Anda di halaman 1dari 59

i

ANALISIS TEKANAN-DEBIT PADA PIPA DISTRIBUSI


SISTEM AIR BERSIH PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR

AHMADI SYUKRA MURDY

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
vii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER


INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahaw skripsi berjudul Analisis


Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi Sistem Air Bersih PDAM Tirta
Pakuan Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya
kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2017

Ahmadi Syukra Murdy


NIM F44130039
viii

ABSTRAK
AHMADI SYUKRA MURDY. Analisis Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi
Sistem Air Bersih PDAM Tirta Pakuan Bogor. Dibimbing oleh PRASTOWO.

Kehilangan air banyak terjadi pada jaringan pipa distribusi air bersih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tekanan dan debit pada pipa
distribusi dan analisis kecukupan air bersih pada sistem distribusi tahun 2027.
Penelitian ini menggunakan model Epanet. Berdasarkan hasil analisis, tekanan
aktual minimum dan maksimum di Perumahan Ziara Valley lebih kecil dari pada
tekanan minimum dan maksimum hasil simulasi. Tekanan aktual minimum di Gang
Aut lebih besar dari pada tekanan minimum hasil simulasi sedangkan tekanan
aktual maksimum lebih kecil dari pada tekanan maksimum hasil simulasi. Tekanan
aktual minimum di Perumahan De Botanica lebih kecil dari pada tekanan minimum
hasil simulasi sedangkan tekanan aktual maksimum lebih besar dari pada tekanan
maksimum hasil simulasi. Debit aktual maksimum dan minimum di Perumahan
Unitex lebih kecil dari pada debit simulasi maksium dan minimum. Berdasarkan
hasil simulasi Epanet, junction dengan tekanan terendah adalah junction 5 dengan
tekanan sebesar -1.2 bar. Berdasarkan kebutuhan air pada Zona 3 tahun 2027,
pasokan air sebesar 521 l/detik belum dapat memenuhi kebutuhan karena masih
lebih kecil dari pada debit kebutuhan air saat jam puncak sebesar 675.06 l/detik.

Kata kunci : debit, kebutuhan air, kecukupan air, pipa distribusi, tekanan

ASTRACT
AHMADI SYUKRA MURDY. Pressure-Discharge Analysis of Distribution Pipe
of Raw Water System PDAM Tirta Pakuan Bogor. Supervised by PRASTOWO

Water loss were frequently occur on raw water distribution pipe system. This
research aimed to identify the pressure and discharge of pipe distribution and to
analyze clean water balance of distribution system in 2017. Based on the results of
the analysis, the actual minimum and maximum pressure on Ziara Valley’s
residence was smaller than the minimum and maximum of simulation results. The
minimum actual pressure on the Gang Aut greater than the minimum pressure of
simulation results, The actual maximum pressure was smaller than the maximum
pressure of simulation results. The actual minimum pressure on the De Botanica’s
residence was smaller than the minimum pressure of simulation results but the
actual maximum pressure was greater than the maximum pressure of simulation
results. The actual maximum and minimum discharge on Unitex’s residence was
smaller than the maximum and minimum discharges of simulation results. Based
on the results of the simulation from Epanet, junction with the lowest pressure was
junction 5 with a pressure of -1.2 bar. Based on water demand of Zone 3 in 2027,
water supply of 521 l/s cannot fulfil water demand because the water supply was
still smaller than the water demand dishcarge of. 675.06 l/s during peak hours.

Keywords : discharge, distribution’s pipe, pressure, water balance, water demand.


iii

ANALISIS TEKANAN-DEBIT PADA PIPA DISTRIBUSI


SISTEM AIR BERSIH PDAM TIRTA PAKUAN BOGOR

AHMADI SYUKRA MURDY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
viii

PRAKATA
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT karena karunia dan rahmat-Nya
proposal penelitian yang berjudul “Analisis Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi
Sistem Air Bersih PDAM Tirta Pakuan Bogor” ini dapat diselesaikan. Ucapan
terima kasih disampaikan kepada semuha pihak yang telah berperan serta dalam
membantu secara langsung maupun tidak langsung, khususnya kepada :
1. Dr. Ir. Prastowo, M.Eng selaku pembimbing atas dukungan dan usulan yang
diberikan.
2. Dr. Ir. Yanuar Jarwadi Purwanto, M.S dan Dr. Ir. Nora Herdiana Pandjaitan,
DEA selaku penguji ujian skripsi.
3. Kedua orang tua, Bapak Saad Murdy dan Ibu Rosjunaida, serta kakak-kakak
atas doa, dukungan, dan motivasi yang diberikan.
4. Saudari Rizka Awaliah sebagai rekan terbaik yang selalu memberikan kasih
sayang, motivasi, dan dukungan yang begitu besar.
5. Sahabat-sahabat terbaik yaitu Rifqi Fauzan, Mahmuda Avi Utamahadi,
Muhammad Idham Gembong Pangestu, Aditya Mandagi, Raka Qintana, Nico
Agusta, Muhammad Arief Rahmadya Fikri, Razeb Kamarullah, Rufayda
Ghazia, Marissa Dwi Ayusari, Miselia Asterixa, Tika Rizky, Wedo Aru
Yudhantoro, Hamzah Arief, Donio Octhandya, Tulus Wijaya Sapto Aji, dan
Fandri Cahya Okyawan sebagai sahabat yang senantiasa memberikan
dukungan dan masukan.
Karya ilmiah ini jauh dari sempurna, tetapi diharapkan karya ilmiah ini tetap
bermanfaat bagi akademisi, khususnya dan bagi yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2017

Ahmadi Syukra Murdy


ix

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat penelitian 2
Ruang lingkup penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
Kebutuhan Air Bersih 2
Jaringan Pipa Distribusi 6
Prinsip Dasar Aliran Dalam Pipa 9
Aplikasi Epanet 2.0 10
METODOLOGI PENELITIAN 12
Waktu dan Tempat 12
Alat dan Bahan 16
Prosedur Penelitian 16
HASIL DAN PEMBAHASAN 17
Identifikasi Tekanan Aktual 17
Identifikasi Debit Aktual 23
Analisis Tekanan dan Debit 24
Kebutuhan Air Bersih Tahun 2027 26
SIMPULAN DAN SARAN 26
Simpulan 26
Saran 27
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 30
RIWAYAT HIDUP 4
x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Standar kebutuhan air domestik 4


Tabel 2 Standar kebutuhan air bersih non domestik 4
Tabel 3 Daftar koefisien tahanan 11
Tabel 4 Koefisien kekasaran untuk pipa baru 11
Tabel 5 Lokasi pengukuran 12
Tabel 6 Data teknis untuk Zona 3 17
Tabel 7 Hasil simulasi Epanet pada Zona 3 untuk tekanan terendah 25
Tabel 8 Kebutuhan air Zona 3 tahun 2027 26

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sistem jaringan branch 8
Gambar 2 Sistem jaringan grid 8
Gambar 3 lokasi pengukuran 1 Perumahan Ziara Valley 12
Gambar 4 Lokasi pengukuran 2 Gang Aut 13
Gambar 5 Lokasi pengukuran 3 Perumahan De Botanica 14
Gambar 6 Lokasi pengukuran 4 Perumahan Unitex 14
Gambar 7 Kerangka penelitian 15
Gambar 8 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 1 18
Gambar 9 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 1 18
Gambar 10 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 2 19
Gambar 11 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 2 20
Gambar 12 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 3 21
Gambar 13 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 3 22
Gambar 14 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 4 23
Gambar 15 Debit aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 4 23
Gambar 16 Grafik tekanan dan debit di lokasi pengukuran 4 24

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil simulasi Epanet pada Zona 3 30
Lampiran 2 Kebutuhan air bersih tahun 2027 37
Lampiran 3 Hasil perhitungan nilai error dengan Metode RMSE 3
Lampiran 4 Lokasi pengukuran 
Lampiran 5 Skema jalur pipa 43
Lampiran 6 Tekanan per-junction jalur pipa 47
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebanyak 2/3 permukaan bumi ditutupi oleh air. Air merupakan kebutuhan
terpenting dari kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di Bumi ini. Sekitar
60% dari tubuh manusia adalah air, oleh karena itu manusia bisa bertahan
beberapa minggu tanpa makanan namun hanya bisa bertahan beberapa hari tanpa
air. Kandungan air yang ada di bumi ini, lautan dan danau mempunyai
volume sebesar 97,6% dan air tawar sebesar 2,4%. Kemudian dari total air tawar,
dalam bentuk es dan salju sekitar 87% dan zat cair 13%. Dari jumlah zat cair, terdiri
dari air tanah sebesar 95%, kandungan uap lembab 2%, dan sebesar 3% berada di
sungai, danau , dan aliran lainnya (Cunningham dan Saigo 2001).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 Tentang
persyaratan kualitas air minum. Air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan
dapat langsung di minum. Undang – Undang nomor 7 tahun 2004 pasal 5 (DPR RI
2004) menyatakan bahwa negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan
air bagi kebutuhan pokok minimal sehari – hari guna memenuhi kehidupannya yang
sehat, bersih, dan produktif.
Lingkungan dengan kepadatan tinggi akan mengurangi kemudahan akses
air bersih karena masyarakat yang sebelumnya dapat memperoleh air bersih
dari sumur gali, menjadi kesulitan akibat terbatasnya lahan. Selain itu faktor
kondisi alam juga mempengaruhi akses air bersih. Daerah tertentu karena kondisi
kontur dan tanahnya menjadi sulit mendapatkan air bersih. Salah satu cara untuk
memperoleh air bersih adalah dengan memanfaatkan pelayanan PDAM (Rosadi
2011).
Pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan kebutuhan air yang
meningkat pula. Sementara itu ketersediaan air terbatas, bahkan akibat perlakuan
manusia yang kurang baik dalam menjaga kelangsungan sumber-sumber air
menyebabkan tingkat ketersediaan sumber daya air menurun (Mokoginta dan
Mangangka 2015). Dalam pemenuhan kebutuhan di daerah perkotaan, sistem
penyediaan air bersih dilakukan dengan sistem perpipaan dan non perpipaan.
Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sistem
non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun kelompok
(Agustina 2007).
Tingginya tingkat kehilangan air yang mencapai >30% biasanya terjadi pada
sistem jaringan pipa distribusi air bersih. Masalah ini berpengaruh kepada kinerja
pelayanan PDAM terutama dalam aspek kualitas, debit, tekanan dan kontinuitas air
(PDAM 2010). Berdasarkan hal ini perlu adanya sistem distribusi air bersih yang
optimal dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Masalah keberadaan air
bersih merupakan sesuatu yang penting sehingga tidak dapat lepas dari tata
kehidupan.
2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang pada bab sebelumnya maka rumusan masalah


pada penelitian ini adalah :
1. Apakah debit dan tekanan aktual dalam sistem distribusi telah optimal dalam
pengalirannya ?
2. Bagaimana kondisi hidrolika aliran dengan parameter berupa debit dan
tekanan pada saat perencanaan ?
3. Apakah sistem jaringan distribusi dengan menggunakan desain pipa yang
telah ada dengan parameter tekanan dan debit telah mampu memenuhi
kebutuhan air bersih dari tahun 2017 hingga tahun 2027 ?

Tujuan Penelitian

Penelitian sistem distribusi air bersih PDAM Kota Bogor ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi tekanan dan debit pada pipa distirbusi
2. Melakukan analisis kecukupan air bersih pada sistem distribusi tahun 2027.

Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi bagi PDAM Tirta
Pakuan mengenai kondisi aktual dari sistem distribusi air bersih PDAM Kota
Bogor, serta memberikan masukan dalam optimasi pelayanan PDAM Kota Bogor
agar lebih optimal.

