ABSTRAK
AHMADI SYUKRA MURDY. Analisis Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi
Sistem Air Bersih PDAM Tirta Pakuan Bogor. Dibimbing oleh PRASTOWO.
Kehilangan air banyak terjadi pada jaringan pipa distribusi air bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tekanan dan debit pada pipa
distribusi dan analisis kecukupan air bersih pada sistem distribusi tahun 2027.
Penelitian ini menggunakan model Epanet. Berdasarkan hasil analisis, tekanan
aktual minimum dan maksimum di Perumahan Ziara Valley lebih kecil dari pada
tekanan minimum dan maksimum hasil simulasi. Tekanan aktual minimum di Gang
Aut lebih besar dari pada tekanan minimum hasil simulasi sedangkan tekanan
aktual maksimum lebih kecil dari pada tekanan maksimum hasil simulasi. Tekanan
aktual minimum di Perumahan De Botanica lebih kecil dari pada tekanan minimum
hasil simulasi sedangkan tekanan aktual maksimum lebih besar dari pada tekanan
maksimum hasil simulasi. Debit aktual maksimum dan minimum di Perumahan
Unitex lebih kecil dari pada debit simulasi maksium dan minimum. Berdasarkan
hasil simulasi Epanet, junction dengan tekanan terendah adalah junction 5 dengan
tekanan sebesar -1.2 bar. Berdasarkan kebutuhan air pada Zona 3 tahun 2027,
pasokan air sebesar 521 l/detik belum dapat memenuhi kebutuhan karena masih
lebih kecil dari pada debit kebutuhan air saat jam puncak sebesar 675.06 l/detik.
Kata kunci : debit, kebutuhan air, kecukupan air, pipa distribusi, tekanan
ASTRACT
AHMADI SYUKRA MURDY. Pressure-Discharge Analysis of Distribution Pipe
of Raw Water System PDAM Tirta Pakuan Bogor. Supervised by PRASTOWO
Water loss were frequently occur on raw water distribution pipe system. This
research aimed to identify the pressure and discharge of pipe distribution and to
analyze clean water balance of distribution system in 2017. Based on the results of
the analysis, the actual minimum and maximum pressure on Ziara Valley’s
residence was smaller than the minimum and maximum of simulation results. The
minimum actual pressure on the Gang Aut greater than the minimum pressure of
simulation results, The actual maximum pressure was smaller than the maximum
pressure of simulation results. The actual minimum pressure on the De Botanica’s
residence was smaller than the minimum pressure of simulation results but the
actual maximum pressure was greater than the maximum pressure of simulation
results. The actual maximum and minimum discharge on Unitex’s residence was
smaller than the maximum and minimum discharges of simulation results. Based
on the results of the simulation from Epanet, junction with the lowest pressure was
junction 5 with a pressure of -1.2 bar. Based on water demand of Zone 3 in 2027,
water supply of 521 l/s cannot fulfil water demand because the water supply was
still smaller than the water demand dishcarge of. 675.06 l/s during peak hours.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
PRAKATA
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT karena karunia dan rahmat-Nya
proposal penelitian yang berjudul “Analisis Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi
Sistem Air Bersih PDAM Tirta Pakuan Bogor” ini dapat diselesaikan. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semuha pihak yang telah berperan serta dalam
membantu secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada :
1. Dr. Ir. Prastowo, M.Eng selaku pembimbing atas dukungan dan usulan yang
diberikan.
2. Dr. Ir. Yanuar Jarwadi Purwanto, M.S dan Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan,
DEA selaku penguji ujian skripsi.
3. Kedua orang tua, Bapak Saad Murdy dan Ibu Rosjunaida, serta kakak-kakak
atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.
4. Saudari Rizka Awaliah sebagai rekan terbaik yang selalu memberikan kasih
sayang, motivasi, dan dukungan yang begitu besar.
5. Sahabat-sahabat terbaik yaitu Rifqi Fauzan, Mahmuda Avi Utamahadi,
Muhammad Idham Gembong Pangestu, Aditya Mandagi, Raka Qintana, Nico
Agusta, Muhammad Arief Rahmadya Fikri, Razeb Kamarullah, Rufayda
Ghazia, Marissa Dwi Ayusari, Miselia Asterixa, Tika Rizky, Wedo Aru
Yudhantoro, Hamzah Arief, Donio Octhandya, Tulus Wijaya Sapto Aji, dan
Fandri Cahya Okyawan sebagai sahabat yang senantiasa memberikan
dukungan dan masukan.
Karya ilmiah ini jauh dari sempurna, tetapi diharapkan karya ilmiah ini tetap
bermanfaat bagi akademisi, khususnya dan bagi yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat penelitian 2
Ruang lingkup penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Kebutuhan Air Bersih 2
Jaringan Pipa Distribusi 6
Prinsip Dasar Aliran Dalam Pipa 9
Aplikasi Epanet 2.0 10
METODOLOGI PENELITIAN 12
Waktu dan Tempat 12
Alat dan Bahan 16
Prosedur Penelitian 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Identifikasi Tekanan Aktual 17
Identifikasi Debit Aktual 23
Analisis Tekanan dan Debit 24
Kebutuhan Air Bersih Tahun 2027 26
SIMPULAN DAN SARAN 26
Simpulan 26
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 4
x
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sistem jaringan branch 8
Gambar 2 Sistem jaringan grid 8
Gambar 3 lokasi pengukuran 1 Perumahan Ziara Valley 12
Gambar 4 Lokasi pengukuran 2 Gang Aut 13
Gambar 5 Lokasi pengukuran 3 Perumahan De Botanica 14
Gambar 6 Lokasi pengukuran 4 Perumahan Unitex 14
Gambar 7 Kerangka penelitian 15
Gambar 8 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 1 18
Gambar 9 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 1 18
Gambar 10 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 2 19
Gambar 11 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 2 20
Gambar 12 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 3 21
Gambar 13 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 3 22
Gambar 14 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 4 23
Gambar 15 Debit aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 4 23
Gambar 16 Grafik tekanan dan debit di lokasi pengukuran 4 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil simulasi Epanet pada Zona 3 30
Lampiran 2 Kebutuhan air bersih tahun 2027 37
Lampiran 3 Hasil perhitungan nilai error dengan Metode RMSE 3
Lampiran 4 Lokasi pengukuran
Lampiran 5 Skema jalur pipa 43
Lampiran 6 Tekanan per-junction jalur pipa 47
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebanyak 2/3 permukaan bumi ditutupi oleh air. Air merupakan kebutuhan
terpenting dari kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di Bumi ini. Sekitar
60% dari tubuh manusia adalah air, oleh karena itu manusia bisa bertahan
beberapa minggu tanpa makanan namun hanya bisa bertahan beberapa hari tanpa
air. Kandungan air yang ada di bumi ini, lautan dan danau mempunyai
volume sebesar 97,6% dan air tawar sebesar 2,4%. Kemudian dari total air tawar,
dalam bentuk es dan salju sekitar 87% dan zat cair 13%. Dari jumlah zat cair, terdiri
dari air tanah sebesar 95%, kandungan uap lembab 2%, dan sebesar 3% berada di
sungai, danau , dan aliran lainnya (Cunningham dan Saigo 2001).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Tentang
persyaratan kualitas air minum. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung di minum. Undang – Undang nomor 7 tahun 2004 pasal 5 (DPR RI
2004) menyatakan bahwa negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan
air bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupannya yang
sehat, bersih, dan produktif.
