( LENGKAP)
26 Januari 2011 pukul 3:18
KAIDAH KE 1
صعوعن عوعباَعع أع ص
َ.صلههه بعيععع صلههه ع صلعةة فمصي عكلمعمتعصيمهعماَ أهصبمدلععتاَ آلمففاَ ممصثهل ع
صاَعن أع ص إعذاَ تععحترعك م
ت اَصلعواَهو عواَصلعياَهء بعصععد فعصتعحةة همتت م
Apabilah ada Wawu atau Yya’ berharkah, jatuh sesudah harkah Fathah dalam satu
kalimah, maka Wawu atau Ya’ tsb harus diganti dengan Alif seperti contoh صاَعن
عasalnya
صعوعن
ع , dan ع
ع َبا
ع asalnya ع ي
عع ع ب َ.
Praktek I’lal :
Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya َ. فننعنلikut pada wazan صنونن
نasalnya صاَنن
ن
َ.صاَنن
نada Huruf berharkah Fathah, maka menjadi
Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada َ. فننعنلikut pada wazan بنيننعasalnya ع
نباَ ن
َ.ع
نباَ نHuruf berharkah Fathah, maka menjadi
Wawu diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada َ. فننعنلikut pada wazan نغنزنوasalnya َنغنزا
َ.َ غزاHuruf berharkah Fathah, maka menjadi
Ya’ diganti Alif karena ia berharkah dan sebelumnya ada َ. فننعنلikut pada wazan نرنمنيasalnya نرنمىى
َ.(dinamakan Alif Layyinah نرنمىىAlif pada lafazh*) َ. نرنمنيHuruf berharkah Fathah, maka menjadi
Perhatian:
1َ. Kaidah ini berlaku pada Wau atau Ya’ dengan Harkah asliَ. Apabila harkah keduanya
bukan asli atau baru, maka tidak boleh dirubahَ. Contoh َ ندنعوواَاَىلقنىونم.
2َ. Apabila setelah wawu atau ya’ itu ada huruf mati/sukun, maka diklarifikasikan sbb:
Jika Wawu atau Ya’ tsb bukan pada posisi Lam Fi’il, maka tidak boleh di-I’lal, karena
ن,َبننياَقن.
نخنوىرنن ق,طووىيقل
dihukumi seperti Huruf Shahihَ. Contoh: ق
Jika Wawu dan Ya’ tsb berada pada posisi Lam Fi’il, maka tetap berlaku Kaidah I’lal iniَ.
Contoh ينىخنشىوننasalnya َ ينىخنشيوىونن. Namun disyaratkan huruf yg mati/sukun setelah Wawu dan
Ya’ tsb bukan huruf Alif dan huruf Ya’ tasydid, maka yang demikian juga tidak boleh di-
ِ نعلنوو ي,ََنرنمنيا.
I’lalَ. Contoh: َ نغنزنوا,ي
KAIDAH KE 2
نعصحهو يعقهصوهم أع ص,َصمحصيفحاَ نهقملعصت عحصرعكتهههعماَ إلعى عماَ قعصبلععها
صلههه ت اَصلعواَهو عواَصلعياَهء ععصيفناَ همتععحررعكةف ممصن أعصجعو ة
ف عوعكاَعن عماَ قعصبلعههعماَ ع
ساَمكفناَ ع إمعذاَ عوقععع م
ه
َ.صلهه يعصبيمهع ع
يعبمصيهع أ ص,يعصقهوهم
Apabila wau atau ya’ berharokat berada pada ‘ain fi’il Bina’ Ajwaf dan huruf sebelumnya
terdiri dari huruf Shahih yang mati/sukun, maka harakat wawu atau ya’ tsb harus
dipindah pada huruf sebelumnyaَ. Contoh: يعقهصوهمasalnya يعصقهوهمdan يعبمصيهعasalnya َيعصبيمهع.
