Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM I

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN OBAT TRADISIONAL


PEMBUATAN EKSTRAK KENTAL

Judul artikel : Pengaruh metode penyarian terhadap kadar alkaloid total daun jembirit

(Tabernaemontana sphaerocarpa. BL) dengan metode spektrofotometri

visibel

Hari/tanggal : Rabu, 7 oktober 2020

Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu memahami pembuatan ekstrak dengan metode

maserasi

1. Pembahasan

a. Ekstraksi metode maserasi

Hasil Teori Pembahasan kesimpulan


praktikum
(foto)
Tanaman Salah satu tanaman obat Pembuatan ekstrak daun Daun Jembirit
Jembirit
tradisional yang mengandung jembirit dilakukan variasi (Tabernaemontana
(Tabernae
montana alkaloid adalah tanaman metode penyarian yaitu sphaerocarpa.BL)
sphaeroca
jembirit (Tabernaemontana dengan menggunakan metode mengandung
rpa. BL)
sphaerocarpa. BL). Getah dan maserasi dan penyarian senyawa alkaloid
daun dari tanaman ini telah dengan alat Soxhlet. Prinsip secara kualitatif.
digunakan untuk mengobati metode maserasi adalah Kadar Alkaloid
penyakit kulit dan obat luar cairan penyari akan total daun jembirit
keseleo. Ekstrak methanol menembus dinding sel, zat dengan metode
daun tumbuhan jembirit telah aktif akan terlarut karena penyarian maserasi
terbukti mengandung senyawa adanya perbedaan konsentrasi adalah 0,727 ±
alkaloid (Amrizal, 2010). Pada antara larutan zat aktif di 0,0032 %, kadar
penelitian terhadap batang dalam sel dan di luar sel, alkaloid total daun
tanaman jembirit telah sehingga larutan dengan jembirit penyarian
ditemukan dua senyawa konsentrasi tinggi akan dengan alat soxhlet
alkaloid bisindole baru yaitu Pharmaciana ISSN: 2088 adalah 0,666 ±
Biscarpamontamine A dan B. 4559; e-ISSN: 2477 0256 0,0022%. Terdapat
Senyawa Biscarpamontamine Pengaruh metode penyarian… perbedaan metode
B efektif sebagai cytotoxic (Salamah et al.,) 117 terdesak penyarian
untuk melawan sel kanker pada ke luar sel. Proses penyarian berpengaruh
manusia (Zaima et al., 2009). dengan metode menggunakan terhadap kadar
Oleh karena itu perlu dilakukan alat Soxhlet dilakukan dengan alkaloid total daun
optimasi proses ekstraksi pemanasan pelarut pada suhu jembirit.
terhadap daun dan batang 700C. Ketika pelarut etanol
tanaman Jembirit. Teknik 70% v/v dipanaskan, pelarut
untuk mendapatkan ekstrak akan menguap dan akan
daun dan batang jembirit, dapat membentuk cairan kembali
dilakukan dengan beberapa ketika mengenai pendingin
metode, diantaranya adalah balik. Cairan pelarut akan
maserasi dan penyarian dengan menetes mengenai serbuk
alat Soxhlet. Maserasi adalah simplisia, dan akan
proses penyarian dengan cara melarutkan kembali zat aktif
perendaman serbuk dalam air dari serbuk. Adanya
atau pelarut organik sampai pemanasan dapat
meresap yang akan mempengaruhi kadar zat aktif
melunakkan susunan sel, dari serbuk. Ekstrak yang
sehingga zat–zat yang diperoleh dipekatkan sampai
terkandung di dalamnya akan diperoleh ekstrak kental.
terlarut (Ansel, 2005).

b. Ekstraksi metode perkolasi


Judul artikel : PEMBUATAN EKSTRAK OLEORESIN DAUN SIRIH
HIJAU (Piper betle L.) SEBAGAI PENGAWET
ALAMI (KAJIAN SUHU DAN LAMA WAKTU EKSTRAKSI)
Hari/tanggal : rabu, 7 oktober 2020
Tujuan Praktikum : Mahasiswa mampu memahami penyarian simplisia dengan cara
perkolasi serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyari
simplisia dengan cara perkolasi.