Lingkungan dengan kepadatan tinggi akan mengurangi kemudahan akses
air bersih karena masyarakat yang sebelumnya dapat memperoleh air bersih
dari sumur gali, menjadi kesulitan akibat terbatasnya lahan. Selain itu faktor
kondisi alam juga mempengaruhi akses air bersih. Daerah tertentu karena kondisi
kontur dan tanahnya menjadi sulit mendapatkan air bersih. Salah satu cara untuk
memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan PDAM (Rosadi
2011).
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air yang
meningkat pula. Sementara itu ketersediaan air terbatas, bahkan akibat perlakuan
manusia yang kurang baik dalam menjaga kelangsungan sumber-sumber air
menyebabkan tingkat ketersediaan sumber daya air menurun (Mokoginta dan
Mangangka 2015). Dalam pemenuhan kebutuhan di daerah perkotaan, sistem
penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem
non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok
(Agustina 2007).
Tingginya tingkat kehilangan air yang mencapai >30% biasanya terjadi pada
sistem jaringan pipa distribusi air bersih. Masalah ini berpengaruh kepada kinerja
pelayanan PDAM terutama dalam aspek kualitas, debit, tekanan dan kontinuitas air
(PDAM 2010). Berdasarkan hal ini perlu adanya sistem distribusi air bersih yang
optimal dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Masalah keberadaan air
bersih merupakan sesuatu yang penting sehingga tidak dapat lepas dari tata
kehidupan.
2
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Penelitian sistem distribusi air bersih PDAM Kota Bogor ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi tekanan dan debit pada pipa distirbusi
2. Melakukan analisis kecukupan air bersih pada sistem distribusi tahun 2027.
Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi bagi PDAM Tirta
Pakuan mengenai kondisi aktual dari sistem distribusi air bersih PDAM Kota
Bogor, serta memberikan masukan dalam optimasi pelayanan PDAM Kota Bogor
agar lebih optimal.
TINJAUAN PUSTAKA
Pt = Po (1 + r)n (1)
Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk tahun proyeksi (jiwa)
Po = Jumlah penduduk tahun yang diketahui (jiwa)
r = Prosentase pertambahan penduduk (%)
n = Tahun proyeksi (tahun)
Pn = Po (1+rt) (2)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa)
rt = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)
Pt = Po ert (3)
Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa)
r = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)
t = waktu proyeksi (Tahun)
Standar kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain penggunaan
komersial dan industri yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersial dan
industri. (Kurniawan et al. 2014). Tabel 2 menyajikan standar kebutuhan air bersih
non domestik (DCK DPU 1996).
Qd = Yn . rk (4)
Keterangan :
Qd = Kebutuhan air domestik (l/hari)
Yn = Proyeksi pertumbuhan penduduk tahun ke-n (jiwa)
Rk = Angka konsumsi air bersih berdasarkan kategori kota (l/org/hari)
Kebutuhan air bersih dihitung agar dapat diketahui jumlah kebutuhan air
bersih secara keseluruhan. Besarnya kebutuhan air non domestik dihitung dengan
menggunakan persamaan (5) (Mokoginta dan Manganka 2015).
Qn = Qd . rn (5)
Keterangan :
Qn = Kebutuhan air non domestik (l/hari),
Qd = Kebutuhan air domestik (l/hari),
rn = Angka persentase non domestik (%).
Kebutuhan air bersih non domestik menurut PDAM Tirta Pakuan sebesar
25% dari kebutuhan air domestik. Total kehilangan air diperlukan untuk
menganalisa kebutuhan air pada kawasan tertentu. Menurut Gaib et al. (2016)
kehilangan air bersih diperkirakan sebesar 20% dari total kebutuhan air domestik
dan non domestik untuk daerah perkotaan. Perhitungan kehilangan air berdasarkan
persamaan (6).
Qa = 20%(Qd+Qn) (6)
Keterangan :
Qa = kehilangan air (l/hari)
Berdasarkan nilai kebutuhan air domestik, non domestik dan kehilangan air
maka didapatkan kebutuhan air total yang dihitung berdasarkan persamaan (7).
Kebutuhan air total adalah total kebutuhan air domestik, non domestik ditambah
kehilangan air (Gaib et al. 2016).
Qt = Qn + Qd + Qa (7)
Keterangan :
Qt = Kebutuhan air total (l/hari)
air harian maksimum adalah volume terbesar air dikirim ke sistem dalam satu hari
dinyatakan dalam liter per hari. Pasokan air, pengolahan tanaman dan jalur
transmisi harus dirancang untu menangani permintaan hari maksimum (Arunkumar
dan Nethaji 2011).
Qm = 1,25 x Qt (8)
Keterangan :
Qm = Debit kebutuhan air harian maksimum (liter/hari)
Qt = Debit kebutuhan air total (liter/hari)
Kebutuhan air jam puncak adalah volume maksimum air yang dikirim ke
sistem dalam satu jam saja dinyatakan dalam liter per hari. Sistem distribusi harus
dirancang untuk secara memadai menangani permintaan jam puncak mana yang
lebih besar. Selama jam puncak, penyimpanan waduk yang memasok permintaan
yang melebihi permintaan hari maksimum (Arunkumar dan Nethaji 2011).
Kebutuhan air jam puncak dihitung menggunakan persamaan (9).