Praktek I’lal:
يعقهصوهم
harkah wawu dipindah pada huruf sebelumnya, karena َ. ينىفوعولikut pada wazan ينىقووومasalnya ينقوىووم
wawu-nya berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya
ينقوىوومmengucapkannya, maka menjadi
يعبمصيهع
harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya, karena Ya’-nya ينىفوعولikut pada wazan ينىبيووعasalnya ينبوىيوع
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih yg mati/sukun, untuk menolak beratnya
ينبوىيوعmengucapkannya, maka menjadi
Perhatian:
Perpindahan Syakal/Harakat/Tasykil/Tanda baca Wau atau Ya’ tersebut dalam Kaidah ini, tidak
berlaku apabila setelah Wawu atau Ya’ terdapat Huruf yang di-tasydid-kanَ. Contoh: ينىسنودد
KAIDAH KE 3
صاَئمنن أع ص
صلههه طعرففاَ فمصي عم ص
نعصحهو ع,صعدةر سمم اَصلعفاَمعمل عو ع ف عزاَئمعدةة أهصبمدلععتاَ عهصمعزةف بم ع
شصرمط أعصن تعهكصوعناَ ععصيفناَ فمصي اَ ص إمعذاَ عوقععع م
ت اَصلعواَهو عواَصلعياَهء بعصععد آلم ة
صلهه لمعقاَ ن
َ.ي ه ع
لمعقاَنء أ ص,ساَيمنر
صلهه ع ه ع
ساَئمنر أ ص ع,صاَمونن ع
Apabila ada wawu atau ya’ jatuh sesudah alif zaidah, maka harus diganti hamzah, dengan
syarat wau atau ya’ tersebut berada pada ‘Ain Fi’il kalimah bentuk Isim Fail, atau berada
pada akhir kalimah bentuk masdarَ. Contoh: صاَئمنن
عasalnya صاَمونن
عdan ساَئمنر
عasalnya ساَيمنر
عdan
لمعقاَنءasalnya ي
لمعقاَ ن
Praktek I’lal:
صاَئمنن
ع
wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif َ. نفاَوعقلikut pada wazan صاَووقن
نasalnya صاَئوقن
ن
صاَئوقن
ن Zaidah dan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi
ساَئمنر
ع
Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah َ. نفاَوعقلikut pada wazan نساَيوقرasalnya نساَئوقر
نساَئوقرdan berada pada ‘Ain Fi’il Isim Fa’il, maka menjadi
عع ع
طاَنء
نع نasalnya طاَقء
wawu diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah فننعاَقلikut pada wazan طاَقو نع ن
نع نdan berada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi
َ. طاَقء
لمعقاَنء
Ya’ diganti Hamzah, karena jatuh sesudah Alif Zaidah dan فونعاَقلikut pada wazan ي لونقاَ قasalnya لونقاَقء
َ. لونقاَقءberada pada akhir kalimah Isim Masdar, maka menjadi
KAIDAH KE 4
Apabila wau dan ya’ berkumpul dalam satu kalimah dan salah satunya didahului dengan
sukun, maka wau diganti ya’َ. Kemudian ya’ yang pertama di-idgham-kan pada ya’ yang
keduaَ. Contoh lafadz ت
عمير نasalnya adalah ت
عمصيمو نdan عمصرممييasalanya adalah ي
عمصرهمصو ن
Praktek I’lal:
ت
عمير ن
wau diganti ya’ karena berkumpul dalam satu kalimah َ. فنىيوعقلmengikuti wazan ت نمىيوو قasalnya ت
نميي ق
Kemudian ya’ yang pertama di- َ.ت نمىييو قdan salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi
ت نميي قidghamkan pada ya’ yang kedua karena satu jenis, maka menjadi
عمصرمميي
wau diganti ya’ karena berkumpul dalam satu َ. نمىفوعىوقلmengikuti wazan ي نمىرومىو قasalnya نمىروميِي
Kemudian ya’ yang َ.ي نمىرومىي قkalimah dan salah satunya didahului dengan sukun, maka menjadi
نمىروميِيpertama di-idghamkan pada ya’ yang kedua karena satu jenis, maka menjadi
KAIDAH KE 5
Apabila Wau atau Ya’ menempati ujung akhir kalimah, dan ber-harakah dhammah, maka
disukunkanَ. Contoh: َ يعصغهزصواasalnya يعصغهزهوdan يعصرممصيasalnya يعصرممهي
Praktek I’lal:
يعصغهزصو
Wau di ujung akhir kalimah ber-harakah dhammah, َ. ينىفوعولmengikuti wazan ينىغوزووasalnya ينىغوزىو
َ. ينىغوزىوmaka disukunkan menjadi
يعصرممصي
Ya’ di ujung akhir kalimah ber-harkah dhammah, maka َ. ينىفوعولmengikuti wazan ي ينىروم وasalnya ينىرومىي
َ. ينىرومىيdisukunkan menjadi
Perhatian:
عغاَةز
Wau diganti Ya’, karena jatuh sesudah harakah kasrah, َ. نفاَوعقلmengikuti wazan نغاَوزقوasalnya نغاَزز
kemudan Ya’ disukunkan karena beratnya harkah dhammah atas Ya’ maka ,ي نغاَوز قmaka menjadi
kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ dan Tanwin, ,ي نغاَزز ىmenjadi
نغاَززmaka menjadi
ساَةر
ع
Ya’ disukunkan karena beratnya harakah dhammah atas َ. نفاَوعقلmengikuti wazan ي نساَور قasalnya نساَزر
kemudian Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Ya’ ,ي نساَزر ىYa’ maka menjadi
نساَزرdan Tanwin, maka menjadi
اَععواَ ة
ق
wau pada fa’ fi’il diganti Hamzah, karena kedua wau فننواَوعولmengikuti wazan ي اَننواَ ز
نونواَقو وasalnya ق
Kemudian Ya’ dibuang untuk َ. اَننواَقوىيberkumpul dalam satu kalimah, maka menjadi
Dan didatangkanlah tanwin sebagai pengganti dari Ya’ yang َ.ق اَننواَ وmeringankannya, maka menjadi
اَننواَ زdibuang, maka menjadi
َ.ق
KAIDEAH KE 6
Apabila wau menempati ujung akhir kalimah empat huruf atau lebih, dan sebelum wau
tidak ada huruf yang didhammahkan, maka wau tsb diganti ya’َ. Contoh: يهعزركصيasalnya يهعزركهو
dan يهععاَمطصيasalnya َيهععاَمطهو.
