STUDI PENYISIHAN COD-ORGANIK PADA Limbah Coklat PDF
STUDI PENYISIHAN COD-ORGANIK PADA Limbah Coklat PDF
Abstrak
Air limbah pabrik pembuatan makanan kecil coklat batangan yang berasal dari
proses pencucian alat cetakan diketahui banyak mengandung gula, protein dan
lemak atau minyak. Suatu permasalahan yang sering ditemui dalam proses lumpur
aktif pada air limbah yang mengandung kadar organik dan senyawa nitrogen tinggi
adalah terbentuknya nitrogen dalam bentuk nitrogen terokdidasi seperti nitrat dan
nitrit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu aerobik dan
anoksik dalam menurunkan kadar COD terlarut dan nitrat.
Dari hasil percobaan didapatkan beberapa kesimpulan antara lain yakni makin
besar periode aerasi dalam satu siklus waktu bioreaksi aerobik-anoksik sama maka
makin besar pula penyisihan nitrat-N, dan makin besar produksi lumpur. COD
terlarut akhir bioreaksi juga makin kecil bila periode aerasi lebih panjang walaupun
total bioreaksi aerobik-anoksik sama. Waktu yang diperlukan untuk mencapai
kondisi anoksik dari kondisi aerobik untuk masa aerasi 2-4 jam kurang dari 30
menit, sedangkan periode aerasi 5-6 jam butuh waktu < 40 menit. Penurunan nitrat-
N dibawah baku mutu 10 mg/l, untuk periode arasi 2 – 4 jam juga < 30 menit dan
periode aerasi 5 – 6jam butuh waktu < 40 menit.
*)
Dosen Jurusan Teknik Lingkungan USAKTI
Studi Penyisihan COD-Organik Pada Tahap Nitrifikasi dan Denitrifikasi …, (Mohammad Lindu) 79
difokuskan pada pengaruh waktu aerobik dan COD = 1500 mg/l
anoksik dalam menurunkan kadar COD terlarut 16-20 18,75 l dekanter dibuang +
dan nitrat. 18,75 l AL COD mendekati 1500
mg/l
2. METODE PENELITIAN Guna melengkapi nutrien maka ditambahkan
N, P, K, Mg, Ca dan Fe setiap hari sesuai
Penelitian ini dibagi dalam tahap-tahap Standard Methods.
pembenihan, adaptasi, perlakuan umur lumpur
10 hari dan studi pengaruh waktu aerasi dan 2.2. Aklimatisasi
tanpa aerasi pada penyisihan COD dan
senyawa nitrogen. Air limbah coklat yang Setelah diperkirakan jumlah
digunakan adalah sintetis, dengan melarutkan mikrorganisme sebagai MLVSS cukup yakni di
coklat kering kedalam air aquadest sehingga atas 6000 mg/l, maka dilakukan tahap
berkonsentrasi 1500 mg/l sebagai COD. penyesuaian kondisi, dimana mikroorganisme
harus mampu melakukan biodegradasi
2.1. Pembenihan terhadap air limbah sesuai konsentrasi
sesungguhnya dilapangan. Perlakukan
Sumber mikrrorganisme berupa lumpur
dilakukan dalam reaktor dengan volume isi
aktif dalam penelitian ini diperoleh dari tangki
cairan efektif 8 liter dengan pemberian udara
aerasi instalasi pengolahan air limbah PT. Cipta
menggunakan aerator. Lumpur aktif dari hasil
Rasa Primatama (Cadbury), yang dikembang
pembenihan dengan jumlah tertentu di
biakkan dalam reaktor batch berukuran 35 liter.
tambahkan AL sintetis setiap hari, dengan
Jumlah volume lumpur awal yang digunakan
volume setiap harinya makin bertambah.
sebanyak 5 liter dicampur dengan larutan
Besarnya volume AL yang ditambahkan setiap
glukosa dalam aquadest sehingga volumenya
harinya terhadap jumlah biomassa
menjadi 25 liter. Selanjutnya ke dalam reaktor
mikroorganisme yang diendapkan didasar
disuplaikan udara menggunakan aerator
reaktor + air dekanter dipertahankan pada 1,6
selama 1 hari.
liter dapat dilihat pada Tabel 2.