Ruang lingkup penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini (zona ditentukan PDAM) dideskripsikan


secara singkat sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan di daerah pelayanan PDAM Tirta Pakuan Bogor
2. Penelitian ini membahas masalah kinerja hidrolika pipa utama jaringan pipa
distribusi dan kecukupan air bersih pada sistem air bersih daerah pelayanan
PDAM Tirta Pakuan Bogor
3. Analisis yang dilakukan adalah analisis hidrolika aliran meliputi parameter
debit dan tekanan ini dilakukan dengan menggunakan software EPANET 2.0

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun yang akan


datang menggunakan tiga metode yaitu metode geometrik, metode aritmatik, dan
eksponensial kemudian diambil proyeksi rata-rata dari ketiga metode tersebut
(Tipka 2011).
3

Rumus dasar metode geometrik terdapat pada persamaan (1).

Pt = Po (1 + r)n (1)

Keterangan :
Pt = Jumlah penduduk tahun proyeksi (jiwa)
Po = Jumlah penduduk tahun yang diketahui (jiwa)
r = Prosentase pertambahan penduduk (%)
n = Tahun proyeksi (tahun)

Persamaan (2) merupakan rumus dasar metode aritmatik. Perhitungan


proyeksi penduduk menggunakan metode eksponensial terdapat pada persamaan
(3).

Pn = Po (1+rt) (2)

Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa)
rt = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)

Pt = Po ert (3)

Keterangan :
Pn = jumlah penduduk pada akhir tahun periode (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal proyeksi (jiwa)
r = rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)
t = waktu proyeksi (Tahun)

Tingkat pemakaian air bersih secara umum ditentukan berdasarkan


kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari. Kriteria desain perencanaan
prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan minimum untuk minum
dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber air baku mencukupi (DCK
2007).
Besarnya tingkat pemakaian air bersih akan dibandingkan terhadap jumlah
air pada bangunan intake. Kecukupan air bersih dapat terpenuhi jika jumlah
kebutuhan air bersih lebih kecil dari pada kapasitas pelayanan. Berdasarkan
jenisnya , kebutuhan air bersih dibedakan menjadi dua macam yaitu kebutuhan air
domestik dan kebutuhan air non domestik.
Standar kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air bersih yang
dipergunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari seperti: pemakaian air untuk minum, masak, mandi, cuci dan sanitasi.
Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari (Kurniawan et al. 2014). Tabel 1
merupakan standar kebutuhan air domestik untuk setiap kategori daerah pengaliran
berdasarkan jumlah penduduk (Tuames et al. 2015).
4

Tabel 1 Standar kebutuhan air domestik


Kategori Berdasarkan Jumlah Penduduk (jiwa)
Uraian Kriteria 500.000 100.000 20.000
>1.000.000 s/d s/d s/d
<20.000
1.000.000 500.000 100.000
Kota Kota Kota Kota
Desa
Metropolitan Besar Sedang Kecil
Konsumsi Unit
Sambungan Rumah >150 150-120 90-120 80-120 60-80
(SR)
Konsumsi Unit
20-40 20-40 20-40 20-40 20-40
Hidran Umum
Faktor Harian
1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25 1,15-1,25
Maksimum
Faktor Jam Puncak 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0 1,75-2,0
Jumlah Jiwa Per SR 5 5 5 5 5
Jumlah Jiwa Per HU 100 100 100 100 100
Sisa Tekan Di
Penyediaan 10 10 10 10 10
Distribusi
Jam Operasi 24 24 24 24 24
Volume Reservoir 15-25 15-25 15-25 15-25 15-25
50:50 s/d 50:50 s/d
SU:HU 80:20 70:30 70:30
80:20 80:20

Standar kebutuhan air non domestik yaitu kebutuhan air bersih diluar
keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain penggunaan
komersial dan industri yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersial dan
industri. (Kurniawan et al. 2014). Tabel 2 menyajikan standar kebutuhan air bersih
non domestik (DCK DPU 1996).

Tabel 2 Standar kebutuhan air bersih non domestik


Sektor Nilai Satuan
Sekolah 10 l/murid/hari
Masjid 3000 l/unit/hari
Mushalla 2000 l/unit/hari
Pasar 12000 l/ha/hari
Kantor 10 l/pegawai/hari
Toko 10 l/pegawai/hari
Rumah Sakit 200 l/ranjang/hari
Puskesmas 2000 l/unit/hari
Hotel 150 l/ranjang/hari
Komplek Militer 60 l/orang/hari
Komplek Industri 0,2-0,8 l/detik/ha
Komplek Pariwisata 0,1-0,3 l/detik/ha
5

Perhitungan analisa kebutuhan air bersih direncanakan berdasarkan


kebutuhan air bersih domestik dan kebutuhan air bersih non domestik. Kebutuhan
Domestik merupakan kebutuhan air bersih untuk pemenuhan kegiatan sehari-hari
atau rumah tangga (Mokoginta dan Mangangka 2015). Besarnya kebutuhan air
domestik dihitung dengan menggunakan persamaan (4).

Qd = Yn . rk (4)

Keterangan :
Qd = Kebutuhan air domestik (l/hari)
Yn = Proyeksi pertumbuhan penduduk tahun ke-n (jiwa)
Rk = Angka konsumsi air bersih berdasarkan kategori kota (l/org/hari)

Kebutuhan air bersih dihitung agar dapat diketahui jumlah kebutuhan air
bersih secara keseluruhan. Besarnya kebutuhan air non domestik dihitung dengan
menggunakan persamaan (5) (Mokoginta dan Manganka 2015).

Qn = Qd . rn (5)

Keterangan :
Qn = Kebutuhan air non domestik (l/hari),
Qd = Kebutuhan air domestik (l/hari),
rn = Angka persentase non domestik (%).

Kebutuhan air bersih non domestik menurut PDAM Tirta Pakuan sebesar
25% dari kebutuhan air domestik. Total kehilangan air diperlukan untuk
menganalisa kebutuhan air pada kawasan tertentu. Menurut Gaib et al. (2016)
kehilangan air bersih diperkirakan sebesar 20% dari total kebutuhan air domestik
dan non domestik untuk daerah perkotaan. Perhitungan kehilangan air berdasarkan
persamaan (6).

Qa = 20%(Qd+Qn) (6)

Keterangan :
Qa = kehilangan air (l/hari)

Berdasarkan nilai kebutuhan air domestik, non domestik dan kehilangan air
maka didapatkan kebutuhan air total yang dihitung berdasarkan persamaan (7).
Kebutuhan air total adalah total kebutuhan air domestik, non domestik ditambah
kehilangan air (Gaib et al. 2016).

Qt = Qn + Qd + Qa (7)

Keterangan :
Qt = Kebutuhan air total (l/hari)

Kebutuhan air maksimum dan jam puncak diperhitungkan juga dengan


menggunakan rumus pada persamaan (8) dan (9) (Kalensun et al. 2016). Kebutuhan
6

air harian maksimum adalah volume terbesar air dikirim ke sistem dalam satu hari
dinyatakan dalam liter per hari. Pasokan air, pengolahan tanaman dan jalur
transmisi harus dirancang untu menangani permintaan hari maksimum (Arunkumar
dan Nethaji 2011).

Qm = 1,25 x Qt (8)

Keterangan :
Qm = Debit kebutuhan air harian maksimum (liter/hari)
Qt = Debit kebutuhan air total (liter/hari)

Kebutuhan air jam puncak adalah volume maksimum air yang dikirim ke
sistem dalam satu jam saja dinyatakan dalam liter per hari. Sistem distribusi harus
dirancang untuk secara memadai menangani permintaan jam puncak mana yang
lebih besar. Selama jam puncak, penyimpanan waduk yang memasok permintaan
yang melebihi permintaan hari maksimum (Arunkumar dan Nethaji 2011).
Kebutuhan air jam puncak dihitung menggunakan persamaan (9).

Qp = 1,75 x Qt (9)

Keterangan :
Qm = Debit kebutuhan air jam puncak (liter/hari)
Qt = Debit kebutuhan air total (liter/hari)

Jaringan Pipa Distribusi

Besaran nilai tekanan aktual didapatkan dari proses observasi lapang


sepanjang jalur atau wilayah penyaluran. Observasi dilakukan dengan membaca
alat ukur tekanan pada inlet ataupun outlet pipa sesuai dengan Peraturan Mentri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR 2014). Adapun tahapan
identifikasi kondisi tekanan meliputi :
a) Mempelajari peta jaringan distribusi perzona distribusi
b) Memeriksa dan mendata zona-zona/ daerah pelayanan yang mempunyai
tekanan air besar
c) Memeriksa dan mendata kondisi tekanan air pada setiap zona
distribusi/daerah pelayanan
d) Memeriksa dan mengontrol kondisi tekanan air pada zona kritis dan
titik/lokasi terjauh serta daerah dengan pelayanan < 24 jam perhari
e) Memeriksa data debit pemakaian air konsumen pada setiap zona/daerah
pelayanan dan district meter area (DMA)
f) Mendata angka kebocoran air/ NRW pada setiap zona distribusi/ daerah
pelayanan
g) Memutakhirkan data dan gambar jaringan pipa distribusi (as built drawing)
berikut data tekanan air sesuai dengan kondisi terbaru.
Adapun tahapan pembacaan data tekanan air meliputi:
a) Membaca dan mencatat angka tekanan air pada manometer secara periodik
disetiap titik kontrol tekanan
7

b) membandingkan angka pembacaan manometer dengan tekanan yang sudah


direncanakan pada DMA.
Dalam pendistribusian air, disyaratkan agar air dapat menjangkau seluruh
area pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka wajib untuk
memperhatikan sisa tekanan air. Tekanan air maksimum sebesar 60 mka dan
tekanan minimum sebesar 10 mka (Ardiansyah et al 2012)
Menurut Sutrisno dkk (1987) dalam Tuames et al. (2015) air bersih adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, yang kualitasnya memenuhi syarat–
syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak. Persyaratan air bersih di
Indonesia diatur di dalam Permenkes No 416/Menkes/PER/IX/1990 (Kemenkes RI
1990). Berdasarkan sistem pengalirannya sistem distribusi air bersih terbagi
menjadi 3 jenis. Menurut Howard et al. (1985) dalam Agustina (2007) sistem
pengaliran yang dipakai yaitu sistem gravitasi, sistem pemompaan dan sistem
gabungan.
a. Sistem Gravitasi
Pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang
diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya
memanfaatkan beda ketinggian lokasi.
b. Sistem Pemompaan
Sistem permpompaan ini digunakan untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi pengolahan dan
daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan yang cukup.
c. Sistem Gabungan
Sistem gabungan menggunakan reservoir untuk mempertahankan tekanan
yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat,
misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode
pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi.
Reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas debit
rata-rata.
Lubis dan Affandy (2014) menyatakatan sistem jaringan pipa terbagi ke
dalam dua jenis sistem perpipaan yaitu jaringan pipa terbuka dan jaringan pipa
tertutup.
1) Sistem Jaringan Pipa Terbuka
Karakteristik jaringan terbuka adalah pipa-pipa yang tidak saling
berhubungan, area konsumen disuplai melalui satu jalur pipa utama dan adanya
pipa terbuka. Daerah yang cocok untuk sistem jaringan pipa terbuka adalah:
 Perkembangan penyebaran penduduk yang ke arah memanjang.
 Sarana jaringan jalan yang tidak berhubungan.
 Keadaan topografi dengan kemiringan medan menuju satu arah.
2) Sistem Jaringan Pipa Tertutup
Sistem jaringan pipa tertutup yaitu pipa-pipa dengan kebutuhan saling
berhubungan, air mengalir melalui dua arah atau lebih dan area pemakaian
mendapatkan air melalui beberapa jalur pipa utama. Sistem jaringan tertutup cocok
untuk daerah yang berkarakteristik:
 Perkembangan kota atau desa yang cenderung ke segala arah.
8

 Sarana jaringan jalan saling berhubungan.