Hasil Teori Pembahasan Kesimpulan


praktikum
( foto)
Sirih merupakan tanaman terna Pada Tabel 2 dapat dilihat Kesimpulan
tumbuhan
atau sejenis tanaman rempah hasil Analisa rendemen yaitu penelitian ini
Tanaman
Daun Sirih yang bersifat antifungi, nilai rendemen tertinggi adalah ekstrak
Hijau
antimikroba dan antioksidan. sebesar 4,85% diperoleh dari oleoresin daun
(Piper
Betle L.) Hal ini disebabkan karena di perlakuan suhu 60°C dan sirih hijau
dalam ekstrak daun sirih lama waktu ekstraksi 2 jam, memiliki nilai total
mengandung minyak atsiri sedangkan rendemen paling fenol tertinggi
diantaranya adalah senyawa rendah 3,28% diperoleh dari yaitu pada proses
kavikol dan eugenol sehingga perlakuan suhu 30°C dan ekstraksi dengan
dapat dijadikan alternatif lama waktu ekstraksi 1 jam. suhu 60 °C dan
pengawet alami (Erwanto et Diduga bertambahnya lama waktu 2 jam
al., 2012). rendemen oleoresin daun sirih dengan nilai
Daun sirih (Piper betle L.) hijau dipengaruhi oleh suhu sebesar 45,7306
secara umum telah dikenal dan lama waktu ekstraksi mg GAE/g yang
masyarakat sebagai bahan obat yang digunakan, semakin keduanya
tradisional. Seperti halnya tinggi suhu dan semakin lama merupakan suhu
dengan antibiotika, komponen waktu ekstraksi, rendemen dan waktu
aktif yang terdapat dalam daun yang diperoleh akan semakin ekstraksi yang
sirihdapat berfungsi sebagai meningkat. Hal ini paling baik untuk
antioksidan danantimikrobia. dikarenakan rendemen proses ekstraksi.
Kandungan beberapa senyawa oleoresin daun sirih hijau
yang ada didalam daun sirih sangat bergantung pada
hijau membuktikanbahwa daun proses ekstraksi tersebut.
sirih hijau mempunyai sifat Menurut Charm dalam Retno
antimikroba yaitu kandungan (2010), meningkatnya suhu
fenol yang dapatmenghambat menyebabkan daya larut
aktifitas bakteri. Daun sirih bahan yang diekstraksi
hijausangat mudah menurun semakin meningkat.
kualitasnya akibat penanganan Shadmani et al. (2004)
dan penyimpanan yang kurang semakin lama waktu
tepat, sehingga perlu diolah ekstraksi, rendemen yang
lebih lanjut. Salah satu diperoleh akan meningkat, hal
pemanfaatannya adalah tersebut karena semakin
mengolah daun sirih hijau banyak oleoresin yang
menjadi oleoresin (Affandy, terdesorbsi ke pelarut. Hal ini
2005). juga sesuai dengan pendapat
Gaedcke, (2005) pada
penelitian ekstraksi oleoresin
jahe yaitu semakin tinggi suhu
maka jumlah oleoresin yang
terekstrak pun juga semakin
banyak. Gaedcke juga
menyebutkan Semakin lama
waktu ekstraksi dan semakin
tinggi suhu maka jumlah
oleoresin yang terekstrak akan
semakin banyak.

c. Ekstraksi Metode Soxhletasi


Judul jurnal : AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA MINYAK BIJI
KELOR (MORINGA OLEIFERA L.) DENGAN METODE
SOKLETASI MENGGUNAKAN PELARUT N-HEKSAN,
METANOL DAN ETANOL (Antioxidant Activity in Oil Seeds
Moringa (Moringa oleifera l.) Soxhletation Method with using
Solvents N-hexane, Methanol and Ethanol)
Hari/tanggal : rabu, 7 oktober 2020
Tujuan Praktikum : Dapat memahami ekstraksi oleoresin simplisia dengan metode
sokletasi.

