proses kopi bubuk ini juga terdapat kondisi-kondisi
proses, analisa kesetimbangan massa, pemilihan peralatan dan mesin,
dan layout pabrik. Dari analisa kesetimbangan massa dapat disimpulkan
bahwa dari bahan baku 2.000 kg buah kopi diproses menjadi 352,57 kg
bubuk kopi dan dikemas menjadi kopi bubuk arabika @200gram menjadi
sebanyak 1.762 pcs dalam sekali proses produksi.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allh SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Rancangan Proses Kopi
Bubuk” ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah
Rekayasa Perancangan Proses.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.


Hal tersebut tidak lepas dari keterbatasan pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu, saya mohon saran dan kritik yang
bersifat membangun. Terima kasih atas perhatian dan dukungan dari
semua pihak yang telah ikut berperan dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Hormat saya,

Elis Rahmawati M.S

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan


Kopi merupakan salah satu komoditi pertanian yang menjadi prioritas
pengembangan oleh pemerintah Indonesia. Hasil produksi kopi di
Indonesia saat ini berada dalam peringkat ke 4 dunia dan dari sisi
kualitasnya, Indonesia memiliki varietas-varietas yang unik dan hanya ada
di Indonesia. Nilai ekspor pada tahun 2017 total ekspor perkebunan
mencapai US$ 31,8 milyar atau setara dengan Rp. 432,4 triliun (asumsi 1
US$=Rp.13.500). Kontribusi sub sektor perkebunan terhadap
perekonomian nasional semakin meningkat dan diharapkan dapat
memperkokoh pembangunan perkebunan secara menyeluruh (Ditjenbun,
2017).
Biji kopi hasil panen harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dapat dijual. Proses pengolahan biji kopi dari biji kopi mentah
menjadi biji kopi olah. Hasil biji kopi olah tersebut selanjutnya akan dinilai
berdasarkan jumlah produt cacatnya untuk menggolongkan biji kopi
tersebut kedalam suatu grade tertentu. Diperlukan suatu proses
pengolahan yang baik untuk mendapatkan biji kopi sesuai dengan grade
yang diinginkan. Sehingga dari sini untuk mendapatkan nilai tambah dari
biji kopi yang diolah maka dilakukan rancangan proses kopi bubuk
arabika.

1
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Proses


Kopi Bubuk merupakan produk kopi sangrai yang digiling tanpa
campuran apapun dan disajikan dengan cara diseduh tanpa bahan
tambahan untuk merasakan citarasa murni dari kopi bubuk arabika ini,
tetapi juga dapat disajikan dengan cara diseduh ditambah gula ataupun
krimer. Untuk diagram alir proses dan cara pengolahan dari masih buah
kopi yang baru dipanen dari kebun oleh petani kopi sampai dengan
produk kopi bubuk dikemas dan siap dipasarkan kepada konsumen
berada pada tahapan proses selanjutnya.
2.1.1 Penentuan Input Proses
Penentuan input produksi berupa buah kopi yang didapatkan dari
petani kopi yang kemudian diolah dalam sekali proses produksi mencapai
2 ton buah kopi. Hasil panen buah yang ditampung dari petani kopi yang
menjual buah kopi akan diolah menjadi kopi bubuk arabika.

2.2 Diagram Alir Rancangan Proses


Diagram alir proses pembuatan kopi bubuk terdiri dari proses sortasi,
pulping, fermentasi, pencucian, pengeringan mekanis, hulling, sortasi biji
kering, penggudangan, roasting, penggilingan, pengemasan. Kopi bubuk
ini merupakan produk kopi yang dihaluskan tanpa campuran apapun.
Diagram alir rancangan proses terdapat pada Gambar 1.