Qp = 1,75 x Qt (9)
Keterangan :
Qm = Debit kebutuhan air jam puncak (liter/hari)
Qt = Debit kebutuhan air total (liter/hari)
Menurut Vishnoi K (2017) Jalur utama pipa adalah sumber utama pasokan
air. Tidak ada pasokan langsung dari jalur utama, air pertama-tama dipasok ke
konsumen dari jalur utama melalui sub-induk, yang terhubung ke jalur utama dan
diletakkan di sepanjang jalan utama. Air dari sub-induk kemudian mengalir melalui
cabang-cabang yang terhubung ke sub-induk dan diletakkan di sepanjang jalan. Air
dari cabang-cabang terakhir mengalir melalui koneksi layanan yang terhubung ke
cabang-cabang dan dengan demikian air dipasok ke konsumen. Kekurangan dari
system ini yaitu tekanan pada ujung jaringan dapat menjadi rendah karena area
tambahan terhubung ke sistem pasokan air.
Berdasarkan Gambar 2 tata letak tipe pola grid, semua pipa saling
berhubungan tanpa ujung buntu. Dalam sistem seperti grid, air bisa mencapai titik
manapun dari lebih dari satu arah. Sistem ini tidak bisa dirancang dengan metode
jadwal pipa. Ini harus dilakukan dengan metode yang dirancang secara hidraulik.
Jenis tata letak pipa ini adalah jenis tata letak kotak yang dimodifikasi. Dalam tata
letak ini, loop diberikan dalam pola grid untuk memperbaiki tekanan air di beberapa
bagian kota (kawasan industri, bisnis dan komersial) dan air sampai ke semua titik
dengan headloss rendah dan waktu yang rendah. Loop harus ditempatkan secara
strategis sehingga seiring perkembangan kota, tekanan air yang dibutuhkan harus
dipertahankan (Vishnoi K 2017).
Menurut Triatmojo (2008) dalam Wigati et al. (2015) aliran dalam pipa
merupakan aliran tertutup di mana air kontak dengan seluruh penampang saluran.
Jumlah aliran yang mengalir melalui lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit
aliran, yang secara matematis dapat ditulis dengan persamaan (19) :
Q=AxV (19)
Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
A = Luas area (m2)
V = Kecepatan aliran (m2/detik)
Aliran pada setiap penampang dengan kondisi tidak ada kebocoran maka
berlaku bahwa debit setiap potongan akan selalu sama. Menurut Triatmojo (2008)
dalam Wigati et al (2015) untuk pipa bercabang berdasarkan persamaan
kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut, yang secara matematis dapat ditulis sebagai pada
persamaan (19 )atau (20)
Q1 = Q2 + Q3 atau (20)
A1 x V1 = A2 x V2 + A3 x V3 (21)
Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/s)
𝑄 0.38
𝐷 = [(0.2785𝑥𝐶𝐻𝑊𝑥𝑆0.54 ]] (22)
10
Dengan :
∆𝐻
𝑆= 𝐿
(23)
𝑄
𝑉=𝐴 (24)
𝑄 1.85
ℎ𝑙 = [(0.2785𝑥𝐶𝐻𝑊𝑥𝐷2.63 ]] 𝑥𝐿 (25)
𝑉2
ℎ𝑚 = ∑𝑘 + 2𝑔 (26)
ℎ𝑙 = 𝐴𝑞 𝐵 (27)
Keterangan :
hl = headloss (dlm satuan panjang)
q = laju aliran (Volume/waktu)
A = Koefisien resistan
B = Faktor eksponen aliran.
Tabel 3 merupakan daftar koefisien tahanan dan harga untuk faktor eksponen
aliran untuk setiap formula. Setiap formula menggunakan koefisien pipa yang
berbeda yang harus dijelaskan secara empiris.
Keterangan :
C = koefisien kekasaran Hazen-Williams
ɛ = koefisien kekasaran Darcy-Weisbach
f = faktor friksi
n = kekasaran manning
d = diameter pipa (mm)
L = panjang pipa (mm)
Q = laju aliran (mm3/detik)
Tabel 4 menjelaskan nilai koefisien koefisien kekasaran untuk tipe pipa baru
yang berlainan. Koefisien kekasaran pipa dapat berubah mengikuti usia pipa
(Rossman 2000). EPANET dengan formula Darcy-Weisbach, menggunakan
12
metoda yang berbeda untuk menghitung faktor friksi f, bergantung pada tingkatan
aliran (Rossman 2000) :
1) Formula Hagen-Poisuille untuk aliran laminar (Re < 2.000)
2) Pendekatan Swamee dan Jain untuk persamaan Colebrook – White bagi aliran
turbulen penuh (Re>4.000)
3) Interpolasi dari Diagram Moody, digunakan untuk aliran transisi ( 2.000 < Re
< 4.000)
METODOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Kapasitas Komparasi
Pelayanan
Kecukupan Air
bersih
Selesai
15
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain laptop yang terdapat
program Microsoft Excel dan EPANET 2.0, alat tulis, kalkulator, Global
Positioning System (GPS) , dan manometer. Data yang digunakan merupakan data
hasil pengukuran dan pengumpulan.
Prosedur Penelitian
Tabel 6 merupakan data teknis untuk Zona 3. Total jumlah pelanggan untuk
Zona 3 adalah sebesar 43949 jiwa. Kebutuhan air bersih untuk Zona 3 adalah 421
l/detik. Kebutuhan air jam puncak sebesar 736.75 l/detik dan kebutuhan air harian
maksimum sebesar 526.25 l/detik. Debit terpasang untuk Zona 3 adalah sebesar 521
l/detik.
18
POS SATPAM
9
8
7
6
TEKANAN(BAR)
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU(JAM)
SIMULASI AKTUAL
air pada hilir-hilir jaringan pada saat jam puncak belum dapat terpenuhi
sepenuhnya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden di Perumahan
Ziara Valley, diketahui pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 kondisi air
mengalir akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan. Air pada pukul 13.00 sampai
dengan 18.00 kondisi air mengalir dan dapat mencukupi kebutuhan. Hal ini telah
sesuai berdasarkan grafik pada Gambar 9.
Menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 tekanan minimum air sebesar 0.5
atm atau 0.5 bar sedangkan tekanan maksimum air berdasarkan Permen PU Nomor
18 tahun 2007 sebesar 12 Mpa atau 120 bar untuk jenis pipa HDPE. Tekanan
minimum hasil simulasi lebih besar dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18
tahun 2007. Berdasarkan ketentuan tersebut, tekanan maksimum hasil simulasi
lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 sehingga pipa
masih mampu menahan tekanan dalam pipa .
