Judul artikel : Pengaruh metode penyarian terhadap kadar alkaloid total daun jembirit
visibel
maserasi
1. Pembahasan
Hasil
Praktikum Teori Pembahasan Kesimpulan
( foto )
tumbuhan Tanaman kelor dapat dengan Pada penelitian ini, pelarut Kegiatan
Tanaman mudah tumbuh di Indonesia yang digunakan adalah n- penelitian
BIJI KELOR karena tanaman kelor dapat heksana, etanol dan metanol. aktivitas
(MORINGA tumbuh pada dataran rendah Berdasarkan titik didih n- antioksidan pada
OLEIFERA sampai dataran tinggi, heksana, maka suhu yang minyak biji kelor
L.) maupun di daerah berpasir digunakan pada sokletasi harus dengan berbagai
atau sepanjang sungai di atas 69,1ºC agar pelarut macam pelarut
(Council of Scientific and dapat menguap. Namun, suhu baik polar
Industrial Research, 1962 pada sokletasi juga perlu dijaga maupun non
dalam Nasir, 2010). Menurut agar tak melebihi 77,1ºC polar
Nasir (2010), di Indonesia, sehingga kandungan flavonoid memberikan
tanaman kelor dimanfaatkan pada ekstrak tidak rusak. Oleh hasil nilai
sebagai tanaman pagar dan karena itu, suhu yang aktivitas
belum termanfaatkan secara digunakan pada ekstraksi biji antioksidan
optimal. Daunnya digunakan kelor yaitu pada rentang terbaik dengan
sebagai bahan makanan dan 69,1ºC77,1ºC. Proses sokletasi pelarut metanol,
obat tradisional serta bijinya minyak biji kelor dinyatakan sedangkan mutu
dimanfaatkan sebagai selesai ketika warna pelarut minyak biji kelor
koagulan penjernih air. telah berubah kembali seperti yang dinilai
Minyak biji kelor dapat keadaan awalnya. Warna berdasarkan sifat
diperoleh dengan beberapa pelarut n-heksana yaitu bening fisik terbaik
metode baik dengan cara transparan. Sedangkan pada dihasilkan oleh
destilasi uap, ekstraksi fluida saat awal proses ekstraksi minyak hasil
superkritis, maupun esktraksi warna pelarut yang membawa ekstraksi
sokletasi. Namun, ekstraksi ekstrak berwarna kuning, Maka sokletasi dengan
paling efektif untuk dari itu, perlu pengamatan pelarut n-Heksan.
memperoleh minyak biji warna pelarut hingga menjadi
kelor terkait hasil bening transparan kembali
rendemennya yaitu metode untuk menentukan bahwa
ekstraksi sokletasi. Menurut proses telah selesai. Setelah
Ketaren (1986), metode proses pemisahan ekstrak dari
sokletasi merupakan metode pelarutnya, maka didapatkan
yang paling efektif untuk ekstrak minyak biji kelor.
mengekstrak minyak karena
hampir 99% minyak dalam
sampel dapat terekstrak.
Metode ekstraksi sokletasi
memiliki rendemen paling
tinggi yaitu 33-35% dari
pada metode fluida
superkritis dan
destilasi uap. Metode
ekstraksi sokletasi
merupakan metode yang
efektif mengekstrak minyak.
Menurut Nazarudin (1992),
metode ekstraksi sokletasi
adalah sejenis ekstraksi
dengan pelarut cair organik
yang dilakukan secara
berulang-ulang pada suhu
tertentu dengan jumlah
pelarut tertentu. Pelarut yang
digunakan harus disesuaikan
dengan tingkat kepolaran
ekstrak yang ingin diperoleh.
d. Evaporasi Rotary
Judul jurnal : OPTIMASI EKSTRAKSI OLEORESIN PALA (Myristica
fragrans Houtt) ASAL MALUKU UTARA MENGGUNAKAN RESPONSE
SURFACE METHODOLOGY (RSM)
Hari/tanggal : Rabu, 7 oktober 2020
Tujuan Praktikum : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi
ekstraksi yang optimum dengan melakukan optimasi suhu dan
lama ekstraksi dan karakterisasi komponen kimia penyusun
oleoresin pala (Myristica fragrans Houtt) Asal Maluku Utara.
2. Post Test
a. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut (tuliskan
nama dan ukuran alat, contoh: labu alas bulat ukuran sedang atau ukuran 300Ml
(jika diketahui ukuran pastinya)
Jawab :
1. Praktikum Ekstraksi Metode Maserasi
a. Alat :
1) Seperangkat alat 4) Kertas saring
maserator 5) Corong kaca
2) Toples kaca 6) Erlen meyer
3) Pengaduk
b. Apa saja bahan yang digunakan pada setiap praktikum,( sertakan jumlah jika
diketahui)?
Jawab :
1. Praktikum Ekstraksi Metode Maserasi
a. Bahan
1) Simplisia daun sirih yang telah dihaluskan 100gr
2) Pelarut etanol 96%
Di masukkan serbuk simplisia daun sirih ke dalam alat maserator toples kaca, lalu di
masukkan pelarut etanol 96% dengan berat 700mg
Setelah simplisia dan etanol tercampur diaduk dengan pengaduk, setelah di aduk
tutup bagian atas toples kaca dan diamkan selama 3 hari ( selama 3 hari
penyimpanan setiap harinya simplisia diaduk sesekali )
Selama proses maserasi campuran harus terhindar oleh cahaya untuk mengatasinya
campuran di letakkan di tempat kedap cahaya.
