Anda di halaman 1dari 6

Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry)

Volume 7 Nomor 2, Oktober 2019

PENGARUH SUHU TERHADAP BILANGAN PEROKSIDA DAN ASAM


LEMAK BEBAS PADA VCO (Virgin Coconut Oil) HASIL FERMENTASI
ALAMI
Dewa Ayu Ika Pramitha12*, Debby Juliadi12
1
Program D III Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Mahasaraswati Denpasar
2
Akademi Farmasi Saraswati Denpasar
ika.pramitha20@gmail.com

ABSTRAK: Pada penelitian ini dilakukan analisa bilangan peroksida dan asam lemak bebas
pada VCO (Virgin Coconut Oil) yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan pada VCO hasil
fermentasi alami. Pengujian dilakukan terhadap VCO yang dihasilkan dengan proses fermentasi
alami yang sebelum dipanaskan dan sesudah dipanaskan dengan suhu 150°C, 200°C, dan 250°C
selama 60 menit. Berdasarkan hasil pengujian bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang
dimiliki oleh VCO hasil fermentasi alami sebelum dan setelah dipanaskan memenuhi standar
mutu SNI 7381 : 2008 tentang mutu VCO yang baik. Bilangan peroksida dan asam lemak bebas
yang dimiliki oleh VCO dipengaruhi oleh suhu pemanasan dengan adanya peningkatan bilangan
peroksida dan asam lemak bebas pada setiap peningkatan suhu yang digunakan pada proses
pemanasan hasil VCO yang diproses dengan cara fermentasi alami. Semakin tinggi suhu
pemanasan hasil VCO, maka semakin tinggi pula bilangan peroksida dan asam lemak bebas yang
dimiliki oleh VCO hasil fermentasi alami.
Kata kunci: VCO (Virgin Coconut Oil), Bilangan Peroksida, Asam Lemak Bebas, Suhu

ABSTRACT: Peroxide number and free fatty acid of analysis in VCO (Virgin Coconut Oil)
affected by the heating temperature in the VCO result during natural fermentation have been
invertigated. The tests were carried out on VCOs produced by a natural fermentation process
before being heated and after being heated at temperatures of 150°C, 200°C and 250°C for 60
minutes. Based on the results, the peroxide number and free fatty acid in the VCO resulted by
natural fermentation before and after heating meet the quality standard of ISO 7381: 2008. The
peroxide number and the free fatty acid contained in the VCO were affected by the heating
temperature where the peroxide number and free fatty acid increased by increasing the
temperature of the natural fermentation process.
Keywords: VCO (Virgin Coconut Oil), Peroxide number, Free fatty acid, Temperature