Kadar COD dan VSS diukur setiap awal
yakni 5 menit awal aerasi dan akhir aerasi pada
Tabel 2. Perbandingan lumpur dan AL selama
24 jam. Setelah aerasi berlangsung sehari
tahap aklimatisasi setiap harinya.
diperkirakan jumlah makanan berupa COD-
glukosa telah menurun, oleh karena itu setiap
Hari ke Lumpur hasil dekantasi : AL
akhir periode aerasi 1 hari selalu ditambah
glukosa dengan kadar sekitar 28 g/25 liter atau 0 1,6 liter lumpr : 1,6 liter AL
COD awal mendekati 1500 mg/l. Kondisi ini 1 1,6 liter lumpur : 3,2 liter AL
dilakukan selama satu minggu. Pada minggu 2 1,6 liter lumpur : 4,8 liter AL
selanjutnya makanan diganti dengan menam- 3 1,6 liter lumpur : 6,4 liter AL
bahkan sedikit demi sedikit air limbah (AL) 4-8 1,6 liter lumpur : 6,4 liter AL
coklat sintetis, dengan perlakuan seperti pada
Tabel 1. Aktivitas mikroorganisme dalam proses
biodegradasi ditentukan dengan mengukur
Tabel 1. Perlakuan penambahan substrat pada kadar COD dan VSS pada awal aerasi dan
tahap pembenihan. akhir bioreaksi yakni setelah aerasi 1 hari.
Hari ke Jumlah substrat + Lumpur aktif 2.3. Perlakuan umur lumpur 10 hari.
0–6 5 l lumpur + 20 l Aquadest +
glukosa sehingga COD awal Lumpur aktif mikroorganisme yang telah
=1500 mg/l mengalami adaptasi pada tahap aklimatisasi
7 – 11 6,25 l dekanter dibuang + 6,25 l merupakan mikroorganisme dengan umur
AL+glukosa, sehingga COD = lumpur campuran dan sulit dipastikan.
1500 mg/l. Olehkarena itu dilakukan penyeragam umur
12-15 12,5 l dekanter dibuang + mikroorganisme dengan cara melanjutkan
12,5 l AL + glukosa sehingga penambahan AL setiap harinya seperti pada
Studi Penyisihan COD-Organik Pada Tahap Nitrifikasi dan Denitrifikasi …, (Mohammad Lindu) 81
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dari volume reaktor pada hari ke 16, yang
ditunjukkan dengan meningkatnya CODs akhir
3.1. Pembenihan pada hari ke 17 dan kemudian CODs akhir
menurun dan konstan lagi pada hari 18-20,
Kurva pertumbuhan biomassa mikro- dengan diikuti pertambahan biomassa cukup
organisme sebagai VSS dan COD periode tajam dari hari ke 17- 20.
aerasi satu hari setelah penambahan glukosa Jadi berdasarkan kurva pertumbuhan
dengan COD awal 1500 mg/l pada hari ke 1 ~ 6 VSS dari hari ke 1 – 20 dan COD terlarut akhir
dan coklat campur glukosa dengan COD awal pada hari ke 1–20, dapat dikatakan pertum-
mendekati 1500 mg/l pada periode hari ke 7~20 buhan akan melambat pada 1–2 hari pertama
dapat dilihat pada Gambar 1. Pada awal massa setelah pergantian jenis dan komposisi AL guna
pembenihan menggunakan substrat glukosa proses adaptasi yang ditandai pula pemakaian
dari hari ke 0~6 COD terlarut (CODs) akhir organik COD oleh mikroorganisme lebih sedikit
massa bioreaksi terus menurun. (COD terlarut akhir bioreaksi meningkat).
Koefisien yield selama proses pembenihan
900 berfluktuasi dengan nilai 0,23 ± 0,16.
800 Gambar 2 memperlihatkan kondisi ini.
700 VSSx0,1 Yield cenderung menurun setelah terjadi
Konsentrasi (mg/l)
600
peningkatan yield pada kondisi maksimum, hal
500
ini diperkirakan substrat yang dibiodegradasi
hanya sedikit untuk proses biosintesa, dan
400 CODs 5 menit lebih banyak terjadi proses endogenasi.
300 l
200 CODs akhir
0,6
100
(mgVSS/mgCOD)
0,5
0
Koef. Yield
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0,4
Waktu pembenihan (hari) 0,3
0,2
0,1
Gambar 1. Kurva pertumbuhan VSS, CODs 0
dan CODs 5menit awal aerasi. 0 5 10 15 20
Studi Penyisihan COD-Organik Pada Tahap Nitrifikasi dan Denitrifikasi …, (Mohammad Lindu) 83
meningkatnya konsentrasi biomassa VSS dan VSS untuk kondisi bioreaksi aerobik 2 jam
menurunnya konsentrasi CODs akhir bioreaksi anoksik 3 jam masing-masing 1329 mg/l dan
harian pada akhir massa perlakuan umur mendekati nol, lebih kecil dibanding dengan
lumpur 10 hari. kondisi aerobik 3 jam dan anoksik 2 jam dengan
penurunan COD terlarut sebesar 1477 mg/l dan
3.4. Pengaruh waktu aerasi dan tanpa aerasi. pertambahan VSS 2354 mg/l. Kosentrasi
Total bioreaksi 5 jam. oksigen bertambah selama masa aerasi sampai
mendekati 5 mg/l pada akhir masa aerobik,
Profil penurunan CODs, nitrifikasi dan kemudian setelah tidak dilakukan aerasi DO
denitrifikasi pada kondisi aerobik (DO>1 mg/l) menurun dengan cepat karena lebih cepatnya
dan anoksik (DO<1 mg/l) serta pertambahan oksigen terlarut untuk digunakan sebagai
VSS selama bioreaksi total 5 jam, dapat dilihat respirasi dan sumber penerima elektron dari
pada Gambar 6 dan Gambar 7. Gambar 6 untuk pada yang berdifusi ke dalam reaktor.