 Keadaan topografi yang cenderung datar.

Gambar 1 Sistem jaringan branch

Menurut Vishnoi K (2017) Jalur utama pipa adalah sumber utama pasokan
air. Tidak ada pasokan langsung dari jalur utama, air pertama-tama dipasok ke
konsumen dari jalur utama melalui sub-induk, yang terhubung ke jalur utama dan
diletakkan di sepanjang jalan utama. Air dari sub-induk kemudian mengalir melalui
cabang-cabang yang terhubung ke sub-induk dan diletakkan di sepanjang jalan. Air
dari cabang-cabang terakhir mengalir melalui koneksi layanan yang terhubung ke
cabang-cabang dan dengan demikian air dipasok ke konsumen. Kekurangan dari
system ini yaitu tekanan pada ujung jaringan dapat menjadi rendah karena area
tambahan terhubung ke sistem pasokan air.

Gambar 2 Sistem jaringan grid


9

Berdasarkan Gambar 2 tata letak tipe pola grid, semua pipa saling
berhubungan tanpa ujung buntu. Dalam sistem seperti grid, air bisa mencapai titik
manapun dari lebih dari satu arah. Sistem ini tidak bisa dirancang dengan metode
jadwal pipa. Ini harus dilakukan dengan metode yang dirancang secara hidraulik.
Jenis tata letak pipa ini adalah jenis tata letak kotak yang dimodifikasi. Dalam tata
letak ini, loop diberikan dalam pola grid untuk memperbaiki tekanan air di beberapa
bagian kota (kawasan industri, bisnis dan komersial) dan air sampai ke semua titik
dengan headloss rendah dan waktu yang rendah. Loop harus ditempatkan secara
strategis sehingga seiring perkembangan kota, tekanan air yang dibutuhkan harus
dipertahankan (Vishnoi K 2017).

Prinsip Dasar Aliran Dalam Pipa

Menurut Triatmojo (2008) dalam Wigati et al. (2015) aliran dalam pipa
merupakan aliran tertutup di mana air kontak dengan seluruh penampang saluran.
Jumlah aliran yang mengalir melalui lintang aliran tiap satuan waktu disebut debit
aliran, yang secara matematis dapat ditulis dengan persamaan (19) :

Q=AxV (19)

Keterangan :
Q = Debit (m3/detik)
A = Luas area (m2)
V = Kecepatan aliran (m2/detik)

Aliran pada setiap penampang dengan kondisi tidak ada kebocoran maka
berlaku bahwa debit setiap potongan akan selalu sama. Menurut Triatmojo (2008)
dalam Wigati et al (2015) untuk pipa bercabang berdasarkan persamaan
kontinuitas, debit aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang
meninggalkan titik tersebut, yang secara matematis dapat ditulis sebagai pada
persamaan (19 )atau (20)

Q1 = Q2 + Q3 atau (20)
A1 x V1 = A2 x V2 + A3 x V3 (21)

Keterangan :
Q = Debit aliran (m3/detik)
A = Luas penampang (m2)
V = Kecepatan aliran (m/s)

Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran


tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0.6–2.5 m/dt. Desain pipa
dianalisa dengan menggunakan pendekatan rumus Hazen Williams pada persamaan
(22) (Kurniawan et al. 2014). Perhitungan dimensi pipa dijelaskan pada persamaan
(22), (23) dan (24).

𝑄 0.38
𝐷 = [(0.2785𝑥𝐶𝐻𝑊𝑥𝑆0.54 ]] (22)
10

Dengan :

∆𝐻
𝑆= 𝐿
(23)
𝑄
𝑉=𝐴 (24)

Perhitungan headloss mayor dijelaskan pada persamaan (25). Persamaan (26)


digunakan untuk perhitungan headloss minor.

𝑄 1.85
ℎ𝑙 = [(0.2785𝑥𝐶𝐻𝑊𝑥𝐷2.63 ]] 𝑥𝐿 (25)
𝑉2
ℎ𝑚 = ∑𝑘 + 2𝑔 (26)

Desain perencanaan menggunakan pipa HDPE sehingga kriteria perencanaan


pipa meliputi :
1) Kecepatan aliran pada pipa high density poly ethylene (HDPE) maksimum
(V) = 3.0 m/dt. Apabila kecepatan aliran pipa HDPE > m/dt maka akan
mengakibatkan keausan pada pipa.
2) Kecepatan aliran pada pipa high density poly ethylene (HDPE) minimum (v)
= 0,3 m/dt. Apabila kecepatan aliran pada pipa HDPE < 0,3 m/dt maka akan
mengakibatkan endapan pada dinding pipa.
3) Tekanan kerja pada high density poly ethylene (HDPE) = 8-10 ATM (80-100
MKA) dengan CHW = 140. Namun apabila tekanan kerja pada pipa HDPE >
8-10 ATM (80- 100 MKA) CHW = 140 maka mengakibatkan pecahnya pipa.

Aplikasi Epanet 2.0

EPANET adalah program komputer yang melakukan simulasi dari sifat


hidrolik dan kualitas air dengan tekanan jaringan pipa. Sebuah jaringan terdiri dari
pipa, node, pompa, katup, dan tangki penyimpanan atau reservoir. EPANET
mengikuti jejak aliran dari air di setiap pipa, tekanan di setiap node, ketinggian pada
setiap tangki penyimpanan dan konsentrasi dari jenis bahan kimia yang melewati
jaringan.
EPANET didisain untuk menjadi alat penelitian untuk meningkatkan
pemahaman tentang pergerakan dari unsur air minum dengan sistem distribusi.
Software EPANET dikembangkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan USA
yang diadaptasi karena kegunaannya untuk publik umum dan pendidikan dan juga
tersedia gratis secara online.
Berdasarkan Rossman (2000) input data yang digunakan untuk menganalisis
pipa adalah data node awal dan akhir, diameter, panjang, koefisien kekasaran
(untuk menjelaskan hilang tekan), status (terbuka, tertutup, atau ada check valve).
Parameter status juga menjadi data lengkap yang digunakan dalam analisis. Analisis
dari input tersebut akan menghasilkan output untuk pipa antara lain laju aliran,
kecepatan, headloss, faktor friksi Darcy-Weisbach, rata-rata laju reaksi (sepanjang
pipa), dan rata-rata kualitas air (sepanjang pipa).
Kehilangan tekanan hidrolis pipa karena pengaliran pipa dan karena faktor
gesekan pipa dapat dihitung menggunakan tiga formula berbeda pada analisa
11

EPANET yaitu Hazen-Williams, Darcy-Weisbach, dan Chezy-Manning. Setiap


formula menggunakan persamaan dasar untuk menghitung kehilangan tekan antara
permulaan dan akhir sebuah pipa (Rossman 2000). Persamaan dasar tersebut
dijelaskan pada persamaan (27) :

ℎ𝑙 = 𝐴𝑞 𝐵 (27)

Keterangan :
hl = headloss (dlm satuan panjang)
q = laju aliran (Volume/waktu)
A = Koefisien resistan
B = Faktor eksponen aliran.

Tabel 3 merupakan daftar koefisien tahanan dan harga untuk faktor eksponen
aliran untuk setiap formula. Setiap formula menggunakan koefisien pipa yang
berbeda yang harus dijelaskan secara empiris.

Tabel 3 Daftar koefisien tahanan


Formula Resistance Coefficient Flow Exponent
Hazen-Williams 4.272 C-1.852 d-4.871L 1.852
Darcy-Weisbach 0.0252 f(ɛ.d.q)d-5L 2
Chezy-Manning 4.66n2d-5.33L 2

Keterangan :
C = koefisien kekasaran Hazen-Williams
ɛ = koefisien kekasaran Darcy-Weisbach
f = faktor friksi
n = kekasaran manning
d = diameter pipa (mm)
L = panjang pipa (mm)
Q = laju aliran (mm3/detik)

Tabel 4 Koefisien kekasaran untuk pipa baru


Hazen-Williams Darcy-Weisbach (Feet X 10-3) Manning's
Material
C ɛ N
Cast Iron 130-140 0,85 0,012-0,015
Concerete Or 120-140 1,0-10 0,012-0015
Concerete Lined
Galvanized Iron 120 0,5 0,015-0,017
Plastic 140-150 0,004 0,011-0,15
Steel 140-150 0,015-0,017
Vitrified Clay 110 0,013-0,015

Tabel 4 menjelaskan nilai koefisien koefisien kekasaran untuk tipe pipa baru
yang berlainan. Koefisien kekasaran pipa dapat berubah mengikuti usia pipa
(Rossman 2000). EPANET dengan formula Darcy-Weisbach, menggunakan
12

metoda yang berbeda untuk menghitung faktor friksi f, bergantung pada tingkatan
aliran (Rossman 2000) :
1) Formula Hagen-Poisuille untuk aliran laminar (Re < 2.000)
2) Pendekatan Swamee dan Jain untuk persamaan Colebrook – White bagi aliran
turbulen penuh (Re>4.000)
3) Interpolasi dari Diagram Moody, digunakan untuk aliran transisi ( 2.000 < Re
< 4.000)

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Perumahan Ziara Valley, Gang Aut dan


Perumahan De botanica yang termasuk kedalam Zona 3 serta Perumahan Unitex
yang termasuk kedalam Zona 1 sebagai daerah pelayanan PDAM Tirta Pakuan
Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2017 hingga bulan
Agustus 2017.
Tabel 5 Lokasi pengukuran
No Lokasi Pengukuran
1 Perumahan Ziara Valley
2 Gang Aut
3 Perumahan De Botanica
4 Perumahan Unitex

Gambar 3 lokasi pengukuran 1 Perumahan Ziara Valley


13

Lokasi Pengukuran 1 Perumahan Ziara Valley tepatnya terdapat pada Daerah


Dramaga, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Secara geografis lokasi
pengukuran 1 terletak pada 6°34'16.78" LS dan 106°44'42.58" BT. Lokasi
pengukuran 1 berada pada elevasi 193 mdpl. Jaringan perpipaan dari sumber air
menuju lokasi pengukuran 1 Perumahan Ziara Valley menggunakan jenis pipa
CICL dan AC dengan kondisi pipa yang cukup tua.
Lokasi pengukuran 2 Gang Aut tepatnya terdapat pada Daerah Gudang,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Secara geografis lokasi pengukuran 2
terletak pada 6°36'39.61" LS dan 106°48'12.19"BT. Lokasi pengukuran 2 berada
pada elevasi 277 mdpl. Jaringan perpipaan dari sumber air menuju lokasi
pengukuran 2 Gang Aut menggunakan jenis pipa CICL dan AC dengan kondisi
pipa yang cukup tua.

Gambar 4 Lokasi pengukuran 2 Gang Aut


Lokasi pengukuran 3 Perumahan De Botanica tepatnya terdapat pada Daerah
Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor. Secara geografis lokasi
pengukuran 3 terletak pada 6°35'35.15" LS dan 106°49'43.84"BT. Lokasi
pengukuran 3 berada pada elevasi 237 mdpl. Jaringan perpipaan dari sumber air
menuju lokasi pengukuran 3 Perumahan De Botanica menggunakan jenis pipa
CICL, PVC, dan AC dengan kondisi yang cukup tua.
14

Gambar 5 Lokasi pengukuran 3 Perumahan De Botanica


Lokasi pengukuran 4 Perumahan Unitex tepatnya terdapat pada Daerah Tajur,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara geografis lokasi pengukuran 4
terletak pada 6°38'2.98" LS dan 106°49'44.86"BT. Lokasi pengukuran 4 berada
pada elevasi 352 mdpl. Jaringan perpipaan dari sumber air menuju lokasi
pengukuran 4 menggunakan jenis pipa PVC dan AC dengan kondisi yang cukup
tua.