149
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

terdiri dari asam oleat dan linoleat


(Gervajio, 2005).
1. PENDAHULUAN Kerusakan VCO dapat dikarenakan
Proses memasak dan pengeringan adanya oksidasi, hidrolisis dan cemaran
merupakan proses umum yang digunakan mikroba yang ditunjukkan oleh adanya
perubahan sifat fisiko-kimia VCO itu
sendiri. Kondisi yang paling penting
mempengaruhi degradasi fisikokimia VCO
pada pembuatan suatu makanan melalui adalah kelembaban, suhu, dan keberadaan
kontak dengan minyak panas yang secara mikroorganisme (Dimzon et al., 2011 ; Ken
simultan. Proses ini juga disebut dengan et al., 2011). Pada penelitian Derlean
proses menggoreng (Lu dan Tan, 2009). (2009) menghilangkan bau dan rasa minyak
Minyak goreng bertindak sebagai media kelapa dilakukan dengan pemanasan
pengirim panas dengan adanya suhu yang minyak kelapa pada suhu 80, 100, dan
tinggi secara konstan dan adanya udara 150°C dalam waktu 1, 2, dan 3 jam. Hasil
serta kelembaban selama proses yang didapatkan pada penelitian tersebut
menggoreng. Pada kondisi ini terjadi menunjukkan bahwa perlakuan pemanasan
beberapa reaksi seperti polimerisasi, pada VCO tidak mempengaruhi kandungan
oksidasi dan hidrolisis. Reaksi inilah yang asam lemak tetapi meningkatkan nilai
mempengaruhi kualitas suatu produk peroksida. Penentuan asam lemak bebas
seperti rasa, warna, tekstur, waktu simpan dan nilai peroksida dilakukan untuk
dan mutrisi yang terkandung dalam suatu mengetahui tingkat ketengikan minyak
produk makanan (Boskou, 2003). secara kimia. Oleh karena itu perlu
Pada umumnya minyak goreng yang dilakukan penelitian mengenai kualitas
digunakan dalam proses menggoreng pada pemanasan suhu 150, 200, dan 250°C
adalah minyak kelapa. Terdapat tiga jenis selama 60 menit terhadap VCO (Virgin
minyak kelapa yaitu, minyak kelapa Coconut Oil) yang telah diproduksi secara
olahan, minyak kopra, dan minyak kelapa fermentasi alami selama 24 jam.
murni (VCO). Kandungan asam lemak
yang dimiliki oleh ketiga minyak kelapa 2. PERCOBAAN
tersebut adalah sama, namun VCO (Virgin 2.1 Bahan dan Alat Penelitian
Coconut Oil) memiliki kandungan
monogliserida dan digliserida yang lebih Bahan Penelitian
tinggi dibandingkan jenis minyak kelapa Bahan-bahan kimia yang digunakan
yang lainnya dan memiliki kandungan dalam penelitian ini yakni sikloheksan
bermanfaat lainnya seperti antioksidan (Merck), asam asetat (Merck), kristal
(Dayrit, 2014). Telah dilaporkan bahwa kalium iodide pa (Merck), kalium iodida
VCO dapat sebagai minyak goreng yang 20% (Merck), aquades, larutan kanji 0,5%,
baik karena memiliki stabilitas oksidatif larutan wijs (Merck), etanol 95% (Merck),
yang relatif tinggi dibandingkan dengan NaOH 0,1 N (Merck), fenolftalein (PP)
Extra Virgin Olive Oil pada pemanasan 0,5% (Merck), kloroform pa (Merck), asam
dengan suhu 190°C selama penyimpanan asetat glasial pa (Merck), natrium tiosulfat
40 hari. Hal ini dikarenakan VCO memiliki (Merck).
kandungan asam lemak jenuh yang lebih
tinggi (Lu dan Tan, 2009). VCO dianggap Alat Penelitian
sebagai minyak jenuh karena memiliki Alat-alat yang digunakan dalam
sekitar 92% asam lemak jenuh mulai dari penelitian ini yakni neraca analitik
asam kaproat dan stearat, serta hanya (Shimadzu AUW220D), oven, botol
sekitar 8% asam lemak tak jenuh yang timbang (pyrex), desikator, Erlenmeyer

150
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

(pyrex), pipet gondok (pyrex), buret 3.1 Bilangan Peroksida


(pyrex), gelas ukur (pyrex). Proses oksidasi primer dalam minyak
membentuk hiperperoksida dapat diukur
2.2 Persiapan Sampel dengan bilangan peroksida. Bilangan
Buah kelapa tua dibelah dan diambil peroksida dapat mengukur tingkat
daging buahnya. Daging buah dicuci, ketidakjenuhan suatu minyak yang
kemudian diparut. Kelapa parut diperas menyebabkan terjadinya bau tengik. Proses
dengan menggunakan air hangat dengan terjadinya oksidasi primer yang
perbandingan 1:3 (kelapa:air). Santan yang menyebabkan bau tengik tergantung pada
diperoleh didiamkan selama 1 hari untuk suhu, waktu dan cahaya. Bau tengik pada
memisahkan minyak dengan protein dan air minyak dapat menghasilkan senyawa yang
yang terkandung dalam santan. Setelah berpotensi toksik terkait dengan efek
muncul 3 lapisan, yaitu lapisan atas adalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan
minyak, lapisan tengah adalah protein atau neurologis, jantung dan kanker.
blondo, dan bagian bawah adalah air.
Minyak yang terbentuk dipisahkan dan 1,6
disaring. Minyak yang diperoleh dibagi
1,4
Bilangan Peroksida
menjadi empat bagian yang kemudian
dipanaskan dengan suhu 0, 150, 200, dan 1,2
250°C selama 60 menit. (meq/kg) 1
2.3 Bilangan Peroksida 0,8
Timbang sebanyak 0,3 – 5 gram, 0,6
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 300mL. 0,4
tambahkan 10 mL kloroform dan larutkan 0,2
sampel dengan cara menggoyangkan
Erlenmeyer dengan kuat. Tambahkan 15 0
mL asam asetat glasial dan 1 mL larutan
kalium iodide jenuh. Tutuplah segera
Erlenmeyer tersebut dan kocok kira-kira 5
menit di tempat gelap pada suhu 15°C -
Gambar 1. Bilangan peroksida pada VCO
25°C. tambahkan 75 mL air suling dan hasil fermentasi alami pada variasi temperatur
kocok dengan kuat. Titar dengan larutan
standar natrium tiosulfat 0,02 N dengan
larutan kanji sebagai indicator. Lakukan
penetapan blanko dan duplo. Hitung
bilangan peroksida dalam sampel.