Hasil
Praktikum Teori Pembahasan Kesimpulan
( foto )
tumbuhan Tanaman kelor dapat dengan Pada penelitian ini, pelarut Kegiatan
Tanaman mudah tumbuh di Indonesia yang digunakan adalah n- penelitian
BIJI KELOR karena tanaman kelor dapat heksana, etanol dan metanol. aktivitas
(MORINGA tumbuh pada dataran rendah Berdasarkan titik didih n- antioksidan pada
OLEIFERA sampai dataran tinggi, heksana, maka suhu yang minyak biji kelor
L.) maupun di daerah berpasir digunakan pada sokletasi harus dengan berbagai
atau sepanjang sungai di atas 69,1ºC agar pelarut macam pelarut
(Council of Scientific and dapat menguap. Namun, suhu baik polar
Industrial Research, 1962 pada sokletasi juga perlu dijaga maupun non
dalam Nasir, 2010). Menurut agar tak melebihi 77,1ºC polar
Nasir (2010), di Indonesia, sehingga kandungan flavonoid memberikan
tanaman kelor dimanfaatkan pada ekstrak tidak rusak. Oleh hasil nilai
sebagai tanaman pagar dan karena itu, suhu yang aktivitas
belum termanfaatkan secara digunakan pada ekstraksi biji antioksidan
optimal. Daunnya digunakan kelor yaitu pada rentang terbaik dengan
sebagai bahan makanan dan 69,1ºC77,1ºC. Proses sokletasi pelarut metanol,
obat tradisional serta bijinya minyak biji kelor dinyatakan sedangkan mutu
dimanfaatkan sebagai selesai ketika warna pelarut minyak biji kelor
koagulan penjernih air. telah berubah kembali seperti yang dinilai
Minyak biji kelor dapat keadaan awalnya. Warna berdasarkan sifat
diperoleh dengan beberapa pelarut n-heksana yaitu bening fisik terbaik
metode baik dengan cara transparan. Sedangkan pada dihasilkan oleh
destilasi uap, ekstraksi fluida saat awal proses ekstraksi minyak hasil
superkritis, maupun esktraksi warna pelarut yang membawa ekstraksi
sokletasi. Namun, ekstraksi ekstrak berwarna kuning, Maka sokletasi dengan
paling efektif untuk dari itu, perlu pengamatan pelarut n-Heksan.
memperoleh minyak biji warna pelarut hingga menjadi
kelor terkait hasil bening transparan kembali
rendemennya yaitu metode untuk menentukan bahwa
ekstraksi sokletasi. Menurut proses telah selesai. Setelah
Ketaren (1986), metode proses pemisahan ekstrak dari
sokletasi merupakan metode pelarutnya, maka didapatkan
yang paling efektif untuk ekstrak minyak biji kelor.
mengekstrak minyak karena
hampir 99% minyak dalam
sampel dapat terekstrak.
Metode ekstraksi sokletasi
memiliki rendemen paling
tinggi yaitu 33-35% dari
pada metode fluida
superkritis dan
destilasi uap. Metode
ekstraksi sokletasi
merupakan metode yang
efektif mengekstrak minyak.
Menurut Nazarudin (1992),
metode ekstraksi sokletasi
adalah sejenis ekstraksi
dengan pelarut cair organik
yang dilakukan secara
berulang-ulang pada suhu
tertentu dengan jumlah
pelarut tertentu. Pelarut yang
digunakan harus disesuaikan
dengan tingkat kepolaran
ekstrak yang ingin diperoleh.

d. Evaporasi Rotary
Judul jurnal : OPTIMASI EKSTRAKSI OLEORESIN PALA (Myristica
fragrans Houtt) ASAL MALUKU UTARA MENGGUNAKAN RESPONSE
SURFACE METHODOLOGY (RSM)
Hari/tanggal : Rabu, 7 oktober 2020
Tujuan Praktikum : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi
ekstraksi yang optimum dengan melakukan optimasi suhu dan
lama ekstraksi dan karakterisasi komponen kimia penyusun
oleoresin pala (Myristica fragrans Houtt) Asal Maluku Utara.

