Anda di halaman 1dari 6

Konversi, Volume 10 No.

1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

MASS TRANSFER COEFFICIENT OF EXTRACTION TANNIN COMPOUNDS


FROM PAPAYA LEAVES WITH 96% ETHANOL SOLVENT

Devri Eko Nurwahyuwono, Viola Eka Afrienty, Soemargono Soemargono, Nove Kartika Erliyanti *
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Jl. Rungkut Madya No.1, Gunung Anyar, Kec. Gunung Anyar, Kota Surabaya 60294, Indonesia

* E-mail corresponding author: nove.kartika.nke.tk@upnjatim.ac.id

ARTICLE INFO ABSTRACT


Article history: Papaya leaves contain antibacterial compounds such as flavonoids,
Received: 09-04-2021 terpenoids, alkaloids, tannins, and saponins. Tannins are
Received in revised form: 12-04- compounds that are often used as antibacterial, antioxidant, pest
2021 control, plant fungi, tanners and as a corrosion inhibitor. On this
Accepted: 21-04-2021 study, the value of the mass transfer coefficient was determined.
Published: 23-04-2021 This study used two varied operating conditions, namely stirring
rotational speed (100, 200, 300 rpm) and extraction time (30, 60,
Keywords: 90, 120, and 150 minutes). The extraction process is carried out
Extraction using a stirred extractor at a temperature of 65 ° C. The value of
Mass transfer coefficient the mass transfer coefficient obtained is 0.00004 second-1 (100
Tannin rpm), 0.00005 second-1 (200 rpm), and 0.00007 second-1 (300
rpm) for the best concentration obtained at 150 minutes with speed
turn the stirrer 300 rpm.

KOEFISIEN PERPINDAHAN MASSA EKSTRAKSI SENYAWA TANIN DARI


DAUN PEPAYA DENGAN PELARUT ETHANOL 96%
Abstrak- Daun pepaya mengandung senyawa antibakteri seperti flavonoid, terpenoid, alkaloid, tanin, dan
saponin. Tanin merupakan senyawa yang sering dimanfaatkan sebagai antibakteri, antioksidan, pembasmi
hama, fungi pada tumbuhan, penyamak kulit serta sebagai inhibitor korosi.Pada penelitian ini ditentukan
nilai besarnya koefisien perpindahan massa senyawa tanin. Penelitian ini menggunakan dua kondisi operasi
yang divaria sikan yaitu kecepatan putar pengadukan (100, 200, 300 rpm) dan waktu ekstraksi (30, 60, 90,
120, dan 150 menit). Proses ekstraksi yang dilakukan menggunakan ekstraktor berpengaduk dengan suhu
yang dijalankan sebesar 65°C. Nilai koefisien perpindahan massa yang diperoleh sebesar 0,00004 sekon-1
(100 rpm), 0,00005 sekon -1 (200 rpm), dan 0,00007 sekon -1 (300 rpm) untuk konsentrasi terbaik diperoleh
pada waktu 150 menit dengan kecepatan putar pengadukan 300 rpm .

Kata kunci: ekstraksi, koefisien perpidahan massa , tanin.

PENDAHULUAN (Jimenez dkk, 2014) Tanin dalam bahasa ilmiah


Tanaman Pepaya (Carcia pepaya L.) biasa disebut sebagai senyawa polipenol yang
merupakan tanaman yang berada pada famili mempunyai berat molekul tinggi berkisar 500-3000
Cariciae dan memiliki banyak kandungan kimia dalton. Tanin dapat diperoleh hampir semua jenis
didalamnya yang dapat dimanfaatkan dalam tumbuhan hijau baik tumbuhan tingkat rendah
kehidupan sehari – hari. Salah satu bagian dari maupun tingkat tinggi dengan konsentrasi dan
pepaya yang sering dimanfaatkan selain buahnya kualitas yang bervariasi. Tanin dibagi menjadi 2
adalah daun pepaya. Daun pepaya sendiri sering jenis yaitu tanin yang dapat terhidrolisis
dimanfaatkan sebagai obat tradisional, penyamak (hydrolyzable) dan yang tidak dapat terhidrolisis
kulit, sebagai pelunak daging, dan berbagai jenis (condensed). Tanin merupakan jenis senyawa yang
olahan lainnya. Pada daun pepaya sendiri memiliki dapat larut dalam gliserol, alkohol, air dan hidro-
kandungan kimia yang bermanfaat diantaranya alkohol, tetapi tidak dapat larut dalam petroleum
adalah enzim papain, karpanin, vitamin C dan E, eter, benzene dan eter. Tanin terdekomposisi pada
alkaloid, saponin, glikosid dan karposid serta tanin