Tekanan hasil simulasi minimum dan maksimum pada Perumahan Ziara
Valley telah sesuai dengan ketentuan pada Permen PU Nomor 18 tahun 2007,
namun tekanan aktual pada lokasi pengukuran Perumahan Ziara Valley lebih kecil
dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil simulasi
sehingga debit air pada waktu tersebut belum dapat memenuhi sepenuhnya
kebutuhan. Oleh karena itu, disarankan perlu dilakukan tindakan dengan menambah
sumber air agar tekanan air dapat naik hingga batas minimum sebesar 0.5 bar.
Pengecekan terhadap jaringan pipa juga harus dilakukan untuk melihat
kemungkinan terjadinya kebocoran disalah satu titik sebelum titik pengukuran.
Gambar 10 merupakan lokasi data logger di lokasi pengukuran 2 Gang Aut,
Kecamatan Bogor Tengah. Data logger diletakkan di Puskesmas Gang Aut.
Pengukuran dilakukan tanggal 13 Juni 2017.
Gang Aut menggunakan sistem jaringan perpipaan branch. Pipa yang melalui
Gang Aut sudah berada dalam kondisi yang cukup tua. Gang Aut berada pada
tengah jaringan. Jaringan perpipaan menuju Gang Aut terdapat pada Lampiran 5.
Gambar 11 merupakan grafik tekanan hasil simulasi dan aktual pada lokasi
pengukuran 2 Gang Aut. Tekanan aktual dan hasil simulasi di Gang Aut mengalami
fluktuasi nilai tekanan air yang sama. Grafik tekanan aktual mengalami fluktuasi
tekanan aktual yang cenderung konstan dibandingkan dengan tekanan hasil
simulasi.
20
Tekanan aktual pada pukul 04.00 sampai dengan pukul 07.00 dan pada pukul
14.00 sampai dengan 16.00 serta pukul 02.00 sampai dengan 05.00 pada tekanan
aktual mengalami penurunan tekanan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan air mulai naik pada jam tersebut dan juga dikarenakan pada jam tersebut
kegiatan masyarakat umumnya mulai meningkat.
5
4,5
4
3,5
3
TEKANAN (BAR)
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU (JAM)
AKTUAL SIMULASI
4
TEKANAN (BAR)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU (JAM)
AKTUAL SIMULASI
Tekanan maksimum hasil simulasi sebesar 3.9 bar dan tekanan aktual
maksimum sebesar 4.1 bar terjadi pada pukul 12.00. Tekanan minimum hasil
simulasi sebesar 0.82 bar dan tekanan aktual minimum sebesar 0.19 bar terjadi pada
pukul 06.00. Tekanan aktual minimum masih terlampau jauh sedangkan tekanan
aktual maksimum telah melebihi tekanan maksimum hasil simulasi. Tekanan aktual
minimum yang lebih kecil dari pada tekanan minimum hasil simulasi disebabkan
pipa aktual sudah sangat tua dan lokasi pengukuran terletak di hilir yang
menyebabkan sisa tekanan untuk daerah tersebut kecil serta debit terpasang yang
lebih kecil dari pada kebutuhan air jam puncak sehingga kebutuhan air belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Lokasi pengukuran Perumahan De Botanica
menggunakan jenis pipa PVC.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden di Perumahan
De Botanica, diketahui pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.00 dan pukul
17.00 sampai dengan 18.00 kondisi air tidak mengalir sehingga tidak dapat
mencukupi kebutuhan. Hal ini telah sesuai berdasarkan grafik pada Gambar 13.
Menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 tekanan minimum air sebesar 0.5
atm atau 0.5 bar. Tekanan maksimum air berdasarkan Permen PU Nomor 18 tahun
2007 sebesar 6 sampai dengan 8 bar untuk jenis pipa PVC. Tekanan aktual
minimum lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan
tekanan hasil simulasi sehingga kebuthan air belum sepenuhnya dapat memenuhi
kebutuhan. Tekanan aktual maksimum lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU
Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil simulasi. Tekanan hasil simulasi minimum
dan maksimum pada Perumahan De Botanica telah sesuai dengan ketentuan pada
Permen PU Nomor 18 tahun 2007.
Lokasi pengukuran di Perumahan De Botanica sebaiknya diadakan
interkoneksi pipa dari zona lain agar permintaan air terpenuhi. Perumahan De
Botanica juga perlu melakukan pengurangan elevasi pada junction 127 sebesar 2
meter serta perlu dilakukan perawatan berupa pergantian pipa lama dengan pipa
yang baru sehingga kekasaran pipa kembali menjadi 140 dan tekanan aktual air
dapat naik hingga batas minimal ketentuan sebesar 0.5 bar serta melakukan
23
penambahan debit terpasang pada sumber air agar kebutuhan air bersih dapat
terpenuhi secara optimal.
5
DEBIT (L/DETIK)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU (JAM)
AKTUAL SIMULASI
sebesar 2.85 l/detik. Debit aktual pada saat jam puncak yaitu pukul 07.00 sebesar
4.6 l/detik. Grafik debit aktual dan simulasi dijelaskan pada Gambar 15.
Berdasarkan Gambar 15, debit aktual masih lebih kecil dari pada debit
simulasi akan tetapi sudah cukup mendekati kondisi simulasi sehingga debit aktual
sudah dapat memenuhi kebutuhan air sepenuhnya. Debit aktual minimum yang
lebih kecil dari pada debit minimum hasil simulasi dikarenakan pada kondisi lapang
dapat diasumsikan masih adanya terjadi kebocoran yang tidak teridentifikasi. Oleh
karena itu , disarankan perlunya dilakukan pemetaan titik kebocoran pada Zona 1
agar dapat diketahui lokasi lokasi yang rawan mengalami kebocoran.
4
DEBIT (L/DETIK)
0
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
TEKANAN (BAR)
ideal aktual
tekanan dalam pipa di suatu titik tertentu mengalami penurunan dan tekanan
mengalami kenaikan pada saat debit pemakaian menurun. Hal ini telah sesuai
dengan Gambar 16 yang menunjukkan hubungan kejanggalan debit dan tekanan
pada pipa saat kondisi aliran tidak penuh.
Tabel 7 merupakan titik-titik dengan tekanan terendah berdasarkan hasil
simulasi Epanet pada jam puncak di Zona 3. Hasil simulasi Epanet pada Zona 3
untuk tekanan rendah dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan Tabel 7, junction
dengan tekanan terendah adalah junction 5 dengan tekanan sebesar -1.2 bar.