Hasil Teori Pembahasan Kesimpulan


Pengamatan
(foto)
Rotary evaporator adalah alat Untuk melihat pengaruh suhu Berdasarkan hasil
untuk efisiensi penguapan proses pengecilan ukuran optimasi kondisi
larutan dari sebuah bahan berupa biji pala kering ekstraksi diperoleh
campuran. Ini menggunakan terhadap hasil yang diperoleh, suhu optimum
prinsip vakum distilasi. Rotary dilakukan percobaan ekstraksi sebesar
Evaporator lebih masuk pengecilan ukuran pada suhu 51,98o C dan
karena mampu menguapkan kamar (30 o C) dan pengecilan waktu optimum
pelarut di bawah titik didih ukuran pada suhu 4o C yang ekstraksi adalah
sehingga zat yang terkandung dilakukan di dalam ruang cold selama 273,82
di dalam pelarut tidak rusak storage, menggunakan blender menit dengan hasil
oleh suhu yang kering merek National, optimum hasil
tinggi (Firdaus, 2011). selanjutnya tepung biji pala oleoresin yang
diayak menggunakan ayakan diperoleh sebesar
Komponen yang utama suatu 20 mesh dan diekstraksi 14,88 %.
rotary evaporator adalah suatu menggunakan pelarut etanol Sedangkan dari
sistem ruang hampa, terdiri 96% sejumlah 5 kali dari berat hasil karakterisasi
dari suatu ruang hampa bubuk pala (rasio bahan dan dengan
memompa dan suatu pelarut, 1:5), metode ekstraksi menggunakan GC-
pengontrol, suatu botol yang yang digunakan adalah MS diperoleh 39
dapat berputar dapat maserasi menggunakan komponen dengan
dipanaskan pada rendaman waterbath shaker dengan suhu 5 senyawa kimia
cairan yang dipanaskan, dan 40o C selama 2,5 jam sambil penyusun
suatu pemadat dengan suatu di goyang pada 120 rpm oleoresin dengan
udara kondensasi yang berdasarkan hasil penelitian luas area relatif
berkumpul botol. Ini yang dilakukan oleh terbesar yaitu
mengijinkan bahan pelarut itu Rodianawati, (2008). Hasil senyawa
untuk dibatalkan tanpa ekstrak biji pala berupa methyleugenol
batas. Penguapan di bawah campuran oleoresin, nutmeg (33.397%),
ruang hampa dapat dilakukan butter dan pelarut di masukan myristicin
suatu rig (minyak) kedalam ruang dingin selama (10.898%), cis-
penyulingan standar. , Aparat kurang lebih 1 jam untuk methyl isoeugenol
penguap yang berputar memisahkan nutmeg butter, (9.086%), elemicin
mempunyai banyak kemudian dilakukan (8.329%), dan
keuntungan. Ketika botol pemisahan menggunakan isocoumarin
penguapan berputar, cairan penyaringan vakum dengan (5.608%) dengan
dikeluarkan dari botol dengan menggunakan kertas saring 34 komponen lain
gerakan yang sentrifugal. Ini Whatman no 1. ekstrak dan dengan persen
menciptakan suatu area yang pelarut etanol dievaporasi relatif luas area
permukaannya lebih cairan secara vakum untuk minor.
dan mempertimbangkan menguapkan pelarut selama 3
penguapan lembut (Mardi, jam atau sampai etanol tidak
2005). menetes pada penampungan
Beberapa faktor yang pelarut atau ditandai dengan
berpengaruh terhadap efi mengentalnya oleoresin.
siensi ekstraksi, antara lain Sebanyak 40 g tepung biji pala
komposisi pelarut, waktu hasil pengecilan ukuran pada
ekstraksi, suhu ekstraksi suhu 4o C lolos ayakan 20
(Wettasinghe dan Shahidi, mesh dimasukan kedalam
1999) dan rasio bahan dengan erlenmeyer 250 ml yang berisi
pelarut (Cacace dan Mazza, 200 ml pelarut etanol 96 %
2003). Selain faktor-faktor (perbandingan bahan dan
tersebut, faktor daerah asal pelarut, 1:5), sampel
tanaman pala juga merupakan dimasukan ke dalam water
salah satu faktor yang bath shaker. pada suhu tertentu
mempengaruhi fl avor dari (hasil percobaan penentuan
minyak atsiri dan oleoresin titik pusat suhu) selama waktu
pala. Menurut Maya dkk. tertentu (hasil percobaan
(2004) bahwa dari 65 jenis penentuan titik pusat waktu
pala yang diperoleh dari India ekstraksi) dengan kekuatan
memperlihatkan tingginya goyangan 120 rpm.
variabilitas kandungan minyak Penyaringan menggunakan
atsiri dan konstituen pada biji kertas saring Whatman no. 1
pala yang diperoleh dari (ekstrak 1), ampas dari
tempat yang berbeda. Secara ekstraksi 1, diekstraksi sekali
umum optimasi ekstraksi lagi dengan prosedur yang
dapat dilakukan menggunakan sama,diperoleh ekstrak 2.
metode empiris atau metode Ekstrak hasil ekstraksi 1 dan
statistik. Secara tradisional ke 2 secara terpisah
pendekatan satu faktor pada didinginkan pada suhu 4o C
satu waktu dalam proses selama satu jam untuk
optimasi akan membutuhkan memisahkan lemak pala.
waktu yang lama. Pemekatan campuran ekstrak
oleoresin 1 dan 2
menggunakan rotary vacuum
evaporator (IKA Werke RV
06 ML) pada suhu 40o C dan
tekanan 172 mbar