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 52
Konversi, Volume 10 No. 1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

suhu 210 ° C dengan titik nyala 210°C dan terbakar Saputro (2017). Penelitian ini bertujuan untuk
pada suhu 526°C (Jayalaksmi dkk,1982). mencari nilai difusivitas (De) dan perpindahan
Kebutuhan tanin sendiri di negara Indonesia massa (kc) yang diperoleh serta nilai konstata
terus meningkat dengan seiring bertambahnya Henry (H) dengan menggunakan variasi jenis
tahun. Kebutuhan tanin tersebut dipenuhi dengan pelarut, serta kecepatan putar pegadukan. Hasil
cara melakukan impor dari negara lain, oleh karena yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan
itu perlu dilakukannya suatu usaha untuk bahwa pada kecepatan putar 500 rpm dengan
mengurangi impor akan zat tanin di Indonesia pelarut air dan waktu operasi selama 60 menit serta
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, suhu operasi 60°C diperoleh kondisi optimum
yaitu dengan memanfaatkan pepaya sebagai salah proses ekstraksi tanin dari buah mangrove. Pada
satu potensi terbesar di negara Indonesia untuk kondisi tersebut didapatkan nilai koefisien
mengurangi besaran impor tersebut, dengan perpindahan massa (kc) sebesar 1,6×10 -3 cm/s,
memanfaatkan kandungan tanin yang dimilikinya. Difusivitas Efektif (De) sebesar 6,7×10 -4 cm 2 /s dan
Cara pengambilan tanin pada daun pepaya konstanta Henry (H) sebesar 2,6 ×10 -2 dengan nilai
dapat dilakukan dengan menggunakan proses SSE yang didapat sebesar 6,93 ×10 -10 .
ekstraksi padat cair (leaching ) dengan cara batch Penelitian mengenai ekstraksi tanin dari biji
menggunakan pelarut etanol 96%. Proses ekstraksi pinang juga dilakukan oleh Azizah (2019).
padat cair adalah salah satu bentuk proses Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh
pemisahan suatu komponen yang berada dalam waktu da n suhu terhadap nilai koefisien
suatu campuran dalam padatan yang berlangsung perpindahan massa yang dihasilkan. Metode
secara difusi yang dibantu dengan suatu pelarut. ekstraksi yang digunakan adalah maeserasi kinetic-
Perpindahan zat dari padatan ke dalam pelarut digestti dengan variabel yang digunakan adalah
tersebut akan terus terjadi hingga akan berhenti suhu (40, 60, dan 80°C) dan waktu operasi (4, 6, 8,
proses perpindahannya apabila telah tercapai pada dan 10 Jam). Kondisi terbaik dala m proses ekstraksi
kondisi setimbang. biji pinang terjadi pada suhu 60 °C dengan waktu
Smith (1981) mengatakan salah satu faktor ekstraksi selama 4 jam, diperoleh nilai rendemen
yang mempengaruhi laju perpindahan massa adalah 10,61%, konsentrasi air 8,54%, konsentrasi tanin
ukuran partikel padatan, dimana untuk ukuran 407,89 mg GAE/g, dan nilai IC 50 sebesar 40,88