Berdasarkan data pada Tabel 7 tekanan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan
menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 karena tekanan pada junction yang
terdapat pada Tabel 5 lebih kecil dari pada ketentuan. Hal ini dapat menyebaban air
pada junction dengan nilai dibawah ketentuan akan menyebabkan air tidak mengalir
ketitik tersebut. Air akan mengalir ke elevasi yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat
diantaranya pada junction 5. Air tidak akan mengalir menuju junction 5 melainkan
air akan mengalir menuju junction 6 dengan elevasi yang lebih rendah. Hasil
simulasi Epanet pada Zona 3 terdapat pada Lampiran 1
Berdasarkan Tabel 8, Kebutuhan air jam puncak pada Zona 3 tahun 2027
sebesar 787.57 l/detik belum dapat terpenuhi karena debit terpasang rata-rata hanya
sebesar 521 l/detik atau 66.2 % dari kebutuhan. Oleh karena itu, dengan tidak
terpenuhinya kebutuhan air perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan serta perlu
dilakukannya penambahan debit terpasang sebesar 266.5 l/detik agar distribusi air
dapat merata. Kebutuhan air Zona 3 tahun 2027 per kelurahan dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Agustina DV. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik Di Perumnas (Studi Kasus Perumnas Banyumanik
Kel. Srondol Wetan) [Skripsi]. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.
Analya D. 2016. Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Pada Daerah Pelayanan Zona
5 PDAM Tirta Pakuan Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Anisha G, Kumar A, Kumar AJ, Raju SP. 2016. Analysis and Design of Water
Distribution Network Using Epanet for Chirala Municipality in Prakasam
District of Andhara Pradesh. International Journal of Engineering and
Applied Sciences (IJEAS). 3(4).
Ardiansyah , Juwono P T, Ismoyo M J. 2012. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air
Bersih Pada PDAM Di Kota Ternate. Jurnal Teknik Pengairan. Malang (ID).
3(2) : 211-220.
Arunkumar M, Nethaji MVE. 2011. Water Demand Analysis of Municipal Water
Supply Using EPANET Software. International Journal on Applied
Bioengineering. 5(1).
Cunnigham WP, Saigo BW. 2001. Environmental science: A global concern. 6th
ed. New York (US) : McGraw-Hill.
[DCK] Dirjen Cipta Karya. 2007. Pengembangan SPAM Sederhana. Jakarta (ID) :
Cipta Karya.
[DCK DPU] Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1996.
Pengembangan Air Minum. Jakarta (ID) : Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya.
28
[DPR RI] Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2004. Sumber Daya Air.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004. Jakarta (ID) :
DPR
Gaib DTY, Tanudjaja L, Hendratta AL. 2016. Perencanaan Peningkatan Kapasitas
Produksi Air Bersih Ibukota Kecamatan Nuangan. Jurnal Sipil Statik 4(8) :
481-490.
Hiadaya PD, Indarto I, Elida N. 2016. Pemetaan dan Evaluasi Teknis Jaringan
Distribusi Air Bersih di Desa Kemuning Lor. Jurnal Agroteknologi 10(2).
Kalensun H, Kawet L, Halim F. 2016. Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air
Bersih Di Kelurahan Pangolombian Kecamatan Tomohon Selatan. Jurnal
Sipil Statik. 4(2) : 105-115.
[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1990. Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/MEN.KES/PER/IX/1990. Jakarta (ID) : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
[Kemen PU] Kementrian Pekerjaan Umum. 2007. Prosedur Operasional Standar
Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 26/PRT/M/2014. Jakarta (ID) : Mentri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
[Kemen PUPR] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2014.
Penyelenggaraan Pengembangansistem Penyediaan Air Minum. Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007. Jakarta (ID) : Mentri
Pekerjaan Umum
Kurniawan A, Priyanto A, Suripin, Salamun. 2014. Perencanaan Sistem Penyediaan
Air Bersih PDAM Kota Salatiga. Jurnal Karya Teknik Sipil. 3(4) : 985-994
Lubis Z, Affandy AN. 2014. Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Glagah
Kabupaten Lamongan. Jurnal TeknikA. 6(2).
Mokoginta FC, Manganka IR. 2015. Peningkatan Sistem Penyediaan Air Bersih Di
Kelurahan Pinaras. Jurnal Sipil Statik. 3(5) : 322-330.
[PDAM] Perusahaan Daerah Air Minum. 2010. Company Profile. Bogor (ID):
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Ramana VG , Sudheer VSS, Rajasekhar B. 2015. Network Analysis Of Water
Distribution System In Rura Areas Using EPANET. Di dalam : Ulanicki B,
Kapelan Z, Boxall J, editor. Computing and Control for the Water Industry
(CCWI 2015) Sharing The Best Practice in Water Management [Internet].
[Waktu dan tempat tidak diketahui]. hlm 496-505 [diunduh 2017 Jan 7].
Tersedia pada : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ S1877705
81502545X
Rosadi MI. 2011. Perencanaan Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi PDAM
IKK Durenan Kabupaten Trenggalek [Skripsi]. Surabaya (ID) : Institut
Teknologi Sepuluh November.
Rossman AL. 2000. Epanet 2 User Manual. Cincinnati (US) : National Risk
Management Laboratory U.S Environmental Protection Agency.
Tipka J. 2011. Proyeksi Berlipat Ganda Di Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal
Barekeng 5(2) : 31—34.
Triatmodjo B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID) : Beta Offset.
