Anda di halaman 1dari 27

PENETAPAN ANGKA PEROKSIDA MINYAK GORENG CURAH BARCO PADA

PENGULANGAN PENGGORENGAN IKAN LELE DENGAN METODE IODOMETRI

Disusun Oleh :
Reni Mujiati
1548064

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA
INDONESIA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR
BELAKANG
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana sifat organoleptis minyak pada setiap


1 pengulangan penggorengan ?

Berapa angka peroksida minyak goreng curah barco


2 sebelum dan sesudah dilakukan pengulangan
penggorengan sebanyak lima kali ?

Bagaimanakah angka peroksida yang didapat terhadap


3 standar SNI 2013 ?
TUJUAN PENELITIAN

1. Mengetahui sifat organoleptis minyak pada setiap pengulangan


penggorengan.
2. Mengetahui angka peroksida minyak goreng curah barco sebelum dan
sesudah dilakukan pengulangan penggorengan secara berulang.
3. Mengetahui perbandingan angka peroksida yang didapat terhadap
standar SNI 2013.
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Masyarakat Bagi Lembaga Yang Terkait Bagi Ilmu Kimia Analisis

Memberikan informasi Memberikan informasi kepada Sebagai referensi


kepada masyarakat lembaga kesehatan yang terkait mengenai metode
mengenai tingkat untuk memberikan penyuluhan penetapan angka
kerusakan minyak kepada masyarakat mengenai peroksida pada minyak.
terutama minyak goreng keamanan penggunaan minyak
curah. goreng curah yang digunakan secara
berulang.
Penelitian
Siti Aminah (2010) Rosmayani Hasibuan (2014)
Metode : kuantitatif Metode: kuantitatif Penetapan Angka
menggunakan metode Iodometri menggunakan metode Iodometri Peroksida Minyak
Hasil : menunjukkan nilai yang Hasil: setelah dilakukan 5 kali Goreng Curah Barco
semakin tidak baik untuk penggorengan, terdapat Pada Pengulangan
parameter organoleptis warna, rasa peningkatan peroksida yang Penggorengan Ikan
dan aroma pada penggorengan signifikan pada tiap kali Lele Dengan Metode
tempe dengan menggunakan dilakukan penggorengan Iodometri
minyak curah secara berulang. berulang.

Etza Faramudica Fathurohmah (2015)


Surahma Asti Mulasari Metode: kuantitatif menggunakan metode
dan Risa Rahmawati Iodometri.
Utami (2012) Hasil: minyak curah sawit tidak aman untuk
Metode: kuantitatif digunakan pada penggorengan ke-5 karena
menggunakan metode angka peroksida melebihi SNI. Sifat
Iodometri. organoleptis minyak pada tiap pengulangan
Hasil: angka peroksida penggorengan aroma/bau minyak semakin
meningkat karena proses amis, warna minyak semakin pekat, keruh
penggorengan. dan kecoklatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Minyak goreng adalah minyak yang


berasal dari lemak tumbuhan atau
hewan yang dimurnikan dan
berbentuk cair dalam suhu kamar dan
dapat digunakan sebagai medium
penggoreng bahan pangan (ketaren,
2008).
Minyak Curah Barco (Kopra)

Minyak curah barco berasal dari


daging buah kelapa (endosperm)
yang sudah dikeringkan
dinamakan kopra. Proses
pembuatan kopra ialah proses
mengeringkan daging buah
kelapa.
Fungsi Minyak Goreng

Minyak memegang peranan


Sebagai sumber energi Sebagai media penting karena memiliki titik
penghantar panas didih yang tinggi (200oC)

Lemak dan minyak Minyak goreng berfungsi Untuk menggoreng makanan


merupakan sumber biokalori sebagai media penghantar yang kemudian akan
yang cukup tinggi serta panas, menambah rasa gurih kehilangan sebagian besar air
sumber alamiah vitamin- dan aroma yang spesifik yang dikandungnya dan
vitamin yang terlarut dalam (Ketaren, 2008). menjadi kering (Sudarmadji,
minyak (Ketaren, 2008). 2010).
Kerusakan Minyak Goreng