padatan yang besar mengakibatkan proses difusi zat ppm. Koefisien perpindahan massa yang diperoleh
terlarutnya ke permukaan padatan akan besar pula, pada penelitian ini sebesar 1, 20/jam.
daripada difusi dari permukaan padatan ke pelarut Penelitian mengenai perpindahan massa
yang digunakan. Apabila ukuran padatan yang kalium dari abu batang pisang telah dilakukan oleh
digunakan sangat kecil maka proses difusi solute Mardina, dkk (2012). Pada penelitian ini didapatkan
dari dalam padatannya ke pemukaan yang terjadi hasil bahwa kenaikan suhu operasi yang dijalankan
juga akan lebih kecil daripada proses difusi yang berpengaruh terhadap nilai koefisien perpindahan
terjadi dari permukaan padatan ke cairan yang massa ekstraksi tersebut. Kenaikan suhu yang
digunakan. Konsentrasi suatu zat terlarut yang terjadi memberikan pengaruh terhadap nilai
dihasilkan akan semakin besar seiring dengan perpindahan massa yang didapatkan. Koefisien
waktu opera si yang diberikan dan akan berhenti perpindahan massa yang diperoleh pada penelitian
apabila telah tercapai keadaan yang setimbang. ini pada suhu operasi sebesar 60°C dengan nilai
Apabila butir padatan yang digunakan cukup kecil perpindahan massa sebesar 0, 0235/menit. Nilai
dapat diasumsikan bahwa konsentrasi zat terlarut perpindahan massa tersebut dihubungkan dengan
kedalam padatan selalu homogen. variabel lain yang berpengaruh pada proses
Perpindahan massa atau difusi dalam suatu ekstraksi dan dinyatakan dalam persamaan
padatan dianggap tidak berpengaruh pada kelompok bilangan tak berdimensi sebagai berikut:
perpindahan massa secara keseluruhan, jadi dalam Sh = 7951, 0824. Re 0, 0383 . Sc4, 0188.10-10 ralat rata-rata
hal ini harga k La merupakan faktor yang yang diperoleh sebesar 6,56%.
menentukan dan faktor terakhir adalah Pemilihan Beberapa pokok dari penelitian terdahulu
jenis pelarut, hal ini dikarenakan rendemen yang dapat diketahui bahwa ekstraksi tanin dari beberapa
didapat bergantung terhadap pelarut yang bahan telah dilakukan. Penelitian tersebut mengenai
diguanakan. Apabila pelarut yang digunakan sesuai ekstraksi tanin dari berbagai bahan yang bertujuan
dengan zat yang akan diekstrak maka akan untuk mencari nilai perpindahan massa, difusivitas,
didapatkan rendemen yang banyak dan sebaliknya. dan konstanta Henry. Berdasarkan uraian tersebut
Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang dapat maka dilakukan penelitian tentang koefisien
mencari sebagian besar metabolit sekunder yang perpindahan massa ekstraksi senyawa tanin dari
terdapat dalam simplisia (Depkes RI, 2008). daun pepaya untuk mengkaji pengaruh kecepatan
Penelitian mengenai ekstraksi tanin dari putar pengadukan dan waktu ekstraksi terhadap
buah mangrove telah dilakukan oleh Suri dan konsentrasi tanin yang diperoleh.

