Anda di halaman 1dari 15

Latar

Latar Belakang
Belakang
Sumpah pemuda

Adanya pendidikan/sekolah – sekolah akan memunculkan


kaum terpelajar. Kaum muda terpelajar inilah kemudian
melopori lahirnya kebangkitan nasional di Indonesia. Hal ini jua
dipacu oleh adanya surat kabar yang sudah terbit saat itu
sehingga mempercepat berkembangnya semangat
nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. Dengan demikin,
berkembanglah masa pergerakan kebangsaan , suatu periode
yang sangat penting dalam sejarah perjuangan bangsa. Dalam
periode pergerakan kebangsaan ini telah terjadi peristiwa yang
sangat penting dan monumental , yakni peristiwa sumpah
pemuda. Peristiwa ini dapat dikatan sebagai klimaks dari
sebuah perjuangan untuk mempersatukan seluruh bangsa
menuju cita – cita kemerdekaan Indonesia.
Politik etis
Pintu Pembuka Pendidikan
Modern
Latar Belakang :
Pada awal sebelum dilaksanakannya politik etis keadaan sosial dan eknomi di Indonesia
begitu buruk dan jauh dari kata sejahtera. Pendidikan bukan menjadi biak justru sebaliknya,
dari bidang ekonomi tanah – tanah farah yang luas masih dikuasi oleh perantuan tanah
yang dimana rakyat biasa hanya sebagai penyewa dan pekerja saja.
Keadaan ini mendapat mendapatkan tanggapan dari golongan sosial demokrat yang
didalangi oleh Van Deventer yang menginginkan adanya balas budi untuk bangsa Indonesia
Van Deventer dalam majalah De Gris mengkritik pemerintah kolonial dan menyarankan agar
dilakukan politik kehormatan hutang kekayaan atas segala kekayaan yang telah diberikan
untuk bangsa Indonesia terhadap negara Belanda.
Kritikan ini kemudian direspon oleh Ratu Wilhelmina dalam pengangkatannya sebagai Ratu
baru Belanda pada tahun 1898 dan mengeluarkan pernyataan bahwa bangsa Belanda
mempunyai hutang moril dan perlu diberikan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia
Politik etis
Pintu
:
Pembuka To k o h :
Pendidikan De Locomotief)
1. Pieter Brooshoft (wartawan koran
Modern 2. C. Th. Van Deventer (seorang politikus
Tu ju a n :
Adapun tujuan (isi) politik etis :
1. Edukasi : menyelenggarakan pendidikan
2. Irigasi : membangun sarana dan jaringan pengairan
3. Transmigrasi/imigrasi : mengorganisasi perpindahan penduduk
Dampak :
Pengaruh pendidikan gaya Barat itu membuka peluang bagi mobilitas sosial
masyarakat di tanah Hindia/Indonesia, memunculkan sekelompok kecil intelektual
bumiputra yang memunculkan kesadaran untuk mampu bersaing dengan bangsa-
bangsa lain untuk mencapai kemajuan.Pendidikan dan pers itu pula menjadi sarana
untuk menyalurkan ide-ide dan pemikiran mereka yang ingin membawa kemajuan,
dan pembebasan bangsa
dari segala bentuk penindasan darikolonialisme Belanda
ers Membawa Kemajuan

•merupakan sarana berpartisipasi dalam gerakan emansipasi, kemajuan, daPers n pergerakan


nasional
•Para priyayi menuangkan gagasannya melalui pers pada abad ke-20
•Para penerbit Tionghoa yang menjadikan surat kabar berkembang pesat. Lalu Bumiputra juga
ikut mengambil peran.
•Pada tahun 1901, sebuah majalah bulanan Insulide diterbitkan. Majalah itulah yang
memperkenalkan slogan “kemajuan” dan “zaman maju”
• surat kabar yang mendapat perhatian pemerintah kolonial saaat itu adalah De Express, yang
memuat berita-berita propaganda ide-ide radikal dan kritis terhadap sistem pemerintahan
kolonial.
• Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryanigrat, dan Abdul Muiz (Tiga Serangkai) mendirikan
Panitia untuk Pringatan seratus Tahun Kemerdekaan Belanda dari Perancis. Tujuannya adalah
untuk mengkritik tindakan pemerintah kolonial yang merayakan kemerdekaannya di tanah
jajahan dengan mencari dana dukungan rakyat.
• kritik tajam kemudian dilakukan oleh Suwardi Surjadingrat, kritikan ini sangat tajam kepada
Belanda yang tidak tahu malu kaerna minta dana kepada rakyat yang dijajah untuk perayaan
kemerdekaan negara yang menjajah.
• Karena kritikan tersebut dianggap Belanda menghasut rakyat untuk melawan pemerintah,
Bangkitnya Nasionalisme