Praktek I’lal:
يهعزركصي
wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat يوفنيعولmengikuti wazan يونزيكووasalnya يونزيكىي
يونزيكىيhuruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi
يهععاَمطصي
wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah يونفاَوعولmengikuti wazan يونعاَوطووasalnya يونعاَوطىي
يونعاَوطىيempat huruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi
Perhatian:
عمصع ف
طى
wau diganti ya’, karena berada pada akhir kalimah empat َ. طمىفنعلطikut wazan َططوا نمىع ط
ومىع نasalnya طى
kemudian ya’ َططيا ومىع نhuruf dan sebelumnya bukan huruf yang didhammahkan, maka menjadi
ى ط
kemudian alif َومىعطىًاdiganti alif karena berharkah jatuh sesudah harkah fathah, maka menjadi
نمىع طdibuang untuk menolak bertemunya dua mati yaitu Alif dan Tanwin, maka menjadi
طى
KAIDAH KE 7
Apabila wau ada diantara harkah fathah dan kasrah nyata, dan sebelumnya ada huruf
mudhara’ah, maka wau tersebut dibuangَ. Contoh: يعمعهدasalnya يعصومعهدdan يعئمهدasalnya يعصوئمهد
Praktek I’lal:
يعمعهد
wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah nyata َ. ينفنوعولmengikuti wazan ينىووعودasalnya ينوعود
ينوعودdan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi
ضهع
يع ع
wau dibuang karena ada diantara fathah dan kasrah َ. ينفنوعولmengikuti wazan ضوع
ينىو وasalnya ضوع
ين ن
Kemudian Dhad-nya َ.ضوع
و ن ي nyata dan sebelumnya ada huruf mudhara’ah, maka menjadi
ضوع
ين نdifathahkan untuk meringankan huruf ithbaq juga huruf Halaq yaitu ‘Ain, maka menjadi
Perhatian:
Huruf Mudhara’ah : أ – ن – ي – ت
Huruf Halaq : أ – ح – خ – ع – غ – هـ
Huruf Ithbaq : ص – ض – ط – ظ
KAIDAH KE 8
Bilmana ada Wau jatuh setelah harkah Kasrah dalam Kalimah Isim atau Kalimah Fi’il,
maka Wau tersebut harus diganti Ya’َ. Contoh: يهعزركصيasalnya يهعزركهوdan عغاَةزasalnya عغاَمزنو
Praktek I’lal:
يهعزركصي
wau diganti Ya’ karena jatuh sesudah harkah kasrah, maka , يوفنيعولikut wazan يونزيكووasalnya يونزيكىي
يونزيكىيmenjadi
عغاَمز
KAIDAH KE 9
سصر صلههه أه ص
صهوصن عو م صصن أع ص
ساَمكةن آعخعر هحمذفععتاَ بعصععد اَعصن نهقملعصت عحصرعكتهههعماَ اَمعلى عماَ قعصبلعههعماَ نعصحهو ه
ف ع ت اَصلعواَهو عواَصلعياَهء اَل ت
ساَمكنععتاَمن بعحصر ة إعذاَ لعقميع م
َ.سيمصر أع ص
صلههه اَم ص
Bilamana ada Wau atau Ya’ sukun, bertemu dengan husuf sukun lainnya, maka Wau tau
Ya’ tersebut dibuang, ini setelah memindahkan harakah keduanya (Wau atau Ya’) kepada
huruf sebelumnya (lihat kaidah I’lal ke 2)َ. Contoh: صصن أه صdan سصر
هasalnya صهوصن مasalnya سيمصر
اَم ص
Praktek I’lal:
صصن
ه
harkah Wau dipindah ke huruf sebelumnya, karena Wau , اَوىفوعىلmengikuti wazan صووىن أو ىasalnya صىن
و
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak
maka Wau dibuang untuk menolak bertemunya dua ,صىوىن اَو وberatnya mengucapkan, maka menjadi
kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan ,صىن اَو وmati/sukun, maka menjadi
صىن وlagi, maka menjadi
سصر
م
harkah Ya’ dipindah ke huruf sebelumnya, karena Ya’ , اَوىفوعىلmengikuti wazan اَوىسيوىرasalnya وسىر
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih mati/sukun (lihat Kaidah I’lal ke 2) untuk menolak
maka Ya’ dibuang untuk menolak bertemunya dua , اَووسىيىرberatnya mengucapkan, maka menjadi
kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena tidak dibutuhkan , اَووسىرmati/sukun, maka menjadi
وسىرlagi, maka menjadi
KAIDAH KE 10
ِج يهصدمغم صاَلعتوهل مفي اَلتثاَنمصي بعصععد عجصعمل اَصلهمتععقاَمربعصين ممصثعل اَلتثاَنمصي م
س عواَمحةد أعصو همتععقاَمرعباَمن مفي اَصلعمصخعر م
اَمعذاَ اَصجتععمعع فمصي عكلمعمةة عحصرعفاَمن ممصن مجصن ة
صلههه اَمصوتع ع
صعل ع صلههه اَهصمهدصد عو اَتت ع
صعل أ ص ع
صلههه عمعدعد عو همرد أ ص لمثعصقمل اَصلهمعكترمر نعصحهو عمتد أ ص
Bilamana ada dua huruf sejenis atau hampir sama makhrajnya berkumpul dalam satu
kalimah, maka huruf yang pertama harus di-idghamkan pada huruf yang kedua,–ini
setelah menjadikan huruf yang hampir sama makhrajnya serupa dengan huruf yg kedua
(lihat kaidah i’lal ke 18 insyaallah)–, karena beratnya pengulangan/memilah-milahnyaَ.
contoh عمتدasalnya عمعدعدdan همردasalnya اَهصمهدصد, dan صعل
اَتت عasalnya صعل
َاَمصوتع ع.
Praktek I’lal:
عمتد
huruf dal yang pertama disukunkan untuk melaksanakan , فننعنلikut pada wazan نمندندasalnya نمدد
kemudian huruf Dal yang pertama di-idgamkan pada huruf Dal , نمىدندsyarat Idgham, maka menjadi
نمددyang kedua, maka menjadi
همسد/همتد/همرد
harkah Dal yang pertama dipindah pada huruf , اَوىفوعىلmengikuti wazan اَوىمودىدasalnya ومدد/ومدد/وميد
bertemu dua huruf , اَوومىدىدsebelumnya untuk melaksanakan syarat Idgham, maka menjadi
mati/sukun yaitu kedua Dal, maka Dal yang kedua diberi harkah untuk menolak bertemunya dua
mati/sukun, baik diberi harkah kasrah karena kaidah; “apabilah ada huruf mati mau diberi
harkah, berilah harkah kasrah”َ. atau diberi harkah fathah karena ia paling ringannya harkahَ. atau
diberi harkah dhammah, karena mengikuti harkah ‘Ain fi’il pada fi’il mudhari’nya, maka
kemudian Dal yang pertama di-idgham-kan pada Dal yg kedua maka ,اَوومىدود/اَوومىدند/ اَوومىدودmenjadi
kemudian Hamzah Washal-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, ,اَوومدد/اَوومدد/ اَووميدmenjadi
َ.ومدد/ومدد/ وميدmaka menjadi
اَتت ع
صعل
KAIDAH KE 11
صلههه أعصأعمعن عو
ب اَمعلى عحصرعكمة صاَلهصولعصى نعصحهو آعمعن اَع ص ب اَمصبعداَهل اَلثثاَنميعمة بمعحصر ة
ف عناَ ع
س ع ساَمكنعةن عوعج ع
اَصلعهصمعزعتاَمن اَمعذاَ اَصلتعقععتاَ فمصي عكلمعمةة عواَمحعدةة عثاَنميعتهههعماَ ع
صلههه أهصؤهمصل عو اَمصيمدصم اَع ص
َ.صلههه إمصئمدصم أهصوهمصل اَع ص
Bilamana terdapat dua huruf Hamzah berkumpul sejajar dalam satu kalimah, yang nomor
dua sukun, maka huruf hamzah ini harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan
harakah Hamzah yang pertamaَ. contoh آمنasalnya أأمنdan أوملasalnya َأؤمل.
Praktek I’lal:
آعمعن
َ آنمننasalnya أنىأنمننmengikuti wazan ;أنىفنعنلberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang
kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti alif, karena ia sukun dan sebelumnya ber-
harkah fathahَ. maka menjadi آنمنن
أهصوهمصل
َ أوىووملىasalnya أوىؤوملmengikuti wazan ;أوىفوعىلberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang
kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-
harkah dhammahَ. maka menjadi أوىوومل
اَمصيمدصم
َ اَوىيودمىasalnya إىئودمmengikuti wazan اَوىفوعىلberkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang
kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti Ya’, karena ia sukun dan sebelumnya ber-
harkah kasrahَ. maka menjadi َاَوىيودم.