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 53
Konversi, Volume 10 No. 1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ukuran yang seragam (dilakukan penyortiran)
pengaruh kecepatan putar pengadukan dan waktu dengan ukuran ayakan 40 mesh.
ekstraksi terhadap konsentrasi tani yang diperoleh Setelah semua pre-treatment bahan baku
dan untuk menentukan nilai koefisien perindahan selesai, dilakukan ekstraksi dengan ketentuan suhu
massa esktraksi senyawa tanin dari daun pepaya. yang dijalankan 65°C dan variasi yang diberikan
adalah kecepatan putaran pengaduk (100, 200 dan
METODE PENELITIAN 300 rpm) serta waktu operasi yang dijalankan (30,
Bahan 60, 90, 120, dan 150 menit). Ekstrak yang telah
Bahan yang digunakan pada penelitian ini didapatkan kemudian dilakukan proses filtrasi,
adalah daun pepaya yang didapat dari Pasar Gunung sehingga didapatkan ekstrak dan residu. Filtrat yang
Anyar. Ethanol 96% yang diperoleh dari UD. diperoleh digunakan untuk menentukan konsentrasi
Nirwana Abadi Wonorejo Kecamatan Rungkut tanin yang terambil dengan metode titrimetri.
Surabaya.
Analisa Data
Alat Dari percobaan yang telah
Alat yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan,didapatkan data dimana (CAs) sebagai
yaitu serangkaian alat ekstraktor berpengaduk yang fungsi waktu setelah mencapai kesetimbangan
dilngkapi dengan motor pengaduk, labu leher tiga dalam waktu yang cukup lama. Diketahui pula nilai
berkapasita 1000 ml dengan tipe Duran, kondensor konsentrasi awal (Ca0) kemudian dari data -data
dan thermometer dengan batas baca suhu 100°C. yang diperoleh didapatkan nilai k La dari nilai
Adapun rangkaian alat ekstaksi senyawa tanin kemiringan (slope) hasil kurva hubungan antara
seperti pada Gambar 1. (𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙)
−ln versus t.
(𝐶𝐴𝑠 −𝐶𝐴𝑙0)

Perhitungan Koefisien Perpindahan Massa


Pada umumnya, persamaan laju perpindahan
massa zat terlarut (solute) dari permukaan padatan
menuju pelarut (solvent) digunakan untuk
menentukan besarnya nilai koefisien perpindahan
massa (kLa) pada ekstraksi padat-cair (leaching).
Besarnya nilai koefisien perpindahan massa tanin
dari ekstrak daun pepaya didapatkan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut (Treyball,
1981).
𝑛A
= 𝑘L (𝐶As − 𝐶Al ) (1)
𝐴𝑠
𝑛A = 𝑘L . 𝐴𝑠. (𝐶As − 𝐶Al ) (2)

Neraca massa, zat A yang masuk dalam


Gambar 1. Rangkaian alat ekstraksi senyawa tannin larutan dapat dinyatakan:
Zat A yang keluar dari padatan ke cairan sebanding
Keterangan: dengan berkurangnya zat A dalam padatan
A. Motor Pengaduk G. Minyak pelumas 𝑑 (𝐶Al .𝑉l)
B. Statif H. Termometer 𝑛A = (3)
𝑑𝑡
C. Klem I. Labu leher tiga 𝑑Vl 𝑑CAl
𝑛A = 𝐶Al + 𝑉l (4)
D. Kondensor Bola J. Pengaduk 𝑑𝑡 𝑑𝑡
E. Air masuk K. Elektromantel
F. Air keluar Subtitusi persamaan (1) dan (2)
𝑑𝑉l 𝑑𝐶Al
𝑘L . 𝐴𝑠. (𝐶As − 𝐶A) = 𝐶Al + 𝑉l (5)
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Prosedur Penelitian
Persiapan Bahan Baku
Asumsi tidak ada perubahan volume terhadap
Tahapan awal yang dilakukan sebelum 𝑑𝑉𝑙
proses ekstraksi berlangsung adalah menyiapkan waktu sehingga = 0. Konsentrasi tanin dalam
𝑑𝑡
daun pepaya yang didapat dari pasar Gunung padatan akan berkesetimbangan dengan konsentrasi
Anyar. Daun pepaya yang telah didapat dipotong tanin dalam larutan pada waktu tak terhingga .
𝑑𝐶Al
kecil-kecil terlebih dahulu, selanjutnya dikeringkan 𝑘L . 𝐴𝑠. (𝐶𝐴𝑠 − 𝐶A) = 𝑉𝑙 (6)
𝑑𝑡
dibawah sinar matahari. Daun pepaya yang telah 𝐴𝑠 𝑑𝐶𝐴𝑙
kering selanjutnya dihaluskan dan dilakukan 𝑘L . . (𝐶As − 𝐶A) = (7)
𝑉𝑙 𝑑𝑡
penyortiran dengan ayakan, sehingga didapatkan