2. Post Test
a. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam setiap praktikum tersebut (tuliskan
nama dan ukuran alat, contoh: labu alas bulat ukuran sedang atau ukuran 300Ml
(jika diketahui ukuran pastinya)
Jawab :
1. Praktikum Ekstraksi Metode Maserasi
a. Alat :
1) Seperangkat alat 4) Kertas saring
maserator 5) Corong kaca
2) Toples kaca 6) Erlen meyer
3) Pengaduk

2. Praktikum ekstraksi metode perlokasi


a. Alat :
1) Seperangkat alat 4) Statif
percolator 5) Beaker glass dan,
2) Erlenmeyer 6) Sendok.
3) Planogram

3. Praktikum Ekstraksi Metode Soxhletasi


a. Alat :
1) Sifon
2) labu alas bulat
3) heating metal

4. Praktikum Evapory Rotary


a. Alat :
1) Labu putar 4) Labu penampung pelarut
2) Klem (penjepit) 5) Condenser
3) Water bath (penangas air) 6) Katup.

b. Apa saja bahan yang digunakan pada setiap praktikum,( sertakan jumlah jika
diketahui)?
Jawab :
1. Praktikum Ekstraksi Metode Maserasi
a. Bahan
1) Simplisia daun sirih yang telah dihaluskan 100gr
2) Pelarut etanol 96%

2. Praktikum Ekstraksi Metode Perlokasi


a. Bahan
1) Simplisia kulit batang kina yang telah dihaluskan 100gr
2) Pelarut etanol 96%

3. Praktikum Ekstraksi Metode Soxhletasi


a. Bahan
1) simplisia kayu manis yang telah dijadikan serbuk
2) Pelarut etanol 96%

4. Praktikum Evaporasi Rotary


a. Bahan
c. Buatlah cara kerja setiap praktikum dalam bentuk bagan!