هخصذ
berkumpul dua Hamzah dalam satu kalimah dan yang ; أوىفوعىلmengikuti wazan أوىأوخذasalnya وخىذ
kedua sukun, maka hamzah yang kedua tsb diganti wau, karena ia sukun dan sebelumnya ber-
kemudian wau-nya dibuang untuk meringankan ucapan, أوىووخذharkah dhammahَ. maka menjadi
selanjutnya hamzah-nya dibuang karena sudah tidak dibutuhkan lagi, maka أووخذmaka menjadai
وخىذmenjadi
Perhatian :
Wau pada lafazh أوىووخذdibuang untuk meringankan ucapan, sedangkan pada lafazh أوىووملcukup
tanpa membuang wau, karena menjaga dari keserupaan dengan fi’il amar-nya lafazh نماَنل – ينومىوول
َ – ومىل.
KAIDAH KE 12
ب أع ص
صلههه صلميي بمأ عصن نهقملعصت عحصرعكتههههماَ اَمعلى عماَ قعصبلعههعماَ نعصحهو أععجاَ ع
سهكصونهههعماَ عغصيعر أع ص
ساَمكنعتعصيمن لع تهصبعدلعمن آلمففاَ إملت إمعذاَ عكاَعن ه
إمتن اَصلعواَعو عواَصلعياَعء اَل ت
ع ب عو أععباَعن أع ص
َ.صلههه أصبيععن أعصجعو ع
Wau atau ya’ yang sukun, keduanya tidak boleh diganti Alif, kecuali jika sukunnya tidak
asli –dengan sebab pergantian harkat keduanya pada huruf sebelumnya– (lihat kaidah ilal
أععجاَ عasalnya ب
ke 2)َ. Contoh: ب أعصجعو عdan أععباَعنasalnya َأعصبيععن.
Praktek I’lal:
أععجاَ ع
ب
harkah wau dipindah pada huruf sebelumnya karena ia أنىفنعنلmengikuti wazan ب أنىجنو نasalnya ب أننجاَ ن
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka
Kemudian wau diganti alif, karena asalnya wau berharkah َ.(lihat kaidah I’lal ke 2) ب أننجىو نmenjadi
َ.ب ن
أنجاَ نdan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1)َ. Maka menjadi
أععباَعن
harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia أنىفنعنلmengikuti wazan أنىبينننasalnya أننباَنن
berharkah dan sebelumnya ada huruf shahih sukun, karena beratnya mengucapkan, maka
Kemudian Ya’ diganti Alif, karena asalnya Ya’ berharkah َ.(lihat kaidah I’lal ke 2) أنبن ىينننmenjadi
َ. أننباَننdan sekarang ia jatuh sesudah harkah fathah (lihat kaidah I’lal ke 1)َ. Maka menjadi
KAIDAH KE 13
Bilamana ada wau berada di akhir kalimah jatuh sesudah harkah dhammah didalam asal
kalimah Isim yang Mutamakkin (bisa menerima tanwin), maka wau tsb diganti ya’,
kemudian setelah itu harkah dhammah diganti kasrahَ. Contoh: َ تعععاَمطفياasalnya َ تعععاَطهفواdan َتعععردفيا
asalnya ََتعععسدفوا.
Praktek I’lal:
َتعععاَمطفيا
wau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim تننفاَوعلطmengikuti wazan َ تننعاَطوطواasalnya َتننعاَوططيا
kemudian huruf َ تننعاَطوطياMutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi
َ.َ تننعاَوططياTha’nya dikasrahkan untuk memantaskan Ya’َ. Maka menjadi
َتعععردفيا
wau diganti ya’ karena berada di akhir kalimah Isim تننفاَوعلطmengikuti wazan َ تننعددطواasalnya َتننعيدطيا
kemudian huruf Dal’nya َ تننعدد طياMutamakkin dan sebelumnya ada harkah dhammah, maka menjadi
َ.َ تننعيدطياdikasrahkan untuk memantaskan Ya’َ. Maka menjadi
KAIDAH KE 14
سنر أع ص
صلههه همصي م
سنر صلههه يهصي م
سهر عو همصو م ضهمصوفماَ أهصبمدلعصت عواَفواَ نعصحهو يهصو م
سهر أع ص ساَمكنعةف عوعكاَعن عماَ قعصبلععهاَ عم ص إمعذاَ عكاَنع م
ت اَصلعياَهء ع
Bilamana terdapat Ya’ sukun dan sebelumnya ada huruf yang didhammahkan maka ya’
tersebut harus diganti wauَ. contoh: سهر
يهصو مasalnya سهر
يهصي مdan سنر
همصو مasalnya سنر
همصي م
Praktek I’lal:
سهر
يهصو م
ya’ yang nomor dua diganti wau karena ia sukun dan يوىفوعولmengikuti wazan يوىيوسورasalnya يوىووسور