29
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 1 327 0 334.87 7.87 0.77
Junc 10 235 5.01 246.78 11.78 1.15
Junc 11 236.1 5.01 247.33 11.23 1.10
Junc 115 216 0 251.87 35.87 3.52
Junc 116 231 0 250.15 19.15 1.88
Junc 12 235 2.39 248.11 13.11 1.29
Junc 122 190 0.5 217.88 27.88 2.73
Junc 123 239 8.99 250.8 11.8 1.16
Junc 124 187 1.97 217.55 30.55 3.00
Junc 125 185 2.62 217.53 32.53 3.19
Junc 126 236 2.75 256.91 20.91 2.05
Junc 127 231 2.75 248.87 17.87 1.75
Junc 128 186 3.71 210.52 24.52 2.40
Junc 129 258 3.73 278.82 20.82 2.04
Junc 13 242 5.31 250.2 8.2 0.80
Junc 131 330 0 349.12 19.12 1.87
Junc 138 224.5 8.05 246.1 21.6 2.12
Junc 14 252.1 5.31 263.33 11.23 1.10
Junc 141 250 4.63 263.35 13.35 1.31
Junc 144 182 1.7 208.83 26.83 2.63
Junc 145 182 1.7 208.85 26.85 2.63
Junc 146 180 1.7 208.59 28.59 2.80
Junc 147 182 1.7 208.87 26.87 2.63
Junc 148 182 1.7 209.69 27.69 2.71
Junc 15 253.3 5.31 263.34 10.04 0.98
Junc 151 197 3.71 210.32 13.32 1.31
Junc 152 202 3.61 214.1 12.1 1.19
Junc 153 189 1.05 210.01 21.01 2.06
Junc 154 182 3.71 209.11 27.11 2.66
Junc 156 194 0 215.07 21.07 2.07
Junc 158 196 3.61 214.05 18.05 1.77
Junc 159 216 4.63 251.6 35.6 3.49
Junc 16 255.1 5.01 263.62 8.52 0.84
Junc 160 234 0 245.93 11.93 1.17
Junc 162 248 0 257.63 9.63 0.94
Junc 163 225 2.62 233.27 8.27 0.81
Junc 165 182 1.7 209.3 27.3 2.68
Junc 166 234 8.05 246.3 12.3 1.21
Junc 167 229 4.63 247.92 18.92 1.85
Junc 168 234 2.75 252.93 18.93 1.86
31
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 169 182 1.7 209.02 27.02 2.65
Junc 17 260 5.01 263.62 3.62 0.35
Junc 171 206 3.61 218.14 12.14 1.19
Junc 172 215 0 223.42 8.42 0.83
Junc 173 200 13.78 219.72 19.72 1.93
Junc 174 229 6.55 230.93 1.93 0.19
Junc 175 232.1 9.18 233.43 1.33 0.13
Junc 176 190 1 215.06 25.06 2.46
Junc 18 262 0 252.3 -9.7 -0.95
Junc 181 228 8.12 231.75 3.75 0.37
Junc 182 234 2.86 235.8 1.8 0.18
Junc 183 231 2.75 251.11 20.11 1.97
Junc 184 248 0 257.63 9.63 0.94
Junc 185 256 0 263.42 7.42 0.73
Junc 186 256 0 263.81 7.81 0.77
Junc 187 250 0 264.78 14.78 1.45
Junc 188 251 0 302.57 51.57 5.06
Junc 189 251 0 306.31 55.31 5.42
Junc 19 237.4 5.31 263.67 26.27 2.58
Junc 190 292 0 311.79 19.79 1.94
Junc 191 301 0.53 311.65 10.65 1.04
Junc 192 285 0 318.54 33.54 3.29
Junc 193 300 0 322.65 22.65 2.22
Junc 194 307 0 326.95 19.95 1.96
Junc 195 286 0 327.88 41.88 4.11
Junc 196 294 0 328.97 34.97 3.43
Junc 197 311 0 330.95 19.95 1.96
Junc 198 239 6.46 254.1 15.1 1.48
Junc 20 236.7 4.63 263.69 26.99 2.65
Junc 200 222 2.62 231.74 9.74 0.95
Junc 201 264 2.62 272.23 8.23 0.81
Junc 202 321.6 0 326.43 4.83 0.47
Junc 203 316 8.87 323.87 7.87 0.77
Junc 204 313 0 323.23 10.23 1.00
Junc 205 316 3.15 323.33 7.33 0.72
Junc 206 316 9.35 321.39 5.39 0.53
Junc 207 312 3.15 320.88 8.88 0.87
Junc 208 305 0 319.19 14.19 1.39
Junc 209 305 0 318.8 13.8 1.35
Junc 21 252 4.63 264.02 12.02 1.18
32
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 210 301 0 316.36 15.36 1.51
Junc 212 298 0 316.79 18.79 1.84
Junc 213 290 6.22 312.13 22.13 2.17
Junc 214 297 7.47 313.48 16.48 1.62
Junc 215 280 6.6 313.01 33.01 3.24
Junc 216 285 8.71 309.69 24.69 2.42
Junc 217 281 2.86 307.82 26.82 2.63
Junc 218 277 6.6 305.54 28.54 2.80
Junc 219 270 6.22 307.06 37.06 3.63
Junc 22 248.1 4.63 251.84 3.74 0.37
Junc 220 277 14.19 295.58 18.58 1.82
Junc 221 270 0 295.58 25.58 2.51
Junc 222 273 8.71 295.58 22.58 2.21
Junc 223 273 8.71 291.88 18.88 1.85
Junc 224 273 6.6 291.49 18.49 1.81
Junc 225 265 8.71 282.97 17.97 1.76
Junc 226 262 9.33 281.76 19.76 1.94
Junc 227 274 9.46 281.74 7.74 0.76
Junc 228 275 10.08 287.91 12.91 1.27
Junc 229 275 0 282.78 7.78 0.76
Junc 23 253.6 5.36 264.29 10.69 1.05
Junc 230 260 4.98 282.15 22.15 2.17
Junc 231 267 4.98 287.9 20.9 2.05
Junc 232 264 11.2 292.2 28.2 2.76
Junc 233 267 8.09 269.8 2.8 0.27
Junc 234 265 1.24 269.8 4.8 0.47
Junc 235 269 0 273.83 4.83 0.47
Junc 236 252 6.6 266.72 14.72 1.44
Junc 237 252 6.6 266.39 14.39 1.41
Junc 238 255 6.6 266.23 11.23 1.10
Junc 239 255 6.6 266.64 11.64 1.14
Junc 24 255 0 264.3 9.3 0.91
Junc 240 242 6.6 266.55 24.55 2.41
Junc 241 264 5.09 266.05 2.05 0.20
Junc 242 251 8.11 260.67 9.67 0.95
Junc 243 247 8.11 257.75 10.75 1.05
Junc 244 248 8 257.46 9.46 0.93
Junc 245 245 9.16 255.12 10.12 0.99
Junc 246 255 9.18 264.11 9.11 0.89
Junc 247 290 5.35 301.55 11.55 1.13
33