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 54
Konversi, Volume 10 No. 1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

Untuk nilai volume larutan dan luas partikel kecepatan putaran pengaduk dan waktu ekstraksi
diasumsikan tetap, maka dibuat persamaan sebagai yang diberikan.
berikut:
𝐴𝑠 Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan dan
=𝑎 (8)
𝑉𝑙
Waktu Ekstraksi terhadap Konsentrasi Tanin
Sehingga persamaan (7) menjadi:
𝑑𝐶A l Kondisi operasi yang dijalankan saat proses
𝑘La. 𝑑𝑡 = ( )
(9) ekstraksi memberikan pengaruh terhadap
𝐶As −𝐶A
konsentrasi tanin yang dihasilkan. Pengaruh
Integrasi Persamaan (9) dengan batas waktu (t) dari kecepatan putar pengadukan dan waktu ekstraksi
t=0 sampai t=t dan batas konsentrasi dari C=CA0 terhadap konsentrasi tanin ditunjukkan pada
sampai C=C adalah: Gambar 2.
𝐶𝐴𝑙 𝑑𝐶 𝑡 =𝑡
∫𝐶𝐴𝑙0 ( Al ) = 𝑘La ∫𝑡 =0 𝑑𝑡 (10)
𝐶As −𝐶Al

ln(𝐶As − 𝐶Al ) − ln(𝐶As − 𝐶Al0 ) = 𝑘La . (𝑡 − 0) (11)


(𝐶As −𝐶Al )
−ln = 𝑘La . 𝑡 (12)
(𝐶As −𝐶Al0 )

Harga koefisien perpindahan massa (k La)


untuk proses ekstraksi tanin dari daun pepaya dapat
dicari dengan program linierisasi dari Persamaan
(12). Nilai k La (Koefisien Perpindahan Masa) dapat
diperoleh dengan cara dibuat kurva hubungan
(𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙 )
antara − ln versus t, sehingga diperoleh
(𝐶𝐴𝑠 −𝐶𝐴𝑙0)
garis lurus. Nilai k La diperoleh dari nilai kemiringan
(𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙 ) Gambar 2. Hubungan antara Konsentrasi Tanin dengan
(slope) hasil kurva hubungan antara− ln Waktu Ekstraksi (t)
(𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙0)
versus t.
Dari Gambar 2 kecepatan putar pengadukan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang diberikan juga memiliki pengaruh terhadap
Hasil Analisis Konsentrasi Tanin dengan konsentrasi tanin yang didapat. Proses ekstraksi
Metode Titimetri yang dibantu dengan adanya pengadukan dapat
Penelitian ekstraksi tanin dalam daun pepaya memperluas bidang kontak antara pelarut dengan
menggunakan pelarut etanol 96% yang dilakukan bahan yang diekstrak. Apabila kecepatan putar
dengan beberapa kondisi tetap. Kondisi tetap yang pengadukan yang diberikan semakin meningkat
dijalankan merupakan ukuran partikel,suhu operasi maka dapat meningkatkan homogenitas dari suatu
dan volume pelarut. Sedangkan variabel yang campuran (Barkat dkk, 2013). Gambar 2 juga
dijalankan adalah kecepatan pengadukan dan waktu menunjukan bahwa konsentrasi tanin yang
ekstraksi. Tanin yang dihasilkan pada ekstraksi ini diperoleh cenderung meningkat seiring dengan
memiliki warna hijau kehitaman. Kondisi operasi lama waktu ekstraksi yang diberikan. Apabila
yang dijalankan saat proses ekstraksi memberikan semakin lama waktu ekstraksi yang diberikan maka
pengaruh terhadap konsentrasi tanin yang dapat menyebabkan waktu kontak antara sampel
dihasilkan Hasil analisis konsentrasi tanin dengan pelarut yang digunakan juga semakin lama.
ditampilkan pada Tabel 1. Peristiwa tersebut mengakibatkan jumlah zat yang
terekstrak akan semakin banyak, dan hal tersebut
Tabel 1. Konsentrasi Tanin Cal (gmol/liter) pada daun akan terus berlanjut hingga tercapai pada keadaan
papaya setimbang (Anggoro, 2015). Konsentrasi tanin
Waktu Konsentrasi Tanin (gmol/liter) tertinggi diperoleh sebesar 0, 13 % dengan kondisi
Ekstraksi operasi pada kecepatan putar pengadukanan 300
Rpm 100 Rpm 200 Rpm 300
(menit) rpm dan waktu ekstraksi 150 menit.
30 0,00084 0,00102 0,00122
60 0,00085 0,00104 0,00137 Koefisisen Perpindahan Massa
90 0,00088 0,00108 0,00137
Koefisen perpindahan massa merupakan
120 0,00090 0,00110 0,0014
150 0,00095 0,00113 0,0016 hubungan antara nilai konstanta laju difusi yang
Berdasarkan hasil analisa konsentrasi tanin berkiatan dengan laju perpindahan massa, luas
menunjukan bahwa konsentrasi tanin yang permukaan, perpindahan massa, dan gradient
diperoleh cenderung meningkat seiring dengan konsentrasi sebagai driving force (Prasetyo dan
Yosephine, 2012). Nilai tahanan yang berada pada
proses ekstraksi berlangsung juga memberikan

