DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... i
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................................. 1
BAB III .......................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................. 2
A. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 01 .................................................. 2
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN ...................................................................................................... 2
B. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANPERNYATAAN NO. 02 ................................................... 3
LAPORAN REALISASI ANGGARAN ....................................................................................................... 3
C. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANPERNYATAAN NO. 03 ................................................... 4
LAPORAN ARUS KAS ............................................................................................................................ 4
D. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 04 .................................................. 7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ............................................................................................... 8
E. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ...................................................................................... 9
F. PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) ............................................................................ 12
G. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah .................................................................................... 12
H. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) .................................................... 17
I. Ilustrasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ...................................................................... 19
BAB III ........................................................................................................................................................ 38
PENUTUP................................................................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 39
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk memperoleh
informasi mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai selama
tahun anggaran yang bersangkutan. Laporan keuangan tidak hanya dibuat oleh
perusahaan saja, melainkan setiap pemerintah provinsi/kota/daerah beserta seluruh
badan, dinas dan instansi pun harus mampu membuat laporan keuangan. Jika dalam
perusahaan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sebagai pedoman
penyusunan laporan keuangan, lain halnya di pemerintahan yang menggunakan SAP
(Standar Akuntansi Pemerintahan) sebagai pedomannya. Pemerintah Daerah diberikan
wewenang untuk menyelenggarakan pengelolaan keuangannya sendiri, maka harus
melakukan pertanggungjawaban atas segala wewenang yang telah diberikan. Maka
dengan itu diperlukannya standar pelaporan keuangan. Namun selain adanya SAP
(Standar Akuntansi Pemerintahan) sebagai pedoman, proses penyusunan laporan
keuangan harus dilakukan secara efektif dan efisien, tepat waktu, cepat dan tentunya
data yang dihasilkan harus akurat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah mengenai laporan keuangan Pemerintah Daerah ini adalah
untuk mengetahui bagaimana prosedur dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah.
Selain itu tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik II yang bersangkuta
BAB III
PEMBAHASAN
d. aset;
e. kewajiban;
f. ekuitas dana;
g. pendapatan;
h. belanja;
i. transfer;
j. pembiayaan; dan
k. arus kas.
KOMPONEN-KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN
Komponen-komponen yang terdapat dalam suatu set laporan keuangan pokok
adalah:
a) Laporan Realisasi Anggaran;
b) Neraca;
2
c) Laporan Arus Kas; dan
d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Komponen-komponenlaporankeuangan tersebutdisajikan oleh setiap entitas
pelaporan, kecuali Laporan Arus Kas yanghanya disajikan oleh unit yang mempunyai
fungsi perbendaharaan.
B. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANPERNYATAAN NO. 02
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
STRUKTUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LaporanRealisasiAnggaransekurang-kurangnya mencakup pos-pos sebagai berikut:
(a) Pendapatan
(b) Belanja
(c) Transfer
(d) Surplus atau defisit
(e) Penerimaan pembiayaan
(f) Pengeluaran pembiayaan
(g) Pembiayaan neto; dan
(h) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA)
INFORMASIYANGDISAJIKANDALAMLAPORANREALISASIANGGARAN ATAU
DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
3
C. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANPERNYATAAN NO. 03
LAPORAN ARUS KAS
ENTITAS PELAPORAN ARUS KAS
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undanganwajibmenyampaikanlaporanpertanggungjawaban berupa laporan
keuangan yang terdiri dari:
(a) Pemerintah pusat;
(b) Pemerintah daerah; dan
(c) Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib membuat laporan arus kas.
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
Aktivitas Operasi
4
(a) Belanja Pegawai;
(b) Belanja Barang;
(c) Bunga;
(d) Subsidi;
(e) Hibah;
(f) Bantuan Sosial;
(g) Belanja Lain-lain/Tak Terduga; dan
(h) Transfer keluar.
Jikasuatu entitas pelaporan mempunyai surat berhargayang sifatnya sama
denganpersediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan dan penjualan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi.
Jikaentitaspelaporan mengotorisasikan dana untukkegiatan suatu entitas lain,
yang peruntukannya belum jelas apakahsebagai modal kerja, penyertaan modal, atau
untuk membiayai aktivitasperiode berjalan, maka pemberian dana tersebut harus
diklasifikasikansebagai aktivitas operasi. Kejadian ini dijelaskan dalam catatan
ataslaporan keuangan.
Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset nonkeuanganterdiri dari:
(a) Penjualan Aset Tetap;
(b) Penjualan Aset Lainnya.
Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan terdiri dari:
Aktivitas Pembiayaan
5
(b) Penerimaan Hasil Penjualan Surat Utang Negara;
(c) Penerimaan dari Divestasi;
(d) Penerimaan Kembali Pinjaman;
(e) Pencairan Dana Cadangan.