َ. يوىووسورsebelumnya ada huruf yang didhammahkan, maka menjadi
سنر
همصو م
ya’ diganti wau karena ia sukun dan sebelumnya ada ومىفوعقلmengikuti wazan ومىيوسقرasalnya ومىووسقر
َ. ومىووسقرhuruf yang didhammahkan, maka menjadi
KAIDAH KE 15
سصينر أع ص
صلههه صصونن أع ص
صلههه عم ص
صهوصونن عو عم م سصيبععوصيمه نعصحهو عم ه ب عحصذ ه
ف عواَةو اَصلعمصفهعصومل ممصنهه معصنعد م سعم اَصلعمصفهعصومل إعذاَ عكاَ ععن ممصن همصعتعرل اَصلععصيمن عوعج ع
إمتن اَ ص
سيهصونر
عم ص
Sesungguhnya Isim Maf’ul bilamana ia terbuat dari Fi’il Mu’tal ‘Ain (Bina’ Ajwaf) maka
wajib membuang wau maf’ulnya menurut Imam Syibawaihi (menurut Imam lain yg
dibuang adalah Ain Fi’ilnya)َ. contoh: صصونن
عم هasalnya صهوصونن
عم صdan سصينر
عم مasalnya سيهصونر
عم ص
Praktek I’lal:
صصونن
عم ه
سصينر
عم م
harkah Ya’ dipindah pada huruf sebelumnya karena ia نمىفوعىوقلmengikuti wazan نمىسيوىوقرasalnya نموسىيقر
lihat) نموسىيىوقرberharkah dan sebelum ada huruf shahih mati untuk menolak berat maka menjadi
kemudian bertemu dua huruf mati (ya’ dan wau) untuk menolak beratnya ,(i’lal ke 2
َ. نموسىيقرmengucapkan maka wau maf’ulnya dibuang (menurut Imam Sibawaehi)maka menjadi
KAIDAH KE 16
ب اَلتتاَهء مباَل ت
طاَمء سمر اَلنتصط م
ق بمعهاَ بعصععد عهمذمه اَصلهحهرصو م
ف عوإمنتعماَ تهصقلع ه طاَفء أعصو ع
ظاَفء قهلمبعصت عتاَهؤهه ع
طاَفء لمتععع س ضاَفداَ أعصو ع
صاَفداَ أعصو ع
إمعذاَ عكاَعن اَصلعفاَهء اَمصفتععععل ع
ضتععر ع
َ.ب صلههه اَم ص ع
بأ ص ضطعر عع صتعلععح عو اَم صصلههه اَم ص ع ع
صطلععح أ ص لمقهصربممهعماَ عمصخعرفجاَ نعصحهو اَم ص
Bilamana Fa’ Fi’il kalimah wazan اَمصفتععععلberupa huruf Shad, atau Dhad, atau Tha’, atau
Zha’ (huruf Ithbaq), maka huruf Ta’ yg jatuh sesudah huruf Ithbaq tersebut harus diganti
Tha’, demi mudahnya mengucapkannyaَ. Digantinya Ta’ dengan Tha’ karena dekatnya
ص ع
makhraj keduanyaَ. contoh: طلععح اَم صasalnya صتعلععح
اَم صdan ب ض ع
طعر ع ضتععر ع
اَم صasalnya ب اَم ص
Praktek I’lal:
ص ع
طلععح اَم ص
ضطععر ع
ب اَم ص
اَمطتعرعد
Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya اَوىفتننعنلmengikuti wazan طتننرند اَو ىasalnya اَوطدنرند
mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya,
kemudian Tha’ pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka ططننرند اَو ىmaka menjadi
َ. اَوطدنرندmenjadi
اَمظتعهعر
Ta’ diganti Tha’ karena demi mudahnya اَوىفتننعنلmengikuti wazan واَظتنهننرasalnya اَوظدهننر
mengucapkannya setelah jatuh dibelakang huruf Ithbaq dan karena dekatnya makhraj keduanya,
kemudian Tha’ diganti Zha’ karena sama-sama huruf isti’la’, maka طهننر واَظ نmaka menjadi
kemudian Zha’ pertama di-idghamkan karena dua huruf sejenis, maka ظهننر ظ ن اَو ىmenjadi
د
َ. اَوظهننرmenjadi
KAIDAH KE 17
سمراَلسنصط م
ق بمعهاَ بعصععد عهمذمه اَصلهحهرصو م
ف عوإنتعماَ تهصقلع ه
َب اَلتتاَهء مباَلتداَمل لمقهصربممهعماَ عمصخعرفجا إمعذاَ عكاَعن عفاَهء اَمصفتععععل عداَلف أصو عذاَلف أصو عزاَفياَ قهلمبعصت عتاَهؤهه عداَلف لمهع ص
صلههه اَمصذتععكعر عو اَمصزعدعجعر أع ص
َ.صلههه اَمزتععجعر
ص صلههه اَمصدتععرأع عو اَمتذعكعر أع ص
نعصحهو اَمتدعرأع أع ص
Bilamana Fa’ Fi’il wazan berupa huruf Dal, atau Dzal, atau Zay, maka huruf Ta’ (Ta’
zaidah wazan ) اَمصفتععععلyang jatuh sesudah huruf-huruf tersebut harus diganti Dal, demi
mudahnya mengucapkannyaَ. Digantinya Ta’ dengan Dal’ karena dekatnya makhraj
keduanyaَ. contoh: اَمتدعرأعasalnya اَمصدتععرأعdan اَمتذعكعرasalnya اَمصذتععكعرdan اَمصزعدعجعرasalnya َاَمصزتععجعر.