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 55
Konversi, Volume 10 No. 1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

pengaruh terhadap laju perpindahan massa yang Pada kecepatan putar pengadukan 100 rpm proses
terjadi. Apabila nilai tahanan yang ada sangat kecil akan berjalan sangat lambat, sehingga
maka laju perpindahan massa yang terjadi akan mengakibatkan jumlah solute yang terjerap sedikit.
semakin besar. Peristiwa tersebut berbanding Pada kecepatan 300 rpm akan mengakibatkan
terbalik apabila nilai tahanan yang ada besar maka turbulensi larutan menjadi besar, sehingga nilai
laju perpindahan massa yang dihasilkan akan kecil. perpindahan massa yang didapatkan juga akan
Nilai laju perpindahan massa atau k La sendiri dapat semakin besar. Menurut Prasetyo dan Yosephine
menunjukkan peristiwa difusi yang terjadi saat (2012) semakin tinggi kecepatan putar pengadukan
proses ekstraksi berlangsung. Nilai laju cenderung mengakibatkan kenaikan nilai k La.
perpindahan massa atau k La dapat diperoleh dengan Pengadukan da pat memberikan gaya mekanik pada
(𝐶𝐴𝑠 −𝐶𝐴𝑙) campuran sehingga kontak antara padatan dan
cara linierisasi antara −ln versus t yang
(𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙0 ) pelarut menjadi baik dan laju difusi yang
telah disajikan dalam Gambar 3. didapatkan juga akan mengalami peningkatan.
Berdasarkan Tabel 2 data yang diperoleh Berdasa rkan hasil yang diperoleh dapat diketahui
digunakan untuk menentukan nilai laju perpindahan bahwa nilai koefisien perpindahan massa yang
massa yang diperoleh berdasarkan variasi diperoleh kecil. Adapun beberapa pengaruh yang
kecepatan putar pengaduk dan waktu ekstraksi. menyebabkan perpindahan massa kecil yaitu
Nilai laju perpindahan massa atau kLa dapat pertama senyawa tanin merupakan jenis senyawa
diperoleh dengan cara linierisasi antara fitokimia yang berada didalam sel dan
(𝐶𝐴𝑠−𝐶𝐴𝑙)
−ln versus t yang telah disajikan dalam menyebabkan ekstraksi yang cukup sulit dan
(𝐶𝐴𝑠 −𝐶𝐴𝑙0)
Gambar 3. kompleks.
Pena mbahan waktu ekstraksi yang
dilakukan juga menyebabkan konsentrasi didalam
pelarut juga akan semakin meningkat, namun hal
tersebut juga mengakibatkan kelarutan bahan