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
(a) Penyertaan Modal Pemerintah;
(b) Pembayaran Pokok Pinjaman;
(c) Pemberian Pinjaman Jangka Panjang; dan
(d) Pembentukan Dana Cadangan.
Aktivitas Nonanggaran
Aruskasdariaktivitasnonanggaranmencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas nonanggaran antara lain Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK) dan kiriman uang. PFK menggambarkan kas yang berasal dari
jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah Membayar atau diterima secara tunai
untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan Askes. Kiriman uang
menggambarkan mutase kas antar rekening kas umum negara/daerah.
Arusmasuk kas dari aktivitas nonanggaran meliputipenerimaan PFK dan
kiriman uang masuk.
Aruskeluar kas dari aktivitas nonanggaran meliputi pengeluaran PFK dan
kiriman uang keluar.
PELAPORANARUSKASDARIAKTIVITAS OPERASI, INVESTASI ASET
NONKEUANGAN,PEMBIAYAAN, DAN NONANGGARAN
Entitas pelaporan melaporkan secara terpisah kelompokutama penerimaan
dan pengeluaran kas bruto dari aktivitas operasi,investasi aset nonkeuangan,
pembiayaan, dan nonanggaran kecualiyang tersebut dalam paragraf 35.
Entitas pelaporan dapat menyajikan arus kas dari aktivitasoperasi dengan cara:
(a) Metode Langsung
Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan
danpengeluaran kas bruto.
(b) Metode Tidak Langsung
6
Dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi
operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan(accrual)
penerimaan kas atau pembayaran yang lalu/yang akan datang,serta unsur
pendapatan dan belanja dalam bentuk kas yang berkaitandengan aktivitas
investasi aset nonkeuangan dan pembiayaan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknyamenggunakan
metode langsung dalam melaporkan arus kas dari aktivitasoperasi. Keuntungan
penggunaan metode langsung adalah sebagai berikut:
(a) Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan aruskas di masa
yang akan datang;
(b) Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan; dan
(c) Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapatlangsung
diperoleh dari catatan akuntansi.
PELAPORAN ARUS KAS ATAS DASAR ARUSKAS BERSIH
Aruskasyangtimbuldariaktivitasoperasidapat dilaporkan atas dasar arus kas
bersih dalam hal:
(a) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan penerima manfaat
(beneficiaries) arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pihak lain
daripada aktivitas pemerintah. Salah satu contohnya adalah hasil kerjasama
operasional.
(b) Penerimaan dan pengeluaran kas untuk transaksi-transaksi yang perputarannya
cepat, volume transaksi banyak, dan jangkawaktunya singkat.
7
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai
referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau
analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang
diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan
pos-pos laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain:
(a) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
(b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
(c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
(d) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
(e) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;
(f) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti
standar berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos yang
berhubungan. Misalnya, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan tentang
Persediaan mengharuskan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
pengukuran persediaan.
8
E. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) merupakan bagian dari pemerintah daerah
yang melaksanakan fungsi pemerintahan dan pelayanan publik, baik secara langsung
ataupun tidak. Untuk melaksanakan rugas pokok dan fungsi (Tupoksi)nya tersebut,
SKPD diberikan alokasi dana (anggaran) dan barang/aset yang dibutuhkan. Oleh karena
itu, kepala SKPD disebut juga Pengguna Anggaran (PA) dan Pengguna Barang (PB).
9
SKPD diwajibkan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari LRA, Neraca, dan
Catatan atas Laporan Keuangan. Berikut dijelaskan secara ringkas ketiga laporan
keuangan tersebut.
10
pembayaran belum dilakukan. Hal ini menyebabkan anggaran belanja belum
direalisasikan, sehingga di LRA tercantum nilai realisasi belanja yang lebih kecil
daripada anggarannya. Konsekuensinya, kegiatan/pembayaran akan
dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya. Untuk itu, SKPD akan menyusun
DPA-L (DPA Lanjutan), yang bisa digunakan sebagai dasar untuk melakukan
pembayaran, tanpa harus menunggu APBD di-Perda-kan.
Ada kegiatan yang tidak jadi dilaksanakan. Beberapa alasan yang menyebabkan
suatu kegiatan tidak jadi dilaksanakan adalah: (a) Kesalahan dalam
perencanaan; (2) ketiadaan sumber pendanaan; (3) keadaan luar biasa/tidak
terduga; dan (3) perubahan kebijakan pemerintah daerah dan pusat.
2. Neraca
Neraca memberikan informasi mengenai kondisi atau posisi keuangan pada
tanggal tertentu atau akhir tahun anggaran. Informasi tentang kekayaan SKPD dan
sumber-sumbernya tersaji dalam laporan keuangan ini. Sesuai dengan standar
akuntani untuk pemerintahan yang berlaku di Indonesia (PP No.24/2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan), hubungan antara aset dengan rekening di pasiva
bersifat paralel. Nilai komponen-komponen aset memiliki kaitan langsung dengan
sisi pasiva.