waktu aerobik 2 jam dan anoksik 3 jam, sedang Penuruanan DO yang semula mendekati 5 mg/l
Gambar 7 aerobik 3 jam dan anoksik 2 jam. turun dengan cepat di bawah 1 mg/l dalam
waktu kurang dari 20 - 30 menit.
30 Pada kondisi kekurangan oksigen
NO3-N penurunan organik COD tetap terjadi, diikuti
25 dengan penurunan kadar nitrat. Pada kondisi ini
Konsentrasi (mg/l)
25
aerobik 3 jam dan anoksik 2 jam dibanding
20
aerobik 2 anoksik 3 jam. Dalam penelitian ini
CODsx0,01
15 nitrit tidak dianalisis karena merupakan produk
10 VSSx0,001 antara dan konsentrasinya jauh lebih kecil
5
dibanding nitrat, karena COD:N lebih dari 350.
Kondisi ini sesuai hasil penelitian yang
0 DO
0 50 100 150 200 250 300 dilaporkan Oh dan Silverstein (1999). Peneliti ini
W aktu bioreaksi (menit) melaporkan bahwa konsentrasi nitrit bisa
diabaikan bila perbandingan C:N sebagai
perbandingan COD asetat : N diatas 5,7 dapat
Gambar 7. Kurva pertumbuhan VSS, nitrifikasi, diabaikan.
DO dan penyisihan selama bioreaksi,
aerobik 3 jam anoksik 2 jam. 3.5. Total bioreaksi 6 jam.
Dari kedua gambar tersebut terlihat Profil penurunan CODs, nitrifikasi dan
penurunan COD terlarut maupun pertambahan denitrifikasi pada kondisi aerobik (DO>1 mg/l)
10
Jadi proses sintesa sel pada
VSSx0,001 persamaan 7 dan 8 hanya sedikit dan lebih
5
banyak terjadi reaksi persamaan 10. Kelarutan
0 oksigen bertambah sampai akhir periode aerasi
DO
0 50 100 150 200 250 300 350 kemudian turun dengan cepat dalam waktu 20-
Waktu bioreaksi (menit)
30 menit menjadi di bawah 1 mg/l, sedang
nitrat-N turun di bawah 10 mg/l (baku mutu air
Gambar 8. Kurva pertumbuhan VSS, nitrifikasi bersih) dalam waktu kurang dari 20 – 30 menit.
Denitrifikasi, dan penyisihan CODs selama
bioreaksi, aerobik 2 jam anoksik 4 jam. 3.6. Total Bioreaksi 7 jam dan 8 jam.
35
30 NO3-N pada Tabel 6 dan Tabel 7.
25
Tabel 6. Penyisihan CODs, nitrifikasi, denitrifikasi,
20 dan pertambahan VSS pada bio-reaksi 7 jam.
CODsx0,01
15
10 VSSx0,001 Perlakuan Waktu NO3-N CODs VSS
5 (menit) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
0 DO A2P5 0 3,8 1760 6120
0 100 200 300 120 22,4 462 6366
420 0,7 242 6516
Waktu bioreaksi (menit)
∆ 21,7 1518 396
Gambar 9. Kurva pertumbuhan VSS, nitrifikasi A5P2 0 4,2 1541 6516
denitrifikasi, dan penysihan CODs terlarut 300 43 427 7866
selama periode 4 jam aerobik 2 jam anoksik. 420 1,9 216 8392
∆ 41,1 1325 1876
Terlihat pula dalam Tabel 5, bahwa
produksi lumpur akan makin besar bila waktu Pada periode aerasi kelarutan oksigen
aerasi makin panjang. Fenomena ini diduga meningkat dari 1,78 mg/l menjadi 4,89 mg/l
pada kondisi anoksik lebih panjang menyebab- pada perlakuan A2P5 kemudian turun dengan
Studi Penyisihan COD-Organik Pada Tahap Nitrifikasi dan Denitrifikasi …, (Mohammad Lindu) 85
cepat pada masa anoksik menjadi < 1 mg/l lambat. Pada masa aklimatisasi diperoleh
dalam waktu <20 menit dan nitrat-N turun < 10 yield = 0,23 ± 0,16.