• Pada awal abad ke-20, paham Nasionalisme memasuki wilayah


Indonesia. Bangkitnya Nasionalisme sendiri yaitu bangkitnya rasa dan
semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme serta kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumnya tidak pernah
muncul selama masa penjajahan.
• Satu persatu lahir organisasi pergerakan, ada yang bercorak sosio-
kultural, politik, keagamaan tetapi juga sekuler, kedaerahan tetapi ada
juga yang dari nasionalis, ada dari sekelompok pemuda tetapi juga ada
perempuan
Organisasi Tersebut antara lain

•Organisasi Budi Utomo •Perkumpulan Politik Katolik Jawi


• Sarekat Islam (SI) • Taman Siswa
• Muhammadiyah •Perhimpunan Indonesia (PI)
•Nahdlatul Ulama (NU)
Federasi dan “Front Sawo
Matang”
Ir.Sukarno ingin membentuk wadah yang merupakan gabungan
dari
berbagai organisasi. Sukarno pernah membentuk Konsentrasi
Radikal pada
tahun 1922. Konsentrasi Radikal dimaksudkan merupakan
wadah penyatuan
para nasionalis dan partai partai yang diwakilinya.  Namun
sayangnya pada tahun 1926 dan awal
tahun 1927 PKI dengan ambisinya melakukan gerakan sendiri
melawan
kekuasaan Belanda dan akhirnya dapat dihancurkan oleh
Belanda.
Dengan peristiwa itu maka tokohtokoh pergerakan nasionalis
semakin
bersemangat untuk membentuk kekuatan bersama.  Lalu Ir.
Sukarno mendesak para pemimpin organisasi untuk membentuk
Cita – cita perjuangan
Bangsa
Kongres Pemuda 1
Pada 30 April sampai 2 Mei 1926 diadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh organisasi
pemuda di Jakarta. Rapat ini dikenal dengan Kongres Pemuda Pertama. Kongres ini diketuai
oleh M. Tabrani. Kongres ini bertujuan untuk membentuk suatu organisasi pemuda
tunggal agar dapat mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam kongres ini,
beberapa tokoh pemuda menjadi pembicara dan menyampaikan gagasannya antara lain:
a.) Sumarto berbicara tentang, “Gagasan Persatuan Indonesia”.
b.) Bahder Djohan berbicara tentang “Kedudukan Wanita dalam Masyarakat Indonesia”.
c.) Nona Adam menyampaikan gagasannya tentang “Kedudukan Kaum Wanita”.
d.) Djaksodipoero berbicara tentang “Rapak Lumuh”.
e.) Paul Pinontoan berbicara tentang “Tugas Agama di dalam Pergerakan Nasional”.
f.) Muhammad Yamin berbicara tentang “Kemungkinan Perkembangan Bahasa-Bahasa dan
Kesusasteraan Indonesia di Masa Mendatang”

Kongres Pemuda I akhirnya ditutup tanggal 2 Mei 1926 dan menghasilkan beberapa
keputusan seperti mengakui cita-cita persatuan serta mendorong penggunaan bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia yang digagas oleh Muh. Yamin. Dari kongres ini juga
terbentuk organisasi baru yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi-organisasi
Indonesia. Organisasi yang bergabung di antaranya adalah Jong Java, Jong Celebes, Jong
Minahasa, Sekar Rukun, dan Jong Sumateranen Bond. Penyatuan organisasi ini dikenal
Satu
SatuNusa,
Satu Nusa,Satu
Nusa, Satu Bangsa,
Satu Bangsa,dan
Bangsa, dan
dan
Satu
SatuBahasa
Satu Bahasa
Bahasa
Setelah Kongres Pemuda I berakhir berkembang usulan agar
dilakukan penggabungan
berbagai organisasi pemuda yang ada. Lalu diadakan pertemuan
organisasi-organisasi pemuda
di Jakarta. Dalam pertemuan ini diusulkan agar dibentuk badan
tetap untuk keperluan persatuan Indonesia.  Pertemuan tersebut
berhasil
mendirikan organisasi pemuda yang diberi nama Jong Indonesia.
Organisasi
ini berdasarkan pada asas kebangsaan atau nasionalisme. Tokoh tokoh
yang
ada di dalam Jong Indonesia itu antara lain Sutan Syahrir Suwiryo
Halim
Moh. Tamzil Yusupadi dan Notokusumo. Pada tanggal 28 Desember
1927 Jong Indonesia menyelenggarakan kongres
di Bandung. Dalam kongres ini Ir. Sukarno memberikan ceramah yang
dapat
menambah semangat para pemuda. Dalam kongres ini juga
menetapkan
nama Jong Indonesia diganti dengan Pemuda Indonesia. Beberapa
Satu Nusa, Satu Bangsa, dan
Satu Bahasa

Selanjutnya untuk merealisasikan gagasan fusi semua organisasi


itu, PPPI
segerta mengambil langkah-langkah. Diadakanlah pertemuan untuk
membentuk panitia yang dikenal sebagai Panitia Kongres Pemuda II.
Pada bulan Juni 1928, panitia kongres dibentuk.
Selengkapnya susunan panitia itu sebagai berikut.