Perubahan aset/barang/kekayaan SKPD, yang tergambar dari pembandingan
antara neraca awal tahun dengan neraca akhir tahun, dapat terjadi karena beberapa
hal, di antaranya: (1) realisasi belanja barang, misalnya untuk memperoleh alat tulis
kantor; (2) realisasi belanja modal, yang menyebabkan aset tetap bertambah; (3)
pengahpusan aset, misalnya dengan menghibahkan, menjual, menukarkan, atau
memusnahkan; dan (4) penerimaan hibah atau bantuan dari pihak lain.
3. Catatan atas Laporan Keuangan
CALK memberikan informasi mengenai berbagai hal yang tidak “terbaca” dari
LRA dan Neraca. Berbeda dengan fungsi buku besar pembantu, CALK tidak hanya
merinci lebih jauh rekening-rekening dalam laporan keuangan tersebut, tetapi juga
menjelaskan berbagai kebijakan, pendekatan, metode, dan dasar penentuan dan
penyajian angka-angka LRA dan Neraca. Selain itu, di dalam CALK juga dapat
dijelaskan berbagai faktor, asumsi, dan kondisi yang mempengaruhi angka-angka LK.
11
F. PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah)
Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu
disusun laporan keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD
menyusun laporan keuangan sebagai PPKD/BUD. Pada saat akan
disusunlaporan keuangan pemda maka laporan keuangan SKPD dan PPKDdigabungkan untuk me
njadi laporan keuangan tingkat Pemda. Formatlaporan keuangan PPKD sama dengan laporan
keuangan SKPD. Yangberbeda dari kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi
danakun yang digunakannya.
Laporan Keuangan PPKD dikeluarkan 2 kali dalam satu tahunanggaran, yaitu:
1. Semester, yang dimulai dari periode Januari – Juni
2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari – Desember.
Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh PPKD merupakan hasilproses akuntansi sesuai dengan
siklus akuntansi yang dilaksanakansebelumnya, yaitu tahap pengidentifikasian dokumen sumber,
tahappenjurnalan, dan tahap posting ke buku besar tiap-tiap akun.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan PKPDsesuai dengan kertas kerja yang
dibuat terdiri atas: Neraca saldo, JurnalPenyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian, Jurnal
Penutupan,Laporan Realisasi Anggaran (LRA) sebelum konversi dan Laporan
Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelum konversidan
Neraca setelah konversi
12
dicakup oleh neraca terdiri dari asset, kewajiban dan ekuitas dana. Masing-
masing unsur didefinisikan sebagai berikut :
13
1. Ekuitas Dana lancar, yaitu selisih antara asset lancar dan dana
cadangan atas kewajiban jangka pendek.
2. Ekuitas Dana Investasi, yaitu selisih antara asset nonlancar dan dana
cadangan atas kewajiban jangka panjang.
1. Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas daerah
yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat atau daerah, yang tidak
perlu dibayar diperoleh dibayar kembali pembayarannya oleh pemerintah.
2. Belanja adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah yang
menguarangi ekuitas dana lancar dam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh
pemerintah.
14
pembayaran kembali pokok pinjaman kepada entitas lain dan penyertaan
modal oleh pemerintah.
1. Penerimaan adalah semua penerimaan kas umum negara atau kas yang
dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
2. Pengeluaran adalah semua pengeluaran kas umum negara atau kas daerah
yang dibukukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
15
3. Mengajukan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya.
16
6. Menyediakan informasi tentang kondisi keuangan dan perubahannya
oranisasi sektor publik.
1. Aktiva;
2. Kewajiban;
4. Belanja;
5. Pembiayaan dan;
6. Arus Kas
17
Pengertian APBD
Pengertian APBD APBD adalah suatu rancangan keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Seperti halnya dengan APBN, rencana APBD diajukan setiap tahun oleh
pemerintah daerah kepada DPRD untuk dibahas dan kemudian disahkan sebagai
peraturan daerah.
Tujuan APBD
Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap daerah memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Fungsi Otorisasi
b. Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun
perencanaan penyelenggaraan pemerintah daerah pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi pelaksanaan
pengawasan lainnya dalam menjalankan fungsi pengawasannya.
d. Fungsi Alokasi
Dalam APBD telah digambarkan dengan jelas sumber-sumber pendapatan
dan alokasi pembelanjaannya yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
e. Fungsi Distribusi
18
Sumber-sumber pendapatan dalam APBD digunakan untuk pembelanjaan-
pembelanjaan yang disesuaikan dengan kondisi setiap daerah dengan
mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan.
APBD disusun melalui beberapa tahap kegiatan. Kegiatan tersebut, antara lain,
sebagai berikut.