Hidrolisis Oksidasi
Terjadinya reaksi oksidasi ini
Hidrolisis dapat disebabkan oleh akan mengakibatkan bau
adanya air dalam lemak atau tengik pada minyak atau lemak
minyak atau karena kegiatan (Ketaren, 2008).
enzim (Ketaren, 2008).
Pembentukkan Peroksida
Penetapan bilangan peroksida secara iodometri

Iodometri merupakan titrasi tidak Pada iodometri, sampel yang


langsung dan digunakan untuk menetapkan
bersifat oksidator direduksi dengan
senyawa-senyawa yang mempunyai
kalium iodida berlebihan dan akan
potensial oksidasi lebih besar dari sistem
iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang menghasilkan iodium yang selanjutnya
bersifat oksidator seperti CuSO45H2O dititrasi dengan larutan baku natrium
(Gandjar dan Rohman, 2009). tiosulfat (Gandjar dan Rohman, 2009).
Kerangka Teori
Minyak goreng berfungsi sebagai sumber
energi, media penghantar panas (Ketaren,
2008). Dan makanan menjadi kering
(Sudarmadji, 1996).

Penggorengan berulang dan pada suhu


tinggi (200-2500C) mengakibatkan minyak
rusak dan terjadi proses hidrolisis dan
oksidasi (Ketaren, 2008).

 Ciri minyak goreng rusak berwarna


 Bahaya peroksida mengakibatkan coklat, lebih kental, berbusa, berasap
keracunan, diare, artero sclerosis, serta dihasilkan rasa yang dan bau yang
dan kanker (Ketaren, 2008). tidak enak (Wulyoadi dan Kaseno,
 Ditetapkan dengan metode iodometri 2004).
(Ketaren, 2008).  Proses oksidasi menghasilkan peroksida
(Ketaren, 2008).
Kerangka Konsep

Minyak goreng

Sebelum Sesudah
dilakukan dilakukan
penggorengan penggorengan

Standar mutu bilangan


Angka peroksida
peroksida pada
minyak goreng sesuai
SNI 2013
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian eksperimental karena dilakukan intervensi atau


pelakuan.

Penelitian bersifat eksperimen yaitu minyak yang diberi


perlakuan dengan melakukan pengulangan penggorengan
pada minyak goreng curah barco yang selanjutnya
ditetapkan angka peroksida.

Metode yang dilakukan adalah metode Iodometri untuk


menghitung kadar peroksida yang kemudian dibandingkan
dengan standar minyak goreng Standar Nasional
Indonesia tahun 2013 yaitu maksimal 10 mek O2 / kg.
Lokasi Penelitian

Laboratorium Waktu Penelitian


Kimia Politeknik
Subjek Penelitian
Bhakti Setya Penelitian
Indonesia dilaksanakan pada
Angka peroksida. Objek Penelitian
Yogyakarta . bulan november
2017. Minyak goreng curah
barco pada
pengulangan
penggorengan ikan
lele sebanyak 5 kali.
Populasi dan sampel

Sampel Teknik Pengambilan Sampel

Sampel yang dipilih adalah minyak


Teknik yang digunakan adalah Non
goreng curah barco yang tidak
Probability Sampling dengan teknik
dikemas dan dijual dalam bentuk
pengambilan sampel, yaitu Purposive
literan.
Sampling. Metode Purposive didasarkan
pada suatu pertimbangan tertentu dibuat
Populasi oleh peneliti sendiri.

Minyak goreng curah barco yang


diperoleh dari pasar kotagede,
Yogyakarta.
Variabel Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terikat

Angka peroksida Angka peroksida minyak


goreng curah barco.
Perlakuan sampel

Tiap penggorengan diamati


organoleptis dari minyak
goreng (Bau, warna dan
endapan).