Ketua : Soegoendo Djojopoespito dari PPPI


Wakil Ketua : Djoko Marsaid dari Jong Java,
Sekretaris : Muh. Yamin dari Sumatranen Bond
Bendahara : Amir Syarifuddin dari Jong Bataks Bond
Pembantu I : Djohan Muh. Tjai dari Jong Islamieten Bond
Pembantu II : Kontjosungkono dari Pemuda Indonesia
Pembantu III : Senduk dari Jong Celebes
Pembantu IV : J. Leimena dari Jong Ambon
Pemantu V : Rohyani dari Pemuda Kaum Betawi

Kongres Pemuda II ini dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928.


Yang diundang dalam kongres ini adalah semua organisasi pemuda dan
mahasiswa, serta berbagai organisasi dan partai yang sudah ada.

Kongres itu dilaksanakan dalam tiga tahapan sidang.


Rapat pertama
Dilaksanakan hari Sabtu, 27 Oktober 1928 malam bertempat di gedung Katholik
Jongelingen Bond, Waterloopen. Rapat dibuka oleh Ketua Panitia Kongres Pemuda
II. Di dalam pembukaan ini juga dibacakan amanat tertulis dari Ir. Sukarno, amanat
tertulis dari pengurus Perhimpunan Indonesia yang ada di Belanda. Sementara itu,
dalam pidato pembukaan Soegoendo Djojopoespito menyerukan tentang
pentingnya Indonesia Bersatu. Dalam sidang pertama, Muh. Yamin memberikan
ceramah tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia. Dalam ceramahnya itu
Yamin menegaskan ada lima faktor yang dapat memperkuat persatuan bangsa,
yakni faktor: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat kedua
dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, berlangsung pukul 08.00-12.00
Sidang dilaksanakan di Oost Java Bioscoop Koningsplein. Rapat membahas hal-hal
yang berkait dengan pendidikan. Beberapa tokoh tampil berbicara misalnya Nona
Purnomowulan, S. Mangunsarkoro. Ki Hajar Dewantoro diharapkan dapat tampil
sebagai pembicara tetapi berhalangan hadir.

Rapat ketiga
dialksanakan pada hari Minggu 28 Oktober 1928 17.30-20.00. Rapat ini dilaksanakan di
gedung Indonesische Clubgebouw.. Pada rapat ketiga ini rencananya akan
diramaikan dengan acara pawai. Namun, pawai gagal dilakukan karena
dihalang-halangi oleh pihak polisi Belanda. Hal ini mengecewakan para peserta.
Walaupun demikian, kekecewaan ini tidak menyurutkan semangat para peserta.
Bahkan sebaliknya semakin membakar semangat para peserta kongres.
Rapat kemudian diistirahatkan. Pada saat istirahat ini tampillah W.R. Supratman
untuk memainkan lagu yang diberi judul “Indonesia Raya”. Namun untuk
menyiasati agar tidak dilarang oleh orang Belanda yang hadir, W.R. Supratman
menampilkan lagu tersebut secara instrumental dengan biola.

Setelah istirahat kemudian rapat dilanjutkan. Pada puncak Kongres Pemuda II ini
diikrarkan sebuah sumpah yang kemudian kita kenal dengan nama Sumpah
Naskah rumusan ikrar Sumpah Pemuda ini selengkapnya dirumuskan oleh Mu.
Yamin.
Cinta Bangsa dan Tanah Air 
Cinta bangsa dan tanah air dapat kita wujudkan dengan berbuat baik terhadap
kemajuan bangsa dan tanah air

2) Persatuan 
dengan adanya sumpah pemuda kita jadi sadar akan pentingnya persatuan
3) Sikap rela berkorban 
Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan yang tak
mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan sikap penuh rasa
ikhlas.
4) mengutamakan kepentingan bangsa
mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi
5) Dapat menerima dan menghargai perbedaan
dengan sumpah pemuda kita dapat belajar menerima dan menghargai perbedaan
yang ada diantara kita
6) Semangat Persaudaraan
Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan
kebersamaan dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu keluarga
besar. Jika salah satu anggota kita menderita, maka keluarga yang lain harus
menolong.

Anda mungkin juga menyukai