Latar Belakang
Belakang
Sumpah pemuda
Kongres Pemuda I akhirnya ditutup tanggal 2 Mei 1926 dan menghasilkan beberapa
keputusan seperti mengakui cita-cita persatuan serta mendorong penggunaan bahasa
persatuan yaitu bahasa Indonesia yang digagas oleh Muh. Yamin. Dari kongres ini juga
terbentuk organisasi baru yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi-organisasi
Indonesia. Organisasi yang bergabung di antaranya adalah Jong Java, Jong Celebes, Jong
Minahasa, Sekar Rukun, dan Jong Sumateranen Bond. Penyatuan organisasi ini dikenal
Satu
SatuNusa,
Satu Nusa,Satu
Nusa, Satu Bangsa,
Satu Bangsa,dan
Bangsa, dan
dan
Satu
SatuBahasa
Satu Bahasa
Bahasa
Setelah Kongres Pemuda I berakhir berkembang usulan agar
dilakukan penggabungan
berbagai organisasi pemuda yang ada. Lalu diadakan pertemuan
organisasi-organisasi pemuda
di Jakarta. Dalam pertemuan ini diusulkan agar dibentuk badan
tetap untuk keperluan persatuan Indonesia. Pertemuan tersebut
berhasil
mendirikan organisasi pemuda yang diberi nama Jong Indonesia.
Organisasi
ini berdasarkan pada asas kebangsaan atau nasionalisme. Tokoh tokoh
yang
ada di dalam Jong Indonesia itu antara lain Sutan Syahrir Suwiryo
Halim
Moh. Tamzil Yusupadi dan Notokusumo. Pada tanggal 28 Desember
1927 Jong Indonesia menyelenggarakan kongres
di Bandung. Dalam kongres ini Ir. Sukarno memberikan ceramah yang
dapat
menambah semangat para pemuda. Dalam kongres ini juga
menetapkan
nama Jong Indonesia diganti dengan Pemuda Indonesia. Beberapa
Satu Nusa, Satu Bangsa, dan
Satu Bahasa
Rapat kedua
dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, berlangsung pukul 08.00-12.00
Sidang dilaksanakan di Oost Java Bioscoop Koningsplein. Rapat membahas hal-hal
yang berkait dengan pendidikan. Beberapa tokoh tampil berbicara misalnya Nona
Purnomowulan, S. Mangunsarkoro. Ki Hajar Dewantoro diharapkan dapat tampil
sebagai pembicara tetapi berhalangan hadir.
Rapat ketiga
dialksanakan pada hari Minggu 28 Oktober 1928 17.30-20.00. Rapat ini dilaksanakan di
gedung Indonesische Clubgebouw.. Pada rapat ketiga ini rencananya akan
diramaikan dengan acara pawai. Namun, pawai gagal dilakukan karena
dihalang-halangi oleh pihak polisi Belanda. Hal ini mengecewakan para peserta.
Walaupun demikian, kekecewaan ini tidak menyurutkan semangat para peserta.
Bahkan sebaliknya semakin membakar semangat para peserta kongres.
Rapat kemudian diistirahatkan. Pada saat istirahat ini tampillah W.R. Supratman
untuk memainkan lagu yang diberi judul “Indonesia Raya”. Namun untuk
menyiasati agar tidak dilarang oleh orang Belanda yang hadir, W.R. Supratman
menampilkan lagu tersebut secara instrumental dengan biola.
Setelah istirahat kemudian rapat dilanjutkan. Pada puncak Kongres Pemuda II ini
diikrarkan sebuah sumpah yang kemudian kita kenal dengan nama Sumpah
Naskah rumusan ikrar Sumpah Pemuda ini selengkapnya dirumuskan oleh Mu.
Yamin.
Cinta Bangsa dan Tanah Air
Cinta bangsa dan tanah air dapat kita wujudkan dengan berbuat baik terhadap
kemajuan bangsa dan tanah air
2) Persatuan
dengan adanya sumpah pemuda kita jadi sadar akan pentingnya persatuan
3) Sikap rela berkorban
Rela berkorban dalam hal ini adalah diartikan sebagai suatu perbuatan yang tak
mengharap imbalan. Apa yang sudah dilakukannya merupakan sikap penuh rasa
ikhlas.
4) mengutamakan kepentingan bangsa
mengutamakan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi
5) Dapat menerima dan menghargai perbedaan
dengan sumpah pemuda kita dapat belajar menerima dan menghargai perbedaan
yang ada diantara kita
6) Semangat Persaudaraan
Kekeluargaan merupakan sikap dan perbuatan yang mengutamakan
kebersamaan dalam bergaul. Semua masyarakat Indonesia adalah satu keluarga
besar. Jika salah satu anggota kita menderita, maka keluarga yang lain harus
menolong.