Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU

KEBANKSENTRALAN
“Kebijakan BI dalam Menjaga Kestabilan Inflasi ”

OLEH :

SITI HASRA WATI


B1B1 17 137
C

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan

Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini

membahas tentang “Kebijakan BI dalam Menjaga Kestabilan Inflasi’’. Dalam penyusunan makalah ini,

penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak

tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat

balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan

maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat Kami harapkan untuk penyempurnaan

makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Kendari, 10 Desember 2019

Siti Hasra Wati


DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. latar belakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .
B. rumusan masalah ..............................................
C. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengeertian inflasi
B. Apa macam-macam inflasi
C. Teori-teori inflasi
D. Apa penyeban inflasi
E. Mengetahui kebijakan untuk mengatasi inflasi
F. Cara mencegah inflasi
G. Kebijakan BI dalam Menjaga Kestabilan Inflasi

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan
inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan
biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan
datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu
senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas
moneter . Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang
senantiasa akan terjadi . Hal ini tercermin dari kebijakan otoritas moneter dalam menjaga
tingkat inflasi. Setiap tahunnya otoritas moneter senantiasa menargetkan bahwa angka atau
tingkat inflasi harus diturunkan menjadi satu digit atau inflasi moderat.

Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti
Ahmad Hasan, Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali mata
uang dînâr dan dirham sebagai jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi inflasioner di
dunia ekonomi modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam
mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya memberikan
keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan. Gagasan ini memberikan
akses terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan dukungan penuh mata uang yang
berbasis kekuatan riil materialnya. Terjadinya inflasi dapat mendistorsi harga-harga relatif,
tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan masyarakat akan terganggu, mendorong investasi
yang keliru, dan menurunkan moral. Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama
kebijakan moneter. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan
salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah,
maupun masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya
inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian inflasi?
2. Apa macam-macam inflasi?
3. Bagaimana Teori-teori inflasi?
4. Apa penyebab inflasi?
5. Bagaimana kebijakan untuk mengatasi inflasi?
6. Bagaimanah mencegah inflasi?
7. Bagaimana kebijakan BI dalam menjaga kestabilan Inflasi ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian inflasi


2. Untuk mengetahui macam-macam inflasi
3. Untuk mengetahui teori-teori inflasi
4. Untuk mengetahui apa penyebab inflasi
5. Untuk mengetahui kebijakan untuk mengatasi inflasi
6. Untuk mengetahui cara mencegah inflasi
7. Untuk mengetahui kebijakan BI dalam menjaga kestabilan Inflasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus. Umum berarti kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tapi
kenaikan harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, terlebih lagi
kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus menerus berarti bahwa
kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya kenaikan harga barang menjelang hari raya.
Kenaikan harga pada kondisi tertentu tidak menjadi permasalahan kerena harga akan kembali
normal.
Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar masyarakat. Untuk mengatasi
kerugian ini, maka setiap masyarakat dan semua pelaku ekonomi lainnya harus mampu
membaca gejala dan trend inflasi yang sudah pernah terjadi sebelumnya, sebagai salah satu
cara mengantisipasi supaya tidak terjadi kerugian yang membengkak akibat terjadinya inflasi.
Sebagai contoh, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya adalah 10%
per tahun, maka setiap pengusaha dapat memasukkan perubahan harga itu dalam struktur
harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula dengan kelompok masyarakat yang
berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang
terjadi sehingga pendapatannya secara riil tidak mengalami penurunan.

B. Macam-macam inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini tergantung dari
penyebabnya. Adapun pembagian inflasi adalah sebagai berikut:
1. Inflasi berdasarkan tingkat keparahan
 Inflasi ringan, yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun.
 Inflasi sedang, yaitu inflasi yang besarnya antara 10% – 30% per tahun.
 Inflasi berat, yaitu inflasi yang besarnya antara 30% – 100% per tahun.
 Inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang besarnya di atas 100% per
tahun.
2. Inflasi berdasarkan penyebab
 Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation),
Yaitu inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan atas barang dan
jasa. Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi produsen tersebut tentu
akan mendorong kenaikan harga-harga, karena permintaan lebih besar daripada
penawaran.
 Inflasi Dorongan Biaya Produksi (Cost Push Inflation),
Yaitu inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi
yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu,
kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga
penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan
permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik.
 Inflasi lain-lain
Yaitu inflasi yang terjadi karena berbagai penyebab selain yang sudah
disebutkan di atas. Seperti, Inflasi yang disebabkan karena pencetakan uang baru
dan inflasi karena lambatnya produksi barang tertentu.

3. Inflasi Berdasarkan Asal Terjadinya


 Inflasi dari Dalam Negeri (Domestic Inflation)
Yaitu inflasi yang hanya disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari
dalam negeri. Faktor-faktor penyebab tersebut antara lain, adanya pencetakan
uang baru untuk menutup anggaran negara yang defisit karena naiknya
permintaan masyarakat dan karena kenaikan biaya produksi di dalam negeri
(seperti naiknya upah buruh).
 Inflasi dari Luar Negeri (Imported Inflation)
Yaitu inflasi yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab dari luar
negeri. Inflasi ini timbul karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu
negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara
lain yang memiliki hubungan dagang dengannya.
C. Teori-teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah
sebagai berikut:
1. Teori kualitas
Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai inflasi namun teori ini masih
sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi di zaman modern ini, terutama di
negara-negara yang sedang berkembang. Teori ini menyoroti peranan dalam proses
inflasi dari jumlah uang yang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan
harga-harga. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut:
 Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (uang
kartal dan uang giral).
 Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya, teori ini menyoroti aspek
lain dari inflasi. Menurut teori ini, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di
luar batas kemampuan ekonominya. Pross infasi menurut pandangan ini, tidak lain
adalah proses perebutan bagian rizeki diantara kelompok-kelompok sosial yang
menginginkan bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat
tersebut.
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang didasarkan atas pengalaman di
negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran
(inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori
strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang.
D. Apa Peyebab Inflasi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab
inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Adapun penyebab
inflasi:
 Meningkatkan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis
barang atau jasa tertentu. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
diantarannya:
 Meningkatnya belanja pemerintah
 Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
 Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
 Meningkatnya biaya produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi yang terjafi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun meningkatnya
biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku,misalnya :
 Harga bahan bakar naik
 Upah buruh naik
 Tingginya peredaran uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak
dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang
beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga
100%.

E. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi


1. Kebijakan moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank sentral dalam mengatur
jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen moneter yang dimiliki oleh
bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan peredaran uang dapat diatur dan
inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang telah ditargetkan sebelumnya.
Kebijakan Moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:

 Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi
peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan
menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank
daripada menjalankan investasi.
 Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
 Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan
persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan
kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang.

 Pengawasan kredit secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk


memberikan kredit secara selektif untuk membatasi uang yang beredar
dimasyarakat.

2. Kebijakan fiscal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan dengan financial pemerintah.
Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut ini:
 Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan
dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah
pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
 Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah
konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak, dan juga
akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh
pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang
dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

F. Cara Mengatasi Inflasi


Untuk mengatasi terjadinya inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi:
1. Peningkatan tingkat suku bungan
2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan kas
4. Pencetakan pemberian kredit

G. Kebijakan BI dalam Menjaga Kestabilan Inflasi

Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi global akan


melambat pada tahun depan. Di samping itu, negara-negara maju juga diperkirakan bakal
mengambil langkah pengetatan moneter. Misalnya, perkiraan soal normalisasi kebijakan
moneter European Central Bank serta kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Untuk meredam gejolak tersebut, BI tengah mempersiapkan sejumlah kebijakan yang bakal
ditempuh pada 2019.
"Langkah tersebut akan fokus pada stabilitas, khususnya pengendalian inflasi sesuai
sasaran 3,5+1 persen dan stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamentalnya," kata Gubernur
BI, Perry Warjiyo,
a) BI akan mempertahankan kebijakan moneter yang bersifat pencegahan (pre-emptive)
dan ahead-the-curve setelah menaikkan bunga acuan 175 bps sejak awal tahun.
b) Menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong
intermediasi perbankan dalam pembiayaan ekonomi. Termasuk, kata dia, "untuk
menjaga ketahanan sistem keuangan dengan memperkuat surveilans terhadap bank-
bank besar dan korporasi yang sistemik."
c) Kebijakan sistem pembayaran akan terus dikembangkan untuk kelancaran, efisiensi,
dan keamanan transaksi pembayaran non-tunai maupun tunai, termasuk dalam
mendukung ekonomi dan keuangan digital.
d) Akselerasi pendalaman pasar keuangan terus didorong untuk mendukung efektivitas
kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi secara lebih luas serta terus
berpartisipasi aktif dalam inovasi berbagai instrumen pembiayaan untuk
pembangunan infrastruktur ke depan.
e) Mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, baik melalui program-
program Bank Indonesia maupun sebagai bagian program Komite Nasional Keuangan
Syariah (KNKS).
f) Perluasan pengembangan UMKM dengan fokus pada pengendalian inflasi dan
penurunan defisit transaksi berjalan. Dan Terakhir, mengarahkan kebijakan
internasional untuk memperkuat persepsi positif terhadap Indonesia dan berperan
aktif dalam perumusan kebijakan di berbagai lembaga internasional.
Bank Indonesia juga akan semakin memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional
dengan Pemerintah, OJK, dan otoritas lainnya. Sinergi bauran kebijakan akan diarahkan untuk
pengendalian inflasi, perbaikan struktur ekonomi, stabilitas sistem keuangan, akselerasi
pendalaman pasar keuangan serta ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Meski demikian, menurut Perry, prospek ekonomi Indonesia pada tahun depan juga akan
semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan stabilitas yang tetap terjaga.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan tetap meningkat hingga mencapai
kisaran 5,0-5,4 persen. "Inflasi 2019 tetap terkendali pada kisaran sasaran 3,5+1 persen dengan
terjaganya tekanan harga dari sisi permintaan, volatile foods dan administered prices,
ekspektasi inflasi, dan stabilnya nilai tukar rupiah," imbuh dia. Sementara untuk defisit transaksi
berjalan (CAD) 2019, "akan turun menjadi sekitar 2,5% dari PDB dengan langkah-langkah
pengendalian impor serta peningkatan ekspor dan pariwisata.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus. Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik
bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Inflasi yang terjadi digolongkan bermacam-macam
berdasarkan penyebabnya: Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi (Inflasi ringan,
Inflasi sedang, Inflasi berat, Hiperinflasi), Berdasarkan penyebab awal inflasi (Demand Pull
Inflation, Cost Push Inflation), Berdasarkan asal inflasi (Domestic Inflation, Imported Inflation).
Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas menekankan bahwa penyebab
utama inflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai
kenaikan harga di masa mendatang. Teori Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat ingin
hidup di luar batas kemampuan ekonominya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah dari
ketidakelastisan struktur ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/tujuh-langkah-bi-dalam-menjaga-inflasi-stabilitas-rupiah-di-2019-daw7

Anda mungkin juga menyukai