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 248 268 6.97 301.27 33.27 3.26
Junc 249 263 4.98 297.26 34.26 3.36
Junc 25 255 2.62 261.93 6.93 0.68
Junc 250 290 9.58 300.98 10.98 1.08
Junc 251 292 6.22 300.72 8.72 0.85
Junc 252 303 0 322.27 19.27 1.89
Junc 253 289 3.36 312.09 23.09 2.26
Junc 254 297 4.98 297.88 0.88 0.09
Junc 255 295 3.11 296.13 1.13 0.11
Junc 256 295 3.73 295.31 0.31 0.03
Junc 259 300 0.53 311.65 11.65 1.14
Junc 26 244.6 3.19 255.33 10.73 1.05
Junc 260 242 2.62 250.2 8.2 0.80
Junc 261 265 5.76 277.07 12.07 1.18
Junc 262 282 5.76 293.46 11.46 1.12
Junc 263 281 0 281 0 0.00
Junc 264 326 0 341.63 15.63 1.53
Junc 265 287 2.04 301.94 14.94 1.46
Junc 266 215 17.86 215.91 0.91 0.09
Junc 267 270 5.76 293.29 23.29 2.28
Junc 268 247 5.76 277.14 30.14 2.95
Junc 269 258 0 278.79 20.79 2.04
Junc 27 243.1 8.99 253.38 10.28 1.01
Junc 270 245 6.5 269.25 24.25 2.38
Junc 271 255 5.09 264.31 9.31 0.91
Junc 272 247 5.09 258.88 11.88 1.16
Junc 273 299 6.6 310.86 11.86 1.16
Junc 274 293 9.58 311.39 18.39 1.80
Junc 275 291 6.22 313.05 22.05 2.16
Junc 276 330 0 334.87 4.87 0.48
Junc 28 239.6 0 250.8 11.2 1.10
Junc 282 230 2.75 247.22 17.22 1.69
Junc 283 231 2.75 247.37 16.37 1.60
Junc 284 231 2.61 250.15 19.15 1.88
Junc 285 291 1.31 297.82 6.82 0.67
Junc 286 298 1.31 301.99 3.99 0.39
Junc 287 329 0 333.93 4.93 0.48
Junc 288 329 0 333.93 4.93 0.48
Junc 289 255 2.62 255.18 0.18 0.02
Junc 29 240 3.93 251.2 11.2 1.10
34
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 290 255 0 265.08 10.08 0.99
Junc 291 255 2.62 263.87 8.87 0.87
Junc 293 239 1.24 257.6 18.6 1.82
Junc 295 264 0 267.05 3.05 0.30
Junc 297 255 0 265.08 10.08 0.99
Junc 298 246 0 271.86 25.86 2.54
Junc 299 255 0 264.31 9.31 0.91
Junc 3 253 0 252.3 -0.7 -0.07
Junc 30 242 0 251.37 9.37 0.92
Junc 300 231 0 250.85 19.85 1.95
Junc 301 244.6 0 255.33 10.73 1.05
Junc 302 245 3.84 255.12 10.12 0.99
Junc 304 248 7.55 263.63 15.63 1.53
Junc 305 300 3.73 297.84 -2.16 -0.21
Junc 306 253 0 263.63 10.63 1.04
Junc 307 240 9.6 255.63 15.63 1.53
Junc 308 246 0 257.03 11.03 1.08
Junc 31 241.6 13.11 252.52 10.92 1.07
Junc 311 238.6 4.61 252.67 14.07 1.38
Junc 312 0 0 310.08 310.08 30.40
Junc 316 236 3.75 251.09 15.09 1.48
Junc 317 241 8.99 251.52 10.52 1.03
Junc 318 253 0 252.01 -0.99 -0.10
Junc 319 327 0 341.63 14.63 1.43
Junc 32 187 3.71 211.37 24.37 2.39
Junc 320 240 5.01 250.69 10.69 1.05
Junc 321 240 5.06 246.71 6.71 0.66
Junc 322 269 0 276.85 7.85 0.77
Junc 33 220 0 230 10 0.98
Junc 331 239 0 250.35 11.35 1.11
Junc 332 241 6.46 248.65 7.65 0.75
Junc 333 246 0 271.86 25.86 2.54
Junc 337 281 0 292.38 11.38 1.12
Junc 339 248 0 258 10 0.98
Junc 34 220 5.9 229.63 9.63 0.94
Junc 340 248 0 263.12 15.12 1.48
Junc 343 303 0.53 311.64 8.64 0.85
Junc 345 228 3.41 231.75 3.75 0.37
Junc 346 309 0.65 311.63 2.63 0.26
Junc 348 311 0.65 311.62 0.62 0.06
35
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 349 311 0.78 311.62 0.62 0.06
Junc 35 220 0 250.22 30.22 2.96
Junc 351 310 0.29 311.61 1.61 0.16
Junc 352 309 0.29 311.61 2.61 0.26
Junc 353 308 0.29 311.61 3.61 0.35
Junc 354 307 0.29 311.61 4.61 0.45
Junc 36 304 5.84 320.25 16.25 1.59
Junc 363 286 0 311.43 25.43 2.49
Junc 364 288 0 310.66 22.66 2.22
Junc 365 218 9.54 225.13 7.13 0.70
Junc 366 200 20.95 214.43 14.43 1.41
Junc 367 290 0 308.08 18.08 1.77
Junc 368 289 0.88 308.03 19.03 1.87
Junc 369 285 1.74 310.57 25.57 2.51
Junc 37 263 0 269.05 6.05 0.59
Junc 371 285 1.74 310.53 25.53 2.50
Junc 372 284 1.74 310.56 26.56 2.60
Junc 373 287 0.88 308 21 2.06
Junc 374 286 0.88 308 22 2.16
Junc 375 293 0 307.37 14.37 1.41
Junc 376 292 0 306.3 14.3 1.40
Junc 377 291 0 303.8 12.8 1.25
Junc 378 290 0 303.37 13.37 1.31
Junc 379 288 0 303.11 15.11 1.48
Junc 38 307 0.14 319.65 12.65 1.24
Junc 380 298 1.22 302.52 4.52 0.44
Junc 381 287 1.22 302.16 15.16 1.49
Junc 382 281 1.05 301.79 20.79 2.04
Junc 383 277 1.05 301.57 24.57 2.41
Junc 384 272 1.05 301.55 29.55 2.90
Junc 39 225 0 231.7 6.7 0.66
Junc 395 298 1.22 302.64 4.64 0.45
Junc 396 278 0.35 301.7 23.7 2.32
Junc 399 274 0.29 301.38 27.38 2.68
Junc 4 261 0 252.3 -8.7 -0.85
Junc 40 264 0 267.37 3.37 0.33
Junc 400 300 0 298.7 -1.3 -0.13
Junc 41 264 0 266.52 2.52 0.25
Junc 42 251 0 266.28 15.28 1.50
Junc 422 277 0 295.77 18.77 1.84
36
Lampiran 1 Lanjutan
Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 427 285 0 318.32 33.32 3.27
Junc 43 228 0 233.31 5.31 0.52