2
Gambar 1. Diagram Alir Kopi Bubuk Arabika

3
2.3 Kondisi-Kondisi Proses
Buah kopi mengalami beberapa tahapan sebelum akhirnya menjadi
kopi bubuk arabika berkualitas. Dalam proses pengolahan buah kopi
menjadi dua area yakni area perkebunan dan area pabrik. Pada area
perkebunan buah kopi yang dipetik dilakukan sortasi oleh petani kopi lalu
dikirim ke pabrik untuk selanjutnya buah kopi hasil sortasi akan melalui
beberapa proses.
a.)Proses Sortasi Buah Kopi
Menurut ICCRI, Buah sehat adalah buah matang yang bernas, tidak
terkena serangan hama dan penyakit dan ditandai oleh tampilan kulit buah
yang mulus dan segar. Buah kopi merah segera diolah lanjut tanpa
penundaan. Maka buah sehat tersebut didapatkan dari proses sortasi
buah kopi gelondongan dari perkebunan yang dilakukan sebelum proses
pengupasan kulit buah kopi.
b.)Proses Pulping
Proses pengolahan kopi bubuk ini diawali dengan pengupasan kulit
buah dengan mesin pulper. Ceicalia dan Meity (2013) mengatakan pada
proses ini, biji kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna kemerahan.
Maka dapat dikatakan proses ini Buah yang dilakukan pengupasan secara
mekanis untuk memisahkan biji berkulit tanduk [biji kopi HS] dan kulit
buah. Biji kopi HS diolah lanjut sebagai bahan minuman, sedangkan kulit
buah merupakan limbah yang dapat digunakan sebagai bahan baku
kompos, pakan ternak dan biogas (ICCRI).
c.) Proses Fermentasi
Setelah dilakukan proses pengupasan kulit buah, maka selanjutnya
dilakukan proses fermentasi yang bertujuan untuk menghilangkan lapisan
lendir yang tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi. Ceicalia dan Meity
(2013) mengatakan bahwa proses fermentasi dilakukan secara basah,
yaitu biji kopi yang basah ditaruh dalam karung dan didiamkan selama 24
jam. Prinsip fermentasi adalah peruraian senyawa-senyawa yang
terkandung di dalam lapisan lendir dengan bantuan air dan oksigen.

4
Reaksi fermentasi bermula dari reaksi oksigen pada bagian atas. Lapisan
lendir akan terkelupas dan senyawa-senyawa hasil reaksi bergerak turun.
Tingkat kesempurnaan fermentasi dapat diukur secara visual yaitu dengan
melihat penampakan lapisan lendir di permukaan kulit tanduk atau dengan
mengusap lapisan lendir dengan tangan. Jika lendir tidak lengket, maka
fermentasi diperkirakan sudah selesai. Proses fermentasi ini dilakukan
dalam karung yang memiliki kapasitas 1ton.
d.)Proses Pencucian
Proses pencucian ini dilakukan setelah biji kopi dilakukan fermentasi
basah, dan pencucian ini bertujuan untuk menjadikan permukaan kulit
tanduk menjadi licin dan menghilangkan sisa lendir tersebut setelah
proses fermentasi. Pencucian dilakukan dengan mesin dengan kapasitas
500kg.
e.)Proses Pengeringan Mekanis
Menurut ICCRI, biji kopi HS dikeringkan secara mekanis pada suhu
50-55 oC. Kadar air biji kopi yang semula 55 % turun menjadi 12 %
selama 40 jam. Bahan bakar pengering adalah kayu yang diperoleh dari
hasil pangkasan pohon pelindung tanaman. Kipas udara pengering
digerakkan oleh motor listrik atau motor disel dengan bahan bakar bio-
disel. Pengering mekanis mempunyai fleksibilitas pengoperasian yang
tinggi dan mempunyai kapasitas pengeringan yang besar, namun
membutuhkan investasi yang besar juga.
f.) Proses Hulling
Proses pengupasan kulit tanduk (HS) ini bertujuan untuk
menghasilkan biji kopi beras yang terpisah dari kulit tanduk. Kadar air
sangat berpengaruh pada proses ini.Jika kadar air makin tinggi, maka
kapasitas pengupasan akan turun dan jumlah biji pecah sedikit meningkat.
Ceicalia dan Meity (2013) mengatakan bahwa kadar air juga berpengaruh
pada ukuran biji kopi. Makin tinggi kadar air biji kopi, ukuran bijinya
semakin besar, maka terkadang perlu dilakukan penyesuaian terhadap
penyetelan mesin. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengupasan

5
sebaiknya dilakukan pada biji kopi yang telah dingin karena sifat fisiknya
telah stabil , maka dari itu proses pengeringan sebelum proses hulling ini
sangat penting.
g.)Proses Sortasi Biji Kopi Kering
Pada proses sortasi ini akan dilihat apakah terdapat biji kopi yang
rusak atau tidak sesuai dengan standar yang telah disesuaikan.
Sedangkan untuk kriteria ukuran biji kopi kering menurut ICCRI dengan
disortasi secara mekanik untuk memisahkan biji ukuran besar [ukuran >
6,5 mm], ukuran medium [5,5 mm<d<6,5mm] dan ukuran kecil [< 5,5 mm].
Biji pecah dan biji kecil terpisah di rak paling bawah.
h.)Proses Penggudangan
Biji kopi beras atas dasar ukurannya dikemas dalam karung goni [@
60 – 90 kg] berlabel produksi dan disimpan dalam gudang yang bersih
dan berventilasi cukup. Tumpukan karung-karung disangga di atas palet
kayu dan tidak menempel di dinding gudang (ICCRI).

i.) Proses Roasting


Pada proses penyangraian (roasting) ini adalah proses
pemanasan biji kopi pada suhu tinggi untuk memicu reaksi kimiawi
antar senyawa kimia di dalam biji kopi sampai terbentuk senyawa
pembentuk aroma dan rasa. Proses penyangraian dilakukan dengan
tingkat sangrai yang bermacam-macam. Dan biji kopi hasil sangari
harus dilakukan pendinginan agar proses sangrai menjadi rata dan
tidak over roasted, dari suhu 200°C menjadi 45°C.
j.) Proses Penggilingan
Proses penggilingan ini dilakukan secara mekanik menggunakan
mesin untuk menghaluskan biji kopi kering sampai diperoleh butiran bubuk
kopi dengan standar ukuran tertentu. Ketika biji kopi dihaluskan dan
ukuran butiran bubuk kopi yang dihasilkan semakin kecil, maka semakin
mudah pula senyawa pembentuk rasa kopi larut dalam air panas.
Peningkatan suhu bubuk kopi akan menyebabkan aroma khas kopi

6
menguap lebih cepat, warna bubuk menjadi lebih gelap dan muncul bau
mirip karet (rubbery).
k.) Proses Pengayakan
Pengayakan bertujuan untuk memeperoleh kopi bubuk yang halus
dan seragam. Pada umunya dilakukann dengan alat pengayak yang
mempunyai ukuran 40 mesh. Ukuran mesh menunjukkan bahwa setiap 1
inchi2 terdapat sejumlah lubang ayakan. Ukuran butir-butir (partikel-
partikel) bubuk kopi akan berpengaruh terhadap rasa seduhan dan aroma
kopi.
l.) Proses Pengemasan
Pengemasan bertujuan mempertahankan mutu fisik dan cita rasa,
menghindari kontaminasi bau, mempermudah penanganan, mempercepat
prosedur pengangkutan, serta menghindari serangan kutu dan jamur.

2.4 Analisa Kesetimbangan Massa


Kesetimbangan massa pada proses pembuatan kopi bubuk terdapat
pada Gambar 1. Dibawah ini. Kesetimbangan massa menunjukan proses
masukan (input) dan keluaran (output) dalam bentuk diagram dari bahan
baku sampai menjadi produk.