Praktek I’lal:
اَمتدعرأع
Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىدتننرأنasalnya اَوددنرأن
َ. اَوىدندنرنأTa’ yang jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
kemudian dal yang pertama di-idghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi
َ.اَوددنرنأ
اَمتذعكعر
Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan huruf اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىذتننكنرasalnya اَودذنكنر
َ. اَوىذندنكنرTa’ yang jatuh susudah huruf Dal dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
kemudian Huruf Dal diganti Dzal kerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
kemudian dzal yang pertama di-idghamkan pada dzal yang kedua karena satu jenis, maka اَوىذنذنكنر
juga boleh dibaca Dal dengan di-i’lal sbb: kemudian Huruf Dzal diganti Dal ) َ. اَودذنكنرmenjadi
kemudian dal yang pertama di- اَوىدندنكنرkerena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
(. اَوددنكنرidghamkan pada dal yang kedua karena satu jenis, maka menjadi
اَمصزعدعجعر
Ta’ diganti Dal karena demi mudahnya pengucapan اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىزتننجنرasalnya اَوىزندنجنر
huruf Ta’ yang jatuh susudah huruf Zay dan karena dekatnya makhraj keduanya, maka menjadi
َ.اَوىزندنجنر
KAIDAH KE 18
ج عوهمعناَعفاَمة
ساَمك من لمعماَ بعصينعههعماَ ممصن همعقاَعربعمة اَصلعمصخعر م ف اَللتصيمن اَل تق بمعحصر م سمراَلسنصط م إمعذاَ عكاَعن عفاَهء اَمصفتععععل عواَفواَ أصو عياَفء أصو عثاَفء قهلمبعصت عفاَهؤهه عتاَفء لمهع ص
َ )هممهعمة(ن.صلههه اَمصثتععغعر ع
سعر عو اَمتتعغعر أ صصلههه اَمصوتع ع ع
سعر أ ص صعل عو اَمتت عصلههه اَمصوتع ع ع
صعل أ ص سةن نعصحهو اَمتت ع ف اَللتصيمن عمصجههصوعرةن عواَلتتاَهء عمصههمصو ع ف ملعتن عحصر ع اَصلعو ص
ص م
سيتمة نعصحهو اَمثتعغعر أع ص
َ.صلههه اَمصثتععغعر ب عتاَمء اَمصفتععععل عثاَفء ملترعحاَمدمهعماَ مفي اَصلعمصههمصو م عوإصن عكاَنعصت عثاَفء يعهجصوهز قهصل ه
Bilamana Fa’ Fi’il wazan اَمصفتععععلberupa huruf wau, atau Ya’, atau Tsa’, maka huruf Fa’
Fi’ilnya tersebut harus diganti Ta’ karena sukarnya mengucapkah huruf “Layn” ()لعصين
sukun dengan huruf yang diantara keduanya termasuk berdekatan Makhrajnya dan
bertentangan sifatnya, karena huruf “layin” ( )و – يbersifat Jahr sedangkan huruf Ta’
bersifat Hamsَ. Contoh: صعل اَمتت عasalnya صعل اَمصوتع عdan اَمتتعغعرasalnya َاَمصثتععغعر.
اَمتت عasalnya سعر
اَمصوتع عdan سعر
(penting) dan apabila Fa’ Fi’il-nya tsb berupa huruf Tsa’, boleh mengganti Ta’nya wazan
اَمصفتععععلdengan Tsa’, karena keduanya sama-sama bersifat Hamsَ. contoh: اَمثتعغعرasalnya َاَمصثتععغعر.