Setlah 3 hari proses maserasi selesai maka dilakukan penyaringan agar maserasi
terpisah dengan ampasnya. ( untuk ampas yang tersisa dari penyaringan akan
dilakukan penyaringan ulang yang disebut remaserasi menggunakan pelarut etanol
isi 300mL
d. Bagaimana cara perhitungan rendemen ekstrak buatlah dalam bentuk bagan jadikan link
artikel berikut sebagai referensi
Setelah dimasukan etanol 96% isi 300ml kedalam toples yang berisi ampas maserasi
lalu diamkan remaserasi selama 2 hari lalu aduk sesekali. ( setelah dua hari
remaserasi akan disaring engan proses yang sama seperti maserasi dan kemudian
dicampurkan maserat yang pertama dan maserat yang kedua baru ekstrak yang
didapat akan di pekatkan denga protary evakurator)
Diamkam simplisia selama 1 jam setelah itu masukkan simplisia kedalam alat
perkulator sedikit demi sedikit. Kemudian bilas area perkular yang kotor dengan
pelarut sisa etanol 96% lalu tunggu sampai semua simplisia mengendap dibawah.
Pada saat simplisia telah mengendap dalam alat perkulator baru dikeluarkan sari
atau ekstrak dari simplisia yang ditampung oleh Erlenmeyer.
Saat simplisia dalam alart perkulator sudah mulai habis kemudian diberikan kertas
saring. ( fungsi dari kertas saring tersebut adalahsat diberikan pelarut yang baru
e. simplisia
Bagaimanayang adaperhitungan
cara didalam alat perkulator
rendemen tidak
ekstrak akandalam
buatlah keluar ikut masuk
bentuk kedalam
bagan jadikan link
artikel berikut sebagai referensi
Erlenmeyer yang menampung ekstrak simplisia)
Tutup keran perkulator dan berikan pelarut yang baru pada simplisia yang telah
diberikan kertas saring, lalu diamkan selama 24 jam. Setelah samapai 24 jam proses
3. Praktikum Ekstraksi Metode Soxhletasi
mendiamkan simplisia baru buka lagi keran untuk proses ektaksi berikutnya.
Di masukkan simplisia kedalam selongsong yang terbuat dari kertas saring,( untuk
diameter selongsong harus menyesuaikan dengan diameter tabung sifon juga dengan
ketinggiannya.) lalu bungkus selongsong yang telah terisi serbuk simplisa dan
masukkan ke dalam tabung sifon.
Di berikan pelarut etanol 96%, dibuat 1 sirkulasi maka 300ml pelarut yang
digunakan. Pasang pendingin balik lalu nyalakan alat heating metal dengan panas
yang diinginkan.
Saat simplisia dalam alart perkulator sudah mulai habis kemudian diberikan kertas
saring. ( fungsi dari kertas saring tersebut adalahsat diberikan pelarut yang baru
simplisia yang ada didalam alat perkulator tidak akan keluar ikut masuk kedalam
Erlenmeyer yang menampung ekstrak simplisia)
Pelarut yang didalam labu bulat akan mulai menguap kemudian hasil uapan akan
mengalir melalui sisi tabung sifon yang akan mengalir ke atas setelah itu uap akan
kependingin balik nanti uap akan mengembun selama proses pengembunan
kemudian embunya akan menetes dan menyaring simplisia yang ada diselongsong
sifon.
Tunggu sampai tabung sifon penuh maka pelarut akan mulai turun dan simplisia ini
tersaring, saat pelarut turun pelarut akan terkuras beserta sari simplisia dan akan
masuk kedalam labu alas bulat.
Setelah cairan yang didalam sifon habis nanti pelarut yang ada di labu alas bulat
akan di uapkan lalu mengembun dan akan menyaring lagi, proses ini diberhentikan
jika pelarut yang berada didalam tabung berwarna bening. Artinya sudah tidak ada
zat aktif yang bisa di saring lagi dari simplisian yang berada didalam alat soflet
tersebut.
Ekstrak cair dimasukkan kedalam labu sampel olesi vaselin pada bagian penghubung
labu sampel , pasang labu sampel dengan klem (penjepit) dan turunkan ketinggian
eksrak cair.
Untuk alat merk heldoph untuk menaikkan dan menurunkan labu penggunaan tuas
cukup ditekan tuasnya lalu geser untuk menurunkan tinggi labu lalu geser arah
berlawanan maka tinggi labu akan meningkat.
Pasang labu penampung pelarut dengan klemnya, posisikan katup pada ujung
kondensor dari posisi vertical menjadi horizontal, nyalakan pompa vakum dan atur
kecepatan putaran dan tempratur penangas air.
Apabila proses pemekatan ekstrak cair telah selesai, anda dapat menghentikan proses
putaran labu dan juga pemanasan.turunkan tekanan didalam system dengan
membuka katup yang ada pada bagian ujung kondensor dari posisi horizontal
menjadi vertikal.
Sebelum dilakukan penurunan tekanan naikkan ketinggian labu agar tidak
berbenturan, buka klem labu sampel lalu buka labu sampel dengan hati-hati agar
tidak beresika pecah.
Pindahkan ekstrak kental yang diperoleh kedalam wadah lainya yang telah ditimbang
beratnya menggunakan sendok tanduk dan beri label identitas ekstrak anda untuk
menghindari tertukarnya suatu ekstrak dengan ekstrak lainya
Adrian, Peyne.,2000, Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat, Pusat
Penelitian, Universitas Negeri Andalas.
Berk, Z. (2009) Food Process Engineering and Technology, Food Process Engineering
and Technology
Sulaswaty, A., (2002), Proses Ekstraksi dan Pemurnian Bahan Pewangi dari Tanaman
Indonesia, Ristek - Data riset, Pusat Penelitian Kimia – LIPI.