Junc 438 285 4.52 302.02 17.02 1.67
Junc 44 215 0 223.42 8.42 0.83
Junc 45 194 1.4 217.41 23.41 2.30
Junc 46 224.5 8.05 248 23.5 2.30
Junc 47 222 12.59 231.03 9.03 0.89
Junc 5 265 0 252.3 -12.7 -1.25
Junc 54 225 8.05 246.87 21.87 2.14
Junc 6 250 5.9 252.28 2.28 0.22
Junc 65 231.1 4.61 250.63 19.53 1.91
Junc 66 235.8 2.44 250.65 14.85 1.46
Junc 67 227.1 4.61 249.41 22.31 2.19
Junc 68 220.5 4.61 249.03 28.53 2.80
Junc 7 247 5.01 252.28 5.28 0.52
Junc 72 236.1 6.46 251.3 15.2 1.49
Junc 74 228 6.82 225.13 -2.87 -0.28
Junc 75 217.7 6.82 216.62 -1.08 -0.11
Junc 79 186 16.72 212.19 26.19 2.57
Junc 8 244.7 8.47 245.93 1.23 0.12
Junc 80 189 11.33 212.19 23.19 2.27
Junc 81 200 4.23 214.43 14.43 1.41
Junc 9 234.6 0 246.3 11.7 1.15
Junc 94 173 6.86 214.11 41.11 4.03
Resvr 2 373 -11433.2 373 0 0.00
Tank 277 328 5316.01 332.23 4.23 0.41
Tank 280 326 5200.16 331.73 5.73 0.56
37
Jumlah
Domestik Nondomestik Kehilangan Total
Penduduk
(jiwa) (m3) (m3) (m3) (m3) l/detik
Lawang Gintung 15460 702727 140545 168655 1011927 12
Bondongan 27194 1236091 247218 296662 1779971 21
Empang 34490 1567727 313545 376255 2257527 26
Cikaret 31275 1421591 284318 341182 2047091 24
Pasir Mulya 8437 383500 76700 92040 552240 6
Pasir Kuda 24788 1126727 225345 270415 1622487 19
Pasir Jaya 34104 1550182 310036 372044 2232262 26
Gunung Batu 35171 1598682 319736 383684 2302102 27
Loji 24830 1128636 225727 270873 1625236 19
Menteng 28231 1283227 256645 307975 1847847 21
Cilendek Timur 22509 1023136 204627 245553 1473316 17
Sindang Barang 26722 1214636 242927 291513 1749076 20
Marga Jaya 9716 441636 88327 105993 635956 7
Balumbang Jaya 18609 845864 169173 203007 1218044 14
Situgede 13478 612636 122527 147033 882196 10
Bubulak 18526 842091 168418 202102 1212611 14
Paledang 21600 981818 196364 235636 1413818 16
Gudang 14749 670409 134082 160898 965389 11
Babakan Pasar 18930 860455 172091 206509 1239055 14
Panaragan 13209 600409 120082 144098 864589 10
Kebon Kelapa 20514 932455 186491 223789 1342735 16
Tanah Baru 34824 1582909 316582 379898 2279389 26
Cimahpar 24516 1114364 222873 267447 1604684 19
Barangsiang 49176 2235273 447055 536465 3218793 37
Sukasari 22998 1045364 209073 250887 1505324 17
Total 594056 312.5 62.5 75.0 450.0 450.0
38
WTP
DEKENG
HULU
RESERVOIR
CIPAKU
PERUMAHAN ZIARA
VALLEY
13600 m 1:544
Hilir
Lampiran 5 Lanjutan
44
WTP Dekeng
Hulu
Reservoir Cipaku
Gang Aut
Hilir
3484 m 1:134
Lampiran 5 Lanjutan
PERUMAHAN DE BOTANICA
Hilir
WTP CIPAKU
Hulu
RESERVOIR
DEKENG
10745 m 1:320
Lampiran 5 Lanjutan
46
PERUMAHAN UNITEX
HULU
lokasi pengukuran 1
Kebutuhan Air Head Tekanan
Junction
(l/detik) (m) (bar)
Tank 280 5200.14 331.73 5.73
Junc 197 0 330.95 19.95
Junc 196 0 328.97 34.97
Junc 195 0 327.88 41.88
Junc 194 0 326.95 19.95
Junc 193 0 322.65 22.65
Junc 192 0 318.55 33.55
Junc 189 0 306.32 55.32
Junc 188 0 302.58 51.58
Junc 184 0 257.64 9.64
Junc 43 0 233.43 5.43
Junc 39 0 231.83 6.83
Junc 122 0.5 218.11 28.11
Junc 124 1.97 217.78 30.78
Junc 45 1.4 217.64 23.64
lokasi pengukuran 2
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 202 0 326.31 4.71
Junc 204 0 323.05 10.05
Junc 273 6.6 310.44 11.44
Junc 247 5.35 300.94 10.94
Junc 220 14.19 294.86 17.86
lokasi pengukuran 3
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 202 0 326.31 4.71
Junc 204 0 323.05 10.05
Junc 273 6.6 310.44 11.44
Junc 247 5.35 300.94 10.94
Junc 248 6.97 300.66 32.66
Junc 250 9.58 300.36 10.36
Junc 251 6.22 300.1 8.1
Junc 400 0 298.03 -1.97
Junc 254 4.98 297.19 0.19
Junc 255 3.11 295.39 0.39
48
Lampiran 6 Lanjutan
Kebutuhan
Junction
Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 262 5.76 292.63 10.63
Junc 337 0 291.52 10.52
Junc 263 0 281 0
Junc 129 3.73 278.74 20.74
Junc 269 0 278.71 20.71
Junc 268 5.76 277 30
Junc 298 0 271.47 25.47
Junc 332 6.46 248.18 7.18
Junc 270 6.5 268.73 23.73
Junc 126 2.75 255.71 19.71
Junc 168 2.75 251.49 17.49
Junc 127 2.75 246.34 15.34
Junc 48 1.97 245.69 10.69
lokasi pengukuran 4
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Resvr Rancamaya 137.09 466 0
Junc 9 0 465.39 18.39
Junc 5 0 460.05 15.05
Junc 4 0 459.01 19.01
Junc 18 0 462.44 22.44
Junc 19 0 465.87 20.87
Junc Bojong Kaler 0.54 465.89 20.89
Junc Jl Raya Ciawi
Sukabumi 2.2 466.14 10.14
Junc 8 0 466.06 14.06
Junc 23 0 466.14 10.14
Junc Warung_Pala 5.19 462.18 64.18
Junc Perum_Unitex 0 461.6 95.6
Junc 6 3.52 -59601.5 -59957.5
49
RIWAYAT HIDUP