Gambar 6 Lokasi pengukuran 4 Perumahan Unitex


Mulai

Studi Literatur

Pengukuran Pengumpulan Data

Debit Tekanan Peta Dimensi dan Jumlah


aktual Elevasi
Jaringan Jenis Pipa Penduduk

Analisis Peta Analisis


Proyeksi Jumlah
Analisis Jaringan Desain Pipa
Analisis Penduduk
Tekanan
Debit Aktual
Analisis Jaringan
Teoritis dengan
EPANET 2.0 Analisis Kebutuhan
Debit dan
Air Bersih
Tekanan Aktual
Debit dan
Komparasi Tekanan Teoritis

Kapasitas Komparasi
Pelayanan
Kecukupan Air
bersih

Selesai
15

Gambar 7 Kerangka penelitian


16

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain laptop yang terdapat
program Microsoft Excel dan EPANET 2.0, alat tulis, kalkulator, Global
Positioning System (GPS) , dan manometer. Data yang digunakan merupakan data
hasil pengukuran dan pengumpulan.

Prosedur Penelitian

Perhitungan analisa hidrolika dan kebutuhan jaringan sistem distribusi ini


dapat ditinjau berdasarkan parameter debit dan tekanan perpipaan serta jumlah
penduduk untuk menentukan kapasitas pelayanan. Kebutuhan air bersih dari sistem
distribusi tersebut dapat terpenuhi apabila kapasitas pelayanan telah dioptimumkan
dan kepasitas pelayanan melebihi kebutuhan air bersih dari tahun 2017 hingga
tahun 2027. Pemenuhan parameter tersebut berdasarkan data hasil perngukuran
dilapangan dan data yang dikumpulkan dari studi literatur dan data PDAM Tirta
Pakuan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan meliputi observasi lapang,
pengukuran, dan pengumpulan data.
1. Debit : Data debit yang didapat merupakan hasil pengukuran dan data hasil
simulasi. Data hasil simulasi merupakan hasil simulasi Epanet dan
2. Tekanan : Data tekanan yang didapat merupakan hasil pengukuran langsung
dilapangan dan data hasil simulasi. Data hasil simulasi merupakan hasil
simulasi Epanet.
3. Dimensi saluran : Data dimensi saluran merupakan diamater pipa hasil
pengukuran dipalangan menggunakan meteran.
4. Jenis pipa : Data jenis pipa yang digunakan merupakan hasil observasi
sepanjang jalur perpipaan pada zona yang dipilih.
5. Elevasi : Data elevasi yang didapat merupakan data perencanaan yang
didapatkan dari PDAM Tirta Pakuan Bogor.
6. Jaringan Perpipaan : Data jaringan perpipaan didapatkan dari PDAM Tirta
Pakuan Bogor.
7. Jumlah penduduk : Data jumlah penduduk didapatkan dari Kelurahan yang
termasuk kepada zona yang dipilih
8. Jumlah pelanggan : Data jumlah pelanggan yang menggunakan jasa PDAM
Tirta Pakuan didapatkan dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis debit, analisis tekanan, analisis
kebutuhan air. Lingkup metode analisis kegiatan penelitian yang dilakukan antara
lain :
1. Analisis debit dan tekanan :
Analisis debit dan tekanan dilakukan berdasarkan data debit aktual yang
keluar di lokasi pengukuran dan dibandingkan terhadap debit dan tekanan
hasil simulasi menggunakan aplikasi EPANET 2.0. Tahapan pembacaan data
tekanan air yaitu angka tekanan air pada data logger dibaca dan dicatat.
2. Analisis Kebutuhan Air Bersih :
a. Besarnya kebutuhan air domestik (Qd) dihitung dengan menggunakan
persamaan 4.
17

b. Jumlah kebutuhan air bersih non domestik (Qnd) dihitung


menggunakan persamaan 5.
c. Kebutuhan air bersih domestik (Qd) dan non domestik (Qnd) digunakan
untuk perhitungan kehilangan air menggunakan persamaan 6..
d. Perhitungan kebutuhan air total dihitung menggunakan persamaan
persamaan 7 berdasarkan hasil perhitungan kehilangan air (Qa),
kebutuhan air domestik (Qd) dan non domestik (Qnd)
e. Perhtungan kebutuhan air harian puncak dihitung berdasarkan
kebutuhan air total (Qt) menggunakan persamaan 8.
f. Perhitungan kebutuhan air jam puncak dihitung berdasarkan kebutuhan
air total menggunakan persamaan 9.
3. Analisis Kecukupan Air bersih :
Analisis kecukupan air bersih dilakukan berdasarkan perbandingan kapasitas
debit terpasang terhadap kebutuhan air bersih pelanggan. Kecukupan air
bersih terpenuhi jika kapasitas pelayanan melebihi kebutuhan air.
Apabila kondisi tekanan dan debit aktual telah sama maka kapasitas
pelayanan telah optimal. Data hasil perhitungan dari hasil analisa kebutuhan air
bersih untuk tahun 2017 hingga tahun 2027 akan dibandingkan dengan kecukupan
air bersih. Apabila kecukupan kapasitas pelayan lebih besar dari pada kebutuhan
air bersih maka kecukupan air bersih terpenuhi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Tekanan Aktual

Tabel 6 Data teknis untuk Zona 3


Ziara Valley Gang Aut De Botanica
Panjang pipa (m) 13600 3484 10745
Jumlah Pelanggan (SR) 177 111 313
Jarak dari Sumber (m) 13.6 3.5 10.7
Tekanan Tambahan (bar) tidak ada tidak ada tidak ada
Jumlah Pelanggan 43949
Kebutuhan air bersih (l/detik) 421
Debit Terpasang (l/detik) 521
Kebutuhan air jam puncak (l/detik) 736.75
Kebutuhan air harian
526.25
maksimum (l/detik)

Tabel 6 merupakan data teknis untuk Zona 3. Total jumlah pelanggan untuk
Zona 3 adalah sebesar 43949 jiwa. Kebutuhan air bersih untuk Zona 3 adalah 421
l/detik. Kebutuhan air jam puncak sebesar 736.75 l/detik dan kebutuhan air harian
maksimum sebesar 526.25 l/detik. Debit terpasang untuk Zona 3 adalah sebesar 521
l/detik.
18

Gambar 8 merupakan lokasi data logger di lokasi pengukuran 1 Perumahan


Ziara Valley, Kecamatan Bogor Barat. Data logger diletakkan di Pos Satpam
Perumahan Ziara Valley. Pengukuran dilakukan tanggal 24 April 2017.

POS SATPAM

Gambar 8 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 1


Perumahan Ziara Valley menggunakan sistem jaringan berupa branch.
Jaringan perpipaan pada perumahan Ziara Valley sudah berada pada kondisi yang
cukup tua. Perumahan Ziara Valley berada pada hilir jaringan. Jaringan perpipaan
menuju Perumahan Ziara Valley terdapat pada Lampiran 5.

9
8
7
6
TEKANAN(BAR)

5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU(JAM)
SIMULASI AKTUAL

Gambar 9 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 1


Tekanan minimum hasil simulasi sebesar 1.88 bar terjadi pada pukul 06.00,
sedangkan pada tekanan aktual minimum sebesar 0.09 bar terjadi pada pukul 08.00.
Tekanan aktual masih terlampau jauh dari pada tekanan hasil simulasi. Tekanan
aktual yang lebih kecil dari pada tekanan hasil simulasi pada lokasi Perumahan
Ziara valley disebabkan oleh beberapa hal yaitu , pipa aktual yang sudah tua , lokasi
Perumahan Ziarra Valley yang berada di hilir jaringan dan terdapat interkoneksi
dengan zona lain serta masih tingginya tingkat kebocoran pada jaringan pipa
sehingga tekanan pada pipa aktual lebih sedikit. Selain itu, kapasitas debit terpasang
masih lebih kecil dari pada kebutuhan air bersih pada Zona 3 sehingga kebutuhan
19

air pada hilir-hilir jaringan pada saat jam puncak belum dapat terpenuhi
sepenuhnya.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden di Perumahan
Ziara Valley, diketahui pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 09.00 kondisi air
mengalir akan tetapi tidak mencukupi kebutuhan. Air pada pukul 13.00 sampai
dengan 18.00 kondisi air mengalir dan dapat mencukupi kebutuhan. Hal ini telah
sesuai berdasarkan grafik pada Gambar 9.
Menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 tekanan minimum air sebesar 0.5
atm atau 0.5 bar sedangkan tekanan maksimum air berdasarkan Permen PU Nomor
18 tahun 2007 sebesar 12 Mpa atau 120 bar untuk jenis pipa HDPE. Tekanan
minimum hasil simulasi lebih besar dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18
tahun 2007. Berdasarkan ketentuan tersebut, tekanan maksimum hasil simulasi
lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 sehingga pipa
masih mampu menahan tekanan dalam pipa .
Tekanan hasil simulasi minimum dan maksimum pada Perumahan Ziara
Valley telah sesuai dengan ketentuan pada Permen PU Nomor 18 tahun 2007,
namun tekanan aktual pada lokasi pengukuran Perumahan Ziara Valley lebih kecil
dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil simulasi
sehingga debit air pada waktu tersebut belum dapat memenuhi sepenuhnya
kebutuhan. Oleh karena itu, disarankan perlu dilakukan tindakan dengan menambah
sumber air agar tekanan air dapat naik hingga batas minimum sebesar 0.5 bar.
Pengecekan terhadap jaringan pipa juga harus dilakukan untuk melihat
kemungkinan terjadinya kebocoran disalah satu titik sebelum titik pengukuran.
Gambar 10 merupakan lokasi data logger di lokasi pengukuran 2 Gang Aut,
Kecamatan Bogor Tengah. Data logger diletakkan di Puskesmas Gang Aut.
Pengukuran dilakukan tanggal 13 Juni 2017.

Gambar 10 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 2

Gang Aut menggunakan sistem jaringan perpipaan branch. Pipa yang melalui
Gang Aut sudah berada dalam kondisi yang cukup tua. Gang Aut berada pada
tengah jaringan. Jaringan perpipaan menuju Gang Aut terdapat pada Lampiran 5.
Gambar 11 merupakan grafik tekanan hasil simulasi dan aktual pada lokasi
pengukuran 2 Gang Aut. Tekanan aktual dan hasil simulasi di Gang Aut mengalami
fluktuasi nilai tekanan air yang sama. Grafik tekanan aktual mengalami fluktuasi
tekanan aktual yang cenderung konstan dibandingkan dengan tekanan hasil
simulasi.
20

Tekanan aktual pada pukul 04.00 sampai dengan pukul 07.00 dan pada pukul
14.00 sampai dengan 16.00 serta pukul 02.00 sampai dengan 05.00 pada tekanan
aktual mengalami penurunan tekanan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
kebutuhan air mulai naik pada jam tersebut dan juga dikarenakan pada jam tersebut
kegiatan masyarakat umumnya mulai meningkat.