Gambar 2. Kesetimbangan Massa Kopi Bubuk

7
2.5 Pemilihan Peralatan dan Mesin
Dalam menunjang proses produksi, rancangan pada setiap tahap
proses pengolahan memanfaatkan alat dan mesin untuk mempermudah
pekerja dalam proses pengolahan. Jenis alat-alat mesin yang digunakan
dalam proses pengolahan kopi Arabika beragam, di tiap-tiap tahapan
proses yang sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan dan mesin pengolahan kopi arabika ditempatkan diruang
pengolahan. Tiap tahapan proses membutuhkan mesin dan alat
pembantu. Untuk menjaga keamanan pekerja (operator mesin), mencapai
hasil yang maksimal dan perawatan mesin dan alat. dibeberapa bagian
mesin dan peralatan terpasang standar prosedur operasinal.
a. Timbangan Analitis / Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang buah kopi yang digunakan
untuk proses pengolahan biji kopi. tingkat ketelitian pada alat ini mencapai
1 kg dan berat maksimum yang dapat dibaca adalah 1000kg.
Spesifikasi :
a.) Akurasi dan Kapasitas Durascale DS 150 SLW : timbangan Durascale
DS 150 SLW memiliki batas berat maksimal paling besar pada seri
Durascale SLW yaitu 150 kg. Durascale DS 150 SLW memiliki akurasi
10 gr. DS 150 SLW memiliki ukuran permukaan penimbang lebih
besar dari DS 30SLW dan DS 60 SLW yaitu 40 cm x 50 cm.
b.) Layar dan Sumber Energi Timbangan : durascale DS 150 SLW
menggunakan layar LED 1.2 inch. DS 150 SLW dapat dihubungkan ke
stop kontak atau menggunakan baterai untuk penggunaan selama 35
jam.
c.) Platform Baja Tahan Karat : timbangan Digital Platform Durascale DS
150SLW dibuat dengan menggunakan baja tahan karat sehingga
mudah dibersihkan dan tahan lama.

8
Gambar 3. Timbangan Analitik/Digital

b. Mesin Pencuci (Washer 1)


Melepas lapisan dan membersihkan benda asing dipermukaan kulit
tanduk kopi.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas: 500 kg/jam, Type silinder horisontal
b.) Penggerak motor bakar Honda 5,5 PK
c.) Transmisi : Sabuk karet V dilengkapi dengan kopling dan pelindung
d.) Drum pencuci : Pelat alumunium
e.) Rangka mesin : baja profil kotak

Gambar 4. Mesin Pencuci

9
c. Mesin Pulper
Raung pulper berfungsi untuk mengupas buah kopi (memisahkan biji
kopi dengan kulitnya) dan mencuci biji kopi basah (memisahkan biji kopi
dari lendir). Prinsip dari mesin ini adalah buah kopi akan diberi tekanan
dan gaya gesek yang mengakibatkan biji kopi terpisah dari daging dan
kulit buahnya. Silinder (terdiri dari ulir penekan kopi, silinder pengaduk dan
mangel) dan pisau statis pada mesin tersebut akan berputar sehingga
buah kopi yang masuk akan mengalami gesekan dari selinder tersebut
dengan screen plat. Mangel berperan untuk mengupas kulit dan daging
buah kopi. Tenaga perpuataran tersebut dihasilkan dari elektromotor yang
dihubungkan melalui sabuk ke roda penggerak. Selama proses
pengupasan, akan dilakukan penyemprotan air melalui dua sisi, yaitu dari
dalam silinder dan dari luar screen plat. Penyemprotan berfungsi untuk
membersihkan hasil pulping, sehingga kulit dan daging buah kopi dapat
jatuh di lubang pengeluaran yang sudah ditentukan.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas 1 ton / jam
b.) Persyaratan input (masukan) : Buah kopi petik merah, masih segar
dan telah disortasi
c.) Penggerak motor bakar 5,5 PK HONDA
d.) Type 2 [double] silinder
e.) Transmisi pulley dan sabuk karet V
f.) Dilengkapi dengan kopling dan pelindung
g.) Bahan pengupas kulit : plat tembaga profil
h.) Rangka mesin : Baja profil kotak
i.) Dimensi (P X L X T )mm : 1090 x 745 x 1463

10
Gambar 5. Mesin Pulper

d. Mesin Pencuci (Washer 2)