3
1
2 Masing-masing sampel diambil
Sampel minyak goreng curah sebanyak ± 25 ml untuk disimpan
barco sebanyak 1 L digunakan dan ditetapkan angka peroksida
untuk menggoreng ikan lele
sebanyak 5 kali pengulangan..
Uji Kuantitatif dengan Titrasi Iodometri

Sebanyak 5 g (4,995 g – 5,005 g) sampel minyak


ditimbang (seksama) menggunakan botol timbang pada
sebelum dan pada penggorengan ke-satu, ke-dua, ke-
tiga, ke-empat, ke-lima, untuk menggoreng lele 1
dimasukkan dalam erlenmayer tertutup
Tambahkan campuran asam asetat-kloroform 3:2 sebanyak 30
2 ml, tutup dan aduk hingga homogen.
Tambahkan 0,5 ml kalium iodida jenuh kocok dan
diamkan selama 1 menit di tempat gelap
3
Tambahkan 30 ml air suling. Tutup dan kocok. Titrasi dengan
4 Natrium thiosulfat 0,01 N hingga warna kuning hampir hilang.
Tambahkan larutan kanji 2 ml kocok dan lanjutkan
titrasi hingga warna biru hilang,
5
6 Lakukan replikasi 3 kali.
Jalannya Penelitian
Lele tiga ekor

1. Minyak sebelum
digoreng
Digoreng 2. Minyak gorengan
pertama
01
3. Minyak gorengan
kedua
4. Minyak gorengan
Minyak curah barco ketiga
5. Minyak gorengan
keempat
6. Minyak gorengan
kelima

Uji kuantitatif
Cara Analisis Data

Data yang diperoleh disajikan dalam tabel kemudian dinarasikan, dibahas, dan
diambil kesimpulan.
Uji normalitas data menggunakan uji Frequencies dengan menghitung nilai skwness
atau kurtosis dan melihat histogram dengan model kurva normal, atau
menggunakan uji one sample kolmogrov-smirnov dengan melihat harga signifikansi
p-value dibandingkan dengan α = 0,05 , apabila harga signifikasi lebih >0,05 data
terdistribusi normal.
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah numerik yang akan diuji dengan
uji statistik parametrik one way anova apabila data terdistribusi normal dan
homogen. Uji statistika nonparametrik apabila data terdistribusi tidak normal dan
tidak homogen mengggunakan kruskal-wallis dengan batas kemaknaan p<0,05 yang
dilanjutkan dengan uji statistika Mann Whitney
Hasil uji organoleptis

Proses menggoreng Penyimpanan minyak Sampel sebelum di Penggorengan ke-1


dalam botol goreng

Penggorengan ke-2 Penggorengan ke-3 Penggorengan ke-4 Penggorengan ke-5


Hasil Uji Kuantitatif

Sampel minyak Tambah KI Tambah Tambah Titik akhir


+ asam asetat- jenuh aquadest indikator
kloroform diamkan 1 kocok amilum
menit
Hasil Pembakuan Natrium thiosulfat

Volume titrasi
No KBrO3 0,01 N (ml) Normalitas Na2S2O3 (N)
Na2S2O3 (ml)

1. 25 ml 24,70 ml 0,0101 N

2. 25 ml 25,40 ml 0,0098 N

3. 25 ml 25,10 ml 0,0099 N

Normalitas rata-rata 0,0099 N


Hasil Titrasi Penetapan angka peroksida
Bil.peroksida
Berat sampel Vtirasi titrasi Rata-rata
No Sampel (mekO2/kg)
(g) Na2S2O3 (ml)
a. 5,0000 a. 0,50 a. 0,594
1. Sebelum digoreng b. 5,0005 b. 0,60 b. 0,792 0,66
c. 5,0005 c. 0,50 c. 0,594
a. 5,0019 a. 0,70 a. 0,990
2. Penggorengan ke-1 b. 5,0023 b. 0,75 b. 1,088 0,957
c. 5,0010 c. 0.60 c. 0,792
a. 5,0024 a. 0,80 a. 1,187
3. Penggorengan ke-2 b. 5,0036 b. 0,90 b. 1,385 1,187
c. 5,0037 c. 0,70 c. 0,989
a. 5,0022 a. 0,85 a. 1,286
4. Penggorengan ke-3 b. 5,0000 b. 0,70 b. 0,99 1,286
c. 5,0037 c. 1,00 c. 1,583
a. 5,0038 a. 1,15 a. 1,880
5. Penggorengan ke-4 b. 5,0020 b. 1,00 b. 1,583 1,814
c. 5,0032 c. 1,20 c. 1,979
a. 5,0020 a. 1,25 a. 2,078
6. Penggorengan ke-5 b. 5,0031 b. 1,30 b. 2,177 2,309
c. 5,0040 c. 1,55 c. 2,671

Anda mungkin juga menyukai