1. Praktikum Metode Ektraksi Maserasi

Di masukkan serbuk simplisia daun sirih ke dalam alat maserator toples kaca, lalu di
masukkan pelarut etanol 96% dengan berat 700mg

Setelah simplisia dan etanol tercampur diaduk dengan pengaduk, setelah di aduk
tutup bagian atas toples kaca dan diamkan selama 3 hari ( selama 3 hari
penyimpanan setiap harinya simplisia diaduk sesekali )

Selama proses maserasi campuran harus terhindar oleh cahaya untuk mengatasinya
campuran di letakkan di tempat kedap cahaya.

Setlah 3 hari proses maserasi selesai maka dilakukan penyaringan agar maserasi
terpisah dengan ampasnya. ( untuk ampas yang tersisa dari penyaringan akan
dilakukan penyaringan ulang yang disebut remaserasi menggunakan pelarut etanol
isi 300mL
d. Bagaimana cara perhitungan rendemen ekstrak buatlah dalam bentuk bagan jadikan link
artikel berikut sebagai referensi

Setelah dimasukan etanol 96% isi 300ml kedalam toples yang berisi ampas maserasi
lalu diamkan remaserasi selama 2 hari lalu aduk sesekali. ( setelah dua hari
remaserasi akan disaring engan proses yang sama seperti maserasi dan kemudian
dicampurkan maserat yang pertama dan maserat yang kedua baru ekstrak yang
didapat akan di pekatkan denga protary evakurator)

2. Praktikum Ekstraksi Metode Perkolasi

Pertama- tama dimasukkan simplisia ke beaker glass untuk dilakukan perendaman,


setelah itu campurkan simplisia dengan pelarut etanol 96% sedikit demi sedikit
sampai seluurh simplisia basah.

Diamkam simplisia selama 1 jam setelah itu masukkan simplisia kedalam alat
perkulator sedikit demi sedikit. Kemudian bilas area perkular yang kotor dengan
pelarut sisa etanol 96% lalu tunggu sampai semua simplisia mengendap dibawah.
Pada saat simplisia telah mengendap dalam alat perkulator baru dikeluarkan sari
atau ekstrak dari simplisia yang ditampung oleh Erlenmeyer.

Saat simplisia dalam alart perkulator sudah mulai habis kemudian diberikan kertas
saring. ( fungsi dari kertas saring tersebut adalahsat diberikan pelarut yang baru

e. simplisia
Bagaimanayang adaperhitungan
cara didalam alat perkulator
rendemen tidak
ekstrak akandalam
buatlah keluar ikut masuk
bentuk kedalam
bagan jadikan link
artikel berikut sebagai referensi
Erlenmeyer yang menampung ekstrak simplisia)

Tutup keran perkulator dan berikan pelarut yang baru pada simplisia yang telah
diberikan kertas saring, lalu diamkan selama 24 jam. Setelah samapai 24 jam proses
3. Praktikum Ekstraksi Metode Soxhletasi
mendiamkan simplisia baru buka lagi keran untuk proses ektaksi berikutnya.
Di masukkan simplisia kedalam selongsong yang terbuat dari kertas saring,( untuk
diameter selongsong harus menyesuaikan dengan diameter tabung sifon juga dengan
ketinggiannya.) lalu bungkus selongsong yang telah terisi serbuk simplisa dan
masukkan ke dalam tabung sifon.

Di berikan pelarut etanol 96%, dibuat 1 sirkulasi maka 300ml pelarut yang
digunakan. Pasang pendingin balik lalu nyalakan alat heating metal dengan panas
yang diinginkan.