mg/l dalam waktu 20–30 menit. Pada perlakuan 02. Makin besar periode aerasi dalam satu
A5P2 kelarutan naik dari 1,55 mg/l menjadi siklus waktu bioreaksi aerobik-anoksik
maksimum 5,65 mg/l, kemudian menurun cepat sama maka makin besar pula penysihan
< 1mg/l dalam waktu < 40 menit sedang nitrat-N nitrat-N, dan makin besar produksi lumpur.
turun < 10 mg/l setelah 32 menit masa anoksik. COD terlarut akhir bioreaksi juga makin
Dari Tabel 6, juga terlihat bahwa kecil bila periode aerasi lebih panjang
penysihan nitrat terbesar terjadi pada periode walaupun total bioreaksi aerobik-anoksik
aerasi yang lebih panjang begitupun sama.
pertambahan VSS, walaupun demikian CODs 03. Waktu yang diperlukan untuk mencapai
terbesar tersisihkan pada periode aerasi lebih kondisi anoksik dari kondisi aerobik untuk
pendek. Dari kedua perlakuan tersebut yakni masa aerasi 2-4 jam kurang dari 30 menit,
A5P2 dan A2P5 terlihat bahwa CODs akhir sedangkan periode aerasi 5-6 jam butuh
terkecil terjadi pada periode aerasi lebih waktu < 40 menit.
panjang yakni A5P2. Hal ini terjadi pula pada 04. Penurunan nitrat-N dibawah baku mutu 10
periode bioreaksi 6 jam. mg/l, untuk periode arasi 2 – 4 jam juga <
30 menit dan periode aerasi 5 – 6jam butuh
Tabel 7. Penyisihan CODs, nitrifikasi, denitri- waktu < 40 menit.
fikasi, dan pertambahan VSS pada bio-reaksi 8 jam.
Perlaku Waktu NO3-N CODs VSS 4.2. Saran
an (menit) (mg/l) (mg/l) (mg/l)
A2P6 0 5,2 1437 6258 Kinerja penyisihan nitrat atau senyawa
120 28,3 623 6998 nitrogen lewat nitrifikasi-denitrifikasi serta
420 0,8 240 7168 penyisihan COD terlarut lebih baik dilakukan
∆ 27,5 1197 910 bila periode aerobik 2 jam dan anoksik 20-30
A6P2 0 4,01 1592 6500 menit. Kondisi ini dapat dilakukan berulang-
300 42,9 373 7640 ulang misal 2 jam aerasi-20 menit aduk-2 jam
420 1,3 205 7938 aerasi dan 20 menit aduk, dan seterusnya
∆ 41,6 1387 1438 sampai kualitas COD akhir dan nitrat diinginkan.
Keadaan ini juga bisa mengurangi produksi
Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa lumpur sehingga menghemat biaya pengolahan
pada masa bioreaksi 8 jam penyisihan nitrat-N lumpur.
lewat denitrifikasi, dan penyisihan COD terlarut
total terbesar terjadi jika periode aerobik lebih DAFTAR PUSTAKA
panjang, yakni A6P2 dibanding A2P6, begitu juga
1. Benefield, L.D., Randall, C.W., Biological
CODs terakhir juga terjadi pada periode aerobik
Process Design for Wastewater Treatment,
yang lebih panjang. Pertumbuhan VSS juga
Prentice-Hall, Inc., Engelwood Cliffs: hal.
semakain besar bila periode aerobik lebih
230-232, 1980.
panjang diabnding fase anoksik diperpanjang
2. Grady, C.P.L., Lim, H.C., Biological Waste-
dalam satu putaran bioreaksi. Penurunan DO
water Treatment, Theory and Applications,
setelah akhir periode aerasi menjadi dibawah 1
Marcel Dekker, Inc., New York:hal. 787-798,
mg/l butuh waktu 20-40 menit dan penurunan
1980.
nitrat-N dibawah 10 mg/l 30 – 40 menit.
3. Oh, J., Silverstein, J.,Acetate Limitation and
Accumulation During Denitrification, J.Env.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Engineering, hal.234-241, March, 1999.
4.1. Kesimpulan 4. Reynolds, T.D., Unit Operations And
Processes In Environmental Engineering,
01. Proses aklimatisasi menghasilkan koefisien PWS Pub., California: hal. 315-319, 1982
yang berfluktuasi. Yield bisa tiba-tiba besar 5. Sawyer, C.N., McCarty, P.L.,Parkin, G.F.,
jika setelah beberapa hari pertambahan Chemistry for Environmental Engineering, 4th
ed., McGraw-Hiil, Inc., New York: hal.
554,1994.