Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PROSEDUR KHUSUS

PEMASANGAN EKG PADA Ny. S DENGAN DYSPNEA


DI IGD RSUD Dr. ADHYATMA TUGUREJO SEMARANG

WIJI RAHAYUNINGTYAS

P1337420616012

PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2019
1. Pengertian Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung


(Price, 2006). Sewaktu impuls jantung melewati jantung, arus listrik akan menyebar ke
jaringan di sekeliling jantung, dan sebagian kecil dari arus listrik ini akan menyebar ke
segala arah di seluruh permukaan tubuh. Impuls yang masuk ke dalam jantung akan
membangitkan sistem konduksi pada jantung sehingga terjadi potensial aksi.

Dalam potensial aksi jantung secara umum, terdapat dua fase yang terjadi, yaitu
depolarisasi dan repolarisasi. Depolarisasi adalah rangsangam ketika gelombang rangsang
listrik tersebar dari nodus SA melalui sistem penghantar menuju miokardium untuk
merangsang otot berkontraksi. Sedangkan repolarisasi adalah pemulihan listrik kembali.

2. Indikasi Elektrokardiogram (EKG)


a. Adanya anamnesis penyakit jantung
b. Terlihatnya TTV yang berbeda dari TTV normal:
- Pergerakan dada yang tidak seimbang
- Bunyi jantung 3 dan 4
c. Nyeri pada dada
d. Intoleransi aktivitas.
3. Alat dan Bahan Elektrokardiogram (EKG)
a. Elektrokardiogram
b. Elektroda ekstremitas
c. Elektroda isap (“suction electrode”)
d. Kabel penghubung klien dan kabel penghubung tanah (“grounding”)
e. Kapas dan alcohol
f. Elektrolit jelly
4. Sistematika Prosedur
a) Persiapan Pasien:
- Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
- Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama
perekaman.
b) Cara Menempatkan Elektrode
- Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan
manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
- Elektrode ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah
dengan telapak tangan.
- Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
- Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang
sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
- Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
a. Merah (RA / R) lengan kanan
b. Kuning (LA/ L) lengan kiri
c. Hijau (LF / F ) tungkai kiri
d. Hitam (RF / N) tungkai kanan (sebagai ground)
- Hubungkan kabel dengan elektroda:
a. Kabel merah dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kanan
b. Kabel kuning dihubungkan pada elektroda di pergelangan tangan kiri
c. Kabel hijau dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kiri
d. Kabel hitam dihubungkan pada elektroda di pergelangan kaki kanan
- Bersihkan pula permukaan kulit di dada klien yang akan dipasang elektroda
prekordial dengan kapas alkohol dan beri jelly pada setiap elektroda, pasangkan
pada tempat yang telah dibersihkan.
- Hubungkan kabel dengan elektroda:
a. C1: untuk Lead V1 dengan kabel merah
b. C2: untuk Lead V2 dengan kabel kuning
c. C3: untuk Lead V3 dengan kabel hijau
d. C4: untuk Lead V4 dengan kabel coklat
e. C5: untuk Lead V5 dengan kabel hitam
f. C6: untuk Lead V6 dengan kabel ungu
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik untuk mendengarkan bunyi jantung I dan
II.

c) Cara Merekam EKG


- Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
- Periksa kembali standarisasi EKG antara lain :
a. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
b. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas
bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10
mm
- Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara
berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR, aVL, aVF, VI, V2, V3, V4, V5,
V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-
3 kali, setelah itu matikan mesin EKG.
- Rapikan pasien dan alat-alat.
- Catat di pinggir kiri atas kertas EKG: Nama pasien, Umur, Tanggal/Jam, Dokter
yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah.
- Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.

5. Hasil Pemeriksaan Prosedur


a) Hasil dari pemeriksaan EKG didapatkan hasil Ny. S pada Tanggal 22 November 2019,
pukul 09.30 WIB, pasien mengalami dyspnea dengan diagnosa medis CHF NYHA 3.
b) Hasil dari pemeriksaan tanda vital :
a. TD 210/ 100 mmHg
b. RR 24x/mt
c. HR 98x/mt
d. Suhu 36.0 OC
c) Setelah dilakukan pemeriksaan EKG, Ny. S diberikan terapi berupa :
a. Infus RL 20 tpm
b. Inj. Ondansetron 8 mg/4ml IV
c. Inj. Ranitidin 25 mg/ml IV
d. Inj. Sulfas Atropin 0.5mg/ml IV
e. Terapi oksigenasi nasal 4L/mt

6. Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan


a) Hal yang diperhatikan
- Status kesehatan klien, pantau setiap saat
- Pemasangan EKG harus sesuai dengan cara yang benar
- Pasien diusahakan jangan terkena besinya, jangan batuk, dan tidak mengobrol,
karena akan mempengaruhi hasil EKG.
b) Hal-hal Penting yang Harus Dicatat
- Nama pasien
- Status klien (usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, tekanan darah)
- Tanggal/Jam
- Dokter yang merawat
- Yang membuat perekaman pada kiri bawah
- Rekam Medik pasien
- Frekuensi jantung per menit
- Irama jantung
- Gelombang P
- Interval P-R
- Kompleks QRS
- Gelombang T
- Gelombang U
- Kelainan EKG yang ditemukan

Anda mungkin juga menyukai