2.4 Asam Lemak bebas


Timbang dengan seksama 30 gram
sampel ke dalam Erlenmeyer 250mL.
tambahkan 50mL etanol 95% netral.
Tambahkan 3 – 5 tetes indicator PP dan
titar dengan NaOH 0,1 N hingga warna
merah muda tetap (tidak berubah selama 15
Gambar 2. Reaksi pembentukan peroksida
detik). Lakukan penetapan duplo dan
hitung bilangan asam/kadar asam lemak
bebas dalam sampel. Hasil analisa bilangan peroksida pada
sampel VCO sebelum dan sesudah
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dipanaskan mengalami kenaikan. Pada

151
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

VCO hasil fermentasi alami sebelum banyaknya asam lemak bebas yang terdapat
dipanaskan memiliki angka bilangan dalam minyak. Jika bilangan asam pada
peroksida yang rendah, yaitu 0,2 meq/kg. minyak tinggi, maka kualitas mutu dari
Hasil ini masih berada dalam syarat mutu minyak tersebut sangat rendah, begitu pula
yang baik menurut Standar Nasional sebaliknya. Jika bilangan asam pada
Indonesia. Berdasarkan SNI 7381:2008, minyak rendah, maka kualitas mutu dari
menyatakan bahwa syarat mutu VCO minyak tersebut sangat tinggi.
hanya diperbolehkan memiliki bilangan
peroksida maksimal 2 meq/kg. Sehingga, 0,3
hasil analisa bilangan peroksida yang
dimiliki VCO hasil fermentasi alami dapat 0,25

Bilangan asam
dikatakan masih memenuhi syarat mutu 0,2
yang baik.

(%)
Bilangan peroksida pada sampel VCO 0,15
hasil fermentasi alami disajikan dalam 0,1
Gambar 1, yang menunjukkan bahwa
pemanasan dapat mempengaruhi bilangan 0,05
peroksida yang dimiliki oleh VCO. Hal ini 0
dibuktikan oleh adanya peningkatan VCOT0 VCOT1 VCOT2 VCOT3
bilangan peroksida pada VCO hasil
fermentasi alami setelah dipanaskan dengan
suhu 150°C, 200°C, dan 250°C yaitu secara
Gambar 3. Bilangan Asam Lemak Bebas
berturut-turut sebesar 0,6 ; 0,99 ; dan 1,2 pada VCO Hasil Fermentasi Alami
meq/kg. Tingginya bilangan peroksida
dapat disebabkan oleh adanya proses
oksidasi yang terjadi selama proses
pemanasan dengan suhu tinggi selama 60
menit.
Reaksi oksidasi oleh oksigen terhadap
asam lemak tidak jenuh akan menyebabkan
terbentuknya peroksida, aldehid, keton
serta asam-asam lemak berantai pendek
yang dapat menimbulkan perubahan Gambar 4. Reaksi hidrolisa minyak kelapa
organoleptik yang tidak disukai seperti
perubahan bau dan flavour (ketengikan). Bilangan asam lemak bebas pada
Oksidasi terjadi pada ikatan tidak jenuh penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.
dalam asam lemak. Oksidasi dimulai Pada Gambar 3 menunjukkan adanya
dengan pembentukan peroksida dan peningkatan bilangan asam lemak bebas
hidroperoksida dengan pengikatan oksigen pada VCO hasil fermentasi alami yang
pada ikatan rangkap pada asam lemak tidak dipengaruhi dengan adanya peningkatan
jenuh. Minyak mengalami oksidasi menjadi suhu pemanasan. VCO hasil fermentasi
senyawa peroksida yang tidak stabil ketika alami sebelum dipanaskan memiliki kadar
dipanaskan (Raharjo, 2007). Secara umum, asam lemak bebas sebesar 0,11%. Hal ini
reaksi pembentukan peroksida dapat dilihat menunjukkan bahwa VCO hasil fermentasi
pada Gambar 2. alami yang diperoleh memiliki kadar asam
lemak bebas yang baik karena berada
3.2 Bilangan Asam Lemak Bebas dalam nilai syarat mutu pada SNI
Parameter penting lainnya dalam 7381:2008. Berdasarkan SNI (2008), kadar
kualitas mutu VCO adalah bilangan asam. asam lemak bebas pada syarat mutu VCO
Bilangan asam menunjukkan adanya adalah maksimal 0,2%.