5
4,5
4
3,5
3
TEKANAN (BAR)

2,5
2
1,5
1
0,5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
WAKTU (JAM)
AKTUAL SIMULASI

Gambar 11 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 2


Tekanan maksimum hasil simulasi sebesar 5.5 bar dan tekanan aktual
maksimum sebesar 3.9 bar terjadi pada pukul 12.00. Tekanan minimum hasil
simulasi sebesar 2.27 terjadi pada pukul 06.00, sedangkan pada tekanan aktual
minimum sebesar 2.58 terjadi pada pukul 08.00. Tekanan aktual minimum sudah
mendekati tekanan minimum hasil simulasi namun tekanan aktual maksimum
masih lebih kecil dari pada tekanan maksimum hasil simulasi. Hal ini dikarenakan
kondisi pipa aktual yang sudah tua dan masih tingginya tingkat kebocoran pada
jaringan pipa serta dikarenakan debit terpasang yang masih lebih kecil dari
kebutuhan air sehingga kebutuhan air belum dapat memenuhi kebutuhan
sepenuhnya. Lokasi pengukuran Gang Aut menggunakan jenis pipa AC.
Menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 tekanan minimum air sebesar 0.5
atm atau 0.5 bar. Tekanan maksimum air berdasarkan Permen PU Nomor 18 tahun
2007 sebesar 6 sampai dengan 8 bar untuk jenis pipa AC. Tekanan aktual minimum
lebih besar dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil
simulasi. Berdasarkan ketentuan tersebut, tekanan maksimum hasil simulasi lebih
besar dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil
simulasi sehingga pipa masih mampu menahan tekanan dalam pipa.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden di Gang Aut,
diketahui kondisi air mengalir dan telah memenuhi kebutuhan. Hal ini telah sesuai
berdasarkan grafik pada Gambar 11.
Tekanan hasil simulasi minimum dan maksimum pada Gang Aut telah sesuai
dengan ketentuan pada Permen PU Nomor 18 tahun 2007 akan tetapi nilai tekanan
hasil simulasi maksimum sudah mendekati nilai batas maksimum berdasarkan
21

ketentuan. Lokasi pengukuran di Gang Aut sebaiknya menggunakan PRV


(Pressure Reducer Valve) untuk membatasi tekanan hingga 4 bar agar tekanan air
tetap terjaga dan tidak mendekati batas nilai tekanan maksimum berdasarkan
Permen PU Nomor 18 tahun 2007 sehingga tidak terjadi kerusakan pada pipa.
Gambar 12 merupakan lokasi data logger di lokasi pengukuran 2 Perumahan
De Botanica, Kecamatan Bogor Utara. Data logger diletakkan di salah satu rumah
warga di Perumahan De Botanica. Pengukuran merupakan data yang didapadat dari
PDAM yang dilakukan pada 07 Oktober 2016.

Gambar 12 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 3


Perumahan De Botanica menggunakan sistem jaringan perpipaan branch.
Pipa yang melalui Perumahan De Botanica sudah berada dalam kondisi yang cukup
tua. Perumahan De Botanica berada pada tengah jaringan. Jaringan perpipaan
menuju Perumahan De Botanica terdapat pada Lampiran 5.
Gambar 13 merupakan grafik tekanan aktual dan simulasi dalam 24 jam di
Perumahan De Botanica mengalami fluktuasi nilai tekanan air berbeda. Gambar 12
menunjukkan grafik tekanan aktual pada pukul 04.00 sampai dengan pukul 06.00
dan pada pukul 15.00 sampai dengan 18.00 mengalami penurunan tekanan yang
tinggi. Hal ini disebabkan karena kebutuhan air mulai naik pada jam tersebut dan
juga dikarenakan pada jam tersebut kegiatan masyarakat umumnya mulai
meningkat. Selain itu, kapasitas debit terpasang masih lebih kecil dari pada
kebutuhan air bersih pada Zona 3 sehingga kebutuhan air pada hilir-hilir jaringan
pada saat jam puncak belum dapat terpenuhi sepenuhnya Tekanan hasil simulasi
dan aktual mengalami kenaikan pada pukul 07.00 hingga pukul 15.00 dan pukul
18.00 hingga pukul 24.00. Tekanan aktual dan simulasi mengalami kenaikan
dikarenakan pada jam tersebut kebutuhan air masyarakat cenderung berkurang.
22

4
TEKANAN (BAR)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

WAKTU (JAM)
AKTUAL SIMULASI

Gambar 13 Tekanan aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 3

Tekanan maksimum hasil simulasi sebesar 3.9 bar dan tekanan aktual
maksimum sebesar 4.1 bar terjadi pada pukul 12.00. Tekanan minimum hasil
simulasi sebesar 0.82 bar dan tekanan aktual minimum sebesar 0.19 bar terjadi pada
pukul 06.00. Tekanan aktual minimum masih terlampau jauh sedangkan tekanan
aktual maksimum telah melebihi tekanan maksimum hasil simulasi. Tekanan aktual
minimum yang lebih kecil dari pada tekanan minimum hasil simulasi disebabkan
pipa aktual sudah sangat tua dan lokasi pengukuran terletak di hilir yang
menyebabkan sisa tekanan untuk daerah tersebut kecil serta debit terpasang yang
lebih kecil dari pada kebutuhan air jam puncak sehingga kebutuhan air belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan. Lokasi pengukuran Perumahan De Botanica
menggunakan jenis pipa PVC.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap responden di Perumahan
De Botanica, diketahui pada pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.00 dan pukul
17.00 sampai dengan 18.00 kondisi air tidak mengalir sehingga tidak dapat
mencukupi kebutuhan. Hal ini telah sesuai berdasarkan grafik pada Gambar 13.
Menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 tekanan minimum air sebesar 0.5
atm atau 0.5 bar. Tekanan maksimum air berdasarkan Permen PU Nomor 18 tahun
2007 sebesar 6 sampai dengan 8 bar untuk jenis pipa PVC. Tekanan aktual
minimum lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU Nomor 18 tahun 2007 dan
tekanan hasil simulasi sehingga kebuthan air belum sepenuhnya dapat memenuhi
kebutuhan. Tekanan aktual maksimum lebih kecil dari pada Ketentuan Permen PU
Nomor 18 tahun 2007 dan tekanan hasil simulasi. Tekanan hasil simulasi minimum
dan maksimum pada Perumahan De Botanica telah sesuai dengan ketentuan pada
Permen PU Nomor 18 tahun 2007.
Lokasi pengukuran di Perumahan De Botanica sebaiknya diadakan
interkoneksi pipa dari zona lain agar permintaan air terpenuhi. Perumahan De
Botanica juga perlu melakukan pengurangan elevasi pada junction 127 sebesar 2
meter serta perlu dilakukan perawatan berupa pergantian pipa lama dengan pipa
yang baru sehingga kekasaran pipa kembali menjadi 140 dan tekanan aktual air
dapat naik hingga batas minimal ketentuan sebesar 0.5 bar serta melakukan
23

penambahan debit terpasang pada sumber air agar kebutuhan air bersih dapat
terpenuhi secara optimal.

Identifikasi Debit Aktual

Gambar 14 merupakan lokasi data logger di lokasi pengukuran 4 Perumahan


Unitex, Kecamatan Bogor Selatan. Data logger diletakkan di salah satu rumah
warga di Perumahan Unitex.

Gambar 14 Lokasi data logger di lokasi pengukuran 4


Perumahan Unitex menggunakan sistem jaringan perpipaan grid. Pipa yang
melalui Perumahan Unitex sudah berada dalam kondisi yang cukup tua. Perumahan
Unitex berada pada tengah jaringan. Jaringan perpipaan menuju Perumahan Unitex
terdapat pada Lampiran 5.

5
DEBIT (L/DETIK)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

WAKTU (JAM)

AKTUAL SIMULASI

Gambar 15 Debit aktual dan hasil simulasi di lokasi pengukuran 4

Debit aktual pada lokasi pengukuran 4 Perumahan Unitex yang tertinggi


terjadi pada pukul 20.00 sebesar 4.98 l/detik sedangkan pada debit simulasi tejadi
pada pukul 20.00 sebesar 5.2 l/detik. Debit aktual terendah terjadi pada pukul 11.00
sebesar 2.8 l/detik sedangkan debit simulasi terendah terjadi pada pukul 10.00
24

sebesar 2.85 l/detik. Debit aktual pada saat jam puncak yaitu pukul 07.00 sebesar
4.6 l/detik. Grafik debit aktual dan simulasi dijelaskan pada Gambar 15.
Berdasarkan Gambar 15, debit aktual masih lebih kecil dari pada debit
simulasi akan tetapi sudah cukup mendekati kondisi simulasi sehingga debit aktual
sudah dapat memenuhi kebutuhan air sepenuhnya. Debit aktual minimum yang
lebih kecil dari pada debit minimum hasil simulasi dikarenakan pada kondisi lapang
dapat diasumsikan masih adanya terjadi kebocoran yang tidak teridentifikasi. Oleh
karena itu , disarankan perlunya dilakukan pemetaan titik kebocoran pada Zona 1
agar dapat diketahui lokasi lokasi yang rawan mengalami kebocoran.

Analisis Tekanan dan Debit

Gambar 16 menunjukkan grafik korelasi polinomial berdasarkan perbedaan


nilai debit dan tekanan. Nilai R2 pada grafik menerangkan bahwa keragaman debit
dan tekanan dapat dijelaskan secara teoritis. Nilai R2 pada kondisi aktual sebesar
57% masih lebih kecil dari pada kondisi simulasi sebesar 99%.

5 y = -1,4619x2 + 2,6026x + 3,4085


R² = 0,5772

4
DEBIT (L/DETIK)

y = -16,211x2 + 54,796x - 39,827


2 R² = 0,9998

0
0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50
TEKANAN (BAR)

ideal aktual

Gambar 16 Grafik tekanan dan debit di lokasi pengukuran 4

Berdasarkan hasil perhitungan pada Lampiran 3, nilai error dengan


menggunakan metode RMSE (Root Mean Square Error) dari hasil kalibrasi adalah
sebesar 0,46. Menurut Hidaya et al (2016) metode RMSE mengisayratkan
mendekati nol (0) untuk menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dihasilkan
mendekati nilai sebenarnya. Nilai error pada hasil kalibrasi lebih besar dari pada 0
sehingga kondisi aktual dapat masih jauh dari pada kondisi simulasi. Hal ini
menandakan bahwa , tekanan dan debit aktual masih belum memenuhi kondisi
simulasi yang dibutuhkan.
Gambar 16 menunjukan bahwa nilai tekanan berpengaruh terhadap debit.
Penggunaan debit pemakaian yang semakin tinggi pada outlet pipa menyebabkan
25

tekanan dalam pipa di suatu titik tertentu mengalami penurunan dan tekanan
mengalami kenaikan pada saat debit pemakaian menurun. Hal ini telah sesuai
dengan Gambar 16 yang menunjukkan hubungan kejanggalan debit dan tekanan
pada pipa saat kondisi aliran tidak penuh.
Tabel 7 merupakan titik-titik dengan tekanan terendah berdasarkan hasil
simulasi Epanet pada jam puncak di Zona 3. Hasil simulasi Epanet pada Zona 3
untuk tekanan rendah dapat dilihat pada Lampiran 1. Berdasarkan Tabel 7, junction
dengan tekanan terendah adalah junction 5 dengan tekanan sebesar -1.2 bar.
Berdasarkan data pada Tabel 7 tekanan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan
menurut Permen PU Nomor 18 tahun 2007 karena tekanan pada junction yang
terdapat pada Tabel 5 lebih kecil dari pada ketentuan. Hal ini dapat menyebaban air
pada junction dengan nilai dibawah ketentuan akan menyebabkan air tidak mengalir
ketitik tersebut. Air akan mengalir ke elevasi yang lebih rendah. Hal ini dapat dilihat
diantaranya pada junction 5. Air tidak akan mengalir menuju junction 5 melainkan
air akan mengalir menuju junction 6 dengan elevasi yang lebih rendah. Hasil
simulasi Epanet pada Zona 3 terdapat pada Lampiran 1