Melepas lapisan dan membersihkan benda asing dipermukaan kulit
tanduk kopi.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas : 500 kg / jam
b.) Persyaratan : Biji kopi yang telah di fermentasi
c.) Penggerak motor diesel 10 PK – 12 PK ber-SNI
d.) Transmisi : Sabuk karet V belt dilengkapi dengan kopling dan
pelindung
e.) Silinder luar : besi
f.) Silinder dalam pencuci (screen) : Pelat alumunium
g.) Rangka mesin : baja U8
h.) Dimensi (P X L X T )mm : 1925 x 745 x 1210

Gambar 6. Mesin Washer

11
e. Mesin Pengering Mekanis (Dryer)
Mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap
memiliki mutu yang baik sampai ke tahap proses pengolahan berikutnya.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas 1.5 ton/batch [1 batch = 25 jam]
b.) Persyaratan : Untuk Kopi HS Waktu pengeringan 25 jam dari kadar air
awal 45% sampai dengan pengeringan 12 % dan untuk kopi
gelondong basah (buah kopi) waktu pengeringan 48 jam dari kadar
awal 45 % sampai 12%
c.) Sumber panas : tungku kayu, dengan 2 kipas aksial penggerak motor
diesel 6 – 7 PK ber-SNI
d.) Lantai pengering : Ayakan alumunium
e.) Sistem pemanasan biji : Tidak langsung lewat pipa pindah panas
f.) Rangka mesin : Baja profil kotak
g.) Dimensi (P X L X T)mm : 4800 x 2160 x 3950

Gambar 7. Mesin Dryer

f. Mesin Pengupas Kulit Kering (Huller)


Biji kopi HS dari proses pengeringan dengan kadar air 12%
Spesifikasi :
a.) Kapasitas 500 kg/jam [HS kering]

12
b.) Persyaratan : Biji kopi HS dari proses pengeringan dengan kadar air
12%
c.) Penggerak motor diesel 16 – 18 PK ber-SNI
d.) Bahan pengupas kulit : Baja
e.) Rangka mesin : Baja profil kotak
f.) Pelengkap : Kipas sentrifugal sebagai pemisah kulit
g.) Dimensi (P X L X T )mm : 1900 x 750 x 1500

Gambar 8. Mesin Huller

g. Mesin Sortasi (Grader)


Biji kopi beras disortasi secara mekanik untuk memisahkan biji
ukuran besar [ukuran > 6,5 mm], ukuran medium [5,5 mm<d<6,5mm] dan
ukuran kecil [< 5,5 mm]. Biji pecah dan biji kecil terpisah di rak paling
bawah.
Spesifikasi :
a.)Kapasitas 400 kg/jam
b.)Persyaratan : Biji kopi yang sudah terpisah dari kulit ari pada kadar air
12%
c.) Penggerak motor listrik 1 HP atau motor bakar Honda 5,5 PK
d.)Transmisi pulley dan sabuk karet V
e.)Pemisah biji : Ayakan SS
f.) Rangka mesin : Baja profil kotak

13
g.)Dimensi (P X L X T )mm : 1515 X 900 X 1175

Gambar 9. Mesin Grader

h. Mesin Sangrai (Roaster)


Untuk membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kopi
bubuk dan memudahkan proses penghalusan.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas: 10 – 50 kg/batch
b.) Sumber panas: Kompor bertekanan (burner) minyak tanah
c.) Penggerak: Motor listrik 1/2 – 1 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase
d.) Transmisi: Pulley dan sabuk karet V, serta rantai dan roda gigi
e.) Dimensi: 1.200 x 1.000 x 1.500 mm
f.) Bahan konstruksi: Besi baja, plat aluminium, plat besi.