ekstraksi terhadap pelarut menjadi berkurang, hal
tersebut dapat mengakibatkan transfer ma ssa akan
turut berkurang juga. Peristiwa tersebut terjadi
dikarenakan pelarut yang digunakan telah mencapai
titik kesetimbangan dan mengakibatkan pelarut
tidak dapat lagi menyerap zat-zat yang terkandung
dalam bahan sehingga proses ekstraksi akan
berhenti (Darwis, 2000). Oleh karena itu pada
proses ekstraksi perlu dilakukan optimasi terutama
dalam waktu ekstraksi agar proses ekstraksi dapat
berjalan secara optimal (Bernasconi, G., 1995).
Gambar 3. Hubungan antara –ln (CAS-CAl)/ (CAS-CAl0)
dengan t KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Tabel 2. Nilai Koefisien Perpindahan Massa Tanin kecepatan putar pengadukan dan waktu ekstraksi
Persamaan memiliki hubungan yang signifikan terhadap
Rpm (𝐂𝐚𝐒 − 𝐂𝐚𝐥) 𝐤 𝐋𝐚 konsentrasi tanin yang diperoleh. Semakin besar
−𝐥𝐧 = 𝒌𝐋𝐚.𝒕
(𝐂𝐚𝐒 − 𝐂𝐚𝐥𝟎) kecepatan putar pengadukan dan semakin lama
100 𝑦 = 4 × 10 −5𝑥 4 × 10 −5 waktu ekstraksi maka konsentrasi tanin yang
200 𝑦 = 5 × 10 −5𝑥 5 × 10 −5 diperoleh juga akan meningkat. Konsentrasi tanin
−5
300 𝑦 = 7 × 10 𝑥 7 × 10 −5 terbaik diperoleh pada kondisi operasi kecepatan
putar pengadukanan 300 rpm dan waktu ekstraksi
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa 150 menit dengan hasil 0,13 %. Nilai k La yang
nilai koefisien perpindahan massa paling kecil diperoleh sebesar 0,00004 sekon -1 (100 rpm),
terdapat pada variasi rpm 100 yaitu sebesar 0,00005 sekon -1 (200 rpm), dan 0,00007 sekon -1
4 × 10 −5 sekon -1 , sedangkan koefisien perpindahan (300 rpm).
massa paling besar terdapat pada variasi rpm 300
yaitu sebesar 7 × 10 −5 sekon -1 . Hasil k La ini DAFTAR PUSTAKA
menandakan bahwa kecepatan putar pengadukanan Anggoro,D., 2015, “Ekstraksi Multi Tahap
(rpm) mempunyai pengaruh terhadap besarnya Kurkumin dari Temulawak (Curcuma
perpindahan massa pada proses ekstraksi padat cair. Xanthorriza Roxb.)”, Skripsi, Program
Hal ini disebabkan dengan bertambahnya kecepatan Sarjana Fakultas Teknik USU, Medan.
putar pengadukan, maka turbulensi semakin tinggi.

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 56
Konversi, Volume 10 No. 1, April 2021, 52 – 57 e- ISSN: 2541-3481