Tabel 7 Hasil simulasi Epanet pada Zona 3 untuk tekanan terendah


Kebutuhan air Head Tekanan Junction
Junction Elevasi
(l/detik) (m) (m) (bar) sesudah elevasi
Junc 5 265 0 252.3 -12.7 -1.2 Junc 6 250
Junc 18 262 0 252.3 -9.7 -0.9 - -
Junc 4 261 0 252.3 -8.7 -0.8 Junc 5 265
Junc 74 228 6.82 225.13 -2.87 -0.3 Junc 75 218
Junc 305 300 3.73 297.84 -2.16 -0.2 Junc 285 291
Junc 400 300 0 298.7 -1.3 -0.1 Junc 254 297
Junc 75 218 6.82 216.62 -1.08 -0.1 Junc 266 215
Junc 318 253 0 252.01 -0.99 -0.1 Junc 22 248
Junc 3 253 0 252.3 -0.7 -0.1 Junc 4 261
Junc 263 281 0 281 0 0.0 Junc 129 258

Air pada kondisi aktual tetap dapat mengalir dikarenakan dilakukannya


perlakuan buka tutup valve pada sepanjang jaringan. Perlakuan ini menyebabkan
terjadinya pembagian tekanan disepanjang jaringan sehingga ketika valve ditutup
sebagian terjadi kondisi aliran tidak penuh. Aliran yang tidak penuh menyebabkan
tekanan akan meningkat pada sepanjang pipa terbagi sedangkan pada kondisi aliran
penuh tekanan akan lebih kecil dari pada pipa dengan aliran tidak penuh.
Tekanan hasil simulasi yang lebih kecil dari ketentuan berdasarkan Permen
PU Nomor 18 tahun 2007 dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena
base demand terlalu tinggi, debit yang mengalir terlalu kecil, pipa yang digunakan
terlalu besar dan jarak antara tandon ke titik junction terlalu jauh (Hidayah et al
2016). Oleh karena itu, disarankan perlu adanya perbaikan pada pipa dengan cara
mengganti pipa baru sehingga kekasaran kembali menjadi 140.
26

Kebutuhan Air Bersih Tahun 2027

Berdasarkan Tabel 8, Kebutuhan air jam puncak pada Zona 3 tahun 2027
sebesar 787.57 l/detik belum dapat terpenuhi karena debit terpasang rata-rata hanya
sebesar 521 l/detik atau 66.2 % dari kebutuhan. Oleh karena itu, dengan tidak
terpenuhinya kebutuhan air perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan serta perlu
dilakukannya penambahan debit terpasang sebesar 266.5 l/detik agar distribusi air
dapat merata. Kebutuhan air Zona 3 tahun 2027 per kelurahan dapat dilihat pada
Lampiran 2.

Tabel 8 Kebutuhan air Zona 3 tahun 2027


Debit
Keterangan
(l/detik)
Debit terpasang rata-rata 521
Kebutuhan domestik 313
Kebutuhan non domestik 63
Kehilangan air 75
Kebutuhah air jam puncak 787.57
Kebutuhan air harian maksimum 562.5
Total 450

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitan ini dapat disimpulkan bahwa :


1. Identifikasi tekanan dan debit pada pipa distirbusi adalah sebagai berikut :
a. Tekanan aktual minimum di Gang Aut dan debit aktual minimum di
Perumahan Unitex sudah sepenuhnya memenuhi kebutuhan air bersih
karena tekanan aktual minimum di Gang Aut lebih besar dari pada
tekanan minimum hasil simulasi dan debit aktual minimum yang sudah
mendekati debit aktual minimum di Perumahan Unitex.
b. Tekanan di Perumahan Ziara Valley dan Perumahan De Botanica belum
sepenuhnya memenuhi kebutuhan karena tekanan aktual minimum di
Perumahan Ziara Valley dan Perumahan De Botanica lebih kecil dari
pada tekanan minimum hasil simulasi.
c. Hasil kalibrasi sebesar 0.46 menunjukkan bahwa kondisi aktual masih
berbeda dari pada kondisi hasil simulasi. Hasil simulasi dengan
menggunakan Epanet menghasilkan junction untuk tekanan terendah
adalah junction 5 dengan tekanan sebesar -1.2 bar.
2. Kebutuhan air jam puncak pada Zona 3 tahun 2027 sebesar 787.57 l/detik
belum dapat terpenuhi karena debit terpasang rata-rata hanya sebesar 521
l/detik atau 66.2 % dari kebutuhan.
27

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan bahwa :


1. Perlu dilakukan pergantian pipa lama dengan pipa yang baru pada Perumahan
Ziara Valley, Perumahan De Botanica, dan Perumahan Unitex sehingga
kekasaran pipa kembali menjadi 140 dan tekanan serta debit aktual dapat
memenuhi persyaratan.
2. Harus dilakukan pengecekan terhadap jaringan pipa di sekitar Perumahan
Ziara Valley juga untuk melihat kemungkinan terjadinya kebocoran disalah
satu titik sebelum titik pengukuran.
3. Perlu melakukan pengurangan elevasi pada Perumahan De Botanica pada
junction 127 sebesar 2 meter serta perlu dilakukan perawatan berupa
pergantian pipa lama dengan pipa yang baru agar tekanan aktual air dapat
naik hingga batas minimal ketentuan sebesar 0.5 bar.
4. Perlunya penambahan debit terpasang pada sumber air baku agar kebutuhan
air pada saat jam puncak dapat terpenuhi secara optimal.
5. Perlu dilakukan pemetaan titik kebocoran pada Zona 1.
6. Perlu dilakukan perawatan dan pemeliharaan serta perlu dilakukannya
penambahan debit terpasang sebesar 266.5 l/detik agar distribusi air dapat
merata

DAFTAR PUSTAKA

Agustina DV. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik Di Perumnas (Studi Kasus Perumnas Banyumanik
Kel. Srondol Wetan) [Skripsi]. Semarang (ID) : Universitas Diponegoro.
Analya D. 2016. Analisis Sistem Distribusi Air Bersih Pada Daerah Pelayanan Zona
5 PDAM Tirta Pakuan Bogor, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut
Pertanian Bogor.
Anisha G, Kumar A, Kumar AJ, Raju SP. 2016. Analysis and Design of Water
Distribution Network Using Epanet for Chirala Municipality in Prakasam
District of Andhara Pradesh. International Journal of Engineering and
Applied Sciences (IJEAS). 3(4).
Ardiansyah , Juwono P T, Ismoyo M J. 2012. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air
Bersih Pada PDAM Di Kota Ternate. Jurnal Teknik Pengairan. Malang (ID).
3(2) : 211-220.
Arunkumar M, Nethaji MVE. 2011. Water Demand Analysis of Municipal Water
Supply Using EPANET Software. International Journal on Applied
Bioengineering. 5(1).
Cunnigham WP, Saigo BW. 2001. Environmental science: A global concern. 6th
ed. New York (US) : McGraw-Hill.
[DCK] Dirjen Cipta Karya. 2007. Pengembangan SPAM Sederhana. Jakarta (ID) :
Cipta Karya.
[DCK DPU] Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. 1996.
Pengembangan Air Minum. Jakarta (ID) : Dinas Pekerjaan Umum Cipta
Karya.
28

[DPR RI] Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2004. Sumber Daya Air.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004. Jakarta (ID) :
DPR
Gaib DTY, Tanudjaja L, Hendratta AL. 2016. Perencanaan Peningkatan Kapasitas
Produksi Air Bersih Ibukota Kecamatan Nuangan. Jurnal Sipil Statik 4(8) :
481-490.
Hiadaya PD, Indarto I, Elida N. 2016. Pemetaan dan Evaluasi Teknis Jaringan
Distribusi Air Bersih di Desa Kemuning Lor. Jurnal Agroteknologi 10(2).
Kalensun H, Kawet L, Halim F. 2016. Perencanaan Sistem Jaringan Distribusi Air
Bersih Di Kelurahan Pangolombian Kecamatan Tomohon Selatan. Jurnal
Sipil Statik. 4(2) : 105-115.
[Kemenkes RI] Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 1990. Syarat-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
416/MEN.KES/PER/IX/1990. Jakarta (ID) : Menteri Kesehatan Republik
Indonesia
[Kemen PU] Kementrian Pekerjaan Umum. 2007. Prosedur Operasional Standar
Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum. Peraturan Mentri Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 26/PRT/M/2014. Jakarta (ID) : Mentri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat.
[Kemen PUPR] Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2014.
Penyelenggaraan Pengembangansistem Penyediaan Air Minum. Peraturan
Mentri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007. Jakarta (ID) : Mentri
Pekerjaan Umum
Kurniawan A, Priyanto A, Suripin, Salamun. 2014. Perencanaan Sistem Penyediaan
Air Bersih PDAM Kota Salatiga. Jurnal Karya Teknik Sipil. 3(4) : 985-994
Lubis Z, Affandy AN. 2014. Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Glagah
Kabupaten Lamongan. Jurnal TeknikA. 6(2).
Mokoginta FC, Manganka IR. 2015. Peningkatan Sistem Penyediaan Air Bersih Di
Kelurahan Pinaras. Jurnal Sipil Statik. 3(5) : 322-330.
[PDAM] Perusahaan Daerah Air Minum. 2010. Company Profile. Bogor (ID):
PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.
Ramana VG , Sudheer VSS, Rajasekhar B. 2015. Network Analysis Of Water
Distribution System In Rura Areas Using EPANET. Di dalam : Ulanicki B,
Kapelan Z, Boxall J, editor. Computing and Control for the Water Industry
(CCWI 2015) Sharing The Best Practice in Water Management [Internet].
[Waktu dan tempat tidak diketahui]. hlm 496-505 [diunduh 2017 Jan 7].
Tersedia pada : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/ S1877705
81502545X
Rosadi MI. 2011. Perencanaan Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi PDAM
IKK Durenan Kabupaten Trenggalek [Skripsi]. Surabaya (ID) : Institut
Teknologi Sepuluh November.
Rossman AL. 2000. Epanet 2 User Manual. Cincinnati (US) : National Risk
Management Laboratory U.S Environmental Protection Agency.
Tipka J. 2011. Proyeksi Berlipat Ganda Di Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal
Barekeng 5(2) : 31—34.
Triatmodjo B. 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta (ID) : Beta Offset.
29

Tuames YKG, Bunganaen W, Utomo S. 2015. Perencanaan Teknis Jaringan


Perpipaan Air Bersih dengan Sistem Pengaliran Pompa di Desa Susulaku A
Kecamatan Insana Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Teknik Sipil. 4(1)
Vishnoi K. 2017. Piping Layout For Fire Sprinkler System: An Overview.
International Journal of Engineering and Applied Sciences (IJEAS) 4(3).
Wigati R, Maddeppungeng A, Krisnanto I. 2015. Studi Analisis Kebutuhan Air
Bersih Pedesaan Sistem Gravitasi Menggunakan Software Epanet 2.0. Jurnal
Konstruksia. 6(2).
30