152
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

Pada penelitian ini terjadi Laboratorium Bersama FMIPA Universitas


peningkatan kadar asam lemak bebas pada Udayana, Laboratorium Terpadu Fakultas
VCO hasil fermentasi alami setelah Farmasi Universitas Mahasaraswati
pemanasan pada suhu 150°C, 200°C, dan Denpasar dan pihak-pihak lainnya yang
250°C selama 60 menit yaitu secara telah banyak membantu dalam
berturut-turut sebesar 0,13% ; 0,15%; dan berlangsungnya penelitian ini.
0,24%. Hal ini menunjukkan bahwa
pemanasan dengan suhu yang tinggi
mempengaruhi kualitas VCO hasil DAFTAR PUSTAKA
fermentasi alami. Peningkatan kadar asam [1] Dimzon, I. K. D., Valde, Santos, J. E.
lemak bebas dapat terjadi karena adanya R., Garrovillas, M. J. M., Dejarme, H.
reaksi hidrolisa pada minyak. Reaksi M., Remollo, J. M. W. and Dayrit, F.
hidrolisa yang terjadi pada minyak kelapa M. 2011. Physico-Chemical and
ditunjukkan pada Gambar 4 dengan hasil Microbiological Parameters in the
reaksi adalah gliserol dan asam lemak Deterioration of Virgin Coconut Oil.
bebas. Reaksi hidrolisa pada minyak kelapa Philippine Journal of Science, 140(1):
akan terjadi secara cepat dengan adanya 89103.
pengaruh panas, air, keasaman, dan katalis [2] Dayrit, F.M. 2014, Lauric Acid is a
berupa enzim. Jika reaksi hidrolisis ini Medium-Chain Fatty Acid, Coconut Oil
berlangsung lebih lama, maka semakin is a Medium-Chain Triglyceride,
banyak pula kadar asam lemak bebas yang Review artikel, Philippine Journal of
akan terbentuk. Science, 143(2): 157-166
[3] Derlean, A., 2009, Pengaruh Suhu dan
Lama Pemanasan Terhadap Kerusakan
4. KESIMPULAN Minyak Kelapa, Bimafika, 1: 19 – 26
Hasil Virgin Coconut Oil (VCO) yang [4] Gervajio, G.C., 2005, Fatty acids and
diproses dengan cara fermentasi alami derivatives from coconut oil, Bailey’s
memiliki bilangan peroksida dan asam Industrial Oil and Fat Products, 6 (6).
lemak bebas yang baik sesuai dengan [5] Lu, F. S. H. and Tan, P.P., 2009, A
standar mutu pada SNI 7381:2008 pada Comparative study of storage stability
VCO sebelum dan sesudah pemanasan. in virgin coconut oil and extra virgin
Bilangan peroksida dan asam lemak bebas Olive oil upon thermal treatment.
yang dimiliki oleh VCO dipengaruhi oleh International Food Research Journal
suhu pemanasan dengan adanya 16: 343-354
peningkatan bilangan peroksida dan asam [6] Kamariah, L., A. Azmi., A.
lemak bebas pada setiap peningkatan suhu Rosmawati., M. G. Wai-Ching., M. D.
yang digunakan dalam proses pemanasan Azlina., A. Sivapragasam., C. P. Tan.,
hasil VCO yang diproses dengan cara dan O. M. Lai. 2008. Physico-Chemical
fermentasi alami. Semakin tinggi suhu and Quality Characteristic of Virgin
pemanasan hasil VCO, maka semakin Coconut Oil-A Malaysian Survey. J.
tinggi pula bilangan peroksida dan asam Trop. Agric. And Fd. Sc. 36(2): 1 – 10
lemak bebas yang dimiliki oleh VCO hasil [7] Ken, I.D., Dimzon, Valde, M.F., Santos,
fermentasi alami. J.E.R., Garrovillas, M.J.M., Dejarme,
H.M., Remollo, J.M.W., and Dayrit,
5. UCAPAN TERIMA KASIH F.M., 2011, Physico-Chemical and
Terima kasih kami ucapkan kepada Microbiological Parameters in the
Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Deterioration of Virgin Coconut Oil,
Masyarakat, Kepala Laboratorium dan Philippine Journal of Science 140 (1):
seluruh staf Laboratorium Fakultas 89-103
Teknologi Pertanian Universitas Udayana,

153
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry) ISSN 2302-7274
Volume 7, Nomor 2, Oktober 2019

[8] Raharja, S., M. Dwiyuni. 2008. Kajian


sifat fisiko kimia ekstrak VCO dengan
metode pembekuan krim santan.
Teknologi Industri Pertanian 18: 71-78

154

Anda mungkin juga menyukai