NERACA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
DINAS PENDAPATAN
PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
19
10 Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
11 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
12 Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Rp1.500.000.000 Rp1.000.000.000
13 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Rp280.000.000 Rp300.000.000
14 Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan Rp450.000.000 Rp600.000.000
15 Bagian lancar Tuntutan Ganti Rugi Rp300.000.000 Rp430.000.000
16 Piutang Lainnya Rp3.500.000.000 Rp1.800.000.000
17 Persediaan Rp200.000.000 Rp100.000.000
18 Jumlah Aset Lancar (3 s/d 17) Rp13.745.000.000 Rp10.849.000.000
19 INVESTASI JANGKA PANJANG
20 Investasi Nonpermanen
21 Pinjaman kepada Perusahaan Negara Rp1.500.000.000 Rp1.750.000.000
22 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Rp1.350.000.000 Rp1.200.000.000
23 Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Rp1.000.000.000 Rp1.400.000.000
24 Investasi dalam Surat Utang Negara Rp1.370.000.000 Rp1.450.000.000
25 Investasi dalam Proyek Pembangunan Rp1.850.000.000 Rp2.050.000.000
26 Investasi Nonpermanen Lainnya Rp200.000.000 Rp190.000.000
27 Jumlah Investasi Nonpermanen (21 s/d 26) Rp7.270.000.000 Rp8.040.000.000
28 Investasi Permanen
29 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp650.000.000 Rp600.000.000
30 Investasi Permanen Lainnya Rp2.450.000.000 Rp2.300.000.000
31 Jumlah Investasi Permanen (29 s/d 30) Rp3.100.000.000 Rp2.900.000.000
32 Jumlah Investasi Jangka Panjang (27 + 31) Rp10.370.000.000 Rp10.940.000.000
33 ASET TETAP
34 Tanah Rp5.000.000.000 Rp4.900.000.000
35 Peralatan dan Mesin Rp3.200.000.000 Rp3.000.000.000
36 Gedung dan Bangunan Rp7.000.000.000 Rp6.600.000.000
37 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp8.000.000.000 Rp7.800.000.000
38 Aset Tetap Lainnya Rp400.000.000 Rp300.000.000
39 Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp60.000.000 Rp100.000.000
40 Akumulasi Penyusutan -Rp7.500.000.000 -Rp5.000.000.000
41 Jumlah Aset Tetap (34 s/d 40) Rp16.160.000.000 Rp17.700.000.000
42 DANA CADANGAN
43 Dana Cadangan Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
44 Jumlah Dana Cadangan (43) Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000
45 ASET LAINNYA
46 Tagihan Penjualan Angsuran Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
47 Tuntutan Perbendaharaan Rp850.000.000 Rp700.000.000
48 Tuntutan Ganti Rugi Rp700.000.000 Rp750.000.000
49 Kemitraan dengan Pihak Ketiga Rp500.000.000 Rp400.000.000
50 Aset Tak Berwujud Rp300.000.000 Rp200.000.000
51 Aset Lain-Lain Rp600.000.000 Rp400.000.000
52 Jumlah Aset Lainnya (46 s/d 51) Rp3.950.000.000 Rp3.650.000.000
53 JUMLAH ASET (18+32+41+44+52) Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000
54
20
55 KEWAJIBAN
56 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
57 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp4.300.000.000 Rp5.000.000.000
58 Utang Bunga Rp20.000.000 Rp30.000.000
59 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Rp1.500.000.000 Rp1.650.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah
60 Lainnya Rp1.250.000.000 Rp1.300.000.000
61 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Rp1.350.000.000 Rp1.000.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan
62 Bank Rp750.000.000 Rp900.000.000
63 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi Rp1.000.000.000 Rp800.000.000
64 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya Rp1.750.000.000 Rp1.500.000.000
65 Utang Jangka Pendek Lainnya Rp60.000.000 Rp100.000.000
66 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek (57 s/d 65) Rp11.980.000.000 Rp12.280.000.000
67 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
68 Utang Luar Negeri - Pemerintah Pusat Rp2.700.000.000 Rp2.500.000.000
69 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya Rp1.100.000.000 Rp1.200.000.000
70 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Utang Rp2.660.000.000 Rp3.000.000.000
71 Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank Utang Rp1.200.000.000 Rp1.250.000.000
72 Dalam Negeri- Obligasi Rp1.150.000.000 Rp1.197.000.000
73 Utang Jangka Panjang Lainnya Rp1.350.000.000 Rp1.500.000.000