Lampiran 1 Hasil simulasi Epanet pada Zona 3

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 1 327 0 334.87 7.87 0.77
Junc 10 235 5.01 246.78 11.78 1.15
Junc 11 236.1 5.01 247.33 11.23 1.10
Junc 115 216 0 251.87 35.87 3.52
Junc 116 231 0 250.15 19.15 1.88
Junc 12 235 2.39 248.11 13.11 1.29
Junc 122 190 0.5 217.88 27.88 2.73
Junc 123 239 8.99 250.8 11.8 1.16
Junc 124 187 1.97 217.55 30.55 3.00
Junc 125 185 2.62 217.53 32.53 3.19
Junc 126 236 2.75 256.91 20.91 2.05
Junc 127 231 2.75 248.87 17.87 1.75
Junc 128 186 3.71 210.52 24.52 2.40
Junc 129 258 3.73 278.82 20.82 2.04
Junc 13 242 5.31 250.2 8.2 0.80
Junc 131 330 0 349.12 19.12 1.87
Junc 138 224.5 8.05 246.1 21.6 2.12
Junc 14 252.1 5.31 263.33 11.23 1.10
Junc 141 250 4.63 263.35 13.35 1.31
Junc 144 182 1.7 208.83 26.83 2.63
Junc 145 182 1.7 208.85 26.85 2.63
Junc 146 180 1.7 208.59 28.59 2.80
Junc 147 182 1.7 208.87 26.87 2.63
Junc 148 182 1.7 209.69 27.69 2.71
Junc 15 253.3 5.31 263.34 10.04 0.98
Junc 151 197 3.71 210.32 13.32 1.31
Junc 152 202 3.61 214.1 12.1 1.19
Junc 153 189 1.05 210.01 21.01 2.06
Junc 154 182 3.71 209.11 27.11 2.66
Junc 156 194 0 215.07 21.07 2.07
Junc 158 196 3.61 214.05 18.05 1.77
Junc 159 216 4.63 251.6 35.6 3.49
Junc 16 255.1 5.01 263.62 8.52 0.84
Junc 160 234 0 245.93 11.93 1.17
Junc 162 248 0 257.63 9.63 0.94
Junc 163 225 2.62 233.27 8.27 0.81
Junc 165 182 1.7 209.3 27.3 2.68
Junc 166 234 8.05 246.3 12.3 1.21
Junc 167 229 4.63 247.92 18.92 1.85
Junc 168 234 2.75 252.93 18.93 1.86
31

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 169 182 1.7 209.02 27.02 2.65
Junc 17 260 5.01 263.62 3.62 0.35
Junc 171 206 3.61 218.14 12.14 1.19
Junc 172 215 0 223.42 8.42 0.83
Junc 173 200 13.78 219.72 19.72 1.93
Junc 174 229 6.55 230.93 1.93 0.19
Junc 175 232.1 9.18 233.43 1.33 0.13
Junc 176 190 1 215.06 25.06 2.46
Junc 18 262 0 252.3 -9.7 -0.95
Junc 181 228 8.12 231.75 3.75 0.37
Junc 182 234 2.86 235.8 1.8 0.18
Junc 183 231 2.75 251.11 20.11 1.97
Junc 184 248 0 257.63 9.63 0.94
Junc 185 256 0 263.42 7.42 0.73
Junc 186 256 0 263.81 7.81 0.77
Junc 187 250 0 264.78 14.78 1.45
Junc 188 251 0 302.57 51.57 5.06
Junc 189 251 0 306.31 55.31 5.42
Junc 19 237.4 5.31 263.67 26.27 2.58
Junc 190 292 0 311.79 19.79 1.94
Junc 191 301 0.53 311.65 10.65 1.04
Junc 192 285 0 318.54 33.54 3.29
Junc 193 300 0 322.65 22.65 2.22
Junc 194 307 0 326.95 19.95 1.96
Junc 195 286 0 327.88 41.88 4.11
Junc 196 294 0 328.97 34.97 3.43
Junc 197 311 0 330.95 19.95 1.96
Junc 198 239 6.46 254.1 15.1 1.48
Junc 20 236.7 4.63 263.69 26.99 2.65
Junc 200 222 2.62 231.74 9.74 0.95
Junc 201 264 2.62 272.23 8.23 0.81
Junc 202 321.6 0 326.43 4.83 0.47
Junc 203 316 8.87 323.87 7.87 0.77
Junc 204 313 0 323.23 10.23 1.00
Junc 205 316 3.15 323.33 7.33 0.72
Junc 206 316 9.35 321.39 5.39 0.53
Junc 207 312 3.15 320.88 8.88 0.87
Junc 208 305 0 319.19 14.19 1.39
Junc 209 305 0 318.8 13.8 1.35
Junc 21 252 4.63 264.02 12.02 1.18
32

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 210 301 0 316.36 15.36 1.51
Junc 212 298 0 316.79 18.79 1.84
Junc 213 290 6.22 312.13 22.13 2.17
Junc 214 297 7.47 313.48 16.48 1.62
Junc 215 280 6.6 313.01 33.01 3.24
Junc 216 285 8.71 309.69 24.69 2.42
Junc 217 281 2.86 307.82 26.82 2.63
Junc 218 277 6.6 305.54 28.54 2.80
Junc 219 270 6.22 307.06 37.06 3.63
Junc 22 248.1 4.63 251.84 3.74 0.37
Junc 220 277 14.19 295.58 18.58 1.82
Junc 221 270 0 295.58 25.58 2.51
Junc 222 273 8.71 295.58 22.58 2.21
Junc 223 273 8.71 291.88 18.88 1.85
Junc 224 273 6.6 291.49 18.49 1.81
Junc 225 265 8.71 282.97 17.97 1.76
Junc 226 262 9.33 281.76 19.76 1.94
Junc 227 274 9.46 281.74 7.74 0.76
Junc 228 275 10.08 287.91 12.91 1.27
Junc 229 275 0 282.78 7.78 0.76
Junc 23 253.6 5.36 264.29 10.69 1.05
Junc 230 260 4.98 282.15 22.15 2.17
Junc 231 267 4.98 287.9 20.9 2.05
Junc 232 264 11.2 292.2 28.2 2.76
Junc 233 267 8.09 269.8 2.8 0.27
Junc 234 265 1.24 269.8 4.8 0.47
Junc 235 269 0 273.83 4.83 0.47
Junc 236 252 6.6 266.72 14.72 1.44
Junc 237 252 6.6 266.39 14.39 1.41
Junc 238 255 6.6 266.23 11.23 1.10
Junc 239 255 6.6 266.64 11.64 1.14
Junc 24 255 0 264.3 9.3 0.91
Junc 240 242 6.6 266.55 24.55 2.41
Junc 241 264 5.09 266.05 2.05 0.20
Junc 242 251 8.11 260.67 9.67 0.95
Junc 243 247 8.11 257.75 10.75 1.05
Junc 244 248 8 257.46 9.46 0.93
Junc 245 245 9.16 255.12 10.12 0.99
Junc 246 255 9.18 264.11 9.11 0.89
Junc 247 290 5.35 301.55 11.55 1.13
33

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 248 268 6.97 301.27 33.27 3.26
Junc 249 263 4.98 297.26 34.26 3.36
Junc 25 255 2.62 261.93 6.93 0.68
Junc 250 290 9.58 300.98 10.98 1.08
Junc 251 292 6.22 300.72 8.72 0.85
Junc 252 303 0 322.27 19.27 1.89
Junc 253 289 3.36 312.09 23.09 2.26
Junc 254 297 4.98 297.88 0.88 0.09
Junc 255 295 3.11 296.13 1.13 0.11
Junc 256 295 3.73 295.31 0.31 0.03
Junc 259 300 0.53 311.65 11.65 1.14
Junc 26 244.6 3.19 255.33 10.73 1.05
Junc 260 242 2.62 250.2 8.2 0.80
Junc 261 265 5.76 277.07 12.07 1.18
Junc 262 282 5.76 293.46 11.46 1.12
Junc 263 281 0 281 0 0.00
Junc 264 326 0 341.63 15.63 1.53
Junc 265 287 2.04 301.94 14.94 1.46
Junc 266 215 17.86 215.91 0.91 0.09
Junc 267 270 5.76 293.29 23.29 2.28
Junc 268 247 5.76 277.14 30.14 2.95
Junc 269 258 0 278.79 20.79 2.04
Junc 27 243.1 8.99 253.38 10.28 1.01
Junc 270 245 6.5 269.25 24.25 2.38
Junc 271 255 5.09 264.31 9.31 0.91
Junc 272 247 5.09 258.88 11.88 1.16
Junc 273 299 6.6 310.86 11.86 1.16
Junc 274 293 9.58 311.39 18.39 1.80
Junc 275 291 6.22 313.05 22.05 2.16
Junc 276 330 0 334.87 4.87 0.48
Junc 28 239.6 0 250.8 11.2 1.10
Junc 282 230 2.75 247.22 17.22 1.69
Junc 283 231 2.75 247.37 16.37 1.60
Junc 284 231 2.61 250.15 19.15 1.88
Junc 285 291 1.31 297.82 6.82 0.67
Junc 286 298 1.31 301.99 3.99 0.39
Junc 287 329 0 333.93 4.93 0.48
Junc 288 329 0 333.93 4.93 0.48
Junc 289 255 2.62 255.18 0.18 0.02
Junc 29 240 3.93 251.2 11.2 1.10
34

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 290 255 0 265.08 10.08 0.99
Junc 291 255 2.62 263.87 8.87 0.87
Junc 293 239 1.24 257.6 18.6 1.82
Junc 295 264 0 267.05 3.05 0.30
Junc 297 255 0 265.08 10.08 0.99
Junc 298 246 0 271.86 25.86 2.54
Junc 299 255 0 264.31 9.31 0.91
Junc 3 253 0 252.3 -0.7 -0.07
Junc 30 242 0 251.37 9.37 0.92
Junc 300 231 0 250.85 19.85 1.95
Junc 301 244.6 0 255.33 10.73 1.05
Junc 302 245 3.84 255.12 10.12 0.99
Junc 304 248 7.55 263.63 15.63 1.53
Junc 305 300 3.73 297.84 -2.16 -0.21
Junc 306 253 0 263.63 10.63 1.04
Junc 307 240 9.6 255.63 15.63 1.53
Junc 308 246 0 257.03 11.03 1.08
Junc 31 241.6 13.11 252.52 10.92 1.07
Junc 311 238.6 4.61 252.67 14.07 1.38
Junc 312 0 0 310.08 310.08 30.40
Junc 316 236 3.75 251.09 15.09 1.48
Junc 317 241 8.99 251.52 10.52 1.03
Junc 318 253 0 252.01 -0.99 -0.10
Junc 319 327 0 341.63 14.63 1.43
Junc 32 187 3.71 211.37 24.37 2.39
Junc 320 240 5.01 250.69 10.69 1.05
Junc 321 240 5.06 246.71 6.71 0.66
Junc 322 269 0 276.85 7.85 0.77
Junc 33 220 0 230 10 0.98
Junc 331 239 0 250.35 11.35 1.11
Junc 332 241 6.46 248.65 7.65 0.75
Junc 333 246 0 271.86 25.86 2.54
Junc 337 281 0 292.38 11.38 1.12
Junc 339 248 0 258 10 0.98
Junc 34 220 5.9 229.63 9.63 0.94
Junc 340 248 0 263.12 15.12 1.48
Junc 343 303 0.53 311.64 8.64 0.85
Junc 345 228 3.41 231.75 3.75 0.37
Junc 346 309 0.65 311.63 2.63 0.26
Junc 348 311 0.65 311.62 0.62 0.06
35