Saat simplisia dalam alart perkulator sudah mulai habis kemudian diberikan kertas
saring. ( fungsi dari kertas saring tersebut adalahsat diberikan pelarut yang baru
simplisia yang ada didalam alat perkulator tidak akan keluar ikut masuk kedalam
Erlenmeyer yang menampung ekstrak simplisia)

Pelarut yang didalam labu bulat akan mulai menguap kemudian hasil uapan akan
mengalir melalui sisi tabung sifon yang akan mengalir ke atas setelah itu uap akan
kependingin balik nanti uap akan mengembun selama proses pengembunan
kemudian embunya akan menetes dan menyaring simplisia yang ada diselongsong
sifon.
Tunggu sampai tabung sifon penuh maka pelarut akan mulai turun dan simplisia ini
tersaring, saat pelarut turun pelarut akan terkuras beserta sari simplisia dan akan
masuk kedalam labu alas bulat.

Setelah cairan yang didalam sifon habis nanti pelarut yang ada di labu alas bulat
akan di uapkan lalu mengembun dan akan menyaring lagi, proses ini diberhentikan
jika pelarut yang berada didalam tabung berwarna bening. Artinya sudah tidak ada
zat aktif yang bisa di saring lagi dari simplisian yang berada didalam alat soflet
tersebut.

4. Praktikum Ekstrak Evaporasi Rotary

Ekstrak cair dimasukkan kedalam labu sampel olesi vaselin pada bagian penghubung
labu sampel , pasang labu sampel dengan klem (penjepit) dan turunkan ketinggian
eksrak cair.
Untuk alat merk heldoph untuk menaikkan dan menurunkan labu penggunaan tuas
cukup ditekan tuasnya lalu geser untuk menurunkan tinggi labu lalu geser arah
berlawanan maka tinggi labu akan meningkat.

Pasang labu penampung pelarut dengan klemnya, posisikan katup pada ujung
kondensor dari posisi vertical menjadi horizontal, nyalakan pompa vakum dan atur
kecepatan putaran dan tempratur penangas air.

Apabila proses pemekatan ekstrak cair telah selesai, anda dapat menghentikan proses
putaran labu dan juga pemanasan.turunkan tekanan didalam system dengan
membuka katup yang ada pada bagian ujung kondensor dari posisi horizontal
menjadi vertikal.
Sebelum dilakukan penurunan tekanan naikkan ketinggian labu agar tidak
berbenturan, buka klem labu sampel lalu buka labu sampel dengan hati-hati agar
tidak beresika pecah.

Pindahkan ekstrak kental yang diperoleh kedalam wadah lainya yang telah ditimbang
beratnya menggunakan sendok tanduk dan beri label identitas ekstrak anda untuk
menghindari tertukarnya suatu ekstrak dengan ekstrak lainya

Diamati warna dan hitung rendemen ekstrak yang diperoleh

f. Bagaimana cara perhitungan rendemen ekstrak? Buatlah dalam bentuk bagan !


Jawab :
DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Peyne.,2000, Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber Bahan Obat, Pusat
Penelitian, Universitas Negeri Andalas.

Berk, Z. (2009) Food Process Engineering and Technology, Food Process Engineering
and Technology

Fakhrudin, M. I., Anam, C. and Andriani, M. A. . (2015) ‘Karakteristik Oleoresin Jahe


Berdasarkan Ukuran dan Lama Perendaman Serbuk Jahe dalam Etanol’,

Firdaus. 2011. Teknik dalam Laboratotium Kimia Organik. http: // www.unhas.ac.id .


22 Oktober 2012.

Heyne., 1987 ,Tumbuhan berguna di Indonesia. Badan Litbang kehutanan : Jakarta.

Sri Irianty, R. and Yenti, S. R. (2014) ‘PENGARUH PERBANDINGAN PELARUT


ETANOL-AIR TERHADAP KADAR TANIN PADA SOKLETASI DAUN
GAMBIR (Uncaria gambir Roxb)’, Sagu.

Sulaswaty, A., (2002), Proses Ekstraksi dan Pemurnian Bahan Pewangi dari Tanaman
Indonesia, Ristek - Data riset, Pusat Penelitian Kimia – LIPI.

Anda mungkin juga menyukai