Praktek I’lal:
اَمتت ع
صعل
Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf اَوىفتننعنلmengikuti wazan صنل اَوتد ن
اَوىوتن نasalnya صنل
Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf
kemudian Ta’ pertama di- صنل اَوىتتن نLayn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi
اَوتد نidghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi
َ.صنل
اَمتت ع
سعر
Wau diganti Ta’ untuk mudahnya mengucaplan huruf اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىوتننسنرasalnya اَوتدنسنر
Layn sukun dengan huruf yang berdekatan Makhrajnya dan bertentangan sifatnya, karena huruf
kemudian Ta’ pertama di- اَوىتتننسنرLayn bersifat Jahr dan huruf Ta’ bersifat Hams, maka menjadi
َ. اَوتدنسنرidghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang sejenis maka menjadi
اَمتتعغعر
huruf Tsa’ diganti Ta’ karena sama-sama bersifat Hams, اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىثتننغنرasalnya اَوتدنغنر
kemudian Ta’ pertama di-idghamkan pada Ta’ kedua karena dua huruf yang اَوىتتننغنرmaka menjadi
اَوتدنغنرsejenis maka menjadi
ثت
Dan boleh juga dibaca Tsa’ اَمثثعغعرdengan Praktek I’lal sbb:
ثد
huruf Ta’ diganti Tsa’ karena sama-sama bersifat Hams, اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىثتننغنرasalnya اَوثثنغنر
kemudian Tsa’ pertama di-idghamkan pada Tsa’ kedua karena dua huruf yang اَوىثثننغنرmaka menjadi
اَوتدنغنرsejenis maka menjadi
اَمتتعخعذ
huruf Hamzah yang kedua diganti Ya’ karena ia sukun اَوىفتننعنلmengikuti wazan اَوىئتننخنذasalnya اَوتدنخنذ
kemudian huruf Ya’ diganti Ta’ اَوىيتننخنذdan sebelumnya ada huruf berharkah kasrah, maka menjadi
َ.( اَوتدنخنذtanpa mengikuti kias*) maka menjadi
* Pergantian Ya’ dengan Ta’ tidak mengikuti Qias yakni termasuk dari perihal Syadz.
KAIDAH KE 19
Bilamana Fa’ Fi’il wazan تعفعتععلdan تععفاَعععلberupa huruf ظ, ط, ض، ص, ش, س، ز، ذ، د، ث،ت، maka
boleh Ta’ dari kedua wazan tersebut diganti dengan huruf yang mendekati dalam
Makhrajnya, kemudian huruf yang pertama di-idghamkan pada huruf yang kedua,
demikian ini setelah huruf yang pertama dari kedua huruf yang berdekatan makhrajnya
tersebut, dijadikan serupa dengan huruf yang keduaَ. berikut memasang Hamzah Washal
agar memungkinkan permulaan dengan huruf matiَ. contoh: س اَمتتعر مasalnya س تعتعتر عdan اَمتثاَقععل
asalnya تععثاَقععلdan اَمتدثتعرasalnya تععدثتعرdan تذتكعرasalnya تععذتكعرdan اَمتزتجعرasalnya تععزتجعرdan ستمعع اَم تasalnya تع
ستمعع عdan ق شق ت ع
اَم تasalnya ق شق ت ع
تع عdan ق
صتد ع
اَم تasalnya ق تع عdan ضترعع
صتد ع اَم تasalnya ضترعع ت
تع عdan اَمظتهعرasalnya
تع عdan طاَعهعر
ظتهعر اَم تasalnya طاَعهعرَ تع ع.
Praktek I’lal :
اَمتتعر ع
س
huruf Ta’ yang pertama disukunkan sebagai sebab syarat تنفندعنلmengikuti wazan س اَوتدنر ن
تنتندر نasalnya س
maka Ta’ yang pertama di-idghamkan pada Ta’ yang kedua karena س ى
تتندر نidgham maka menjadi
dua huruf sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar memungkinkan
اَوتدنر نpermulaan dengan huruf matiَ. Maka menjadi
س
اَمتثاَقععل
huruf Ta’ diganti Tsa’ karena berdekatan تننفاَنعنلmengikuti wazan تننثاَقننلasalnya اَودثاَقننل
kemudian huruf Tsa’ yang pertama disukunkan sebagai sebab ثننثاَقننلMakhrojnyamaka menjadi
maka Tsa’ yang pertama di-idghamkan pada Tsa’ yang kedua ثننثاَقننلsyarat idgham maka menjadi
karena dua huruf sejenis, berikut mendatangkan Hamzah di permulaannya agar memungkinkan
اَودثاَقننلpermulaan dengan huruf matiَ. Maka menjadi
Perhatian :
I’lal dalam Kaidah ke 19 ini cuma bersifat Jaiz atau boleh, bukan suatu ketentuan mustiَ. Sebagai
pengalaman bagi kita, karena ini jarang ditemukanَ. dan yang banyak digunakan adalah berupa
bentuk asalnyaَ.
ALHAMDULIILAH TAMATَ.