74 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (68 s/d 73) Rp10.160.000.000 Rp10.647.000.000
75 JUMLAH KEWAJIBAN (66+74) Rp22.140.000.000 Rp22.927.000.000
76 EKUITAS DANA
77 EKUITAS DANA LANCAR
78 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Rp2.500.000.000 Rp312.000.000
79 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp400.000.000 Rp350.000.000
80 Cadangan Piutang Rp4.000.000.000 Rp3.000.000.000
81 Cadangan Persediaan Rp1.285.000.000 Rp2.000.000.000
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
82 pendek -Rp100.000.000 -Rp150.000.000
83 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (78 s/d 82) Rp8.085.000.000 Rp5.512.000.000
84 EKUITAS DANA INVESTASI
85 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000
86 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp3.000.000.000 Rp2.750.000.000
87 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka
88 panjang Rp3.000.000.000 Rp2.500.000.000
89 Jumlah Ekuitas Dana Investasi (85 s/d 88) Rp10.000.000.000 Rp10.450.000.000
90 EKUITAS DANA CADANGAN
91 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000
92 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN (91) Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000
93 JUMLAH EKUITAS DANA (83+89+92) Rp22.085.000.000 Rp20.212.000.000
94 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (75+93) Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000
21
2. NERACA PPKD
NERACA
PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN /KOTA
PPKD
PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
23
81 Cadangan Persediaan Rp8.585.000.000 Rp7.000.000.000
82 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka pendek -Rp800.000.000 -Rp750.000.000
83 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (78 s/d 82) Rp23.285.000.000 Rp18.072.000.000
84 EKUITAS DANA INVESTASI
85 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp6.000.000.000 Rp7.000.000.000
86 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp6.700.000.000 Rp5.750.000.000
87 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp3.000.000.000 Rp1.200.000.000
88 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka panjang Rp4.000.000.000 Rp2.500.000.000
89 Jumlah Ekuitas Dana Investasi (85 s/d 88) Rp19.700.000.000 Rp16.450.000.000
90 EKUITAS DANA CADANGAN
91 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Rp7.000.000.000 Rp6.500.000.000
92 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN (91) Rp7.000.000.000 Rp6.500.000.000
93 JUMLAH EKUITAS DANA (83+89+92) Rp49.985.000.000 Rp41.022.000.000
94 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (75+93) Rp97.195.000.000 Rp82.587.000.000
24
3. NERACA GABUNGAN
26
Rp65.000.000.000 Rp45.000.000.000
41 Jumlah Aset Tetap (34 s/d 40) Rp3.425.000.000 Rp12.407.000.000 Rp16.160.000.000 Rp17.700.000.000 Rp19.585.000.000 Rp30.107.000.000
42 DANA CADANGAN
43 Dana Cadangan Rp3.550.000.000 Rp4.000.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000 Rp5.050.000.000 Rp5.300.000.000
44 Jumlah Dana Cadangan (43) Rp3.550.000.000 Rp4.000.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.300.000.000 Rp5.050.000.000 Rp5.300.000.000
45 ASET LAINNYA
46 Tagihan Penjualan Angsuran Rp2.500.000.000 Rp2.000.000.000 Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000 Rp3.500.000.000 Rp3.200.000.000
47 Tuntutan Perbendaharaan Rp1.950.000.000 Rp800.000.000 Rp850.000.000 Rp700.000.000 Rp2.800.000.000 Rp1.500.000.000
48 Tuntutan Ganti Rugi Rp2.750.000.000 Rp850.000.000 Rp700.000.000 Rp750.000.000 Rp3.450.000.000 Rp1.600.000.000
49 Kemitraan dengan Pihak Ketiga Rp1.720.000.000 Rp600.000.000 Rp500.000.000 Rp400.000.000 Rp2.220.000.000 Rp1.000.000.000
50 Aset Tak Berwujud Rp1.600.000.000 Rp500.000.000 Rp300.000.000 Rp200.000.000 Rp1.900.000.000 Rp700.000.000
51 Aset Lain-Lain Rp2.600.000.000 Rp400.000.000 Rp600.000.000 Rp400.000.000 Rp3.200.000.000 Rp800.000.000
52 Jumlah Aset Lainnya (46 s/d 51) Rp13.120.000.000 Rp5.150.000.000 Rp3.950.000.000 Rp3.650.000.000 Rp17.070.000.000 Rp8.800.000.000
JUMLAH ASET
53 (18+32+41+44+52) Rp97.195.000.000 Rp82.587.000.000 Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000 Rp141.420.000.000 Rp125.726.000.000
54
55 KEWAJIBAN
56 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga
57 (PFK) Rp8.600.000.000 Rp10.000.000.000 Rp4.300.000.000 Rp5.000.000.000 Rp12.900.000.000 Rp15.000.000.000