Azizah, B., dan N. Salamah,2013,”Standarisasi Perpinda han massa Ekstraksi Kalium Dari
Parameter Non Spesifik dan Perbandingan Abu Batang Pisang’.Konversi,Vol.1 No.1 .
Konsentrasi Kurkumin Ekstrak Etanol dan Masud, F., Puspitasari, 2017, “Studi Pendahuluan
EkstrakTerpurifikasi Rimpang Ekstraksi Bertingkat Minyak Biji Mangga
Kunyit”,Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol.3 Arumanis ( Mangifera Indica) menggunakan
No.1. hh.21-30. Pelarut n-Hexsan dan Ethanol. Jurnal
Azizah, 2019, “Penentuan Koefisien Perpindahan INTEK 4(1), hh.42-44.
massa Pada Ekstraksi Tanin Biji Pinang Mohamad, M., Ali, M.W. and Ahmad, A.,
(Areca Catechu L)”, Skripsi, Universitas 2010,’Modelling for Extraction of Major
Brawijaya, Malang. Phytochemical Components from Eurycoma
Barkat A.K., Naveed A., Khan H.M.S,Waseem longifolia’. Journal of chemical sciences
K.,Mahmood T.,Rasul A.,Iqbal M., and and Applications,Vol.1,hh 82-85.
Khan H., 2013, “Development Pamungkas, 2011, “Efektifitas Ekstrak Daun
characterization and antioxidant activity of Pepa ya Carica pepaya L. Untuk Pencegahan
polysorbate based O/W emulsion containing dan Pengobatan Ikan Lele Dumbo Clarias
polyphenols derived from sp. Yang Diinfeksi Bakteri Aeromonas
Hippophermamnoides and Cassia fistula”, hydrophila ”, skripsi, Bogor: Fakultas
Journal of Pharmaceutical Sciences, Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Vol.49(4). Pertanian Bogor.
Bernasconi, G 1995, Teknologi Kimia 2, Jakarta, PT Paryanto, Azalia Kartika Suri dan Ilham Roy
Pradnya Paramita. Saputro.2017.”Difusi dan Perpindahan
Darwis, D.,2000,”Teknik Dasar Laboratorium massa pada Ekstraksi Tanin dari Buah
dalam Penelitian Senyawa Bahan Alam”, Mangrove (Rhizophora Stylosa)”. Jurnal
FMIPA Universitas Andalas. Rekayasa Bahan Alam dan Energi
Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia Berkelanjutan, Vol 1 No.2, pp 42-48.
Edisi 1. Jakarta: Departemen Kesehatan Prasetyo Susiana dan Felicia Yosephine. 2012.
Republik Indonesia. Hal. 8-9, 10-12. “Model perpindahan Massa Pada Ekstraksi
Heltina,D.,Sunarno,M.Iwan Fermi dan Melda Saponin Biji the Dengan Pelarut Isopropil
Julianti, 2012, “Hubungan Koefisien Alkohol 50% dengan Pengontakan Secara
Perpindahan Massa Dengan Bilangan Dispersi Menggunakan Analisa
Reynolds Pada Adsorpsi Logam Cu Dimensi”.Jurnal Reaktor, Vol 14 No.2, hal
Menggunakan Adsorben Abu Sekam Padi”, 87-94.
Jurnal ISSN.1907-0500. Smith, J.M.,1981.Chemical Engineering Kinetics,
Jayalaksmi, A and Mathew, A.G 1982, Chemical Mc. Graw Hill Book Co., Inc., Singapore.
Composition and Processing The Arecanut Applied Science, 10 (21), pp. 2572-2577.
Palm (Areca catechu L) , India,CPCRI Treybal, robert E,1981.Mass Transfer Operations.
Kasaragod. Singapore:MC Graw Hill.
Jimenez,V.M.,Mora Newcomer,E., dan Gutierrez Yuniawati,M.,A.,W. Kusuma, dan
Soto,M.V. 2013. “Plant Genetics and F.Yunanto,2012,"Optimasi Kondisi Proses
Genomics”. Crops and Models Biology of Ekstraksi Zat Pewarna dalam Daun Suji
the Pepaya Plant,Vol.10. dengan Pelarut Ethanol". Prosiding Seminar
Mardina Primata, Ajang Gunawan dan M.Imam Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi
Nugraha. 2012.’Penentuan Koefisien (SNAST) Periode III, Jakarta, hh 257-263

Available online at ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/konversi


DOI: 10.20527/k.v10i1.10414 57

Anda mungkin juga menyukai