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 349 311 0.78 311.62 0.62 0.06
Junc 35 220 0 250.22 30.22 2.96
Junc 351 310 0.29 311.61 1.61 0.16
Junc 352 309 0.29 311.61 2.61 0.26
Junc 353 308 0.29 311.61 3.61 0.35
Junc 354 307 0.29 311.61 4.61 0.45
Junc 36 304 5.84 320.25 16.25 1.59
Junc 363 286 0 311.43 25.43 2.49
Junc 364 288 0 310.66 22.66 2.22
Junc 365 218 9.54 225.13 7.13 0.70
Junc 366 200 20.95 214.43 14.43 1.41
Junc 367 290 0 308.08 18.08 1.77
Junc 368 289 0.88 308.03 19.03 1.87
Junc 369 285 1.74 310.57 25.57 2.51
Junc 37 263 0 269.05 6.05 0.59
Junc 371 285 1.74 310.53 25.53 2.50
Junc 372 284 1.74 310.56 26.56 2.60
Junc 373 287 0.88 308 21 2.06
Junc 374 286 0.88 308 22 2.16
Junc 375 293 0 307.37 14.37 1.41
Junc 376 292 0 306.3 14.3 1.40
Junc 377 291 0 303.8 12.8 1.25
Junc 378 290 0 303.37 13.37 1.31
Junc 379 288 0 303.11 15.11 1.48
Junc 38 307 0.14 319.65 12.65 1.24
Junc 380 298 1.22 302.52 4.52 0.44
Junc 381 287 1.22 302.16 15.16 1.49
Junc 382 281 1.05 301.79 20.79 2.04
Junc 383 277 1.05 301.57 24.57 2.41
Junc 384 272 1.05 301.55 29.55 2.90
Junc 39 225 0 231.7 6.7 0.66
Junc 395 298 1.22 302.64 4.64 0.45
Junc 396 278 0.35 301.7 23.7 2.32
Junc 399 274 0.29 301.38 27.38 2.68
Junc 4 261 0 252.3 -8.7 -0.85
Junc 40 264 0 267.37 3.37 0.33
Junc 400 300 0 298.7 -1.3 -0.13
Junc 41 264 0 266.52 2.52 0.25
Junc 42 251 0 266.28 15.28 1.50
Junc 422 277 0 295.77 18.77 1.84
36

Lampiran 1 Lanjutan

Kebutuhan
Node ID Elevasi air Head Tekanan
(m) (l/detik) (m) (m) (bar)
Junc 427 285 0 318.32 33.32 3.27
Junc 43 228 0 233.31 5.31 0.52
Junc 438 285 4.52 302.02 17.02 1.67
Junc 44 215 0 223.42 8.42 0.83
Junc 45 194 1.4 217.41 23.41 2.30
Junc 46 224.5 8.05 248 23.5 2.30
Junc 47 222 12.59 231.03 9.03 0.89
Junc 5 265 0 252.3 -12.7 -1.25
Junc 54 225 8.05 246.87 21.87 2.14
Junc 6 250 5.9 252.28 2.28 0.22
Junc 65 231.1 4.61 250.63 19.53 1.91
Junc 66 235.8 2.44 250.65 14.85 1.46
Junc 67 227.1 4.61 249.41 22.31 2.19
Junc 68 220.5 4.61 249.03 28.53 2.80
Junc 7 247 5.01 252.28 5.28 0.52
Junc 72 236.1 6.46 251.3 15.2 1.49
Junc 74 228 6.82 225.13 -2.87 -0.28
Junc 75 217.7 6.82 216.62 -1.08 -0.11
Junc 79 186 16.72 212.19 26.19 2.57
Junc 8 244.7 8.47 245.93 1.23 0.12
Junc 80 189 11.33 212.19 23.19 2.27
Junc 81 200 4.23 214.43 14.43 1.41
Junc 9 234.6 0 246.3 11.7 1.15
Junc 94 173 6.86 214.11 41.11 4.03
Resvr 2 373 -11433.2 373 0 0.00
Tank 277 328 5316.01 332.23 4.23 0.41
Tank 280 326 5200.16 331.73 5.73 0.56
37

Lampiran 2 Kebutuhan air bersih tahun 2027

Jumlah
Domestik Nondomestik Kehilangan Total
Penduduk
(jiwa) (m3) (m3) (m3) (m3) l/detik
Lawang Gintung 15460 702727 140545 168655 1011927 12
Bondongan 27194 1236091 247218 296662 1779971 21
Empang 34490 1567727 313545 376255 2257527 26
Cikaret 31275 1421591 284318 341182 2047091 24
Pasir Mulya 8437 383500 76700 92040 552240 6
Pasir Kuda 24788 1126727 225345 270415 1622487 19
Pasir Jaya 34104 1550182 310036 372044 2232262 26
Gunung Batu 35171 1598682 319736 383684 2302102 27
Loji 24830 1128636 225727 270873 1625236 19
Menteng 28231 1283227 256645 307975 1847847 21
Cilendek Timur 22509 1023136 204627 245553 1473316 17
Sindang Barang 26722 1214636 242927 291513 1749076 20
Marga Jaya 9716 441636 88327 105993 635956 7
Balumbang Jaya 18609 845864 169173 203007 1218044 14
Situgede 13478 612636 122527 147033 882196 10
Bubulak 18526 842091 168418 202102 1212611 14
Paledang 21600 981818 196364 235636 1413818 16
Gudang 14749 670409 134082 160898 965389 11
Babakan Pasar 18930 860455 172091 206509 1239055 14
Panaragan 13209 600409 120082 144098 864589 10
Kebon Kelapa 20514 932455 186491 223789 1342735 16
Tanah Baru 34824 1582909 316582 379898 2279389 26
Cimahpar 24516 1114364 222873 267447 1604684 19
Barangsiang 49176 2235273 447055 536465 3218793 37
Sukasari 22998 1045364 209073 250887 1505324 17
Total 594056 312.5 62.5 75.0 450.0 450.0
38

Lampiran 3 Hasil perhitungan nilai error dengan metode RMSE

x yduga yasli error abs error


2.094118 3.83 3.58 0.251707 0.251707
2.105882 3.68 3.74 -0.06465 0.064649
2.067647 4.17 3.58 0.587099 0.587099
2.067647 4.17 4.04 0.127099 0.127099
2.040196 4.49 4.04 0.450917 0.450917
2.053922 4.33 4.36 -0.02794 0.027938
2.010784 4.81 4.2 0.610754 0.610754
2.117647 3.51 4.66 -1.14549 1.145491
2.105882 3.68 3.42 0.255351 0.255351
2.129412 3.35 3.58 -0.23082 0.230822
2.159804 2.90 3.26 -0.35869 0.358695
2.15 3.05 2.8 0.249053 0.249053
2.152941 3.01 2.96 0.045056 0.045056
2.105882 3.68 2.95 0.725351 0.725351
2.067647 4.17 3.58 0.587099 0.587099
2.026471 4.64 4.04 0.603665 0.603665
2.117647 3.51 4.51 -0.99549 0.995491
2.081373 4.00 3.42 0.576028 0.576028
2.053922 4.33 3.89 0.442062 0.442062
1.980392 5.11 4.19 0.921787 0.921787
1.980392 5.11 4.98 0.131787 0.131787
2.081373 4.00 4.98 -0.98397 0.983972
2.067647 4.17 3.89 0.277099 0.277099
2.040196 4.49 4.04 0.450917 0.450917
2.094118 3.83 4.36 -0.52829 0.528293
Rata-rata 0.465127
40
41
Lampiran 5 Skema jalur perpipaan

WTP
DEKENG
HULU

RESERVOIR
CIPAKU

Panjang Satuan Skala


43

PERUMAHAN ZIARA
VALLEY
13600 m 1:544
Hilir
Lampiran 5 Lanjutan
44

WTP Dekeng

Hulu

Reservoir Cipaku

Gang Aut
Hilir

Panjang Satuan Skala

3484 m 1:134
Lampiran 5 Lanjutan

PERUMAHAN DE BOTANICA
Hilir

WTP CIPAKU

Hulu

RESERVOIR
DEKENG

Panjang Satuan Skala


45

10745 m 1:320
Lampiran 5 Lanjutan
46

PERUMAHAN UNITEX
HULU

Panjang Satuan Skala


WTP RANCAMAYA
7665 m 1:366
HILIR
47

Lampiran 6 Tekanan per junction jalur pipa

lokasi pengukuran 1
Kebutuhan Air Head Tekanan
Junction
(l/detik) (m) (bar)
Tank 280 5200.14 331.73 5.73
Junc 197 0 330.95 19.95
Junc 196 0 328.97 34.97
Junc 195 0 327.88 41.88
Junc 194 0 326.95 19.95
Junc 193 0 322.65 22.65
Junc 192 0 318.55 33.55
Junc 189 0 306.32 55.32
Junc 188 0 302.58 51.58
Junc 184 0 257.64 9.64
Junc 43 0 233.43 5.43
Junc 39 0 231.83 6.83
Junc 122 0.5 218.11 28.11
Junc 124 1.97 217.78 30.78
Junc 45 1.4 217.64 23.64

lokasi pengukuran 2
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 202 0 326.31 4.71
Junc 204 0 323.05 10.05
Junc 273 6.6 310.44 11.44
Junc 247 5.35 300.94 10.94
Junc 220 14.19 294.86 17.86

lokasi pengukuran 3
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 202 0 326.31 4.71
Junc 204 0 323.05 10.05
Junc 273 6.6 310.44 11.44
Junc 247 5.35 300.94 10.94
Junc 248 6.97 300.66 32.66
Junc 250 9.58 300.36 10.36
Junc 251 6.22 300.1 8.1
Junc 400 0 298.03 -1.97
Junc 254 4.98 297.19 0.19
Junc 255 3.11 295.39 0.39
48

Lampiran 6 Lanjutan
Kebutuhan
Junction
Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Junc 262 5.76 292.63 10.63
Junc 337 0 291.52 10.52
Junc 263 0 281 0
Junc 129 3.73 278.74 20.74
Junc 269 0 278.71 20.71
Junc 268 5.76 277 30
Junc 298 0 271.47 25.47
Junc 332 6.46 248.18 7.18
Junc 270 6.5 268.73 23.73
Junc 126 2.75 255.71 19.71
Junc 168 2.75 251.49 17.49
Junc 127 2.75 246.34 15.34
Junc 48 1.97 245.69 10.69

lokasi pengukuran 4
Kebutuhan
Junction Air Head Tekanan
(l/detik) (m) (bar)
Resvr Rancamaya 137.09 466 0
Junc 9 0 465.39 18.39
Junc 5 0 460.05 15.05
Junc 4 0 459.01 19.01
Junc 18 0 462.44 22.44
Junc 19 0 465.87 20.87
Junc Bojong Kaler 0.54 465.89 20.89
Junc Jl Raya Ciawi
Sukabumi 2.2 466.14 10.14
Junc 8 0 466.06 14.06
Junc 23 0 466.14 10.14
Junc Warung_Pala 5.19 462.18 64.18
Junc Perum_Unitex 0 461.6 95.6
Junc 6 3.52 -59601.5 -59957.5
49

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jambi 13 Oktober 1995. Penulis


merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara dari pasangan
Bapak Saad Murdy dan Ibu Rosjunaida. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Al-Falah
Jambi pada tahun 2007 dan pendidikan menengah pertama
di SMPN 07 Jambi pada tahun 2010. Penulis lulus dari
SMAN 01 Kota Jambi pada tahun 2013 dan pada tahun
yang sama diterima di IPB melalui jalur SBMPTN di
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas
Teknologi Pertanian. Selama periode perkuliahan, penulis pernah mengikuti
beberapa kegiatan. Tahun 2013/2014 penulis menjadi ketua panita kegiatan
Himpunan Mahasiswa Jambi. Pada tahun yang sama penulis menjadi ketua
Himpunan Mahasiswa Jambi. Tahun 2014/2015 penulis masih aktif menjadi ketua
Himpunan Mahasiswa Jambi. Pada tahun yang sama penulis menjadi pengurus
Himpunan Teknik Sipil dan Lingkungan di divisi Public Relation. Tahun
2015/2016 penulis aktif menjadi pengurus Himpunan Teknik Sipil dan Lingkungan
di divisi Profession and Education Development. Penulis juga turut aktif dalam
beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh Himpunan Teknik Sipil dan
Lingkungan. Penulis pernah melakukan kegiatan praktik lapang di PT.Adhi Karya
(Persero) Tbk dengan judul laporan yaitu Analisis Teknik Sipil dan Lingkungan
Pada Pembangunan Bendung Seluma Kabupaten Seluma , Bengkulu. Penulis
menyusun skripsi dengan judul Analisis Tekanan-Debit Pada Pipa Distribusi
PDAM Tirta Pakuan Bogor.

Anda mungkin juga menyukai