58 Utang Bunga Rp500.000.000 Rp400.000.000 Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp520.000.000 Rp430.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam
59 Negeri - Pemerintah Pusat Rp3.500.000.000 Rp2.950.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.650.000.000 Rp5.000.000.000 Rp4.600.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam
Negeri - Pemerintah Daerah
60 Lainnya Rp2.250.000.000 Rp2.700.000.000 Rp1.250.000.000 Rp1.300.000.000 Rp3.500.000.000 Rp4.000.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam
61 Negeri - Lembaga Keuangan Bank Rp3.350.000.000 Rp2.900.000.000 Rp1.350.000.000 Rp1.000.000.000 Rp4.700.000.000 Rp3.900.000.000
Bagian Lancar Utang Dalam
Negeri - Lembaga Keuangan
62 Bukan Bank Rp1.550.000.000 Rp1.700.000.000 Rp750.000.000 Rp900.000.000 Rp2.300.000.000 Rp2.600.000.000
27
Bagian Lancar Utang Dalam
63 Negeri - Obligasi Rp2.000.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.000.000.000 Rp800.000.000 Rp3.000.000.000 Rp2.300.000.000
Bagian Lancar Utang Jangka
64 Panjang Lainnya Rp1.750.000.000 Rp1.500.000.000 Rp1.750.000.000 Rp1.500.000.000 Rp3.500.000.000 Rp3.000.000.000
65 Utang Jangka Pendek Lainnya Rp310.000.000 Rp290.000.000 Rp60.000.000 Rp100.000.000 Rp370.000.000 Rp390.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka
66 Pendek (57 s/d 65) Rp23.810.000.000 Rp23.940.000.000 Rp11.980.000.000 Rp12.280.000.000 Rp35.790.000.000 Rp36.220.000.000
67 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Luar Negeri - Pemerintah
68 Pusat Rp5.800.000.000 Rp4.500.000.000 Rp2.700.000.000 Rp2.500.000.000 Rp8.500.000.000 Rp7.000.000.000
Utang Dalam Negeri -
69 Pemerintah Daerah Lainnya Rp3.100.000.000 Rp2.850.000.000 Rp1.100.000.000 Rp1.200.000.000 Rp4.200.000.000 Rp4.050.000.000
Utang Dalam Negeri - Lembaga
70 Keuangan Bank Utang Rp6.600.000.000 Rp3.000.000.000 Rp2.660.000.000 Rp3.000.000.000 Rp9.260.000.000 Rp6.000.000.000
Dalam Negeri - Lembaga
71 Keuangan Bukan Bank Utang Rp3.200.000.000 Rp2.950.000.000 Rp1.200.000.000 Rp1.250.000.000 Rp4.400.000.000 Rp4.200.000.000
72 Dalam Negeri- Obligasi Rp2.150.000.000 Rp1.975.000.000 Rp1.150.000.000 Rp1.197.000.000 Rp3.300.000.000 Rp3.172.000.000
73 Utang Jangka Panjang Lainnya Rp2.550.000.000 Rp2.350.000.000 Rp1.350.000.000 Rp1.500.000.000 Rp3.900.000.000 Rp3.850.000.000
Jumlah Kewajiban Jangka
74 Panjang (68 s/d 73) Rp23.400.000.000 Rp17.625.000.000 Rp10.160.000.000 Rp10.647.000.000 Rp33.560.000.000 Rp28.272.000.000
75 JUMLAH KEWAJIBAN (66+74) Rp47.210.000.000 Rp41.565.000.000 Rp22.140.000.000 Rp22.927.000.000 Rp69.350.000.000 Rp64.492.000.000
76 EKUITAS DANA
77 EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
78 (SiLPA) Rp5.500.000.000 Rp3.122.000.000 Rp2.500.000.000 Rp312.000.000 Rp8.000.000.000 Rp3.434.000.000
79 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp4.000.000.000 Rp3.500.000.000 Rp400.000.000 Rp350.000.000 Rp4.400.000.000 Rp3.850.000.000
80 Cadangan Piutang Rp6.000.000.000 Rp5.200.000.000 Rp4.000.000.000 Rp3.000.000.000 Rp10.000.000.000 Rp8.200.000.000
81 Cadangan Persediaan Rp8.585.000.000 Rp7.000.000.000 Rp1.285.000.000 Rp2.000.000.000 Rp9.870.000.000 Rp9.000.000.000
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang Jangka
82 pendek -Rp800.000.000 -Rp750.000.000 -Rp100.000.000 -Rp150.000.000 -Rp900.000.000 -Rp900.000.000
Jumlah Ekuitas Dana Lancar (78
83 s/d 82) Rp23.285.000.000 Rp18.072.000.000 Rp8.085.000.000 Rp5.512.000.000 Rp31.370.000.000 Rp23.584.000.000
28
84 EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi
85 Jangka Panjang Rp6.000.000.000 Rp7.000.000.000 Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000 Rp9.000.000.000 Rp11.000.000.000
86 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp6.700.000.000 Rp5.750.000.000 Rp3.000.000.000 Rp2.750.000.000 Rp9.700.000.000 Rp8.500.000.000
Diinvestasikan dalam Aset
87 Lainnya Rp3.000.000.000 Rp1.200.000.000 Rp1.000.000.000 Rp1.200.000.000 Rp4.000.000.000 Rp2.400.000.000
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang Jangka
88 panjang Rp4.000.000.000 Rp2.500.000.000 Rp3.000.000.000 Rp2.500.000.000 Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
Jumlah Ekuitas Dana Investasi
89 (85 s/d 88) Rp19.700.000.000 Rp16.450.000.000 Rp10.000.000.000 Rp10.450.000.000 Rp29.700.000.000 Rp26.900.000.000