Gambar 10. Mesin Roaster

14
i. Mesin Penghalus (Grinder)
Biji kopi sangrai dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai
diperoleh butiran kopi bubuk dengan kehalusan tertentu. Butiran kopi
bubuk mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa
pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh ke
dalam air panas.
Spesifikasi :
a.) Kapasitas : 60 kg/jam
b.) Persyaratan : Bahan yang digunakan adalah biji kopi yang sudah
disangrai dengan K. Air = 3 – 5 %
c.) Type : piringan
d.) Lubang pemasukan bahan : Dimensi 1000 x 1220 x 520 mm [PxLxT]
e.) Piringan penggiling :Dimensi 520 x 590 mm [DxT]
f.) Sumber energi : Penggerak motor listrik 20 PK / motor diesel 20 PK
ber –SNI di lengkapi dengan meja kerja dan ruang pengumpul hasil
bubuk [boks plastik]
g.) Transmisi : Sabuk karet V di lengkapi dengan kopling dan pelindung
h.) Rangka mesin : Baja profil kotak
i.) Dimensi keseluruhan (PXLXT) mm : 1500X1000X 2000

Gambar 11. Mesin Grinder

15
j. Alat Ukur Kadar Air
Spesifikasi :
a.)Sumber arus : Baterai type AA 2500 mAh rechargeable 6 buah
b.)Skala meter : 5-35%
c.) Dimensi : 13,5x12x8cm
d.)Berat : 690 g

Gambar 12. Alat Ukur Kadar Air

2.6 Layout Pabrik


Pengaturan tata letak ruang dan rancangan proses kopi bubuk di
desain dalam gambar dibawah ini dan keterangan dari tata letak berada
pada tabel setelah gambar layout pabrik secara keseluruhan.

16
Gambar . Layout Pabrik Kopi Bubuk

Tabel Keterangan Layout Pabrik

Keterangan

1 Sortasi
2 Pengupasan Kulit Buah (Pulping)
3 Pencucian
4 Fermentasi
5 Sanitasi
6 Pengeringan Mekanis
7 Pengupasan Kulit Tanduk ( Hulling )
8 Sortasi Biji Kering
9 Penggudangan
10 Penyangraian ( Roasting )
11 Penggilingan
12 Pengemasan
A Kantor
B Ruang Istirahat
C Toilet
D Penyimpanan Limbah Kulit Ceri

17
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan rancangan proses diatas dapat disimpulkan
bahwa :

a. Rancangan proses pembuatan kopi bubuk arabika meliputi deskripsi


proses, diagram alir rancangan proses, kondisi-kondisi proses, analisa
kesetimbangan massa, pemilihan peralatan dan mesin, serta layout
pabrik.
b. Kondisi rancangan proses dimulai dari buah kopi yang dipanen oleh
petani, sortasi buah kopi, pulping, fermentasi, pencucian, pengeringan
mekanis, hulling, sortasi biji kering, penggudangan, roasting,
penggilingan, pengayakan dan pengemasan sampai kopi bubuk arabika
siap di distribusi kepada konsumen.
c. Pemilihan peralatan dan mesin untuk menunjang rancangan proses
kopi bubuk arabika terdiri dari timbangan analitis/digital, mesin washer
1, mesin pulper, mesin washer 2, mesin dryer, mesin huller, mesin
roaster, mesin grinder, dan alat ukur kadar air.
d. Dari analisa kesetimbangan massa dapat disimpulkan bahwa dari
bahan baku 2.000 kg buah kopi diproses menjadi 352,57 kg bubuk kopi
dan dikemas menjadi kopi bubuk arabika @200gram menjadi sebanyak
1.762 pcs dalam sekali proses produksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tesavrita, C dan M, Martaleo. 2013. Perancangan Pabrik


Pengolahan Biji Kopi dan Analisis Kelayakannya (Studi Kasus di
Kabupaten Bandung). Bandung : Lembaga Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat. Universitas Katolik Parahyangan.

International Coffee and Cocoa Research Indonesia. 2015. Alat dan


Mesin Pengolah Kopi. https://iccri.net/category/alat-dan-mesin-pengolah-
kopi/page/2/. [ Diakses pada 12 Desember 2019 ].

International Coffee and Cocoa Research Indonesia. 2015.


Pengolahan Kopi. https://iccri.net/pengolahan-kopi/ [ Diakses pada 12
Desember 2019 ].

Kementrian Pertanian. 2018. Statistik Perkebunan Indonesia


Komoditas Kopi 2017 – 2019. Jakarta : Direktorat Jenderal Perkebunan.

19

Anda mungkin juga menyukai