90 EKUITAS DANA CADANGAN Rp0 Rp0
Diinvestasikan Dalam Dana
91 Cadangan Rp7.000.000.000 Rp6.500.000.000 Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000 Rp11.000.000.000 Rp10.750.000.000
JUMLAH EKUITAS DANA
92 CADANGAN (91) Rp7.000.000.000 Rp6.500.000.000 Rp4.000.000.000 Rp4.250.000.000 Rp11.000.000.000 Rp10.750.000.000
JUMLAH EKUITAS DANA
93 (83+89+92) Rp49.985.000.000 Rp41.022.000.000 Rp22.085.000.000 Rp20.212.000.000 Rp72.070.000.000 Rp61.234.000.000
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
94 EKUITAS DANA (75+93) Rp97.195.000.000 Rp82.587.000.000 Rp44.225.000.000 Rp43.139.000.000 Rp141.420.000.000 Rp125.726.000.000
29
4. NERACA PEMDA
31
83 Jumlah Ekuitas Dana Lancar (78 s/d 82) Rp31.370.000.000 Rp23.584.000.000
84 EKUITAS DANA INVESTASI
85 Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp9.000.000.000 Rp11.000.000.000
86 Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp9.700.000.000 Rp8.500.000.000
87 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp4.000.000.000 Rp2.400.000.000
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
88 Jangka panjang Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
89 Jumlah Ekuitas Dana Investasi (85 s/d 88) Rp29.700.000.000 Rp26.900.000.000
90 EKUITAS DANA CADANGAN Rp0 Rp0
91 Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan Rp11.000.000.000 Rp10.750.000.000
92 JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN (91) Rp11.000.000.000 Rp10.750.000.000
93 JUMLAH EKUITAS DANA (83+89+92) Rp72.070.000.000 Rp61.234.000.000
94 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA (75+93) Rp141.420.000.000 Rp125.726.000.000
5. PERUBAHAN EKUITAS
PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
6. PERUBAHAN SAL
PEMERINTAH DAERAH
LAPORAN PERUBAHAN SALDO ANGGARAN LEBIH
PER 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
32
4 Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA) Rp8.000.000.000 Rp3.434.000.000
5 Subtotal (3 + 4) Rp63.000.000.000 Rp63.434.000.000
6 Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Rp50.000.000.000 Rp45.000.000.000
7 Lain-lain Rp75.000.000.000 Rp60.000.000.000
8 Saldo Anggaran Lebih Akhir (5 + 6 + 7) Rp188.000.000.000 Rp168.434.000.000
33
28 Jumlah Arus Keluar Kas (18 s/d 27) Rp402.750.000.000 Rp397.250.000.000
29 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (16 - 28) Rp202.500.000.000 Rp164.500.000.000
30 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
31 Arus Masuk Kas
32 Pendapatan Penjualan atas Tanah Rp10.000.000.000 Rp12.000.000.000
33 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin Rp5.000.000.000 Rp3.000.000.000
34 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan Rp15.000.000.000 Rp12.500.000.000
Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan
Rp20.000.000.000 Rp15.000.000.000
35 Jaringan
36 Pendapatan dari Penjualan Aset Tetap Lainnya Rp7.000.000.000 Rp8.500.000.000
37 Pendapatan dari Penjualan Aset Lainnya Rp5.000.000.000 Rp3.750.000.000
38 Jumlah Arus Masuk Kas (32 s/d 37) Rp62.000.000.000 Rp54.750.000.000
39 Arus Keluar Kas
40 Belanja Tanah Rp2.200.000.000 Rp2.000.000.000
41 Belanja Peralatan dan Mesin Rp3.000.000.000 Rp2.500.000.000
42 Belanja Gedung dan Bangunan Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
43 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp2.500.000.000 Rp3.000.000.000
44 Belanja Aset Tetap Lainnya Rp8.900.000.000 Rp9.000.000.000
45 Belanja Aset Lainnya Rp9.000.000.000 Rp8.750.000.000
46 Jumlah Arus Keluar Kas (40 s/d 45) Rp32.600.000.000 Rp30.250.000.000
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Aset
Rp29.400.000.000 Rp24.500.000.000
47 Nonkeuangan (38 - 46)
48 Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
49 Arus Masuk Kas
50 Pencairan Dana Cadangan Rp5.000.000.000 Rp5.750.000.000
51 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp7.250.000.000 Rp7.000.000.000
52 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Rp25.000.000.000 Rp22.500.000.000
Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah
Rp22.500.000.000 Rp25.000.000.000
53 Lainnya
54 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Rp17.500.000.000 Rp20.000.000.000
Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan
Rp18.000.000.000 Rp15.000.000.000
55 Bank
56 Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi Rp15.000.000.000 Rp12.500.000.000
57 Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya Rp5.500.000.000 Rp5.000.000.000
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan
Rp8.000.000.000 Rp5.000.000.000
58 Negara
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan
Rp3.500.000.000 Rp3.000.000.000
59 Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah
Rp7.000.000.000 Rp5.000.000.000
60 Daerah Lainnya
61 Jumlah Arus Masuk Kas (50 s/d 60) Rp134.250.000.000 Rp125.750.000.000
62 Arus Keluar Kas
63 Pembentukan Dana Cadangan Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
64 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Rp20.000.000.000 Rp25.000.000.000
65 Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri Rp2.000.000.000 Rp2.500.000.000
34
Pemerintah Pusat
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
Rp5.000.000.000 Rp4.000.000.000
66 Pemerintah Daerah Lainnya
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
Rp3.500.000.000 Rp3.000.000.000
67 Lembaga Keuangan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
Rp4.000.000.000 Rp3.000.000.000
68 Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
Rp3.000.000.000 Rp5.000.000.000
69 Obligasi
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri –
Rp1.000.000.000 Rp1.500.000.000
70 Lainnya
71 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara Rp5.000.000.000 Rp3.000.000.000
72 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Rp3.000.000.000 Rp4.000.000.000
Pemberian Pinjaman kepada Pemerintah Daerah
Rp4.000.000.000 Rp2.000.000.000
73 Lainnya
74 Jumlah Arus Keluar Kas (63 s/d 73) Rp65.500.000.000 Rp71.000.000.000
75 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (61 - 74) Rp68.750.000.000 Rp54.750.000.000
76 Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran
77 Arus Masuk Kas
78 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
79 Jumlah Arus Masuk Kas (78 s/d 78) Rp15.000.000.000 Rp18.000.000.000
80 Arus Keluar Kas
81 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp12.000.000.000 Rp12.500.000.000
82 Jumlah Arus Keluar Kas (81 s/d 81) Rp12.000.000.000 Rp12.500.000.000
83 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (79 - 82) Rp3.000.000.000 Rp5.500.000.000
84 Kenaikan/Penurunan Kas (29 + 47 + 75 + 83) Rp303.650.000.000 Rp249.250.000.000
85 Saldo Awal Kas di BUD Rp9.500.000.000 Rp7.950.000.000
86 Saldo Akhir Kas di BUD (84 + 85) Rp313.150.000.000 Rp257.200.000.000
87 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran Rp550.000.000 Rp350.000.000
88 Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Rp200.000.000 Rp190.000.000
89 Saldo Akhir Kas (86 + 87 + 88) Rp313.900.000.000 Rp257.740.000.000
8. LAPORAN APBD
21 BELANJA DAERAH
22 Belanja Tidak Langsung
23 Belanja Pegawai Rp215.000.000.000
24 Belanja Bunga Rp5.000.000.000
25 Belanja Subsidi Rp7.000.000.000
26 Belenja Hibah Rp9.000.000.000
27 Belanja Bantuan Sosial Rp1.500.000.000
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prop/Kab/Kota dan Pemerintah
28 desa dan Parpol Rp500.000.000
29 Belanja Tidak Terduga Rp1.000.000.000
30 Total Belanja Tidak Langsung Rp239.000.000.000
31 Belanja Langsung
32 Belanja Pegawai Rp20.000.000.000
33 Belanja Barang dan Jasa Rp140.000.000.000
34 Belanja Modal Rp130.000.000.000
35 Total Belanja Langsung Rp290.000.000.000
36 TOTAL BELANJA DAERAH Rp529.000.000.000
37 PEMBIAYAAN DAERAH
38 Penerimaan
39 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SILPA) Rp60.000.000.000
40 Pencairan Dana Cadangan Rp4.500.000.000
41 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp10.000.000.000
42 Total Penerimaan Rp74.500.000.000
43 Pengeluaran
36
44 Penyertaan Modal (Investasi) Pemda Rp2.000.000.000
45 Total Pengeluaran Rp2.000.000.000
46 TOTAL PEMBIAYAAN DAERAH Rp76.500.000.000
37
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
38
DAFTAR PUSTAKA
PSAP 01-04
http://repository.upi.edu/3863/4/S_PEA_0805670_Chapter1.pdf
http://sipkd.magelangkab.go.id/materi/27122011/PENYIAPAN_LAPORAN_KEUANGAN_PEM
ERINTAH_DAERAH.pdf
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-laporan-keuangan-
daerah.html
http://ekonomisku.blogspot.co.id/2014/07/pengertian-hukum-tujuan-fungsi-penyusunan-
apbd.html
https://www.scribd.com/doc/192846166/Bab-6-Laporan-Keuangan-PPKD
39